Selamat Berkunjung

Selamat Berkunjung !
Diharap komentarnya agar lebih bermanfaat, menambah wawasan dan hikmah

Sabtu, 28 April 2012

Infak Abu Bakar Ash-Shiddiq ra.

Ibnu Ishaq mengeluarkan dari Asma' binti Abu Bakar Radhiyallahu Anha, dia berkata, "Saat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam hijrah ke Madinah dan Abu Bakar menyertai beliau, maka Abu Bakar membawa semua hartanya sebanyak lima atau enam ribu dirham. Kakekku yang buta, Abu Qahafah memasuki rumah seraya berkata,

"Demi Allah, menurutku Abu Bakar telah membuat kalian risau karena semua hartanya dia bawa."

"Tidak kakek, masih banyak kebaikan yang dia tinggalkan bagi kita," kata Asma'.

Lalu aku mengambil kerikil-kerikil dan kuletakkan di sebuah lubang di dalam rumah, yang di tempat itulah biasanya Abu Bakar meletakkan hartanya, kemudian kuletakkan kain di atasnya. Kupegang tangan kakek, sambil kukatakan kepadanya,

"Letakkan tangan kakek ditempat penyimpanan harta ini."

Setelah meraba tempat itu, kakek berkata, "Tak apalah kalau dia meninggalkan harta ini bagi kalian. Dia memang telah berbuat yang terbaik, dan sudah cukup bagi kalian." Padahal demi Allah, ayahku tidak meninggalkan apa pun bagi kami. Aku berbuat seperti itu dengan maksud untuk membuat agar kakek merasa tenang."

Begitulah yang disebutkan di dalam Al-Bidayah, 3:179. Ahmad dan Ath-Thabrany juga mentakhrij yang seperti ini. Menurut Al-Haitsamy, 6: 59, rijal Ahmad shahih, kecuali Ibnu Ishaq. Tapi juga ditegaskan bahwa dia memang mendengarnya.

Wasiat Abu Bakar r.a. Sebelum Kematiannya

Abul-Malih meriwayatkan, bahwa tatkala Abu Bakar Radhiyallahu'anhu hendak meninggal dunia, dia mengirim utusan kepada Umar bin Al-Khatab ra, untuk menyampaikan,

"Sesungguhnya aku menyampaikan wasiat kepadamu, dan engkau harus menerimanya dariku, bahwa Allah Azza wa Jalla mempunyai hak pada malam hari yang tidak diterima-Nya pada siang hari, dan Allah mempunyai hak pada siang hari yang tidak diterima-Nya pada malam hari.

Sesungguhnya Dia tidak menerima nafilah (sunat) sebelum yang wajib dilaksanakan. Orang-orang yang timbangannya berat di akhirat menjadi berat, karena mereka mengikuti kebenaran di dunia, sehingga timbangan mereka pun menjadi berat. Sudah selayaknya timbangan yang diatasnya diletakkan kebenaran menjadi berat.

Orang-orang yang timbangannya ringan di akhirat menjadi ringan, Karena mereka mengikuti kebatilan, sehingga timbangan mereka pun ringan pula di dunia. Sudah selayaknya timbangan yang di atasnya diletakkan kebatilan menjadi ringan, Apakah engkau tidak melihat bahwa Allah menurunkan ayat yang ada harapan di dalam ayat yang ada kepedihan, dan ayat yang ada kepedihan di dalam ayat yang ada harapan? Hal ini dimaksudkan agar manusia takut dan sekaligus berharap, tidak menyeret dirinya kepada kebinasaan dan tidak berharap kepada Allah secara tidak benar.

Jika engkau menjaga wasiatku ini, maka tidak ada sesuatu yang tidak tampak namun paling engkau sukai selain dari kematian, dan memang begitulah seharusnya. Jika engkau menyia-nyiakan wasiatku ini, maka tidak ada sesuatu yang tidak tampak namun paling engkau benci selain kematian, dan memang begitulah seharusnya yang engkau lakukan. Engkau tentu mampu melakukannya".

Ada yang menuturkan, bahwa sebelum ajal menghampiri Abu Bakar Ash-Shidiq ra, Aisyah rha putri beliau menemuinya lalu melantunkan syair,

"Tiada artinya harta kekayaan bagi pemuda
Jika sekarat menghampiri dan menyesakkan dada".

Abu Bakar ra. menyingkap kain yang menutupi kepalanya, lalu dia berkata, "Bukan begitu. Tetapi ucapkan firman Allah,"

"Dan, datanglah sekaratul-maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari darinya". (QS. Qaf:19)

Lalu dia berkata lagi. "Periksalah dua lembar pakaianku ini, cucilah ia dan kafanilah jasadku dengan kain ini. Sesungguhnya orang yang masih hidup lebih memerlukan kain yang baru daripada orang yang sudah meninggal".

Ibnu Qudamah, Mukhtashor Minhajul Qoshidin, Pustaka Al-Kautsar, 1997, hal 499-500

Surat Umar bin Khathab ra.

Sebuah riwayat diambil dari Al Bidayah wan Nihayah nya Ibnu Katsir bahwa Umar ibn al Khatthab ra. Telah mengirim pasukan muslim di bawah pimpinan Sa'ad bin Abi Waqas yang dikirim untuk menaklukkan Parsi. Ia (Umar ra.) menulis sepucuk surat kepadanya, sebagai berikut:

"Saya memerintahkan engkau dan pasukanmu untuk takut kepada Allah pada setiap saat karena taqwa adalah senjata terbaik menghadapi musuh dan strategi terbaik dalam peperangan. Dan saya memerintahkannmu dan pasukanmu untuk takut melanggar perintah Allah SWT lebih dari ketakutanmu terhadap musuhmu. Jika sebuah pasukan lebih takutkan berbuat dosa dari pada musuh mereka, Allah SWT akan memberikan kemenangan, untuk orang Muslim kemenangan adalah hasil dari ketidak taatan orang-orang kafir kepada Allah SWT. Ingatlah bahwa tidak ada kekuatan kecuali bersama Allah walaupun mereka selalu lebih banyak dari kita dan memiliki persenjataan serta perlengkapan yang lebih baik. Jika kita sama seperti mereka dalam ketidak taatan kepada Allah SWT, mereka akan menaklukkan kita dengan senjata mereka yang lebih hebat dan jika tidak kita taklukkanlah mereka dengan adil, kita tidak dapat menaklukkan mereka dengan kekuatan.

Kalian harus belajar bahwa kalian memiliki beberapa Malaikat bersama dengan kalian yang melindungi kalian dan amal kalian. Jadi berhati-hatilah dan jangan melakukan suatu dosa ketika kalian sedang berjuang dijalan Allah SWT. Dan jangan jangan menganggap musuh kita lebih jelek dan mereka tidak dapat mendapat kemenangan dari kita walaupun mereka melakukan perbuatan dosa. Banyak bangsa yang telah jatuh ke tangan bangsa yang lain yang mereka kurang memiliki keyakinan sebagaimana Bangsa Magi yang mendapat kemenangan dari Bani Israil ketika mereka melakukan perbuatan dosa.

Kalian harus meminta kepada Allah SWT kemenangan terhadap diri kalian sendiri sebagaimana kamu meminta kemenangan terhadap musuhmu.
Mintalah kepada Allah SWT untuk kami dan kamu sekalian".

Kisah Sahabat Nabi

Sahabat Melintas Sungai Dajlah

Abu Nu'aim mentakhrij dari Ibnu Rufayl, dia berkata, "Ketika Sa'ad ra. datang ke Bahurasyair, yaitu suatu daerah lembah paling bawah sebelah barat sungai Dijlah (sungai Tigris, sungai yang melalui Baghdad) atau dekat dengan daerah Syair. Sa'ad ra. kemudian meminta dicarikan perahu-perahu untuk memindahkan orang-orang dari daerah di lembah itu ke daerah di seberang yang lebih tinggi. Akan tetapi mereka ditakdirkan tidak mendapatkan perahu atau yang sejenisnya dan mereka mengetahui bahwa perahu-perahu itu telah diambil oleh orang-orang Parsi.

Mereka kemudian tinggal di daerah itu untuk beberapa hari. Pasukan Muslimin telah meminta Sa'ad untuk melanjutkan perjalanan. Sebagaimana mereka ingin meninggalkan daerah itu Sa'ad ra. pun menginginkannya tapi ia melarang untuk kebaikan pasukan Muslimin sehinggalah datang seorang Ajlaj (orang kafir ajam) kepad Sa'ad ra. Orang Ajlaj itu menunjukkan Sa'ad ra. tempat yang airnya sedikit yang mana orang-orang dapat melaluinya dengan berjalan atau berkuda ke seberang. Tapi Sa'ad ra. menolaknya dan sedikit ragu-ragu untuk pergi ke sana. Air yang sedikit itu pun pasang naik menyebabkan orang-orang Muslim terkejut.

Malam hari, Sa'ad ra. bermimpi dalam tidurnya bahwa orang-orang Muslimin melewati sungai itu. Dengan takwil mimpinya Sa'ad ra. ber'azam bahwa orang-orang Muslim akan menyeberangi sungai itu. Sa'ad ra. lalu mengumpulkan orang-orang dan kemudian dia memuji Allah SWT dan meninggikan sifat-sifat kemuliaan Allah SWT, kemudian ia berkata, "Sesungguhnya musuhmu (pasukan Parsi) telah menjadikan sungai ini sebagai tameng pelindung sehingga kamu tidak dapat sampai ke sana. Akan tetapi mereka dapat ke sini jika mereka mau dan dapat melawan kalian dengan menggunakan perahu-perahu yang mereka miliki sementara sebagian kamu takut karena tidak mempunyai apa-apa. Saya berkeinginan untuk menyeberangi sungai ini". Semua mereka kemudian berkata, "Allah SWT beri ke'azaman kepada kita dan engkau (Sa'ad ra.) adalah pemimpin di antara kami dan memberikan keputusan yang baik bagi kami (yaitu sifat tha'at mereka kepada pimpinan)".

Kemudian Sa'ad ra. menyiapkan pasukan Muslimin untuk menyeberang. Sa'ad ra. berkata, "Siapa yang siap menjaga kita di barisan belakang dari pasukan Parsi? Maka dipilihlah 'Asham bin 'Amrin sebagai ketua pasukan yang berjaga di belakang. Bersama 'Asham ada 600 orang pasukan Muslimin yang dipilih dari orang-orang yang pemberani.

Setelah itu mereka bergerak ke tepi Dijlah, Sa'ad ra. berkata, "Siapa yang siap melindungi kita dari musuh di bagian depan?. Maka kemudian 60 orang dari mereka dipilih untuk berada di barisan terdepan. Kemudian pasukan Muslim yang lainnya dibagi menjadi dua kelompok antara yang mengendarai kuda dan yang tidak serta yang lelaki dan perempuan untuk mempermudah pergerakan pasukan tersebut menyeberangi Dijlah.

Bila Sa'ad ra. melihat ke bagian belakang dan sudah dalam keadaan terjaga maka ia memerintahkan orang-orang untuk menyeberang dan Sa'ad ra. berkata, "Katakanlah Tasta'inubillaah... Dan mereka semua menyeberangi Dijlah tanpa sedikitpun telapak kaki mereka menyentuh permukaan air sambil saling bercakap-cakap di antara mereka (yaitu tanpa rasa takut sedikitpun).

Orang-orang Parsi terkejut dan tidak mengira pasukan Muslim dapat berjalan di atas air sehingga mereka ketakutan lalu melarikan diri serta mengambil semua perbekalan mereka. Pasukan Muslim masuk ke daerah itu pada bulan Safar tahun 16 H.

(Ad-Dalail, 208)

Terbelahnya Dijlah

Ditakhrijkan oleh Abu Nu'aim dari Abubakar bin Hafs bin 'Umar, dia berkata, "Salman Al-Farisi dan Sa'ad ra berjalan berpasang-pasangan dan Sa'ad berkata, 'Hasbunallah Sungguh Allah akan menolong wali-wali Nya dan Allah mengembangkan Agama ini dan Allah akan mengalahkan musuh-Nya, jika di dalam pasukan ini tidak ada kefasadan kedzulumatan) atau dosa maka akan mendapatkan hasanah (pertolongan). Dan kemudian Salman ra. berkata, 'Sungguh Islam ini baru, Allah SWT akan menundukkan sungai ini (Dijlah) sebagaimana Allah SWT telah menundukkan bumi (daratan) kepada kita, demi Allah yang diri Salman berada di dalam genggamanNya.

Lalu sungai Dijlah itu terbelah sehingga tidak nampak air sedikitpun di bagian yang terbelah itu dan pasukan Muslim ketika melaluinya mereka berbicara lebih banyak dibandingkan ketika mereka di darat (menunjukkan mereka dalam keadaan yang tidak ada rasa takut dan dalam keadaan tenang). Pasukan Muslim yang berkelompok kelompok keluar darinya sebagaimana mereka masuk kedalam Dijlah. Mereka keluar dari sungai itu sama sebagaimana sumpah Salman ra. Mereka tidak kehilangan sesuatu apa pun dan tidak ada seorang pun dari mereka yang mati (tenggelam).
(Ad-Dalaail, 209)

Yaum al-Jaratsim

Ditakhrijkan oleh Ibnu Jarir dari 'Umar Ash Shaidy, dia berkata, "bila Sa'ad ra. dan orang-orang Muslim masuk ke Dijlah dengan berdua-dua (berpasangan), Salman ra. berjalan bersama Sa'ad ra., mereka berjalan di atas air. Sa'ad ra. berkata, 'Dzalika taqdiirul 'aziizil 'aliim' (Yaasin:38), dan apabila air itu meninggi maka kuda-kuda mereka juga naik, (para sahabat dapat merasakan) kuda-kuda itu dalam keadaan tenang sebagaimana di daratan. Di Madain tidak pernah terjadi hal seperti ini maka hari itu disebut Yaum al-Maa' (hari air) dan mereka panggil juga hari itu sebagai Yaum al-Jaratsim (hari tempat-tempat yang tinggi).
(Tarikh Ibnu Jarir, 3:122)

Abu Nu'aim mentakhrijkan dari 'Umar Ash Shaidy sama seperti yang lain sampaikan kecuali tidak ada dikawasan Madain kejadian ajaib dan karena itu hari tersebut dipanggil Yaum al-Jaratsim. Tidak ada satu pun dari mereka di hari itu kecuali dalam keadaan gembira. (Ad-Dalaail, 29)

DitundukkanNya Sungai Dijlah bagi Pasukan Muslimin sewaktu Penaklukan Madain

Ibnu Hatim mentakhrij dari Habib bin Dhabyan, dia berkata, "Seseorang dari pasukan Muslimin yang bernama Hajar bin Ady berteriak, "mengapa kalian tiadak segera menyerbu musuh dengan menyeberangi sungai ini (Dijlah/Tigris)? Sementara Allah telah berfirman, 'Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya'."

Setelah itu ia terjun ke sungai dengan tetap menunggang kudanya, prajurit Muslim lainnya juga mengikuti langkahnya. Ketika musuh melihat apa yang dilakukan oleh pasukan Muslimin mereka berkata, "diiwaan (bentuk jamak kata diiwa, bahasa Parsi yang berarti Jin Ifrit)". Lalu mereka melarikan diri.
(Sebagaimana di dalam Tafsir Ibnu Katsir, 1/410.)

Jumat, 27 April 2012

Sistem Penanggalan Qomariyah (Hijriyah)


1 bulan dalam Perhitungan Qomariyah (Hijriyah) adalah 29 hari atau 30 hari...
Jumlah hari ini disebabkan periode bulan (dari bulan baru ke bulan baru berikutnya / periode sinodik) mengeliling bumi tidak pas 29 atau 30 hari... tetapi 29,53 hari (29 hari 12 jam 44 menit 2,8 detik)...



Bulan-bulan di Penanggalan Hijriyah berbeda dengan Penanggalan Miladiyah (Masehi)... Bila dalam Kalender Masehi, bulan-bulan itu sudah tentu harinya (kecuali Februari yang 4 tahun sekali berjumlah 29 hari dari biasanya 28 hari)...
Bulan di Kalender Hijriyah tidak demikian... Bulan yang pada tahun sekarang berjumlah 29 hari bisa jadi 30 hari untuk tahun berikutnya, begitu juga bulan yang berjumlah 30 hari bisa jadi 29 hari pada tahun berikutnya... Tergantung dari posisi Hilal pada bulan tersebut...

Contoh Perubahan Bentuk Cahaya Bulan :



Bulan-bulan Hiriyah :

1. MuharramMuharram / Sura (Sunda)
2. ShafarSapar (Sunda)
3. Rabi'ul AwwalMulud, bhs Sunda
4. Rabi'ul AkhirSilih Mulud (Sunda)
5. Jumadil Awal / Jumadal UlaJumadil Awal (Sunda)
6. Jumadil Akhir / Jumadats TsaniyahJumadil Ahir (Sunda)
7. RajabRajab (Sunda)
8. Sya'banRuwah (Sunda)
9. RamadhanPuasa (Sunda)
10. SyawwalSawal (Sunda)
11. Dzulqo'dahHapit (Sunda)
12. DzulhijjahRayagung (Sunda)

4 Bulan Haram :
- Dzulqo’dah (11)
- Dzulhijjah (12)
- Muharram (1)
- Rajab (7)


Penyatuan Kalender Hijriyah Internasional

Penyatuan Kalender Hijriyah Internasional membutuhkan Garis Batas Penanggalan Internasional yang membagi bumi menjadi Bujur Barat dan Bujur Timur, seperti hal nya Kalender Masehi...
Dalam Kalender Masehi, patokan 0 derajat Bujur adalah Greenwich (Inggris) dan Garis Batas Internasional nya di Lautan Pasifik...

Batas Penanggalan Internasional :



Batas Penanggalan Internasional Islam... andaikata kemudian Mekah dijadikan 0 derajat Bujur Timur dan Barat maka Batas Tanggal Islam Internasional adalah di Perbatasan Alaska - Kanada...

Hanya konsekuensi nya daerah Hawaii dan Alaska harus berubah hari nya... kalo sebelum dirubah 0 derajat, hari yang sedang berjalan adalah hari Sabtu,misalnya... maka setelah Mekah dijadikan 0 derajat, hari nya berubah menjadi Ahad...

Pergantian Tanggal Islam :



Konsekuensi dari Penggunaan Penanggalan Islam Internasional ini adalah :

Bagian bumi paling timur yang masih sama hari dan tanggalnya dengan Mekah adalah Hawaii (misalkan Mekah hari Ahad tanggal 1, maka Hawaii pun Ahad tanggal 1)...
itu artinya biarpun di Hawaii pada saat Magrib (terbenam matahari) di hari itu Posisi Hilal masih di bawah ufuk... Namun bila beberapa jam kemudian di Mekah pada hari itu pada Magribnya Hilal (dihitung dengan Hisab, jauh-jauh hari sebelumnya) sudah di atas ufuk (artinya Hari Ahad sudah tanggal 1)... maka Hawaii mengikuti Mekah...
Jadi Hawaii bukan Ahad tanggal 30 Dzulqo'dah, tetapi Ahad 1 Dzulhijjah...

Bagaimana kalau Hilal pertama kali muncul di wilayah sebelah barat Mekah, misalkan di London (di Mekah waktu Magrib posisi Hilal masih di bawah ufuk tetapi beberapa jam kemudian di London posisi Hilal telah di atas ufuk) ?...
Jawaban nya adalah..................... Hisab Global !...

Itu artinya biar pun di Mekah pada hari yang sama (misalkan Ahad... ingat ! pergantian hari pada Penanggalan Hijriyah adalah pada waktu magrib) posisi Hilal pada waktu Magrib masih di bawah ufuk... Tapi bila beberapa jam kemudian ada wilayah di sebelah barat Mekah pada waktu magrib nya posisi Hilal sudah di atas ufuk... Maka Mekah telah masuk Tanggal 1...


Hisab Hakiki Wujudul Hilal

Hisab yang paling mudah kriterianya dalam penetapan Tanggal Baru Hijriyah, namun insyaAlloh justru yang paling objektif, bisa dipertanggungjawabkan dan paling mudah pengaplikasian nya adalah Hisab Hakiki Wujudul Hilal...

Dalam Hisab Hakiki Wujudul Hilal... kriteria penetapan bulan baru adalah :
(1) telah terjadi ijtima (konjungsi)... Bulan di langit untuk telah genap memutari Bumi satu putaran (1 periode sinodik)
(2) ijtima (konjungsi) terjadi sebelum matahari terbenam
(3) pada saat matahari terbenam, Bulan (piringan atasnya) di atas ufuk... Bulan positif di atas ufuk, dengan kata lain Hilal Telah Wujud.
Apabila salah satu dari kriteria tersebut tidak dipenuhi, maka bulan berjalan digenapkan 30 hari.

Kriteria Hisab Hakiki Wujudul Hilal ini tidak berdasarkan konsep penampakan.
Kriteria ini adalah kriteria memasuki bulan baru tanpa dikaitkan dengan terlihatnya hilal, melainkan berdasarkan hisab terhadap posisi geometris benda langit tertentu.
Kriteria ini menetapkan masuknya bulan baru dengan terpenuhinya parameter astronomis tertentu, yaitu tiga parameter yang disebutkan tadi.


Mengapa menggunakan Hisab Hakiki Wujudul Hilal... tidak dengan Hisab Imkan Rukyat ?...

Para ahli astronomi sendiri tidak sepakat dalam menentukan berapa ketinggian Bulan di atas ufuk untuk dapat dilihat... dan ketiadaan kriteria yang pasti ini merupakan kelemahan kriteria bulan baru berdasarkan imkan rukyat. Kriteria Hisab Imkan Rukyat menuntut keberadaan Bulan (Hilal) harus pada posisi yang bisa dirukyat... menimbulkan kesukaran untuk menentukan apa parameternya untuk dapat dirukyat... Sehingga terdapat banyak sekali pendapat mengenai ini... Jangan lupa, Terhalang Awan pun adalah bisa merupakan salah satu parameter...

Tidak ada sudut derajat yang baku yang bisa dijadikan standar penampakan hilal... Sudut derajat pada suatu tempat pemantauan yang sama akan didapat berbeda dengan berubahnya kondisi yang ada... contohnya Jarak bulan dan matahari dari bumi yang selalu berubah-ubah akan mengakibatkan berubahnya pula kemampuan mata untuk melihat Hilal pada saat matahari terbenam yang diakibatkan faktor kesilauan...

Semakin dekat jarak matahari, harus semakin tinggi pula derajat Hilal agar mampu diindera... sehingga tidak aneh kalo ada suatu kondisi tanpa awan setelah dihitung dengan berbagai parameter yang ada ternyata diperkirakan hilal hanya mampu dilihat pada sudut 10,5 derajat...

"...Berdasarkan statistik kesaksian hilal di berbagai negara, M. Ilyas dari International Islamic Calendar Program (IICP) telah mempubliksikan temuannya di jurnal astronomi bahwa ketinggian minimal hilal dapat dirukyat adalah 4 derajat. Itu pun bila jarak bulan-matahari cukup jauh. Bila jaraknya dekat, perlu ketinggian 10,5 derajat..."

Dari sini terlihat jelas bahwa Hisab Hakiki Wujudul Hilal lebih memberikan kepastian dibandingkan dengan Hisab Imkan Rukyat.

Mengapa Penyatuan Penanggalan ini menggunakan Hisab Global, tidak dengan Rukyat Global ?...

Resiko dari Penetapan Bulan Baru melalui Rukyat adalah Besarnya kemungkinan kekurangtepatan yang diakibatkan oleh banyak faktor, yaitu :
(1) faktor geometris (posisi Bulan, Matahari dan Bumi),
(2) faktor atmosferik, yaitu keadaan cuaca dan atmosfir,
(3) faktor fisiologis, yaitu kemampuan mata manusia untuk menangkap pantulan sinar dari permukaan bulan,
(4) faktor psikologis, yaitu keinginan kuat untuk dapat melihat hilal sering mendorong terjadinya halusinasi sehingga sering terjadi klaim bahwa hilal telah terlihat padahal menurut kriteria ilmiah, bahkan dengan teropong canggih, hilal masih mustahil terlihat

Katak Bisa Jadi Peringatan Dini Gempa



 

Pada tahun 2009, katak-katak di L'Aquila, Italia menghilang dari kolam-kolam setempat, tiga hari sebelum gempa besar.

Para peneliti, dalam laporan yang diterbitkan di Jurnal Internasional untuk Penelitian Lingkungan dan Kesehatan Masyarakat, mengatakan bahwa batu-batu di kerak bumi mengeluarkan partikel bermuatan, sebelum gempa dan hal ini mempengaruhi air.

Para ilmuwan memperkirakan katak dapat mendeteksi perubahan ini sebelum lempeng tektonik bergeser.

Tim yang dipimpin oleh Friedemann Freund dari NASA dan Rachel Grant dari Universitas Terbuka Inggris berharap hipotesis mereka ini dapat membantu pakar biologi dan geologi untuk bekerja sama mencari tahu bagaimana binatang mengetahui tanda-tanda gempa.

Grant, pakar biologi dari Universitas Terbuka, mengamati koloni katak di L'Aquila sebagai bagian dari penelitiannya.

"Sangat dramatis," katanya. "Dari 96 katak menjadi kosong dalam waktu tiga hari."

"Setelah itu saya dihubungi oleh NASA," tambahnya.

Para ilmuwan dari badan ruang angkasa Amerika Serikat tengah mempelajari perubahan kimia yang terjadi saat bebatuan di perut bumi mengalami tekakan besar.

Mereka juga tengah meneliti apakah perubahan itu terkait dengan eksodus masal katak.

Pakar geofisika Friedemann Freund mengatakan bebatuan di kerak bumi yang mengalami tekanan besar, mengeluarkan partikel.

Partikel-partikel yang terlepas di udara saat mencapai permukaan bumi menjadi molekul udara yang disebut ion.

Perubahan kimia ini dapat mempengaruhi bahan organik yang larut di air dan menjadikan bahan ini beracun untuk binatang yang tinggal di air.

Mekanisme ini rumit dan para ilmuwan mengatakan proses ini perlu diuji lagi secara cermat.

Namun Dr Grant mengatakan mekanisme ini adalah yang pertama sebagai "petunjuk gempa" yang dapat dirasakan oleh binatang.

Dr Freund mengatakan sikap binatang ini dapat menjadi salah satu dari sejumlah hal yang dapat digunakan sebagai petunjuk gempa.

"Begitu kita mengerti semua sinyal ini dan melihat ada empat atau lima petunjuk yang mengarah pada hal yang sama, maka kita bisa memperkirakan sesuatu akan terjadi," kata Dr Freund kepada BBC Nature.

Katak di L'Aquila bukan satu-satunya binatang yang berperilaku aneh sebelum gempa.

Sejumlah laporan menyebutkan reptil, amfibi, dan ikan juga berperilaku aneh sebelum gempa terjadi.

Pada 1975, di Haicheng, Cina, banyak orang yang melihat ular keluar dari sarangnya, satu bulan sebelum kota itu diguncang gempa.

Pergerakan ular ini aneh karena biasanya binatang ini tidur lama di tengah musim dingin, dan keluar pada saat suhu membeku merupakan tindakan bunuh diri untuk binatang berdarah dingin ini.*
 
Para ilmuwan mengatakan mereka mungkin telah menemukan cara katak memperkirakan gempa bumi, lapor BBC (01/12/2011).

Makin Bersyukur, Makin Sehat!



 



Tahukah Anda bahwa ada komponen penting dari kebahagiaan yang sering diabaikan? Secara ilmiah, bersyukur secara teratur justru dapat meningkatkan kebahagiaan sebanyak 25 persen, demikianlah salah satu hasil studi yang dilakukan Robert A. Emmons, Ph.D., dari University of California.
Robert Emmons yang juga editor-in-chief of the Journal of Positive Psychology mengungkap rahasia apa arti penting harus merasa bersyukur.

Hasilnya menunjukkan, banyak bersyukur dan berpikir positif justru dapat membawa pengaruh baik bagi kesehatan, mood, hingga hubungan dengan pasangan.

Dalam studinya, ia mengamati hubungan antara kebahagiaan dengan kondisi kesehatan seseorang. Dalam riset ini, tim peneliti meminta para respondennya untuk mengisi buku harian selama 10 minggu. Buku harian ini berisi lima hal yang mereka syukuri yang terjadi minggu lalu. Hasilnya, para responden terbukti 25 persen lebih bahagia dari sebelumnya. Mereka juga menunjukkan kondisi tubuh yang lebih bugar ketimbang orang-orang yang kurang bersyukur atas apa yang dialaminya.

“Riset ini menunjukkan bahwa rasa bersyukur dapat membawa efek yang luar biasa dari segi fisik dan psiko-sosial,” tutur Rita Justice dari University of Texas Health Science Center, seperti dikutip Huffington Post.

“Praktik menulis harian syukur dan praktek-praktek lainnya sering tampak begitu sederhana dan mendasar; dalam studi kami, kita sering memiliki orang-orang menyimpan catatan harian rasa syukur sekitar tiga minggu. Namun hasilnya sudah luar biasa. Kami telah mempelajari lebih dari seribu orang, dari usia 8 – 80 tahun, dan menemukan bahwa orang yang berlatih dengan konsisten perasaan rasa syukur dilaporkan banyak membawa manfaat,” tulis Robert A. Emmons dalam artikelnya yang dimuat di www.dailygood.org.

Menurut Emmons, tiga kekuatan sebagai bagian dampak rasa syukur pada tiap orang. Pertama dampak fisik, psikologi dan sosial.

Secara fisik, orang yang banyak bersyukur akan memiliki; sistem kekebalan tubuh yang kuat, kurang terganggu oleh sakit dan nyeri, dapat menurunkan tekanan darah, dan tidur bisa lebih lama dan merasa lebih segar setelah bangun.

Sedang secara psikologis, orang yang banyak bersyukur memiliki tinggi tingkat emosi positifnya, lebih waspada, hidup, dan terjaga, lebih bersukacita dan senang juga lebih optimis dan mudah bahagia.

Secara sosial; ia lebih mudah membantu, murah hati, dan penuh kasih pada orang lain dan sedikit memiliki rasa kurang kesepian dan terisolasi.
Menurut Emmons, ada dua komponen sebagai dampak rasa syukur. Pertama, merupakan penegasan dari kebaikan. Kedua, dengan syukur bisa mencari tahu dari mana kebaikan datang.

“Ini tidak berarti bahwa kehidupan sempurna, tetapi tidak mengabaikan keluhan, beban, dan kerepotan. Tetapi ketika kita melihat kehidupan secara keseluruhan, syukur mendorong kita untuk mengidentifikasi beberapa jumlah kebaikan dalam hidup kita.”

Sebelumnya, tahun 2008, studi 2008 yang dilakukan psikolog Alex Wood yang ditulis dalam Journal of Research in Personality, menunjukkan rasa terima kasih dan stukur dapat mengurangi frekuensi dan durasi episode depresi. Sedang penelitian yang dilakukan Michael McCullough dan Jo-Ann Tsang telah menyarankan bahwa orang yang memiliki tingkat rasa syukur memiliki tingkat rendah menyangkut perasaan benci dan iri hati.

“Ini masuk akal. Anda tidak bisa merasa iri dan bersyukur pada saat yang sama. Mereka perasaan yang tidak kompatibel. Jika Anda bersyukur, Anda tidak dapat membenci seseorang untuk memiliki sesuatu yang Anda tidak miliki,” ujar Emmons.

Sebelum penelitian ini, Allah SWT telah memberikan janjinya bagi orang-orang yang benyak bersyukur. “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami (Allah) akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih'." (QS: Ibrahim: 7).*

Badai Matahari Munculkan Aurora Borealis



 

Bumi sedang terpapar badai matahari terkuat sejak 2005, yang mengeluarkan partikel berenergi tinggi. Badai tersebut dapat mengganggu kinerja satelit dan jalur penerbangan. Maskapai penerbangan Amerika Serikat, Delta, dilaporkan telah mengalihkan penerbangannya antara Asia dan Detroit, AS, yang melewati rute di sekitar daerah kutub utara.

Selain mengganggu jalur komunikasi satelit dan penerbangan, bagai geomagnetik itu juga dapat memunculkan masalah bagi para astronot di luar angkasa. Namun meskipun demikian, enam Stasiun Ruang Angkasa Internasional yang mengorbit telah diberitahu bahwa mereka tidak perlu mengambil tindakan apapun.

Walau terdengar agak menyeramkan, bagai matahari sesungguhnya memunculkan pemandangan indah di kutub utara dengan munculnya fenomena alam Aurora Borealis atau cahaya di kutub utara, dengan arah penampakan yang lebih ke selatan dari biasanya.
Euronews melaporkan, (25/01/2012) para ahli berpendapat bahwa jika langit cerah, maka kemungkinanan orang dapat melihat fenomena alam Aurora Borealis yang sangat indah itu dari London.*

Tikus Sebagai Pelacak Ranjau



 



Hidayatullah.com--Tikus, si hewan pengerat yang menjijikkan, ternyata dapat dilatih untuk menjadi pelacak bom yang dipasang sebagai ranjau darat.

Di sebuah laboratorium dengan penjagaan ketat polisi, 11 ekor tikus putih, yang dikembangbiakkan secara khusus, telah mencapai tahap akhir program latihan menemukan ranjau darat.

Tikus dipilih, karena memiliki kemampuan daya endus yang baik seperti anjing. Namun, berbeda dengan anjing, hewan pengerat itu bobot tubuhnya lebih ringan, sehingga potensi meledakkan ranjau darat tanpa sengaja saat beroperasi sangat kecil.

Tikus-tikus laboratorium itu pertama-tama dilatih untuk mengenali suara komando dan bau logam tertentu yang biasa dipakai dalam pembuatan ranjau. Kemudian mereka akan dilepas ke suatu area, untuk mengendus-endus dan menggaruk atau mencakar-cakar ketika menemukan lokasi ranjau.

Proyek pemerintah itu dimulai pada tahun 2006. Di Kolombia bertebaran ribuan ranjau, yang dipasang selama puluhan tahun masa konflik pemerintah dengan gerilyawan sayap kiri. Ratusan warga Kolumbia setiap tahunnya tewas, akibat ledakan ranjau-ranjau tersebut. Demikian Reuters (24/11/2011) melaporkan.*

Keterangan foto: Seekor tikus bertengger di atas topi polisi, dalam sebuah simulasi mencari bahan peledak di Bogota.[GeetyImages]

Badai Matahari Terbesar




 

Hidayatullah.com--Badai besar matahari akan terjadi dalam waktu dekat dan diperkirakan akan berdampak pada jaringan listrik, sistem navigasi satelit dan rute pesawat.

Badai terbesar dalam lima tahun ini, akan melepas partikel pada siang hari waktu Indonesia, kata ahli cuaca AS.
Para ahli mengatakan kondisi ini dipicu oleh pancaran api yang besar pada awal pekan ini. Ini berarti ada kesempatan baik untuk melihat cahaya di garis lintang jika langit cerah.
Badai matahari ini berdampak pada daerah yang berlawanan dengan kutub dan pesawat disarankan untuk mengubah rute mereka untuk menghindari daerah tersebut.

Menurut Peneliti Geologi Inggris, kesempatan terbaik bagi penduduk Inggris untuk melihat fenomena alam itu adalah pada Kamis malam.
"Akan mengenai kita tepat di bagian hidung," kata Joseph Kunches, seorang ahli dari US National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA).

Dia menambahkan cuaca di angkasa menjadi sangat menarik selama 24 jam terakhir.
Perubahan partikel diperkirakan akan menjangkau bumi dengan kecepatan pada 6,400,000 km/ per jam , dan NOAA memprediksikan badai akan bertahan sampai Jumat pagi. Demikian lapor BBC (08/03/2012).*

Hasil Riset Flu Burung Boleh Dipublikasikan



Hidayatullah.comHasil penelitian terhadap virus flu burung oleh Erasmus Medical Centre di Rotterdam akhirnya diperbolehkan untuk dipublikasikan di jurnal Science. Sebelumnya, Deputi Menteri Pertanian Belanda Henk Bleker menolak publikasi itu, dengan alasan dapat disalahgunakan oleh kelompok teroris, lansir Radio Nederland (27/04/2012).

Ron Fouchier, peneliti yang melakukan riset tersebut menyambut baik keputusan itu. Menurutnya, informasi tentang hasil penelitian itu tidak membahayakan. Virusnya pun tidak terlalu menular dan ilmuwan dapat membuat vaksin untuk menangkalnya. Lagi pula, penting untuk diketahui lebih lanjut mengapa virus tersebut dapat bermutasi.

Dalam penelitiannya Fouchier berhasil menemukan bahwa dengan sedikit merekayasa DNA virus flu burung, maka bibit penyakit itu dapat menular dari manusia ke manusia. Baca berita sebelumnya: Virus Flu Burung Bisa Jadi Senjata Biologis. 


Infeksi virus H5N1 langka terjadi di kalangan manusia, namun sangat berbahaya. Lebih dari separuh kasus infeksi, korbannya mengalami kematian. Sampai saat ini sudah 355 orang tewas akibat infeksi virus flu burung, menurut data badan kesehatan dunia WHO.

Para ilmuwan khawatir, jika varian dari virus ini berkembang, yang dapat ditularkan dari manusia ke manusia, maka akan terjadi epidemi di seluruh dunia seperti kasus flu di Spanyol pada tahun 1918 dan 1919 yang merenggut 50 juta nyawa manusia.
Hasil penelitian tersebut akan terbit dalam jurnal Science edisi mendatang.*

Metode Hisab Menyatukan Kalender Hijriyah Internasional



 

Hidayatullah.com--Ketua Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Syamsul Anwar menyatakan, dengan banyaknya metode yang ada dalam penentuan awal bulan Hijriyah, Muhammadiyah sampai saat ini masih konsisten dalam menggunakan metode hisab wujudul hilal yang memang sudah lama dipegang Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah dalam menentukan awal bulan Hijriyah.

Menurut Syamsul Anwar pada acara Konsolidasi Nasional Muhammadiyah, penggunaan metode hisab wujudul hilal sudah tepat, karena hanya dengan metode tersebut, penyatuan kalender Hijriyah secara Internasional dapat dilakukan.

“Penggunaan metode rukyat pada akhirnya membelah dunia menjadi dua wilayah waktu, dan tidak dapat dilakukan pada wilayah dunia bagian utara atau selatan, yang selama enam bulan matahari dapat bersinar tanpa henti,” jelasnya, Rabu (28/09).

Penggunaan metode hisab imkanur rukyat yang ditawarkan pemerintah, menurut Syamsul, banyak memiliki kelemahan. Di antara kelemahan tersebut adalah kebimbangan dalam memutuskan ketika ada kesaksian bahwa hilal dapat disaksikan ketika di bawah 2 derajat, dan sebaliknya apabila dalam situasi ketinggian hilal sudah dua derajat atau lebih, tapi tidak satu pun saksi yang dapat melihat, hal tersebut dapat menjadi masalah.

Apabila menggunakan metode penentuan awal bulan Hijriyah yang ditawarkan pemerintah, maka dalam 18 tahun mendatang untuk Idul Adha, akan terjadi 10 kali perbedaan dengan Arab Saudi. “Akan lebih banyak perbedaan lagi dalam penetapan Idul Adha dengan Arab Saudi selama 18 tahun mendatang, yakni 14 kali apabila menggunakan metode imkanur rukyat 4 derajat yang ditawarkan Thomas Djamaluddin,” jelasnya.

Sedangkan dengan metode hisab wujudul hilal yang diterapkan Muhammadiyah, kemungkinan perbedaan selama 18 tahun mendatang mengenai penetapan Idul Adha dengan Arab Saudi adalah empat kali, sehingga lebih mendekati .*

Hasil Munas Hisab dan Rukyat Penentuan Awal Bulan Qamariyah

Musyawarah Nasional Hisab dan Rukyat  yang diselenggarakan oleh Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama bekerjasama dengan Dirjen Bimas Islam bertempat di Operation Room Lantai 3 Gedung Kementerian Agama Jl. MH. Thamrin No. 6 Jakarta, pada hari Rabu tanggal 25 April 2012 M / 3 Jumadal Akhirah 1433 H, yang dihadiri oleh ulama, pakar, perwakilan pemerintah (Kementerian Agama)  dan perwakilan ormas keagamaan menghasilkan rumusan sebagai berikut :
  1. Ada kesadaran bahwa keseragaman takwim Islam Indonesia (untuk penentuan awal bulan Qamariyah selain awal bulan Ramadan, Syawal dan Zulhijjah)  adalah sebuah kebutuhan bersama yang perwujudannya membutuhkan proses untuk mendekatkan pandangan dan metode yang bisa disepakati bersama.
  2. Untuk menuju kesatuan penetapan awal bulan Ramadan, Syawal dan Zulhijah dibutuhkan 3 prasyarat yang harus dipenuhi, yaitu: 1) pemberian dan pengakuan otoritas kepada lembaga tertentu (MUI sejauh ini memberikan otoritas tersebut kepada Kementerian Agama RI); 2) adanya kriteria yang disepakati; dan 3) adanya wilayah pemberlakuan hukum;
  3. Sejauh ini belum ada kesepakatan butir kedua, yaitu mengenai kriteria awal bulan qomariyah. Untuk menuju ke sana, pihak-pihak yang hadir dalam forum setuju untuk membentuk tim kecil perumus kriteria yang terdiri dari perwakilan ahli hisab rukyat ormas dan instansi terkait, dengan difasilitasi oleh Kementerian Agama dan supervisi pimpinan ormas.
  4. Untuk menindaklanjuti kegiatan ini, Munas ini mengamanatkan langkah-langkah konkrit sebagai berikut:
    • Merevitalisasi badan yang selama ini menangani hisab dan rukyat (BHR) agar lebih legitimated sehingga keputusannya mempunyai daya ikat kepada ormas yang diwakilinya.
    • Melakukan tindak lanjut kajian secara intensif untuk melakukan upaya pendekatan di wilayah pandangan dan metode sehingga tercapai satu kriteria bersama  dengan melibatkan pakar dan fuqoha.
    • Melakukan penelitian observasi hilal secara kontinyu untuk kepentingan kriteria penetapan awal bulan qomariyah.
    • Mengadakan musyawarah bersama secara intensif untuk menetapkan Takwim secara musyawarah mufakat.
  5. Selama kesatuan takwim itu belum tercapai, semua pihak hendaknya bisa menahan diri untuk menjaga kemaslahatan umat dengan mengedepankan toleransi.
  6. Kepada perwakilan-perwakilan ormas diminta dapat membawa pesan upaya penyatuan Takwim Islam Indonesia ini dalam forum pengambilan keputusan hukum tertinggi di masing-masing ormas.
  7. Perlu memperbanyak frekuensi dialog/silaturahmi antar pimpinan/tokoh ormas yang dapat difasilitasi Kementerian Agama.
  8. Perlu melakukan kaderisasi bersama antar ormas untuk mendalami kompetensi Astronomi.
  9. Membuat kalender Islam tunggal yang disepakati antar ormas Islam.
Jakarta, 25 April 2012

Kesepakatan Garis Tanggal Mutlak Diperlukan untuk Mewujudkan Kalender Global

Kalender adalah hasil perhitungan (hisab) dengan suatu kriteria tertentu dalam menetapkan hari dan tanggal setiap siklus harian, bulanan, dan tahunannya. Karena bumi kita bulat, awal hari, awal bulan, atau awal tahun pada sistem kelender global harus ditetapkan batasnya. Itulah yang dinamakan garis tanggal. Secara umum ada 2 sistem kalender, sistem matahari (solar calendar atau almanak syamsiah, berdasarkan ketampakan matahari) dan sistem bulan (lunar calendar atau almanak qamariyah, berdasarkan ketampakan bulan). Animasi di atas adalah ilustrasi garis tanggal internasional (International Datel Line, IDL, berupa garis merah yang berputar mengikuti rotasi bumi) untuk kelender matahari. Pada kalender matahari internasional, awal hari ditetapkan pada tengah malam pukul 00.00. Jadi, ketika IDL melintasi waktu pukul 00.00 maka saat itulah mulai terjadi pergantian hari dan tanggal.

Garis tanggal internasional ditetapkan sekitar garis bujur 180 derajat. Tidak mungkin lurus karena mengikuti keputusan otoritas di sekitar garis tanggal itu. Sampai 1845 Filipina dan Indonesia terpisah oleh garis tanggal. Alasannya, penjajah Spanyol datangnya dari arah benua Amerika, jadi harinya disamakan dengan waktu di benua Amerika. Demikian juga Alaska. Sampai 1867, Alaska dan Kanada terpisah oleh garis tanggal, karena Alaska masih milik Rusia sebelum dibeli oleh Amerika Serikat. Kiribiti pada 1995 menggeser garis tanggal 30 derajat ke Timur, sehingga hari di Kiribiti sama dengan negara-negara Asia-Pasifik lainnya. Berikut ini garis tanggal internasional yang disepakati saat ini:



Updated: Sejak 31 Desember Samoa dan Tokelau menggeser garis tanggalnya ke arah Timur, sehingga mengikuti wilayah waktu negara-negara tetangganya di Asia Pasifik. Samoa dan Tokelau melompat dari Kamis 29 Desember menjadi Sabtu 30 Desember 2011. Gari tanggalnya menjadi seperti berikut:


(Gambar dari The Australian.com.au)

Bagaimana kalender Hijriyah yang berdasarkan bulan akan diglobalisasikan? Prinsipnya sama, harus ada garis tanggal. Namun harus disadari, hari harus tunggal, baik untuk kalender matahari maupun kalender bulan, walau mulainya bisa saja sedikit berbeda. Maka, hari mengikuti sistem kalender matahari dengan garis batas hari sama dengan garis tanggal internasional, tetapi mulainya sejaka maghrib saat biasa dilakukan rukyat. Nah, awal tanggalnya yang harus ditetapkan berdasarkan garis tanggal menurut kriteria yang disepakati secara global. Kalender Hijriyah didasarkan pada kriteria ketampakan hilal, walau rumusannya belum ada kesepakatan. Bagaimana pun, memberlakukan suatu sistem secara global harus didasarkan pada kesepakatan global juga. Kesepakatan yang utama adalah kriterianya. Dengan kriteria yang disepakati, mudah saja dibuatkan garis tanggalnya. Astronom mudah membuatkan garis tanggal itu tergantung kriteria yang disepakati.
Berikut contoh garis tanggal awal Syawal 1432 berdasarkan 3 kriteria:

(1) Kriteria Wujudul Hilal, kriteria paling sederhana, hanya berdasarkan hitungan bulan lebih lambat terbenam dari matahari sesudah ijtimak (Garis merah).
(2) Kriteria Imkan Rukyat 2 derajat, yang sederhana hanya didasarkan pada data rukyat terbatas yang belum tervalidasi (Garis kuning).
(3) Kriteria Imkan Rukyat astronomi yang didasarkan pada data rukyat secara global dan jangka panjang yang divalidasi secara astronomis (Garis biru).



Dari tiga kriteria itu silakan dipertimbangkan untuk diajukan secara global untuk disepakati. Kalender Hijriyah yang kita kehendaki adalah kalender yang bisa digunakan untuk penetapan waktu ibadah, bukan sekadar kalender administratif ala Ummul Quro di Arab Saudi . Arab Saudi menetapkan waktu ibadah dengan rukyatul hilal, tidak bergantung pada kalender Ummul Quro.

(1) Kriteria Wujudul Hilal tidak populer secara internasional dan pada saat posisi bulan rendah pasti terjadi perbedaan dengan hasil rukyat yang masih diprakteknya di banyak negara (termasuk Arab Saudi).

(2) Kriteria Imkan rukyat 2 derajat, walau pun masih sederhana dan hanya didasarkan pada beberapa data rukyat yang belum tervalidasi, kriteria ini telah disepakati oleh sebagian besar ormas Islam di Indonesia dan negara-negara MABIMS (Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura).

(3) Kriteria Imkan Rukyat astronomi yang punya landasan ilmiah astronomis.
Kalau sudah disepakati kriterianya, langkah berikutnya adalah implementasinya.

(a) Kalau mau diberlakukan secara global (satu hari-satu tanggal dalam sistem kalender Masehi, ala Jamaluddin Ar-Raziq dari Maroko), maka penetapan tanggal didasarkan pada imkan rukyat pertama kali. Kalau digunakan kriteria Imkan Rukyat Astronomis (garis biru), Afrika bagian Selatan, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan sudah imkan rukyat pada 29 Agustus. Maka 1 Syawal berlaku global jatuh pada haris Selasa, 30 Agustus 2011. Dengan sistem ini rukyat lokal tidak berlaku lagi. Tetapi, selama belum ada otoritas tunggal secara global ala khilafah, cara ini sulit diimplementasikan.

(b) Kalau mau diberlakukan atas dasar zona atau regional, maka implementasinya didasarkan pada imkan rukyat yang pertama kali di zona atau regional tersebut. Namun ini pun bergantung pada kesepakatan zona atau regional tersebut. Saat ini baru ada kesepakatan di antara negera-negara MABIMS. Maka bila itu diterapkan di regional MABIMS (yang mungkin diperluas ke ASEAN), maka dari garis tanggal tersebut (garis biru) terlihat imkan rukyat di wilayah Asia Tenggara baru terjadi pada 30 Agsutus, sehingga di regional tersebut 1 Syawal jatuh pada 31 Agsutus 2011.

(c) Implementasi realistis yang mungkin diterapkan saat ini adalah dengan prinsip wilayatul hukmi, yaitu berdasarkan otoritas wilayah hukum negara. Kalau prinsip wilayatul hukmi yang diterapkan, maka awal bulan didasarkan pada imkan rukyat pertama kali di sebagian wilayah negara tersebut. Maka kita akan melihat garis tanggal dibelok-belokkaan mengikuti batas negara, mirip seperti dibelok-belokkanya garis tanggal internasional.

by
T. Djamaluddin
Profesor Riset Astronomi-Astrofisika, LAPAN
Anggota Badan Hisab Rukyat, Kementeria Agama RI



Menuju Kalender Hijriah Tunggal Pemersatu Ummat

Dakwatuna.com - Mari kita niatkan bersama untuk mewujudkan kalender hijriah menjadi kalender pemersatu ummat. Suatu kalender yang mapan yang setara dengan kalender Masehi. Jangan teruskan mengkerdilkan kalender hijriah dalam kotak kelompok-kelompok kecil, sehingga kalender hijriah hanya berlaku untuk ormas tertentu saja, tidak berlaku nasional apalagi global. Untuk menjadi sistem kalender yang mapan tiga syarat harus terpenuhi:
  1. Ada otoritas (penguasa) tunggal yang menetapkannya.
  2. Ada kriteria yang disepakati
  3. Ada batasan wilayah keberlakukan (nasional atau global).
Kita lakukan secara bertahap, dimulai dari tingkat nasional, kemudian diperluas menjadi regional, dan akhirnya global. Untuk tingkat nasional kita tinggal selangkah lagi. Otoritas tunggal kita sudah mempunyainya, yaitu pemerintah yang diwakili Menteri Agama. Batas wilayah keberlakukan kita sepakati dulu batas wilayah NKRI. Tinggal satu lagi yang kita upayakan, menyamakan kriteria. Kriteria yang kita tetapkan harus bisa mempertemukan hisab dan rukyat, sehingga aplikasinya senantiasa sejalan dengan kebutuhan ibadah yang bagi sebagian kalangan mensyaratkan adanya rukyatul hilal. Itu mudah, kita gunakan kriteria imkanur rukyat atau visibilitas hilal. Dengan kriteria itu kita bisa menentukan kalender dengan hisab sekian puluh atau sekian ratus tahun ke depan, selama kriterianya belum diubah.

Seandainya, kriteria itu sudah kita sepakati, satu tahapan dapat kita capai: kita akan mempunyai satu kalender hijriah nasional yang baku. Sistem kalender yang berlaku untuk semua ormas dan menjadi acuan pemerintah dalam menetapkan hari-hari besar Islam. Awal Ramadhan, Idul Fitri, dan Idul Adha insya Allah akan seragam, karena hasil rukyat pun insya Allah akan sejalan. Sidang isbat, kalau masih diperlukan, hanya untuk menetapkan hasil rukyat dan menetapkan keputusan ketika ada permasalahan dengan hasil rukyat dalam kondisi mendung dengan tetap merujuk pada kriteria hisab-rukyat yang disepakati.

Marilah kita bermimpi untuk kemudian memperluasnya ke tingkat regional dan global. Mungkinkah? Sangat mungkin. Kita perluas otoritasnya menjadi otoritas kolektif regional (misalnya kesepakatan tingkat ASEAN) atau global (misalnya kesepakatan Organisasi Konferensi Islam, OKI) dan kita perluas wilayahnya menjadi wilayah regional atau global. Kalau perlu kriterianya ditinjau lagi untuk mendapatkan kesepakatan di tingkat regional dan global. Yang demikian sederhananya konsep penyatuan kalender hijriah itu, yang terpenting ada keterbukaan untuk mencari kesepakatan.
Lalu bagaimana konsep harinya untuk pemberlakuan secara global? Kita harus sadari, kriteria imkanur rukyat terkait dengan batas tanggal qamariyah (lunar date line) yang senantiasa berubah-ubah. Kita tidak mungkin mendapatkan “satu tanggal satu hari” di seluruh dunia. Jadi kita tidak mungkin untuk mendapatkan, misalnya, hari Arafah 9 Dzulhijjah seragam Senin di seluruh dunia, kecuali bila garis tanggalnya memungkinkan. Peluang terbesar, akan terjadi dua hari untuk tanggal hijriah yang sama. Misalnya di wilayah Barat Senin, tetapi di wilayah Timur Selasa.

Konsep “satu hari satu tanggal” yang dihendaki sebagian orang hanya dapat terjadi kalau terjadi “pemaksaan”. Wilayah yang belum mengalami rukyatul hilal (berdasarkan kriteria imkanur rukyat) dipaksa untuk ikut wilayah yang sudah imkanur rukyat. Artinya, menggeser garis tanggal qamariyah menjadi sama dengan garis tanggal internasional. Pendekatan yang bisa dilakukan adalah membuat zona-zona tanggal, seperti dilakukan oleh Ilyas dalam gagasan Internasional Islamic Calendar Program auat Odeh dalam program Universal Hijric Calendar. Odeh membagi dunia menjadi Zona Timur (180 BT – 20 BB, Asia, Afrika, dan Eropa) dan zona Barat (20 BB – 180 BB, Benua Amerika). Dengan konsep zona, “pemaksaan” juga terjadi, tetapi dalam lingkup yang lebih terbatas. Saya lebih cenderung untuk menggunakan garis batas tanggal qamariyah dengan sedikit pembelokan menurut wilayatul hukmi.
Berikut ini contohnya:


Kita ambil kasus penentuan Syawal 1432. Bila menggunakan kriteria “beda tinggi bulan-matahari >4 derajat dan jarak bulan-matahari >6,4 derajat”, garis tanggalnya adalah garis yang paling bawah (4 derajat) dan garis pendek (jarak bulan-matahari 6,4 derajat). Itu berarti di wilayah Afrika Tengah dan Selatan serta Amerika Tengah dan Selatan, awal Syawal jatuh pada 30 Agustus 2011. Di wilayah lainnya (termasuk Indonesia dan negara-negara Arab) awal Syawal Jatuh pada 31 Agustus 2011.

Bila menggunakan kriteria Odeh, wilayah yang mulai bisa mengamati hilal pada 29 Agustus dengan menggunakan alat optik (teleskop atau binokuler) adalah wilayah yang berwarna biru. Wilayah berwarna magenta dan hijau menyatakan wilayah yang mungkin bisa melihat hilal dengan mata telanjang. Berdasarkan garis tanggal warna biru, kita bisa simpulkan di Afrika Selatan, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan 1 Syawal jatuh pada 30 Agustus 2011. Di wilayah lain, termasuk di Indonesia dan negara-negara Arab 1 Syawal jatuh pada 31 Agustus 2011.

Dengan menggunakan kriteria yang disepakati, kita bisa membuat garis tanggalnya. Berdasarkan garis tanggal itu kita bisa tentukan awal bulan di berbagai negara, dengan menggunakan prinsip wilayatul hukmi. Dengan sistem teknologi informasi yang makin canggih, pembuatan garis tanggal mudah dilakukan dan mudah diakses oleh siapa pun. Kita bisa menghitung untuk sekian puluh atau sekian ratus tahun ke depan dengan mudah.
by Oleh: Prof. DR. Thomas Djamaluddin

Penetapan Bilangan Bulan Kalender

Dalam perhitungan waktu kalender, bilangan bulan dalam setahun telah ditetapkan 12 bulan, sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus,…” (QS. At-Taubah (9) : 36) 
Demikian pula dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
“Sesungguhnya zaman telah berputar seperti keadaannya semula sejak hari Allah menciptakan langit dan bumi. Dan sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram (suci); tiga di antaranya berturut-turut yaitu Zul Qa’dah, Zul Hijjah dan Muharram, sedangkan lainnya ialah Rajab, Mudar yang terletak di antara bulan Jumada dan bulan Sya’ban.” (HR. Ibnu Jarir)
Berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dan hadits Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam tersebut, maka sudah dipastikan bahwa perhitungan waktu dalam setahun adalah 12 bulan. Apabila perhitungannya didasarkan pada gerak semu harian dan tahunan matahari, maka disebut tahun syamsiyah (Masehi). Sedangkan perhitungan yang didasarkan pada peredaran bulan terhadap bumi disebut tahun qomariah (Hijriah).
Bulan-bulan dalam kalender Masehi dimulai dari Januari, Februari, Maret, April, Mei, Juni, Juli, Agustus, September, Oktober, November, dan Desember. Sedangkan pada kalender Hijriyah dimulai dari Muharram, Safar, Rabi’ul awal, Rabi’ul akhir, Jumadil Awal, Jumadil Akhir, Rajab, Sya’ban, Ramadhan, Syawal, Dzulkaidah, dan Dzulhijjah.
Oleh karena itu, melalui ketetapan tanda-tanda waktu pada matahari dan bulan inilah membuka pikiran dan pengetahuan kita untuk menghitung bilangan waktu mulai detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun, abad dan seterusnya. Bahkan dengan metode perhitungan hisab, dapat diketahui jadwal waktu untuk beribadah, lebih dari itu dapat memprediksi kapan terjadinya berbagai fenomena alam, seperti gerhana, meteor jatuh, asteroid mendekati bumi, dan fenomena-fenomena alam lainnya.
by Mawasangka-bagea.blogspot.com

Senin, 23 April 2012

Peristiwa Gerhana Bulan

Gerhana bulan terjadi saat sebagian atau keseluruhan penampang bulan tertutup oleh bayangan bumi. Itu terjadi bila bumi berada di antara matahari dan bulan pada satu garis lurus yang sama, sehingga sinar matahari tidak dapat mencapai bulan karena terhalangi oleh bumi.

Dengan penjelasan lain, gerhana bulan muncul bila bulan sedang beroposisi dengan matahari. Tetapi karena kemiringan bidang orbit bulan terhadap bidang ekliptika, maka tidak setiap oposisi bulan dengan matahari akan mengakibatkan terjadinya gerhana bulan. Perpotongan bidang orbit bulan dengan bidang ekliptika akan memunculkan 2 buah titik potong yang disebut node, yaitu titik di mana bulan memotong bidang ekliptika. Gerhana bulan ini akan terjadi saat bulan beroposisi pada node tersebut. Bulan membutuhkan waktu 29,53 hari untuk bergerak dari satu titik oposisi ke titik oposisi lainnya. Maka seharusnya, jika terjadi gerhana bulan, akan diikuti dengan gerhana matahari karena kedua node tersebut terletak pada garis yang menghubungkan antara matahari dengan bumi.

Sebenarnya, pada peristiwa gerhana bulan, seringkali bulan masih dapat terlihat. Ini dikarenakan masih adanya sinar matahari yang dibelokkan ke arah bulan oleh atmosfer bumi. Dan kebanyakan sinar yang dibelokkan ini memiliki spektrum cahaya merah. Itulah sebabnya pada saat gerhana bulan, bulan akan tampak berwarna gelap, bisa berwarna merah tembaga, jingga, ataupun coklat.
Gerhana bulan dapat diamati dengan mata telanjang dan tidak berbahaya sama sekali. Berbeda dengan Gerhana Matahari Yang apabila dilihat dengan mata telanjamg akan mengakibatkan kebutaan…
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Keajaiban Ilahi Pada Penciptaan Matahari dan Hikmah Diciptakannya Empat Musim yang Berbeda

Nah, sekarang coba lihat peredaran matahari pada garis edarnya dalam jangka waktu satu tahun. Setiap hari matahari itu terbit dan terbenam mengikuti peredaran yang telah ditetapkan oleh penciptanya, tidak akan lebih cepat dan tidak akan lebih lambat. Kalaulah bukan karena terbit dan terbenamnya matahari tentu kita tidak bisa mengenal siang dan malam. Dan kita tidak akan dapat mengetahui waktu. Kegelapan akan menyelimuti bumi atau cahaya mentari akan selalu menyinarinya sehingga tidak dapat lagi dibedakan kapan waktu mencari kehidupan dan kapan waktu istirahat.

Coba perhatikan bagaimana Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui menetapkan perjalanan timur dan barat yang jauh itu. Perjalanan pertama mendaki hingga sampai ke puncaknya, perjalanan kedua menurun hingga sampai ke dasarnya. Matahari dan bulan bergerak perlahan berpindah dari satu posisi ke posisi yang lain hingga sampai pada tujuannya.

Dari perjalanan yang telah ditetapkan oleh kudrat Ar-Rabb Yang Maha Kuasa itu terjadilah empat musim yang berbeda. Yakni musim panas, musim dingin, musim gugur dan musim semi. Jika perjalanan matahari condong menurun dari garis tengah langit maka udara akan dingin pertanda datangnya musim dingin. Jika perjalanan matahari tepat di garis tengah pertanda musim panas. Jika posisi perjalanan matahari di antara keduanya maka udara akan normal. Manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan memperoleh keuntungan dari keempat musim tersebut. Dan perbedaan musim itu pula yang menyebabkan perbedaan jenis makanan, kondisi tumbuh-tumbuhan, warnanya, kebutuhan hewan dan bahan pangan serta yang lainnya.

Sekarang coba lihat hikmah di balik keempat musim tersebut. Sekiranya Allah hanya memberi satu musim saja tentunya manfaat dari ketiga musim lainnya akan terluput. Sekiranya yang ada hanya musim panas saja tentu manfaat musim dingin akan terluput. Demikian pula sebaliknya, jika yang ada hanya musim dingin saja tentu manfaat musim panas akan terluput. Demikian pula bila yang ada hanya musim gugur saja atau musim semi saja.

Pada musim dingin, panas akan terkonsentrasi ke dalam rongga atau perut bumi dan gunung sehingga menumbuhkan benih-benih buah dan tumbuhan. Sementara permukaan bumi akan diselimuti hawa dingin. Udara akan longgar sehingga menghasilkan awan, hujan, salju dan es yang merupakan salah satu unsur kehidupan bumi dan penduduknya, tubuh hewan akan bertambah kuat dan kokoh melebihi kekuatan alami yang telah dimiliki sebelumnya. Kotoran pada tubuh sisa-sisa musim panas akan terhapus dengannya.

Pada musim semi, sirkulasi alam akan bergerak. Benih-benih yang tumbuh pada musim dingin sekarang mulai bertunas dan berbunga. Pepohonan mulai menghijau. Hewan-hewan bergerak untuk menghasilkan keturunan. Pada musim panas suhu akan meningkat dan akan sangat panas. Buah-buahan akan matang. Kotoran-kotoran sisa musim dingin akan terhapus dari badan. Hawa dingin akan terkonsentrasi ke perut bumi. Oleh sebab itulah mata air dan sumur menjadi dingin airnya. Lambung tidak kesukaran melumat makanan yang keras seperti halnya pada waktu musim dingin. Sebab lambung dibantu dengan suhu panas pada musim panas yang terpusat ke perut. Ketika datang musim panas suhu akan memancar dari permukaan kulit secara otomatis suhu dingin akan menghilang.

Apabila datang musim gugur, suhu akan kembali normal, udara akan menjadi jernih dan lambat laun akan menjadi dingin. Semua itu agar tidak terjadi perubahan secara drastis dari panas yang bersangatan menjadi dingin yang bersangatan. Jika demikian tentu akan sangat menyusahkan dan sangat merugikan. Jika perubahan itu terjadi secara perlahan dan teratur tentu tidak akan menyulitkan. Sebab manusia dan hewan dapat mempersiapkan dirinya untuk menyambut suhu yang lebih bersengatan. Sehingga ia dapat menyambut gelombang udara dingin setelah melakukan persiapan. Itu jelas merupakan hikmah yang amat agung dan tanda kekuasaan ilahi yang sangat besar. Demikian pula musim semi, merupakan perantara dari musim dingin kepada musim panas. Makhluk-makhluk bisa menyesuaikan diri berpindah dari udara dingin kepada udara panas dengan perlahan dan teratur.

Kemudian coba perhatikan terbitnya matahari menyinari alam semesta ini. Coba perhatikan bagaimana Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui menetapkannya! Karena sekiranya matahari itu muncul di satu tempat di atas langit lalu berhenti di situ dan tidak bergeming dari tempatnya tentu saja sinarnya tidak akan sampai ke seluruh belahan bumi. Tentu hanya satu belahan bumi yang tersinari oleh sinarnya. Sudah pasti bagi belahan bumi yang tidak kebagian sinar matahari akan diselimuti kegelapan malam terus menerus. Sementara belahan bumi yang kebagian sinar akan diterangi siang terus menerus. Tentu semuanya akan kacau balau.

Maka merupakan hikmah ilahi dan inayah rabbani adalah menetapkan tempat terbitnya pada pagi hari dari arah timur sinarnya akan menerangi sampai ke ufuk barat. Demikianlah matahari terus bergerak hingga berakhir di ufuk barat. Dan akan menyinari belahan bumi yang tidak tersinari olehnya pada pagi hari. Maka terjadilah perbedaan siang dan malam antara orang yang di timur dan di barat. Dengan demikian maslahat mereka bisa terpenuhi.

Kemudian coba perhatikan posisi matahari dengan bulan. Allah telah memberi cahaya pada bulan dan sinar pada matahari. Coba perhatikan bagaimana Allah menciptakan gugusan-gugusan bintang dan garis edar yang akan dilalui oleh keduanya fase demi fase. Dengan begitu terjadilah perputaran waktu dalam setahun dan sempurnalah perhitungan waktu di bumi ini yang sangat dibutuhkan umat manusia demi maslahat mereka. Dengan waktu itu dapat diketahaui perhitungan jam kerja dan tenggang waktu bagi proses utang piutang, sewa menyewa, mu’amalah, bilangan dan berbagai macam maslahat lainnya. Sekiranya matahari dan bulan tidak beredar pada garis edarnya dan tidak berpindah dari satu fase ke fase yang lainnya tentu manusia tidak akan mengenal waktu. Allah telah mengingatkan hal tersebut pada sejumlah ayat di dalam Al Qur’an, di antaranya adalah firman Allah:

“Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manjilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.” (Yunus: 5)

Dalam ayat lain Allah berfirman:
“Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari kurnia dari Rabbmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan.” (Al Isra’: 12)

Sumber: Majalah Asy Syariah, no. 03/I/Ramadhan 1424 H/Oktober-November 2003, hal. 89-93.

Minggu, 22 April 2012

Agar Otak Kanan Tidak Lemah

Sistem pendidikan formal terlalu mengedepankan pengembangan otak kiri. Pusat pengembangan otak kanan pun dibuka sebagai penyeimbang. Benarkah hanya seniman yang perlu memperhatikannya?

Otak kiri merupakan bagian otak yang bertugas berfikir secara kognitif dan rasional. Bagian ini memiliki karakteristik khas yang bersifat logis, matematis, analitis, realistis, vertikal, kuantitatif, intelektual, obyektif, dan mengontrol sistem motorik bagian tubuh kanan.
Otak kiri memiliki karakter antara lain mengontrol gerak motorik tubuh kanan – masuk akal, sistematis, mekanis – matematis, hitung-hitungan – analisa, bahasa, gambar, kata-kata – karakter garis lurus, paralel – detil, menguasai, sasaran/target – kecerdikan, keduniawian – realita dan dominan, langsung – aktif, berorientasi pada jumlah – identitas, membaca, menulis – tujuan akhir, target sasaran – bertahap-tahap dan berdasar permintaan – kecenderungan pada diri sendiri – kecenderungan lebih ke dalam diri.

Sebaliknya, otak kanan merupakan bagian otak yang berfikir secara afektif dan relasional, memiliki karakter kualitatif, impulsif, spiritual, holistik, emosional, artistik, kreatif, subyektif, simbolis, imajinatif, simultan, intuitif, dan mengontrol gerak motorik bagian tubuh sebelah kiri.
Otak kanan memiliki karakter antara lain : mengontrol gerak motorik tubuh kiri – karakter hubungan antar manusia – akustik, bunyi,musik – artistik, seni, kreativitas – simbol-simbol, sensualitas, ruang – intuisi, imajinasi, persamaan – terus-menerus, tetap, jelas – emosi-emosi, gambaran perasaan – terbuka, mengutamakan perasaan – berorientasi pada kualitas – penggandaan dan proses – spiritual dan penampakan – peduli dengan pihak lain – kepedulian pada alam dan situasi.

Sedangkan bagian otak kecil yang berada di sebelah bawah, bertugas mirip mesin perekam seluruh kejadian yang berlangsung dalam kehidupan kita. Otak kecil seringkali mengagetkan kita dengan memberikan informasi secara tiba-tiba mengenai sesuatu yang tidak kita sadari sebelumnya.
Namun, seluruh sistem pendidikan di Indonesia serta beragam aspek kehidupan ternyata hanya mampu mengembangkan belahan otak kiri tersebut. Otak kanan bahkan hanya dipandang sebagai sesuatu yang hanya bisa mendasari seseorang untuk menjadi seniman besar. Orang yang tidak akan menjadi seniman, tidak perlu mengembangkan otak kanannya. Akibatnya, kita menjadi terbiasa berfikir dengan hanya menggunakan otak kiri.

Untuk itu, Rukky membuka Right Brain Institute of Life, sebuah pelatihan pengembangan kemampuan otak kanan, di Jakarta dan Bandung. Lembaga serupa adalah Center of the Right Brain Learning (Pusat Pelatihan Otak Kanan) yang pernah dibuka di Bogor.
Saat ini, kata Rukky, sudah ribuan orang yang mengikuti program ini. Mereka terdiri dari anak-anak hingga para doktor di universitas terkemuka seperti Universitas Trisakti dan Atmajaya, Jakarta. Para peserta terbagi dalam dua model. Model pelatihan reguler dilakukan dalam 10 kali pertemuan, sedangkan model intensif hanya dua hari, yakni Sabtu dan Minggu. Biaya pelatihan kedua model ini sama, yakni Rp.750 ribu perorang.

Metode pelatihan ini, kata Rukky, bersifat ilmiah dan relatif mudah diikuti. Ia berorientasi untuk mengembangkan aktivitas kelenjar, jaringan syaraf, insting energi serta keseimbangan di dalam tubuh. Pelatihan dimaksudkan untuk memberikan stimulus kepada bagian hormon-hormon di dalam tubuh agar berfungsi secara normal. Dengan demikian hormon tersebut akan memberikan rangsangan kepada fungsi otak sebelah kanan. Hal tersebut, menurut Rukky, dalam jangka panjang bisa memberikan kesejahteraan dalam kehidupan.

Menurut Shinto B. Adelar, M.Sc, dosen psikologi perkembangan pada Universitas Indonesia, latihan pengembangan otak kanan seperti diterapkan Rukky sangat positif. Jika otak kiri saja yang dikembangkan, orang jadi kurang imajinatif dan kurang kreatif.
Shinto juga sependapat bahwa otak kanan berkaitan dengan unsur kreativitas yang bukan hanya layak dikembangkan para seniman. Ilmuwan juga perlu mengembangkannya. “Kalau nggak, dia nggak maju. Jadi, untuk mengembangkan sesuatu untuk mencari ide-ide baru,” kata Shinto.
Namun, Shinto memberikan catatan bahwa otak kiri dan otak kanan itu saling berhubungan. “Jangan salah paham bahwa otak belahan kiri dan kanan bekerja sendiri-sendiri. Jadi, meskipun pada fungsi yang khususnya, tapi masing-masing bagian itu akan lebih terbantu apabila aktivasinya dari kedua sisi,” katanya. Oleh karena itu, sebaiknya dikembangkan secara bersamaan. Sehingga, kegiatan-kegiatannya seimbang menstimulasi otak kiri dan otak kanan.

Tanpa melalui lembaga pelatihan khusus otak kanan, kata Shinto, pengembangan sebenarnya bisa dilakukan lewat sebuah latihan kecil yang sederhana. Misalnya, pengembangan bahasa yang bukan hanya untuk menyebutkan tentang fakta. Namun, bahasa juga dimanfaatkan untuk menggambarkan sesuatu yang sifatnya rekaan atau imajinasi.
Cara lainnya, kata Shinto, berhitung dengan cara-cara tertentu sebagaimana dikembangkan dalam kursus sempoa, mental aritmatika, dan sejenisnya. “Misalnya, kita memberi pertanyaan, 2+4 = berapa? Lantas, anak diharapkan menghitung, berapa ditambah berapa sama dengan enam,” katanya.

Salah seorang pengelola kursus sempoa di Jakarta, Muhammad Dilar Darmawan menyebutkan, sempoa memang mengembangkan belahan otak kanan. Namun, ia juga dimaksudkan untuk menyeimbangkan otak kiri dan kanan. “Kursus ini mencoba memaksimalkan fungsi kedua bagian otak tersebut,” kata Dilar.

Sekitar 30 anak dengan umur rata-rata enam tahun yang mengikuti kursusnya akhirnya lebih percaya diri. Mereka juga mudah mengerjakan soal-soal yang berkaitan dengan angka. “Kecepatan berpikir mereka lebih jauh dibandingkan sebelumnya,” ujar Dilar.
Apa yang dikembangkan dalam kursus otak kanan seperti milik Rukky, agaknya tidak spesifik seperti kursus sempoa atau mental aritmatika. Namun yang jelas, dengan pengembangan otak kanan inilah, hidup akan menjadi lebih berkualitas secara fisik dan psikis.

Sebagaimana dikatakan Rukky, kita kemudian akan mampu mencermati tradisi medang yang biasa dilakukan orang Jawa. Medang yang berasal dari kata wedang atau minuman adalah kebiasaan menikmati minuman hangat di petang hari sembari duduk santai di ruang terbuka. Sembari medang itulah sebenarnya mereka melakukan semacam meditasi dan kontemplasi yang akan mengaktifkan otak kanan.