Selamat Berkunjung

Selamat Berkunjung !
Diharap komentarnya agar lebih bermanfaat, menambah wawasan dan hikmah

Sabtu, 18 Februari 2012

Benarkah Bumi Berotasi ?

Pada akhir-akhir ini saya membaca beberapa buku dan artikel mengenaia tema geo sentris, yaitu: Teori tatasurya dimana Matahari mengelilingi bumi, atau bumi sebagai pusat tata surya.
saya mengharapakan diskusi terukur berkaitan dengan wacana diatas.
Dikatakan di dalam Al-Quran bahwa: bumi bersifat diam dan terhampar tidak berotasi maupun berevolusi, tetapi matahari dan bulan begerak sesuai peredarannya. ini artinya bahwa matahari dan bulan bergerak sesuai dengan garis edarnya mengelilingi bumi sebagai pusat.
ada beberapa hal yang jadi wacana:
benarkah bumi berotasi?
seperti bola berlumuran madu, jika dia diputar sangat cepat ataupun lambat maka madu tersebut akan tumpah terpecik. bagai mana dengan teori bahwa bumi berotasi, padahal lapisan bumi terdapat air laut, jika bumi berotasi seharusnya air laut akan tumpah. “alasan bumi berotasi tidak masuk ‘akal’, begitu”. bagaimana dengan gaya grafitasi? air laut mempunyai masa sehingga dia tertarik kepusat bumi, hal ini menunjukan bahwa bumu sebagai pusat tata surya dan bersifat diam.
Bagaimana jika bumi mengelilingi matahari [heliosentris]?
bulan berjarak sangat dekat dengan bumi dibandingkan jarak matahari ke bumi. jika bulan bergerak mengelilingi bumi, dan bumi bergerak mengelilingi matahari, maka bulan akan sering menghalangi cahaya matahari yang akan kebumi atau terjadinya gerhana matahari lebih sering.
Bagaimana dengan Ditemukannya partikel nanokristal dari sedimen bumi?
para ilmuan baru-baru ini menemukan nanokristal dari sedimen bumi, hal ini membuktikan bahwa bumi diciptakan dan bersifat diam/tidak berotasi. seperti halnya air kopi, jika air kopi terus menerus diaduk maka tidak mungkin terdapat endapan kopi dibawah cangkir. tetapi jika air kopi dibiarkan diam maka akan ada endapan kopi di bawah cangkir.
Bagaimana dengan anggapan bahwa adanya meteor besar yang sampai ke bumi dan menjadikan Dinosaurus punah?
Hal itu tidak pernah terjadi dan tidak ada bukti bekas jatuhnya meteor itu di amerika utara. lapisan bumi kita terdiri dari lapisan atmosfer dan yang paling luar terdapat lapisan eksosfer yang sangat tebal. jadi jika benar terdapat meteor ke bumi maka meteor tersebut akan habis terbakar. dan Dinosaurus itu tidak pernah ada. jika benar ada maka hewan tersebut akan Allah ceritakan kejadiannya pada Al-Quran. dalam Al-Quran menceritakan adanya hewan seperti: sapi, lebah. dan kita menjumpainya sekarang dalam kehidupan yang kita alami sendiri.

Asal Mula Pengetahuan Bumi Bulat

Salah satu miskonsepsi umum di kalangan masyarakat adalah orang zaman dahulu tidak tahu kalau bumi bulat. Well, ini sebagian benar.

Para pemikir ini mulai dari India kuno, Yunani kuno, dan Eropa dan Arab di zaman pertengahan menjelang Renaissanse. Menariknya justru China tidak menemukannya, menurut China, bumi berbentuk persegi dan langit berbentuk bulat.

Di Yunani kuno, paradigma kalau bumi itu bulat telah dimulai semenjak abad ke-enam sebelum masehi oleh Pitagoras. Sebelum Pitagoras, kepercayaan di Yunani kuno adalah bumi itu datar. Aristoteles tahun 330 SM menerima pendapat Pitagoras kalau bumi ini bulat dan ia sudah memiliki banyak bukti empiris yang menunjukkan demikian. Semenjak itu pengetahuan mengenai bulatnya bumi telah menyebar di kalangan intelektual Yunani kuno.

Dewa Matahari dan Keretanya

Sebagaimana ditentukan dengan alat modern, bumi berbentuk bulat namun tidak sempurna. Ketidak sempurnaan ini karena rotasi bumi pada porosnya yang membuat bagian tengah bumi sedikit lebih menggelembung dari kutub. Pengukuran dari satelit malah menunjukkan kalau bumi sedikit berbentuk seperti buah pir.

Karena pengamat di Bumi hanya dapat melihat sedikit sekali potongan bulatan bumi dalam satu waktu, tidaklah mungkin mengetahui lewat pengamatan langsung kalau bumi ini cakram atau bola. Pitagoras mendasarkan keyakinannya pada pengamatan mengenai ketinggian bintang yang bervariasi di berbagai tempat di Bumi. Ia juga mendapat dukungan dari pengamatan bagaimana kapal lenyap di cakrawala saat ia pergi dari pelabuhan. Saat kapal datang ke pelabuhan, yang pertama terlihat adalah ujung atas layar kapal, kemudian layarnya dan akhirnya badan kapal perlahan terlihat. Aristoteles menambah bukti dari bagaimana bayangan Bumi terlihat di bulan saat gerhana matahari. Saat cahaya menyinari sebuah bola, ia menunjukkan bayangan yang sama. Para intelektual yunani lalu menghitung ukuran dan bentuk bumi. Mereka juga membuat sistem kisi terdiri dari lintang dan bujur sehingga hanya diperlukan dua koordinat untuk satu lokasi di bumi ini. Filsuf Yunani juga menyimpulkan Bumi bulat karena menurut pendapat mereka, inilah bentuk yang paling sempurna.


Kenapa bentuk seperti ini tidak mungkin?
Erastothenes pada abad ke 3 SM juga memberikan bukti tambahan. Beliau saat itu bekerja di Mesir dan menemukan kalau sinar matahari memberikan bayangan yang berbeda di dua kota berbeda pada saat yang sama. Di kota Syene ia melihat sinar matahari tegak lurus pada jam X. Tapi di kota Iskandariah  ia melihat sinar matahari tidak tegak lurus, padahal jamnya sama. Bukan hanya jamnya yang sama, tapi tanggalnya juga sama, walaupun terpisah satu tahun lamanya. Ia menyuruh orang mengukur jarak antara kedua kota tersebut dan kemudian dengan bayangan kalau bumi itu bulat, ia mengukur sudutnya dan memperkirakan diameter dan keliling bumi dengan rumus bola. Ia menghitung kalau Bumi berbentuk bulat dengan keliling 40 ribu kilometer. Nilai yang nyaris  tepat dan sesuai dengan ukuran bumi berdasarkan perhitungan modern, yaitu 40075.16 km untuk keliling di khatulistiwa. Banyangkan betapa hebatnya matematika sehingga hanya dengan tongkat dan otaknya, Erastothenes mampu menghitung keliling bumi dan hanya meleset 75 kilometer saja.

Jadi ada banyak cara mudah mengetahui bumi bulat bagi orang kuno:
1.     Menganggap kalau bulatnya bola adalah bentuk paling sempurna
2.     Menganggap kalau bumi seperti bulan dan bulan mengalami fase-fase yang menunjukkan ia bulat
3.     Pengamatan bedanya ketinggian bintang di berbagai lokasi
4.     Pengamatan bedanya bayangan benda di berbagai lokasi
5.     Pengamatan bayangan bumi saat gerhana matahari dan bulan
6.     Pengamatan kapal yang datang dan pergi di cakrawala pelabuhan
Kamu tidak perlu ke luar angkasa memotret bumi seperti para astronot atau melakukan perjalanan mengitari bumi seperti Magellan. Dengan demikian, wajar kalau India kuno juga menemukan hal yang sama tak lama kemudian. Sebagai contoh, Rig Weda menulis tentang kemungkinan bumi berbentuk bulat. Teks ini kemungkinan besar dibuat pada abad ketiga SM. Sementara itu matematikawan India, Aryabhata pada 500 masehi membuat perhitungan keliling bumi sebesar 39,968 km.  Sama dengan yang ditemukan Erastothenes dan sains modern.  Begitu juga perhitungan Abu Rayhan al Biruni pada tahun 1000 Masehi.
Referensi
  1. Aber, J. S. (2003). Alberuni calculated the Earth’s circumference at a small town of Pind Dadan Khan, District Jhelum, Punjab, Pakistan.
  2. Asimov, I.   How Did We Find Out The Earth Is Round.
  3. Cullen, C. “A Chinese Eratosthenes of the Flat Earth: A Study of a Fragment of Cosmology in Huai Nan tzu, Bulletin of the School of Oriental and African Studies, Vol. 39, No. 1 (1976), pp. 106-127 (107)
  4. Glick, Thomas F., Livesey, Steven John, Wallis, Faith (eds.): “Medieval Science, Technology, and Medicine: An Encyclopedia”, Routledge, New York 2005
  5. Martzloff, J.C. “Space and Time in Chinese Texts of Astronomy and of Mathematical Astronomy in the Seventeenth and Eighteenth Centuries”, Chinese Science 11 (1993-94): 66-92 (69)
  6. Pingee, D. “History of Mathematical Astronomy in India”, Dictionary of Scientific Biography, Vol. 15 (1978), pp. 533?633 (554f.);
  7. Ragep, F. J. 2010. Astronomy. In Krämer, Gudrun (ed.) et al.: Encyclopaedia of Islam, THREE, Brill
  8. Rosenberg, M. 2010. Basic Earth Facts: 22 Essential Facts You Need to Know About The Planet Earth.
  9. Sagan, C. Cosmos: The Story of Cosmic Evolution, Science and Civilization (1980)
  10. Thurston, H.  Early Astronomy, (New York: Springer-Verlag),

Bumi itu Bulat Atau Datar ?

Oleh: Asy Syaikh Abdul Aziz Bin Baaz

Pertanyaan:
Surat berikut ini datang dari Kenya, dikirim oleh saudara kita, seorang penuntut ilmu bernama Ibrahim Muhammad Al Awwal. Dia berkata, “Saya telah mendengarkan program acara Nurun ‘alad-Darb dan saya mendapatkan banyak manfaat dari acara tersebut. Saya kirimkan pertanyaan ini karena topik mereka yang membingungkan saya. Masalah itu adalah bumi itu bulat atau datar?”

Jawab:
Menurut para ulama, bumi itu bulat. Seperti Ibnu Hazm dan sekelompok ulama lainnya meneyebutkan bahwa ulama telah sepakat (berijma’) bahwa bumi itu bulat. Artinya semua bagian bumi saling berhubungan yang menyebabkan bentuk planet bumi seperti bola. Meski demikian Allah telah menghamparkan permukaan bumi ini untuk kita dan Dia telah menempatkan gunung-gunung di atasnya dengan kokoh, menempatkan hewan dan laut di atasnya sebagai karunia nikmat Allah untuk kita. Allah berfirman (yang artinya):

“Dan (apakah mereka tidak melihat) bumi, bagaimana ia dihamparkan” (Al Ghasiyyah: 20)
Jadi, bumi diciptakan Allah untuk kita dalam keadaan datar dilihat dari permukaannya sehingga manusia dapat hidup di atasnya dan tinggal di atasnya dengan nyaman. Fakta bahwa bumi bulat tidak menafikan bahwa permukaan bumi adalah datar (dihamparkan -red). Karena sesuatu yang berbentuk bulat dan berukuran sangat besar jika permukaannya datar maka permukaan tersebut akan terhampar. Ya.

Diterjemahkan dari www.fatwaonline.com
Merujuk pada Rekaman Fatwa Syaikh Bin Baz

Dicopy dari: www.ghuroba.blogsome.com

Bukti Bukti Kekuasaan Allah pada Gerhana Bulan


Photobucket


Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan Bulan bercahaya dan ditetapkanNya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan Bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan. Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaranNya) kepada orang-orang yang mengetahui. (Yunus :5)

Sebenarnya segala kejadian di alam ini baik di Bumi mahupun di langit adalah ciptaan yang Maha Pencipta. Di sebalik kejadian alam seperti kejadian pasang-surut, siang-malam, gerhana, komet dan lain-lain mengandungi satu hakikat kebenaran yang tidak dapat disembunyikan dan ditolak iaitu tentang kekuasaan yang Maha Pencipta bagi orang-orang yang berakal dan mahu berfikir.
Semua yang wujud di alam ini ada Pemilik dan Penciptanya iaitu Allah. Dia yang menjadikan segala sesuatu dari sekecil-kecil jasad yang bersaiz mungkin lebih kecil dari elektron hingga ke galaksi atau yang lebih besar dari itu tanpa bantuan sesiapa pun dan tidak merasa letih atau penat.
” Dan sesungguhnya telah Kami ciptakan langit dan Bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa dan Kami sedikit pun tidak ditimpa keletihan” Qaaf:30)
Kejadian gerhana merupakan sebahagian dari tanda-tanda kebesaran Allah.
Diriwayatkan oleh Abu Musa Al Asy ‘ary bahawa Rasulullah S.A.w bersabda:
“Bahawasanya tanda-tanda ini (gerhana) Yang Allah kirimkan, dijadikan sesuatu darinya bukanlah kerana mati seseorang atau kerana lahirnya. Tetapi Allah Aza wa Jalla mengirimkan buat mempertakutkan hamba-hambaNya dengan tanda-tanda itu. Maka apabila kamu melihat sesuatu darinya bersegeralah menyebut Allah, berdoa dan beristigfar.” ( Bukhari dan Muslim)
Ketika gerhana bulan, Bumi berada betul-betul di antara Matahari dan Bulan. Oleh kerana Bumi terletak di tengah antara Matahari dan Bulan menyebabkan cahaya dari Matahari akan dilindung oleh Bumi. Ini menyebabkan bayang terbentuk di sebelah belakang Bumi. Apabila Bulan beredar di dalam orbitnya dan memasukki kawasan bayang tersebut maka Bulan mengalami gerhana. Bulan tidak kelihatan bercahaya. Sebaliknya Bulan kelihatan gelap sedikit demi sedikit sehingga penuh apabila seluruh Bulan memasukki kawasan bayang.
Pergerakan Bulan, Bumi dan Matahari mempengaruhi terjadinya gerhana. Di antara kekuasaan Allah, Dialah yang menggerakkan dan menetapkan laluan Matahari, Bulan dan Bumi sejak dari mula ia diciptakan hingga ke hari ini sehinggalah kiamat.
” Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan Bulan, masing-
masing dari keduanya beredar di dalam garis orbitnya.” Al Anbiya :33
Sekarang mari kita renungkan betapa hebat perjalanan Matahari dan Bulan. Dari sudut astronomi detik berlakunya gerhana menunjukkan betapa tepatnya hitungan pergerakan Bulan dan Matahari. Betapa rumit , teliti dan halus pergerakan ketiga-tiga jasad Bumi, Bulan dan Matahari berdasarkan kepada perkiraan matematik.
“Matahari dan Bulan beredar mengikut perhitungan” ArRahman :5
Oleh kerana Allah telah menyebutkan di dalam Al-Quran bahawa Matahari dan Bulan itu bergerak mengikut perhitungan ( matematik ) maka manusia dapat menghitung bila gerhana akan berlaku dan kejadian lain yang berkaitan.
Jika kira renungkan bagaimana Matahari, Bumi dan Bulan masing-masing bergerak dengan kelajuan masing-masing yang sangat laju boleh tiba saat yang tepat berlakunya gerhana. Mengikut hitungan matematik gerhana malam ini Bulan mengalami gerhana penuh iaitu seluruh permukaan Bulan menjadi gelap. Gerhana penuh Bulan pada malam 16 Jun 2011, akan dapat diperhatikan apabila Bulan mula memasuki kawasan bayang gelap bumi (umbra) tepat jam 2.23 pagi.
Bulan akan sedikit demi sedikit akan menjadi gelap akibat memasuki kawasan bayang Bumi sehingga ia akan gelap seluruhnya pada jam 3.22 pagi. Selepas itu Bulan sedikit demi sedikit akan mula bercahaya semula dan bercahaya semula pada 05:05 pagi
Demikianlah hebatnya persembahan di langit pada malam ini. Sebenarnya kejadian gerhana ini memperlihatkan akan kekuasaan Allah bagi orang yang mahu berfikir. Jika mata hati seseorang itu tidak tertutup, ia dapat melihat perjalanan sistem Allah yang menggambarkan keharmonian, ketertiban dan kebijaksaan.
Bagi orang yang berakal dan berrfikir tentang kejadian di sekelilingnya dan diri mereka sendiri dapat melihat dalam setiap kejadian itu mengandungi kerumitan, kehalusan, kebijaksanaan dan keharmonian. Bagi orang yang waras tidak mengatakan semua ini terjadi dengan sendirinya.
Tetapi ia akan meyakini disebalik penyusunan sistem ini terdapat Pencipta yang Maha Bijaksana, Maha Mengetahui, Maha Sempurna lagi Maha Perkasa.
Pengajaran yang boleh kita ambil ialah jika Allah boleh memperhitung dengan begitu teliti, halus dan tepat perjalanan alam cakerawala yang lebih besar dan rumit keadaannya sudah tentu lebih mudah bagi Allah untuk menghitung amal-amal dan pekara-pekara yang dilakukan oleh manusia samada zahir atau tersembunyi.
Semoga kejadian gerhana ini mengingatkan kita betapa kerdil dan lemahnya manusia dan betapa Maha Berkuasa dan Maha Agong Allah yang mencipta dan mentadbir sekelian alam. Oleh itu kepada Allah kita memperbanyakkan memohon keampunan dan taubat di atas kealpaan dan kesilapan yang kita lakukan di samping memperbanyakkan amal kebaikan dengan berdoa dan beramal soleh serta lakukan solat sunat gerhana.

Menyingkap Fenomena dan Keajaiban Ruang Angkasa







Kata Pengantar

Bismillahirrahmaanirrahim
Assalamu ’Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah, segala pujian hanya bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang telah memberikan limpahan rahmat dan karunia berupa kesempatan, kesehatan, hidayah dan taufik. Akhirnya penulis dapat menyelesaikan buku ini. 
Shalawat dan salam senantiasa tercurah atas Rasul-Nya yang mulia Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, yang telah membawa Islam dari kegelapan jahiliyah menuju cahaya hidayah yang terpancar ke seluruh dunia hingga hari kiamat.
Akhir-akhir ini, kajian ilmiah terhadap Al-Qur’an dan Hadits seolah tidak pernah ada habisnya. Oleh karena itu, telah banyak ilmuwan dan peneliti Muslim memfokuskan pikiran dan waktu untuk mendalaminya. Bahkan tidak sedikit pula ilmuwan Barat selama bertahun-tahun meneliti dan mengkajinya berdasarkan disiplin ilmu mereka.
Hal yang membuat siapapun takjub, bahwa hasil yang mereka peroleh itu ternyata telah diisyaratkan dan dijelaskan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam Al-Qur’an 15 abad yang lalu.
Sebagaimana dikatakan oleh Harry Gaylord Dorman dalam buku “Towards Understanding lslam”, New York, 1948, p.3, bahwa : “Kitab Al-Qur’an ini adalah benar-benar firman Tuhan yang didiktekan oleh Jibril, sempurna setiap hurufnya, dan merupakan suatu mukjizat yang tetap aktual hingga kini, untuk membuktikan kebenarannya dan kebenaran Muhammad.”
Hal ini seperti diungkap oleh Allah dalam firman-Nya :   
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?” (QS. Fushshilat (41) : 53)
Dengan niat “Iqra’ Bismi Rabbikalladzi Khalaq”, yaitu perintah membaca dengan menyebut nama Allah yang menciptakan. Maka penulis terinspirasi untuk merangkum menjadi sebuah karya tentang fenomena alam, baik yang terhampar di alam semesta maupun yang tersurat dalam Al-Qur’an berdasarkan realitas sains modern.
Oleh karena itu, buku yang ada di tangan pembaca ini, diberi judul “Menyingkap Fenomena dan Keajaiban Ruang Angkasa”, (Tafakur Keajaiban Al-Qur’an dan Hadits berdasarkan realitas Sains Modern).
Pada dasarnya, lahirnya buku ini merupakan rangkaian dari buku penulis sebelumnya yang berjudul “Jika Allah Menampakkan Wajah dan Kebesaran-Nya Tanpa Hijab”. Tersusunnya buku ini karena motivasi dan inisiatif penulis yang sangat kuat, mengingat buku tentang fenomena dan keajaiban penciptaan makluk yang menjadi bagian dari ilmu pengetahuan Islam sangat langka.
Karena itulah, terhitung sejak tahun 2005, penulis mulai melakukan investasi waktu, energi, pikiran dan materi untuk mewujudkannya. Dalam buku ini, niat penulis sangat besar untuk menampilkan sisi-sisi sains yang jarang terungkap dengan bahasa yang mudah dipahami dan disertai dengan gambar beserta ilustrasinya agar lebih menyenangkan, yang pada intinya adalah memikirkan kebesaran Allah dalam penciptaan makhluk di alam semesta, sehingga menambah keyakinan dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan kita.
Dalam buku ini, dengan niat mengajak secara bersama-sama untuk menyelami realitas penciptaan makhluk yang jarang menjadi perhatian dalam kehidupan kita, mulai dari makhluk yang tidak tampak karena saking kecilnya, yaitu dunia zarrah/partikel (skala mikroskopis) hingga dimensinya yang sangat besar, yaitu galaksi dan superkluster (skala makroskopis). 
Pada dasarnya keberadaan semua makhluk itu mempunyai hikmah dalam penciptaannya. Hanya kita jarang memikirkan dan mentafakkurinya. Sehingga kesan makhluk ciptaan Allah itu eksistensinya seolah-olah tiada, padahal ada di sekitar kita.
Oleh karena itu, setiap pembahasan dalam buku ini, tidak hanya menampilkan data dan fakta tapi lebih kepada hikmah dan pelajaran, sehingga membaca sambil mentafakkurinya merupakan bagian dari ibadah.  Sebagaimana disebutkan bahwa tafakur sesaat di jalan Allah adalah lebih baik daripada ibadah sunnah semalam suntuk. Lagi pula ibadah tafakur itu dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja, tanpa menghalangi kita untuk beraktivitas. Baik sebagai petani, pedagang, pegawai, maupun karyawan.
Sisi lain yang sangat penting dari buku ini, adalah menyambung pemikiran ilmuwan-ilmuwan Muslim yang hidup pada abad ke-8 sampai dengan abad ke-15 Masehi. Disebutkan bahwa ilmuwan-ilmuwan Muslim pada masa keemasan Islam itu sangat diakui pada zamannya, dan menjadi referensi dan kiblat ilmu pengetahuan bagi ilmuwan Barat. Tapi, sekarang menjadi terlupakan seolah-olah mereka tak pernah ada dan tertelan oleh arus sejarah. Pada akhirnya tampillah ilmuwan-ilmuwan Barat yang menguasai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.  
Maka jangan heran, jika ada opini yang berkembang di masyarakat Islam bahwa sains itu produk Barat. Padahal sains adalah ayat-ayat Allah yang terhampar di alam semesta. Hanya kita umat Islam yang jarang mengkaji dan mendalaminya. Padahal mendalami sains dengan basis agama di sana terhampar lapangan tafakur yang sangat luas.
Dalam “Stanislas Cuyard-Ency des Sciences Religioses”, Paris, 1880, jilid IX, p.501, Napoleon Bonaparte berkata bahwa : “Selama abad-abad pertengahan, sejarah Islam merupakan peradaban sepenuhnya. Berkat keuletan kaum Musliminlah maka ilmu pengetahuan dan falsafah Yunani tertolong dari kebinasaan, dan kemudian datang membangunkan dunia Barat serta membangkitkan gerakan intelektual sampai pada pembaruan Bacon. Dalam abad ke-7 dunia lama itu sedang dalam sakaratulmaut. Muhammad memberi kepada mereka sebuah Al-Qur’an yang merupakan titik tolak ke arah dunia baru.”
Suatu hal yang menjadi realitas, bahwa fenomena dan keajaiban penciptaan makhluk jarang diungkap dalam buku-buku masa kini, kecuali dalam buku-buku umum dan beberapa pelajaran di sekolah, dan itu pun hanya sebatas pengetahuan tanpa menyentuh hakikat, esensi dan maksud penciptaannya.
Oleh karena itu, buku yang ada di tangan pembaca ini memuat berbagai informasi penting, menarik, menggugah semangat, membangkitkan kesadaran akan keberadaan kita sebagai hamba Allah di alam semesta. Dengan alasan inilah, penulis desain sedemikian sehingga memberi kesan akan esensi yang sangat dalam serta hikmah dari setiap kejadiannya. Baik melalui realitas sains dan kajian ilmiah, maupun berdasarkan Al-Qur’an, Hadits, pendapat para ulama, dan ilmuwan modern.
Mengungkap kebesaran Allah dalam Al-Qur’an ini sungguh sangat luas dan tidak akan pernah ada habisnya. Meskipun beribu-ribu jilid ensiklopedia tidak akan mencukupi. Kita tidak akan sanggup untuk menulis dan menghitungnya. Karena pengetahuan kita pada hakikatnya tidak lebih dari setes air di lautan yang luas.
“Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (QS. Luqman (31) : 27).
Tersusunnya buku ini juga tidak terlepas dari peran dan perhatian seorang ibu yang sudah mulai memutih rambutnya. Motivasi yang diberikannya begitu besar. Dialah seorang ibu yang sabar, tangguh dan pekerja keras yang melahirkan, mendidik dan memberi perhatian kepada penulis sejak kecil sehingga menjadi insan sebegaimana adanya. Olehnya itu, buku ini kupersembahkan kepada ibu penulis (Aiba) sebagai budi baik penulis kepadanya.
Penulis sadar bahwa sesempurna apapun buku yang disusun, pasti ada sisi lain yang tak luput dari kesalahan dan kekhilafan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangatlah diharapkan. Semoga dengan adanya buku ini dapat memberikan hikmah dan manfaat dalam kehidupan kita. Bagaimanapun juga, penulis hanyalah manusia biasa dan kepada-Nyalah semua urusan dikembalikan dan semoga kita senantiasa diberikan petunjuk dan hidayah di jalan-Nya yang lurus. Amin.

Surabaya, 18 Pebruari 2012


Penulis
Catatan : Desain buku penulis yang belum diterbitkan




Jumat, 17 Februari 2012

Bencana Tsunami

Gempa bumi dasar laut yang terjadi pada tanggal 26 Desember 2004 berkekuatan 9.0 skala Ricther merupakan gempa dengan kekuatan terbesar setelah gempa Alaska pada tahun 1964 dengan kekuatan 9.2. Gempa ini berasal dari Samudera India, yaitu sebelah utara pulau Simeulue dan merupakan ujung pantai barat Sumatra Utara. Gempa ini menghasilkan gelombang raksasa tsunami yang menghancurkan pantai Indonesia, Srilangka, India Selatan, Thailand dan negara lainnya dengan tinggi gelombang lebih dari 30 meter.

Sampai saat ini korban jiwa manusia yang tercatat meninggal telah lebih dari 310.000 jiwa. Sedangkan jumlah binatang yang meninggal adalah relatif lebih sedikit atau bisa dikatakan bahwa dampak tsunami pada margasatwa adalah sangat terbatas, sehingga menimbulkan spekulasi bahwa binatang lebih mempunyai kepekaan terhadap bahaya yang akan terjadi. Spekulasi ini dikuatkan oleh beberapa fakta yang terjadi beberapa jam sebelum terjadinya bencana Tsunami.

Perilaku aneh beberapa binatang sebelum bencana tsunami telah diamati di Srilangka, sekitar 1 jam sebelum bencana tsunami terjadi, orang-orang di Taman Nasional Yala mengamati 3 ekor gajah berlarian menjauh dari pantai Patanangala menuju perbukitan. Kelelawar secara fantastis banyak berterbangan disebelah selatan kota Dickwella di Srilangka. Dan juga diamati 2 ekor anjing tidak mau diajak mendekati pantai di dekat Galle, padahal setiap harinya anjing-anjing itu berada disekitar tempat itu. Kejadian aneh juga terjadi di Thailand seperti yang di laporkan di media massa bahwa beberapa ekor gajah yang sedang membawa wisatawan berlari menuju bukit, untuk menyelamatkan penunggangnya sebelum bencana tsunami menghancurkan dinding air di Phuket, Thailand.

Di sebuah cagar alam pantai selatan India juga diamati sejumlah Flamingo beterbangan menuju hutan yang lebih aman dari cagar alam tersebut sebelum bencana tsunami. Pada saat tsunami melanda Srilangka, sekitar ratusan gajah, macan tutul, harimau, babi hutan, rusa, kerbau air, kera dan mamalia yang lebih kecil serta sejenis reptilia telah melarikan diri dengan selamat menuju ke dataran yang lebih tinggi. Sedangkan sejumlah besar kura-kura ditemukan mati didaerah puing-puing disepanjang pantai di propinsi Aceh. Kepekaaan dan naluri binatang terhadap respon akan timbulnya bahaya yang tidak dimiliki oleh manusia ini bisa digunakan sebagai alat untuk peringatan pertama bencana alam yang bisa digunakan untuk meningkatkan kewaspadaan manusia sehingga bisa mengurangi jumlah korban jiwa manusia sebagaimana bencana tsunami yang terjadi pada tanggal 26 Desember 2004 yang lalu.

Fisiologi yang berhubungan dengan panca indera binatang

Binatang memiliki panca indera yang super sensitif terhadap suara, temperature, sentuhan, getaran, aktifitas elektrostatis dan kimia serta medan magnet dan medan listrik. Sensitifitas ini memberikan mereka bisa mengetahui lebih awal beberapa jam sebelum bahaya bencana alam sebagaimana tsunami terjadi. Namun sensitifitas ini tidak dimiliki oleh manusia.

Gempa menimbulkan getaran yang berubah-ubah pada tanah dan air sedangkan angin badai menyebabkan perubahan elektromagnetik di atmosfer. Beberapa binatang mempunyai indera pendegaran dan penciuman yang peka sehingga membuat mereka bisa menentukan sesuatu yang akan datang dihadapannya lebih dahulu daripada manusia. Riset-riset dibidang komunikasi akustik dan seismik telah menunjukkan bahwa beberapa jenis ikan adalah sensitif terhadap getaran frekuensi rendah dan mendeteksi gempa jauh sebelum manusia merasakannya, disamping itu gajah juga bisa merasakan getaran-getaran yang dibangkitkan dari gempabumi yang menyebabkan tsunami.
Beberapa jenis binatang telah bisa mendengar tsunami yang akan datang dari saat gempa yang meletus dibawah dasar laut. Spesies burung, anjing, gajah, harimau dan binatang lainnya bisa mendeteksi frekuensi infrasonic antara 1-3 hertz dibandingkan manusia hanya pada frekuensi 100-200 hertz, sehingga binatang lebih memiliki sensitifitas pada gelombang suara berfrekuensi rendah dimana manusia tidak bisa mendengarnya.

Beberapa teori yang terkait dengan kepekaan binatang pada bencana alam
Teori alternatif yang telah mendapatkan persetujuan dari banyak pakar baru-baru ini berkaitan dengan kepekaan binatang pada bencana alam adalah (i) bahwa binatang bisa merasakan perubahan pada medan magnet yang terjadi didekat pusat gempa, sebagai misal adalah burung dara, kura-kura, lebah dan masih banyak lagi; (ii)spesies ikan dikenal sangat sensitif pada variasi perubahan muatan listrik di dalam air yang kadang-kadang adalah merupakan isyarat permulaan terjadinya gempa bumi; (iii) organisme di tanah bisa merespon perubahan polaritas dan konsentrasi ion atmosfir atau muatan partikel, sehingga hal ini bisa menyebabkan binatang tersebut bisa mendeteksi efek ionisasi udara dari gas radon yang kadang-kadang dikeluarkan dari bumi sebelum gempa bumi terjadi; (iv) efek piezoelektrik juga telah menunjukkan bahwa perubahan tekanan yang dikerjakan pada kristal sejenis kwarsa menghasilkan muatan listrik pada permukaan kristal, hal ini dipercaya bisa membangkitkan energi listrik yang cukup untuk membuat terbang ion-ion sebelum, selama dan setelah gempa bumi, sehingga binatang bisa mengantisipasi gempa bumi lebih banyak melalui kepekaannya terhadap gemuruh angin.

Peringatan awal bencana Tsunami
Sistem peringatan tsunami secara umum adalah merupakan suatu sistem untuk mendeteksi tsunami dan mengeluarkan peringatan untuk mencegah terjadinya banyak korban jiwa. Terdiri dari dua buah komponen pokok yaitu jaringan sensor utk mendeteksi gelombang tsunami dan infrastruktur komunikasi untuk mengeluarkan alarm atau sirine yang memperbolehkan evakuasi daerah pantai.
Banyak daerah pantai disekitar Laut Pasifik, terutama Jepang, Hawaii, Polynesia, Alaska dan pantai-pantai Pasifik Amerika Selatan, mempunyai sistem peringatan tsunami dan prosedur pengungsian jika terjadi tsunami yang serius. Walaupun begitu banyak lautan lain yang tidak mempunyainya, hal inilah yang menyebabkan banyaknya korban jiwa saat terjadi tsunami 26 Desember 2004 yang terjadi di Lautan India. Dalam sebuah konferensi yang diselenggarakan oleh PBB pada Januari 2005 di Kobe, Jepang telah diputuskan bahwa Sistem Peringatan Tsunami akan ditempatkan di Lautan India sebagai respon akibat terjadinya Tsunami Laut India 2004.

Tentu saja penyediaan Sistem Peringatan Awal Tsunami berteknologi tinggi adalah sangat membutuhkan dana yang luar biasa besarnya baik untuk biaya infrastruktur maupun biaya pemeliharaannya. Sebagai contoh seperti yang dikeluarkan oleh Website milik Nasa yang menyebutkan bahwa tiga dari empat peralatan peringatan Tsunami yang dipasang sejak tahun 1948 telah mengalami kerusakan dan biaya kerusakan alarm ini menjadi lebih mahal. Evakuasi perbaikan sistem peringatan di Hawaii ini telah menghabiskan biaya sebanyak 68 juta USD. Dari sini kita bisa membayangkan betapa besarnya biaya untuk penyediaan Sistem Peringatan Awal Tsunami dengan teknologi tinggi ini.

Peringatan awal sebelum terjadinya bencana alam ini sebenarnya bisa diperoleh secara alami dari perilaku aneh binatang sebelum terjadinya bencana. Binatang telah bisa digunakan secara potensial sebagai sistem peringatan teknologi rendah dan tentu saja biaya yang dibutuhkannya juga jauh lebih murah dibandingkan dengan sistem peringatan berteknologi tinggi.

Peneliti-peneliti telah lama mempelajari jenis-jenis binatang yang bisa diharapkan bisa mendengar dan merasakan sebelum bumi berguncang dan sebelum ombak besar tsunami menjalar menuju daerah pantai dengan menggunakan kepekaan inderanya sebagai alat prediksi. Kiyoshi Shimamura, seorang dokter kesehatan di Jepang pada bulan September 2003 telah menyampaikan hasil studinya di media massa berkaitan dengan studinya berkaitan dengan perilaku aneh dari anjing seperti menggigit, menyalak yang melampaui batas bisa digunakan sebagai alat untuk meramalkan terjadinya gempa riset ini dikaitkan dengan gempa Kobe pada tahun 1995 yang menewaskan sekitar 6.000 orang. Peneliti dari Turki, Sheldrake juga melakukan studi pada reaksi binatang sebelum terjadinya gempa yang meliputi gempa California tahun 1994 dan gempa Turki tahun 1999. Seperti yang dilaporkan bahwa anjing berperilaku secara misterius dan tidak bisa tidur di tengah malam, burung burung yang dikandang terlihat gelisah dan kucing-kucing terlihat takut dan selalu ingin bersembunyi sebelum saat terjadinya gempa bumi.

Dengan menelaah berbagai macam fakta, teori dan riset yang berkaitan dengan perilaku aneh binatang sebelum terjadinya bencana alam seperti yang telah diuraikan diatas, maka kepekaan binatang yang diekspesikan sebagai perilaku aneh ini bisa dimanfaatkan sebagai sistem peringatan awal bencana alam baik gempa bumi maupun tsunami. Perilaku aneh dari binatang ini bisa digunakan untuk meningkatkan kewaspadaan pada manusia terhadap bencana yang akan terjadi. Tentu saja sistem komunikasi yang baik perlu dibangun untuk menyebarkan adanya peringatan awal tsunami ataupun bencana alam yang lainnya baik melalui televisi, radio, internet ataupun penyampaian informasi dari mulut ke mulut. Yang sangat tergantung pada lamanya waktu antara terjadinya gempa dan waktu yang dibutuhkan oleh perambatan tsunami menuju ke populasi disekitar pantai, ini adalah merupakan waktu yang sangat krusial untuk melakukan pengungsian masyarakat sekitar pantai untuk menuju ke daratan yang lebih tinggi, sehingga mereka terselamatkan sebelum datangnya gelombang tsunami. Disamping itu pendidikan tentang bahaya tsunami, tanda-tanda datangnya tsunami, persiapan dan bagaimana cara menyelamatkan diri jika tsunami terjadi pada seluruh masyarakat adalah merupakan faktor yang sangat penting.

Sehingga dengan memahami mulai dari peringatan awal tsunami baik dengan teknologi tinggi maupun dengan teknologi rendah melalui perilaku aneh binatang sebelum terjadinya bencana tsunami sampai dengan bagaimana cara menyelamatkan diri jika tsunami datang, Insya Allah bisa mengurangi jumlah korban jiwa dan tidak seperti kejadian bencana tsunami 26 Desember 2004 yang menewaskan lebih dari 300 ribu orang.

Pandanglah ke Langit Itu

Kapan terakhir kalinya Anda menengadah ke angkasa, menikmati birunya langit. Atau memandang bintang-bintang yang berkedipan di malam hari sambil menemukan komet yang terbang? 1 bulan yang lalu? 1 tahun yang lalu? 5 tahun yang lalu? Atau malah sewaktu Anda masih berumur 7-tahunan? Ternyata semakin tua kita, semakin tidak mempedulikan semesta. Kita terlampau disibukkan dengan pekerjaan, masalah rumah tangga atau persoalan hidup lainnya. Lantas kita bertanya apakah ini yang dinamakan menikmati hidup?

Peradaban manusia memang makin maju tapi mengapa manusia semakin terseret dalam pusaran kesibukan tiada habisnya? Bukankah semakin majunya peradaban seharusnya makin memberikan keleluasaan bagi manusia untuk menikmati hidupnya? Atau telah terjadi pergeseran makna “menikmati hidup”? Atau bahkan kita tak pernah mencoba mendefinisikan arti “menikmati hidup”?

Karena itu, sahabat, sesekali menengadahlah ke langit, namun jangan hanya terhenti pada cerapan inderawi, biarkan akal dan hatimu meng-explore kemegahan ciptaan-Nya sembari mengakui kebesaran-Nya. Inilah yang dinamakan tafakur. Objek tafakur tidak terbatas pada langit saja, bisa laut, bisa semut, bisa tentang tingkah laku manusia atau tentang apa yang ada pada diri kita sendiri. Kita bisa mencoba merenungi arti keberadaan kita di bumi. Apakah kita dicipta hanya untuk memuaskan keinginan pribadi saja? Tidakkah itu visi yang terlampau sempit? Mengapa kita dicipta tidak sendiri? Tidakkah Tuhan memiliki tujuan penciptaan kita? Semakin sering menengadah ke langit, semakin banyak pertanyaan dasar tentang kehidupan yang muncul.

Tafakur inilah yang mampu mempengaruhi sikap dan perilaku. Bertafakur kata Fudhail bin Iyadh, seperti cermin. Dengan bertafakur manusia bisa melihat dirinya (muhasabah) untuk diketahui segala kebaikan dan keburukan dan segala apa yang telah dikerjakannya.

Tafakur tidak hanya mampu menjadi cermin, lebih jauh lagi ia bisa menjadi mesin pencari pengetahuan baru. Tafakur membuat manusia aktif dan dinamis dalam samudera pengetahuan. Tafakur bisa mencairkan kebekuan otak dan memungkinkan manusia menemukan inovasi-inovasi baru. Dalam bahasa Al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumuddin, “tafakur berarti menghadirkan dua pengetahuan dalam hati untuk kemudian menghasilkan pengetahuan ketiga.” Ia menambahkan, proses tafakur lebih tinggi kedudukannya dibandingkan dengan tadzakur (berdzikir). Karena tafakur yang berpijak pada pengetahuan yang ada akan menghasilkan pengetahuan baru, yang dinamis, produktif, dan inovatif. Sedangkan tadzakur tidak memunculkan pengetahuan baru, namun merupakan proses pengulangan dari pengetahuan yang telah dimiliki, sebagai penguat dan peneguh (tsabat) saja.

Begitu pentingnya tafakur ini, sehingga Tuhan senantiasa memerintahkan kepada manusia untuk tafakur, dan Tuhan mengecam kepada orang-orang yang telah diberikan akal namun karena kedunguannya ia tidak mau bertafakur. Tuhan berfirman, “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan perbedaan siang dan malam terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. Yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau sambil duduk atau sambil berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata: “Ya Robb kami tidaklah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS Ali Imran: 190 – 191).

Orang beriman menurut ayat di atas, adalah orang yang selalu berfikir sepanjang waktu. Ketika ayat ini turun, Rasulullah saw menangis dan air matanya meleleh hingga membasahi janggutnya. Lalu beliau bersabda, “Celakalah orang yang membacanya tetapi tidak merenungkan maknanya.”
Namun begitu, antara tafakur dan tadzakur tak bisa dipisahkan. Keduanya membentuk keseimbangan dan saling melengkapi pada diri manusia. Keduanya merupakan satu kesatuan, meski masing-masing memiliki wilayah dan batas obyek yang berbeda. Dengan keduanya, manusia akan memahami realitas alam dan penciptaannya secara utuh. Lalu sesudah itu memilih jalan yang benar sesuai kehendak Tuhan.
Ref: Majalah Sabili

Betapa Pentingnya Waktu

MANAGEMENT WAKTU
( Volume : 1 )
Ahmad Zain An Najah, MA*
I . Waktu Dalam Al Qur’an dan Sunnah
Dalam banyak ayat Allah bersumpah dengan waktu, seperti dalam firman-Nya :
وَالْعَصْرِ إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian ( Qs Al Ashr : 12 )
وَاللَّيْلِ إِذَا يَغْشَى وَالنَّهَارِ إِذَا تَجَلَّى
Demi malam apabila menutupi (cahaya siang), dan siang apabila terang benderang, ( Qs Al Lail : 1-2 )
وَالضُّحَى وَاللَّيْلِ إِذَا سَجَى
Demi waktu matahari sepenggalahan naik, dan demi malam apabila telah sunyi (gelap ( Qs Ad Duha : 1-2 )
Ayat-ayat di atas menunjukkan betapa pentingnya waktu dalam kehidupan manusia ini, karena Allah tidak bersumpah terhadap sesuatu di dalam Al Qur’an kecuali untuk menunjukkan kelebihan yang dimilikinya.
Bahkan dalam ayat lain Allah menegaskan bahwa dengan menggunakan waktu tersebut seorang hamba bisa mengambil pelajaran dan bersyukur, sebagaiman yang tersebut dalam firman Allah swt :
وَهُوَ الَّذِي جَعَلَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ خِلْفَةً لِّمَنْ أَرَادَ أَن يَذَّكَّرَ أَوْ أَرَادَ شُكُورًا
Dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur. ( Al Furqan : 62 )
Tadzakkur berarti mengingat Allah, mengingat nikmat-nikmat Allah yang diberikan kepada kita, mengingat bahwa seorang muslim dalam hidupnya ini mempunyai tujuan yaitu beribadat kepada Allah swt dan memakmurkan dunia ini dengan nilai-nilai yang diletakkan oleh Allah swt, mengingat bahwa kematian adalah sesuatu yang benar-benar akan terjadi pada diri setiap manusia, sehingga dia harus mempersiapkan segalanya untuk menyambutnya. Dengan demikian tadzakkur berarti juga kesempatan untuk mengembangkan diri di dalam kehidupan ini untuk menjadi orang yang bermanfaat bagi manusia, negara, bangsa dan ummat, serta di akherat nanti menjadi pendamping para nabi , syhuhada siddiqun serta sholihun di syurga .
Syukur berarti mensyukuri nikmat Allah yang diberikan kepada kita, mensyukuri kesempatan yang diberikan Allah kepada kita, mensyukuri potensi yang diletakkan Allah dalam diri kita , untuk kemudian kita gali, kita kembangkan dan kita aktualisasikan untuk kepentingan masyarakat dan umat.
Bahkan Allah telah menyatakan bahwa Ulul Albab adalah orang –orang yang mampu memanfaatkan waktunya untuk ketaatan. Allah berfirman :
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ لِّأُوْلِي الألْبَابِ
” Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal ” (Qs Ali Imran : 190)
Ayat di atas menunjukkan bahwa Ulul Albab ( para cerdik cendikia ) bukanlah orang yang mampu menghafal kata-kata maupun sususan huruf yang tertulis di dalam buku atau mampu menjawab soal-soal ujian di suatu sekolah, akan tetapi Ulul Albab adalah orang yang mampu melihat kejadian yang ada disekitarnya dan memanfaatkan waktu yang ada, selanjutnya diramu menjadi bekal di dalam kehidupan ini, untuk kemudian diteruskan dengan mengerjakan hal-hal yang bermanfaat bagi kepentingan manusia.
Karena pentingnya waktu yang ada, sehingga Allah akan meminta pertanggungjawaban dari setiap manusia untuk apa saja waktu yang diberikan Allah selama hidup ini. Dalam suatu hadist disebutkan :
لن تزول قدما عبد يوم القيامة حتى يسأل عن أربع : عن عمره فيما أفناه ، وعن شبابه فيما أبلاه ، وعن علمه ماذا عمل به ، وعن ماله من أين أخذه وفيما أنفقه ”
“ Tidak tergelincir dua kaki seorang hamba pada hari kiamat sehingga Allah menanyakan empat hal :
  1. Umurnya, untuk apa selama hidupnya dihabiskan
  2. Waktu mudanya, digunakan untuk apa saja
  3. Hartanya, darimana dia mendapatkan dan untuk apa saja dihabiskannya
  4. Ilmunya, apakah diamalkan atau tidak ” ( Hadist Hasan, HR. Tirmidzi )
Kalau kita perhatikan hadist di atas, kita dapatkan bahwa 4 unsur kekuatan yang ada dalam diri manusia, jika ia mau memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya, niscaya akan berhasil di dunia dan akherat. ( kesempatan + kesehatan + harta + ilmu ) .
Hal ini dikuatkan dengan hadist lain yang menyatakan :
نعمتان مغبون فيهما كثير من الناس : الصحة والفراغ
” Dua nikmat yang kebanyakan manusia rugi di dalamnya : Kesehatan + Kesempatan ” ( HR Bukhari )
II. Langkah –Langkah Efektif Dalam Mengatur Waktu
Banyak diantara kita yang mempunyai keinginan yang kuat untuk memanfaat waktunya dengan sebaik-baiknya dalam hal-hal yang positif, akan tetapi tidak sedikit dari mereka yang belum mempunyai gambaran utuh tentang langkah -langkah yang harus ditempuh untuk mencapai cita-citanya. Berikut ini beberapa tawaran singkat tentang langkah-langkah pengaturan waktu :
Langkah Pertama : Isi waku kosong dengan kegiatan yang bermanfaat .
Ada sebuah hikmah mengatakan :
إن الفراغ والشباب والجدة مفسدة للمرأة أي مفسدة
” Kekosongan jika melanda para pemuda yang mempunyai uang , maka akan mengakibatkan kerusakan yang lur biasa .”
Ini dikuatkan dengan hikmah lainnya :
الفراغ للرجال غفلة ، وللنساء غلمة
” Pengangguran bagi laki-laki adalah sebuah kelalaian dan bagi perempuan akan menjerumus kepada hal-hal yang negatife ( syahwat ). ”
- Bukankah Istri pejabat yang merayu nabi Yusuf as. disebabkan karena kekosongan dan kesepian yang menyelimutinya.
- Para dokter menyatakan bahwa 50 % kebahagian hidup bisa di dapat dengan mengisi waktu kosong dengan kegiatan yang bermanfaat. Betapa kita lihat para pekerja kasar di jalan-jalan, para kuli bangunan, para petani di sawah-sawah , para pedagang asongan di terminal-terminal, merasa lebih tenang dan bahagia dibanding dengan anda yang melamun dan tergeletak di atas kasur akibat pengangguran. (1)
- Beberapa penelitian menyebutkan bahwa sebagian orang yang sudah lanjut usia didapatkan masih kelihatan energik dan jarang merasa lesu atau malas, hal itu dikarenakan mereka selalu menyibukkan diri mereka dengan pekerjaan-pekerjaan yang bisa mengembangkan syaraf mereka. Hal ini tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan mereka saja, akan tetapi lebih dari itu, menjaga kesehatan otak mereka juga. (2)
Langkah Kedua : Menggunakan satu waktu untuk banyak kegiatan
- Sebuah pepatah mengatakan : ” Sambil menyelam minum air ” , ” Sekali dayung dua atau tiga pulau terlampaui.”
- Para ulama dahulu telah memberikan contoh kepada kita bagaimana memanfaatkan waktu yang terbatas untuk mengerjakan lebih dari satu kegiatan :
  1. Diriwayatkan bahwa Khatib Al Baghdadi salah seorang ulama hadist yang sangat terkenal, jika ia berjalan mesti ditangannya ada sebuah buku yang dibacanya ”
  2. Imam Sulaim Ar Razi , salah seorang ulama Syafi’ah yang meninggal tahun 447 H, selalu mengisi waktu-waktunya dengan pekerjaan yang bermanfaat. Berkata Ibnu Asakir : ” Saya pernah diceritakan oleh guruku : Abu Farj Al Isfirayini bahwa beliau pada suatu saat keluar dari rumahnya untuk suatu keperluan, kemudian tidak berapa lama datang lagi sambil berkata : ” Saya telah membaca satu juz dari al Qur’an selama saya di jalan ” . Berkata Abu Faraj : ” Saya pernah diceritakan oleh Muammil bin Hasan bahwa pada suatu hari ia melihat pena Sulaim Ar Razi rusak dan tumpul, ketika ia memperbaiki penanya tersebut terlihat ia menggerak-gerakkan mulutnya , setelah diselidiki ternyata di membaca Al Qur’an di sela-sela memperbaiki penanya, dengan tujuan agar tidak terbuang begitu saja waktunya dengan sia-sia. (3)
  3. Abu Al Wafa’ Ibnu Uqail, salah satu tokoh dalam Madzhab Hambali mampu menyingkat waktu makan dengan memilih makan yang praktis, beliau bisa memanfaat perbedaan waktu makan roti kering dengan roti yang diberi air , untuk membaca 50 ayat Al Qur’an.(4)
  4. Abu Al Barakat, kakek Ibnu Taimiyah, jika ia masuk kamar mandi atau WC , ia menyuruh saudaranya untuk membacakan sebuah buku dengan suara keras agar dia bisa mendengarnya.(5)
Untuk saat ini, apa yang dikerjakan oleh para ulama tersebut bisa kita tiru dengan sarana yang lebih mudah, seperti tape, komputer, bahkan USB/Mp3 jauh lebih praktis untuk bisa mendengar ceramah ataupun bacaan Al Qur’an sambil berjalan.
Jepang berhasil menjadi sejajar dengan negara-negara maju lainnya dalam kurun waktu yang relatif singkat, setelah kejatuhan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945, hal itu disebabkan oleh beberapa hal diantaranya adalah : hobi membaca yang sudah membudaya di negara tersebut, hal ini di dukung dengan menyebarnya jalur kereta listrik ke berbagai pelosok sejak 1950-an yang secara tidak langsung ikut juga memperkuat kecenderungan masyarakat untuk membaca. Orang dapat menghabiskan waktu beberapa jam setiap hari dalam perjalanan dengan kereta. (6)
Kita sebagai mahasiswa dan pelajar Indonesia di Kairo bisa membudayakan hobi membaca dalam sarana-sarana trasnportasi, seperti altramco, bis mini dan metro bawah tanah. Sebaiknya mencari sarana transportasi yang bisa mendukung ke arah itu, walaupun kadang-kadang agak lebih mahal sedikit .
Langkah Ketiga : Memilih waktu-waktu yang mempunyai keutamaan .
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa di dalam ajaran Islam terdapat waktu-waktu tertentu yang mempunyai keutamaan-keutamaan yang tidak dimiliki oleh waktu-waktu lainnya , seperti :
a. Keutamaan bulan Ramadlan, di dalamnya terdapat 10 malam terakhir yang di dalamnya ada satu malam, yaitu lailat qadr yang mempunyai kadar ibadah 1000 bulan pada malam-malam lainnya.
b. Keutamaan 10 hari pertama dari bulan Dzulhijjah, puncaknya ada pada tanggal 10 Dzulhijjah , Dalam suatu hadist disebutkan bahwa:
ما من أيام العمل الصالح فيهن أحب إلى الله منه في هذه الأيام العشر . قالوا : ولا الجهاد في سبيل الله !! قال : ولا الجهاد في سبيل الله ، إلا رجل خرج بنفسه وماله ولم يرجع من ذلك بشيء .
c. Hari Jum’at, merupakan sebaik-bak hari dalam seminggu, di dalamnya banyak keutamaan, yang jika seorang muslim mampu memanfaatkan dengan sebaik-baiknya, niscaya akan mendapatkan pahala yang sangat banyak sekali. Di dalamnya ada satu jam yang jika seorang muslim berdoa, niscaya Allah akan mengabulkannya.
خير يوم طلعت عليه الشمس يوم الجمعة ( أخرجه مسلم )
فيها ساعة لا يوافقها عبد مسلم ، وهو قائم يصلى يسأل الله شيئا إلا أعطاه إياه ( متفق عليه )
d. Waktu sahur, tepatnya pada sepertiga terakhir malam hari.
ينزل الله كل ليلة إلى سماء الدنيا حين يبقى ثلث الليل الآخر فيقول : من يدعوني فأستجيب له ، ومن يسألني فأعطيه ، ومن يستغفرني فأغفر له ( أخرجه مسلم )
Oleh karena itu para salaf sholeh mengibaratkan sholat 5 waktu sebagai timbangan harian, hari Jum’at sebagai timbangan mingguan, bulan Ramadlan sebagai timbangan tahunan, sedangkan haji sebagai timbangan seumur hidup. Mereka sangat memperhatikan bagaimana hariannya bisa terjaga dengan baik, setelah berhasil, mereka berusaha menjaga mingguannya, setelah berhasil, mereka berusaha untuk menjaga tahunannya , setelah berhasil mereka menjaga umurnya, dan itulah misk khitam ( penutup yang baik )
Masalah ini, kalau kita kembangkan dalam kehidupan sehari-hari kita, maka kita sholat lima waktu sebagai barometer kegiatan kita sehari-hari, sebagai contoh : kegiatan menghafal atau mengulangi hafalan Al Qur’an. Ternyata dengan mengikuti jadwal sholat lima waktu terbukti kegiatan kita sangat efektif, karena seorang muslim tentunya tidak pernah meninggalkan sholat lima waktu. Agar terasa lebih ringan, hendaknya setiap sholat dibagi menjadi dua bagian, sebelum sholat dan sesudahnya. Sebelum sholat , yaitu : sebelum adzan, dan waktu antara adzan dan iqamah . Apabila dia termasuk orang yang rajin ke masjid, sebaiknya pergi ke masjid sebelum adzan agar waktu untuk mengulangi hafalannya lebih panjang. Kemudian setelah sholat, yaitu setelah membaca dzikir ba’da sholat atau dzikir pagi pada sholat shubuh dan setelah dzikir sore setelah sholat Ashar. Seandainya saja, ia mampu mengulangi hafalannya sebelum sholat sebanyak seperempat juz dan sesudah sholat seperempat juz juga, maka dalam satu hari dia bisa mengulangi hafalannya sebanyak dua juz setengah. Kalau bisa istiqamah seperti ini, maka dia bisa menghatamkan hafalannya setiap dua belas hari, tanpa menyita waktunya sama sekali. Kalau dia bisa menyempurnakan setengah juz sisanya pada pada sholat malam atau sholat-sholat sunnah lainnya, berarti dia bisa menyelesaikan setiap harinya tiga juz, dan dengan demikian dia bisa menghatamkan Al Qur’an pada setiap sepuluh hari sekali. Banyak para ulama dahulu yang menghatamkan hafalannya setiap sepuluh hari sekali. (7)
Langkah Ke-Empat : Membagi waktunya dalam berbagai kegiatan .
Sebagai seorang muslim, seyogyanya dia tidak hanya beramal dan bekerja pada satu bidang saja, akan tetapi hendaknya membagi waktu-waktunya untuk mengerjakan kewajibannya terhadap Allah swt dengan beribadat kepada-Nya, juga kewajibannya terhadap orang tua, saudara , anak dan istri, tetangga dan masyarakat sekitarnya.
Di dalam Lembaran Ibrahim as, disebutkan bahwa : ” Seyogyanya bagi orang yang berakal hendaknya mempunyai 4 waktu : waktu untuk bermunajat kepada Allah swt, waktu untuk intropeksi terhadap diri sendiri, waktu untuk bertafakkur serta merenungi ciptaan Allah, dan waktu untuk mengurusi kebutuhan hidupnya seperti makan dan minum ”(8)
Dalam suatu hadits, Rosulullah saw pernah bersabda :
إن لربك عليك حقا, وإن لبدنك عليك حقا, وإن لأهلك عليك حقا وإن لزورك عليك حقا, فأعط كل ذي حق حقه.
” Sesungguhnya pada Rabb-mu ada hak yang harus anda tunaikan, dan pada dirimu ada hak yang harus anda tunaikan, dan pada diri keluargamu ada hak yang harus anda tunaikan, dan pada orang yang datang kepadamu ada hak yang harus anda tunaikan ,maka berilah setiap bagian akan haknya ( HR Bukhari dan Muslim )
إنما أنا أخشاكم لله وأتقاكم له ، ولكني أصلي وأنام, وأصوم وأفطر, وأتزوج النساء, ومن رغب عن سنتي فليس مني
” Sesungguhnya saya adalah orang yang paling takut dan paling bertaqwa kepada Allah swt, walaupun begitu, saya bangun malam dan kadang tidur juga, berpuasa dan berbuka, serta menikahi para wanita, dan barang siapa yang tidak mau mengikuti sunnahku, maka bukanlah ia dari golongan-ku “ ( HR Bukhari )
Para ulama dahulupun telah memberikan suri tauladan yang baik kepada generasi sesudahnya. Adalah Ibnu Jarir At Thobari, telah membagi satu harinya menjadi beberapa bagian, sebagaimana yang dikisahkan oleh Qadhi Abu Bakar Ahmad Kamil Al-Syajari, salah satu murid dekatnya : ” Setelah Ibnu Jarir makan dan tidur, kemudian beliau bangun untuk sholat dhuhur di rumahnya, setelah itu, beliau menulis untuk sebuh buku sampai datang waktu ashar, beliau kemudian keluar untuk melakukan sholat ashar dan mengajar para murid-muridnya sampai maghrib, kemudian setelah maghrib beliau mengajar fikih dan beberapa pelajaran lainnya hingga datang sholat Isya, kemudian beliau pulang ke rumahnya. Beliau benar-benar telah membagi waktu seharinya untuk : maslahat dirinya, agama dan masyarakat sekitarnya . ”(9)
Langkah Ke-Lima : Ambillah waktu istirahat untuk mengumpulkan tenaga
Waktu istirahat mutlak diperlukan oleh semua makhluq yang hidup di dunia ini, bahkan benda matipun memerlukan waktu istirahat, seperti hal-nya mesin-mesin pembantu manusia, seperti mesin cuci, kipas angin, computer, radio, tape, mobil dan lain-lainnya. Istirahat bukan berarti berhenti kerja atu menganggur, akan tetapi berhenti untuk mengumpulkan kekuatan, mengisi bensin untuk meneruskan perjuangan, mengasah kapak agar lebih tajam atau mengambil strategis supaya pekerjaan yang dihadapinya bisa diselesaikan dengan lebih cepat dan baik.
Konon ada kisah seorang penebang kayu, karena dijanjikan oleh majikannya dengan gaji yang menggiurkan , maka ia bekerja mati-matian, siang malam tanpa berhenti untuk menebang banyak pohon akan tetapi ternyata semakin lama, tenaga semakin lemah dan semangat untuk menebang mulai luntur dan hasil yang di dapat mulai seikit dan tidak maksimal. Maunya memeluk gunung tapi apa daya tangan tak sampai, bukannya menyelsaikan pekerjaan akanteapi justru keletihan dan keputus asaan yang di dapat, kenapa ? Karena ada satu hal kecil yang tidak diperhatikan oleh si penebang kayu itu, yaitu istirahat untuk mengasah gergaji, agar bisa digunakan semaksimal mungkin. Maka, sesibuk apa pun an serajin apapun, kita harus meluangkan waktu untuk mengasah kapak kita, mengasah otak dan pikiran kita dan mengisi hal-hal baru untuk menambah pengetahuan, wawasan dan spiritual agar kehidupan kita akan menjadi dinamis, berwawasan dan selalu baru agar setiap hari bekerja dengan tenaga yang sama dan hasil yang maksimal. Meminjam sitilah orang cina : “Xiu Xi Bu Shi Zou Deng Yu Chang De Lu” ( Istirahat bukan berarti berhenti.) Akan tetapi : ”Er Shi Yao Zou Geng Chang De Lu” ( Tetapi untuk menempuh perjalanan yang lebih jauh lagi ) (10)
Islam sendiri telah memberi ruang istirahat bagi seorang muslim, untuk mengendorkan urat dan meluruskan punggung, menambah perbekalan agar bisa melanjutkan perjalanan yang akan ditempuhnya lagi.
Dalam suatu hadist disebutkan :
خذوا من الأعمال ما تطيقون ، فإن الله لا يمل حتى تملوا ، وإن أحب الأعمال إلى الله أدمها وإن قل ( متفق عليه )
Begitu juga apa yang dipesankan Rosulullah saw kepada salah seorang sahabat-nya Handhalah yang mengeluh karena semangatnya turun ketika berkumpul dengan keluarganya :
يا حنظلة ، لو بقيتم على الحال التى تكونون عليها عندي ، لصافحتكم الملائكة في الطرقات ، ولكن يا حنظلة ساعة فساعة . ( أخرجه مسلم )
Berkata Imam Ali : hiburlah hati anda sesaat-saat, karena hati ini jika telah capai , tidak bisa memandang sesuatu dengan baik ”
Langkah Ke –Enam : Mengerjakan pekerjaan pada waktunya
Sebenarnya yang penting dalam kerja dan beramal bukanlah bekrja sebanyak-banyaknya, akan tetapi harus dilihat juga waktu dan tempatnya.
Dahulu dikatakan dalam hikmah :
لكل مقام مقال ولكل مقال مقام
Khalifah Abu Bakar As- Siddiq pernah berwasiat kepada Umar bin Khattab ketika mengangkatnya sebagai khalifah pengganti : ” Ketahuilah bahwa Allah telah menentukan suatu amalan siang yang apabila dikerjakan waktu malam,maka tidaklah akan diterimanya, dan menentukan amalan malam, yang jika dikerjakan pada waktu siang tidaklah akan diterimanya.
Oleh karena itu, kita dapatkan Allah telah menentukan banyak ibadat pada waktu-waktu tertentu, tidak boleh dimajukan maupun dimundurkan, seperti waktu sholat, puasa, zakat , haji dan lain-lainnya.(11)
Maka, kita dapatkan sebagain ulama menyatakan bahwa amalan paling utama adalah amalan yang dikerjakan menurut waktunya. Ketika datang waktu sholat, maka yang paling utama adalah melakukan sholat, ketika datang waktu Ramadlan, maka amalan yang paling utama dikerjakan adalah puasa, ketika datang waktu haji, maka yang paling utama dikerjakan adalah haji , dan ketika waktu ujian, maka amalan yang paling utama dikerjakan adalah beljar untuk menghadapi ujian.
Dalam hal ini seorang ulama yang hidup pada abad 8 H, Ibnu Rajab Al hambali ( w : 795 ) telah mengarang sebuah buku yang menerangkan tentang amalan-amalan berdasarkan urutan waktunya dan diberi nama : “ Lathoif Al Ma’arif fima li-Mawasim al Am min al Wadhaif ” ( Pengetahuan tentang amalan- amalan pada setiap musim ) . (12)
Langkah Ke- Tujuh : Memilih amalan dan kegiatan yang bermanfaat bagi orang banyak .
Ajaran Islam diturunkan untuk membawa kemaslahatan dan manfaat bagi manusia. Oleh karenanya , sebagai insan muslim, hendaknya selalu memilih kegiatan dan amalan yang manfaatnya bisa dirasakan oleh orang banyak. Para ulama Islam telah menyinggung permasalahan ini secara tegas dan gamblang. Mereka menyatakan bahwa amalan yang bermanfaat bagi orang banyak jauh lebih utama dibanding dengan amalan yang bermanfaat bagi dirinya sendiri. Salah satu fatwa ulama dalam masalah ini adalah fatwa yang menyebutkan bahwa At Tafaqquh fi Dien dan belajar agama jauh lebih utama dibanding dengan sholat malam atau puasa sunnah, karena manfaat ilmu bisa dirasakan oleh orang lain, sedang sholat malam dan puasa sunnah manfaatnya hanya terbatas pada pribadi. Alasan lain : bahwa ilmu pemimpin bagi amalan karena dengan ilmu amalan bisa diluruskan, lain halnya orang yang beramal tanpa ilmu, maka dia akan terus menerus tenggelam dalam ibadat yang salah, dan otomatis tidak akan diterima oleh Allah swt. (13)
Sebenarnya banyak ayat dan hadist yang menyatakan bahwa disana ada sebagian amal perbuatan yang bermanfaat bagi orang banyak dan pahalanyapun mengalir sampai hari kiamat walaupun pemiliknya sudah meninggal dunia . Allah berfirman :
إِنَّا نَحْنُ نُحْيِي الْمَوْتَى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا وَآثَارَهُمْ وَكُلَّ شَيْءٍ أحْصَيْنَاهُ فِي إِمَامٍ مُبِينٍ
Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh) ( Qs Yasin : 12 )
- عن أبي هريرة رضى الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم ( إذا مات ابن آدم انقطع عمله إلا من ثلاث : صدقة جارية ، أو علم ينتفع به ، أو ولد صالح يدعو له ) رواه مسلم
- ( من سن سنة حسنة فله أجرها وأجر من عمل بها إلى يوم القيامة ) رواه مسلم
Bahkan Al Mutanabi seorang penyair yang terkenal menyebutkan bahwa jasa-jasa orang yang sudah meninggal adalah umur keduanya, yang kemudian dikembangkan oleh Ahmad Syuqi dalam salah satu syi’irnya :
دقات قلب المرء قائلة له إن الحياة دقائق وثوان
فارفع لنفسك بعد موتك ذكرها فالذكر للإنسان عمر ثان
Salah satu amalan yang bisa bermanfaat bagi orang banyak, bahkan para generasi sesudahnya adalah mengajar ilmu baik secara lisan maupun dengan menyusun sebuah buku. Dalam hal ini para ulama dahulu telah menunjukkan semangat dan kebolehannya yang kesemuanya itu patut dicontoh oleh para generasi sesudahnya.
Adalah Al- Khatib Al Baghdadi pernah berkata : ” Saya mendengar dari Al-Simsi yang menceritakan bahwa Ibnu Jarir At Tobari selama 40 tahun, menulis setiap harinya 40 lembar . Bahkan salah seorang murid Ibnu Jarir yang bernama ” Al Farghani ” mengatakan bahwa para murid Ibnu Jarir telah mendata kehidupan beliau sejak baligh hingga meninggal dunia pada umur 86 tahun. Kemudian mereka mengumpulkan seluruh karya-karya beliau, dan jika dibandingkan dengan umur beliau, ternyata didapatkan bahwa beliau menulia setiap harinya 14 lembar. Dan ini tidak akan mampu dilakukan oleh seseorang kecuali atas inayah Allah swt. Dan jika dihitung-hitung lembaran karya tulisnya maka didapatkan jumlahnya sekitar 358.000 lembar.
Diriwayatkan juga bahwa Abu Al Wafa’ bin Uqail Al Hambali adalah seorang ulama dari madzhab hambali yang sangat ketat di dalam menjaga waktunya, jika mulut , lidah , dan matanya capai karena banyaknya yang dibaca, dia terdiam merenung dan merancang apa saja yang perlu ditulis, maka ketika ia duduk atau berbaring, keculai telah menghasilkan banyak hal-hal yang bisa dicatat dalam buku. Bahkan beliau memilih-milih makanan yang paling praktis dan cepat dimakan, untuk kemudian sisa waktunya digunakan untuk membaca dan menulis. Imam Ibnu Uqail ini seorang ulama yang selalu sibuk dengan ilmu , beliau mempunyai banyak karangan, dan yang paling besar adalah buku ” Al Funun ” yang mencakup berbagai disiplin keilmuan seperti tafsir, fiqh, ushul fiqh, aqidah , nahwu, adab dan sejarah. Berkata Imam Ad- Dzahabi pernah menyatakan bahwa : ” Belum ada buku di dunia ini yang lebih tebal dari buku ” Al Funun ” . Buku ini konon mencapai 800 jilid (14)
Langkah Ke-Delapan : Menggunakan Waktu Yang Tersedia Untuk Menyelesaikan Sebuah Program .
Banyak orang yang gagal dalam menempuh cita-citanya hanya karena terjebak dalam empat kata : ”Saya tidak mempunyai waktu .” Sebaliknya, banyak orang yang sukses dalam bidang tertentu hanya karena dia mampu menyediakan waktu dan komitmen di dalamnya untuk menggapai cita-citanya.
Jika kita menyediakan waktu satu jam saja setiap hari untuk menjalankan suatu program, berarti kita telah mampu mengumpulkan waktu selama 365 jam setahun, atau sama dengan 45 hari bekerja secara sungguh dan terus menerus selama 8 jam sehari. Ini sama dengan juga menambahkan satu bulan setengah kehidupan produktif dalam hidup kita setiap tahun. Walaupun begitu, tidak banyak yang mampu mengerjakannya, kecuali orang-orang yang mempunyai tekad dan semangat yang kuat.
Sebagai contoh : Seorang pegawai perbaikan lift berkebangsan bangsa Itali bernama Nicholas Christofilos pada suatu ketika tertarik kepada ilmu pengetahuan modern. Apa yang harus ia lakukan ? Setiap hari sepulang dari kerja , sebelum dia duduk untuk makan malam, dia memperuntukkan waktu satu jam untuk membaca buku tentang energi nuklir. Setelah dia mulai memahami ilmu yang dipelajarnya dengan baik, gagasan pun timbul dalam fikirannya. Pada tahun 1948 M , dia membuat rancangan untuk akselerator partikel yang menurut fikirannya akan lebih murah dan lebih kuat daripada peralatan mana pun yang sudah ada. Dia mengirimkan rancangannya kepada Lembaga Tenaga Atom di Amerika Serikat untuk dilakukan uji layak. Setelah rancangan tersebut disempurnakan kembali, didapatkan bahwa alat hasil penemuannya ternyata bekerja begitu baik sehingga pemerintah Amerika Serikat mampu menghemat dana kira-kira 70 juta dolar. Akhirnya Christofilos menerima dua penghormatan : pertama mendapatkan uang tunai 10.000 dolar pada masa itu tentunya sangat banyak sekali dan yang kedua : mendapatkan kedudukan yang terhormat di Laboratorium Radiasi Universitas California. (15)
Berikut ini hasil penelitian tentang waktu-waktu yang dibuang dan diremehkan oleh banyak orang, padahal kalau dimanfaatkan sebaik mungkin akan menghasilkan sesuatu yang besar dan luar biasa :
Kita ambil permitsalan salah seorang yang mempunyai umur 70 tahun, jika ia hanya menyia-nyiakan waktunya 5 menit saja tiap hari, berarti dia selama hidupnya telah menyia-nyiakan waktunya 3 bulan berturut-turut ( 88 hari ) . Kalau dia menyia-nyiakan 1 jam tiap harinya, berarti dia telah membuang waktunya selama 3 tahun berturut-turut. Hal ini nampak lebih jelas dalam daftar di bawah ini :
- 5 Menit = 3 bulan = 0,35 %
- 10 Menit = 6 bulan = 0, 71 %
- 20 menit = 1 tahun = 1,42 %
- 1 jam = 3 tahun = 4, 28 %
- 10 jam = 30 tahun = 42, 85 %
Data ini bisa berlaku bagi para pengganggur, dan sebaliknya juga bisa berlaku bagi orang yang mau memanfaatkan waktu-waktu tersebut untuk melaksanakan sebuah program hidup yang ber-orentasi pada hal-hal yang bermanfaat .
Jika orang yang berumur 72 tadi melakukan aktivitas sehari hari, maka bisa dilihat sebagai berikut :
- Tidur ( 8 jam sehari ) = 23 thn = 32 %
- Kerja ( 6-7 jam /hari) = 21, 5 thn = 21,5 %
- Makan, minum ( 1,5 jam/hari ) = 4,5 tahun = 6,4 %
- Urusan birokrasi ( 0,5 jam/ hari ) = 1,5 tahun = 2,14 %
- Pekerjaan rumah tangga, rihlah, piknik ( 1 jam/hari )=3 tahun = 4,24 %
- Ziarah, silaturahim, kumpul teman ( 0,5 jam/hari) = 1.5 tahun= 2,14 %
- Transportasi dari satu tempat ke tempat lain ( 0,5 jam/hari) = 1.5 tahun= 2,14 %
- Telpun , sms, chating dan lain-lain ( 0,5 jam/hari) = 1.5 tahun= 2,14 %
Jumlah Total = 61 tahun = 87 %
Sisa 9 tahun = 12, 85 % —— > jika dikurangi masa kecil dan puber, kira-kira sisa waktu yang kita punyai untuk menyelesaikan program-program yang besar tinggal berapa ???(16)
Di sinilah, ditemukan salah satu jawaban sebuah pertanyaan yang selalu terngiang-ngiang di telinga kita : ” Kenapa Umat Islam mundur sedang yang lainnya maju ” ? yang kemudian menjadi sebuah judul buku yang sangat masyhur yang ditulis oleh Syakib Arselan .
Jadwal diatas, kalau kita terapkan pada kehidupan mahasiswa Al Azhar yang menempuh pendidikannya selama 4 tahun di S1, kira-kira apa yang didapat ? Bagaimana dengan mahasiswa yang kuliyah sambil bekerja ? Bagaimana dengan mahasiswa yang kuliyah sambil berkeluarga, apalagi mempunyai 2- 3 anak ? Mungkin salah satu jawabannya ada dalam bait syiir di bawah ini :
على قدر أهل العزم تأتي العزائمُ وتأتي على قدر الكرامِ مكارمُ
وتعظُمُ في عين الصغير صغارُها وتصغُر في عين العظيم عظائمُ
Langkah Ke –Sembilan : Jangan menangguhkan kesempatan di depan anda sampai hari esok
Kalau kita punyai rencana untuk melakukan sesuatu kerjaan, lakukan saat ini juga, jangan menunda-nunda pekerjaan sampai esok hari, karena kita tidak tahu apa yang terjadi pada hari besok. Seorang penyair pernah menulis bait-baitnya dalam masalah ini :
مضى أمسك الماضي شهيد معدلا وأعقبه يوم عليك جديد
فيومك إن أغنتيه عاد نفعـــه عليك وماضي الأمس ليس يعود
فأن كنت إقترفت إســــاءة فثَن بإحسان وأنت حميد
فلا تُرجِ فعل الخير يوما إلى غد لعل غدا يأتي وأنت فقيد
- Harimu kemarin telah berlalu sebagai saksi bagimu, kemudian datang hari baru untukmu..
- Hari ini adalah harimu, manfaatnya untuk kamu , sedang hari kemarin tidak akan kembali lagi ..
- Jika hari kemarin anda telah melakukan kesalahan, maka segera anda ikuti dengan perbuatn baik, sedang anda mensyukurinya…
- Maka janganlah anda sekali menangguhkan perbuatan baik sampai besok hari, barangkali besok hari tiba, sedang anda sudah tiada…
Langkah Ke –Sepuluh : Berkonsentrasi Pada Hasil.
Banyak mahasiswa sekarang bangga kalau mereka aktif dalam berbagai kegiatan, dari diskusi, menghadiri seminar, panitia bazaar, ikut rihlah dan piknik bersama, dan lain-lainnya. Mereka tidak tahu bahwa yang penting bukanlah banyaknya aktivitas, tapi hasil dari aktivitas itu sendiri. Aktivitas, terkadang dapat membebaskan dari tekanan jiwa , akan tetapi hal itu tidak cukup untuk mencapai tujuan anda. Maka disini, orientasi pada hasil sangat diperlukan .
Ary Ginanjar dalam bukunya : ESQ, telah membagi orang-orang yang sibuk menjalankan aktivitasnya menjadi tiga kelompok :
a. Kelompok Pertama adalah kelompok sibuk pengisi waktu
Kelompok ini sibuk melakukan kegiatan sepele yang memboroskan waktu tetapi tidak penting. Kegiatan ini biasanya tidak memiliki tujuan jangka panjang. Mereka tidak tahu kemana akan melangkah , dalam pikiran mereka mereka merasa sudah mencapai tujuan hidup, namun ibarat orang yang berjalan di tempat, mereka tidak ke mana-mana. Kelompok ini nampaknya selalu sibuk, namun pada hakekatnya mereka tidak produktif sama sekali.
b. Kelompok Kedua adalah Kelompok Pertengahan .
Kelompok ini adalah kelompok yang melawan gelombang lautan. Pekerjaan mereka terus-menerus hanya mengatasi krisis dari hari kehari . Pekerjaan ini biasanya lebih mudah, karena masalahnya sudah jelas di depan mata, tidak memerlukan visi. Lama kelamaan mereka akhirnya akan terperosok juga pada rutinitas pekerjaan yang kurang penting ,tetapi mendesak. Kelompok ini tidak cepat maju, karena tidak memiliki visi dan inisiatif. Mereka menjadi korban lingkungannya sendiri. Umumnya mereka mengeluh dengan hasil yang minim, padahal sudah bekerja keras.
c. Kelompok Ketiga adalah kelompok pencapai tujuan.
Adalah kelompok yang memiliki tujuan hidup yang jelas.Setiap langkah yang diambil adalah pengejawantahan dari visinya. Kelompok ini selalu merencanakan langkah-langkah yang dibuatnya secara sistimatis. Target jangka panjangnya telah dipecah-pecah menjadi tujuan-tujuan jangka pendek, yang bisa dicapai secara realistis, dalam jangka waktu tertentu. Kelompok ini mampu menentukan skala prioritas berdasarkan visi, prinsip, dan suara hati yang bijaksana.(17)
Imam Ghozali di dalam bukunya Ihya Ulumuddin menyebutkan Peta Perjalan Manusia ,yang bisa diringkas sebagai berikut :
Terminal Pertama = Tempat lahir
Terminal Terakhir = Alam Kubur
Tujuan Terakhir = Syurga atau Neraka
Jarak Perjalanan = Umur
Bekal Perjalan = Ketaatan kepada Allah
Modal Perjalan = Waktu-waktu kosong
Copet dan Perampok = Syahwat dan Hawa nafsu
Keuntungannya = masuk syurga
Kerugiannya = masuk neraka (18)
Sedang Imam Ibnu Qayyim menggambarkan orang yang cerdik adalah : orang yang memperhatikan setiap langkah yang dilaluinya, tidak banyak melamun dan berangan-angan, kalau dia mengetahui pendeknya jarak yang akan ditempuh, maka sangat ringan baginya untuk bekerja keras untuk mencari bekal dan oleh-oleh sebelum sampai tujuan.(19)
Kairo, 30 Juni 2007 , Tulisan ini saya persembahkan untuk anakku yang ketiga ” Fatimah ” yang sedang sakit panas, di saat hari yang sangat panas dan tidak ada air yang mengalir .
* * *

* Makalah ini disampaikan pada acara pembukaan kegiatan yang diadakan oleh PCIM ( Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah ) Kairo- Mesir pada hari Sabtu, tanggal 30 Juni 2007 M di Sekertariat PCIM. ([1]) DR. Aid Qarny, Hadaiq Dzata Bahjah, hlm : 123, 190
([2]) Majalah Al Manar edisi : 375
([3]) Abdul Fatah Abu Guddah, Qimat Al Zaman inda Al Ulama, hlm : 50- 51
([4]) DR. Nashir Sulain Al Umary , Al Futur, asbababuhu wa ilajuhu,( Kairo ; Maktabah Salsabila) , hlm : 96 .
([5]) Dzail Tabaqat Al Hanabilah , juz II, hlm : 249 .
([6]) Untuk melihat lebih jauh faktor-faktor yang menyebabkan negara Jepang menjadi negara maju bisa dirujuk di : Ahmad Zain An Najah, Al Qur’an dan Kehidupan, dalam tafsir surat Al Baqarah ayat 31 .
([7]) Ahmad Zain An Najah, 15 Langkah Efektif untuk mengahafal Al Qur’a, hlm ; 7 .
([8]) Mahmud Misri, Al Waqtu huwa Al hayat ” ,( Kairo, Muassah Qurtubah), 2003 hlm : 56
([9]) Dr. Sayid Husain Al Affani, Imarat Auqat bi amal As Sholihat , ( Kairo ; Dar Affani ) hlm 34-35
([10]) Pembelajar.com
([11]) DR. Yusuf Qardhwi, Al Waqtu fi hayat muslim, ( Kairo : Maktabah Wahbah ) , 2004 hlm : 25
([12]) ) Ibnu Rajab Al Hambali , Lathoif Al Ma’arif fima li-Mawasim al Am min al Wadhaif ( Manshurah : Maktabat Al Iman ) , 1999 M , Cet : I.
([13]) ) An Nawawy, Majmu’ Syar Al Muhadzab , ( Beirut : Dar Al Fikr ) 1996 , Cet : I, Juz : I , hlm : 40 .
([14]) Dr. Sayid Husain Al Affani, Imarat Auqat bi amal As Sholihat , ( Kairo ; Dar Affani ) hlm 35, 39
([15]) Petikan dari buku siri motivasi ‘MEMBINA KETAHANAN DIRI’ oleh GEORGE LEONARD , http://portal.uum.edu.my/portalbm/ekaunseling/mkk/artikel.htm?id=14
([16]) Abdullah Ali Yusuf, Fann Idarat Al Waqti , dalam Majalah Al Bayan, edisi 86, Syawal 1415 H.
([17]) Ary Ginanjar Agustian, ESQ, ( Jakarta ; Penerbit Arga ) , 2001 Cet : III, hlm : 30 .
([18]) Imam Ghozali, Ihya Ulumuddin ,juz I , hlm : 391
([19]) Ibnu Qayyim, Thoriq Hijratain, hlm : 185- 187