Selamat Berkunjung

Selamat Berkunjung !
Diharap komentarnya agar lebih bermanfaat, menambah wawasan dan hikmah

Sabtu, 28 Januari 2012

Jika Bima Sakti dan Andromeda Bertabrakan

102953 citra galaksi andromeda berdasarkan pantauan satelit nasa 300 225 Galaksi AndroMeda Dan Bima Sakti akan Tabrakan

Galaksi Adromeda dan Bima Sakti akan tabrakan, mari kita lihat pengetahuan yang satu ini.
Galaksi Andromeda dan galaksi Bima Sakti tempat planet Bumi berada merupakan dua galaksi raksasa yang bertetangga. Keduanya hanya terpisah jarak 2,5 juta tahun cahaya atau sekitar 18,8 triliun kilometer.

Sebelumnya, galaksi Andromeda memiliki ukuran lebih kecil. Namun sepanjang perjalananan hidupnya, galaksi itu “memakan” sejumlah galaksi kecil yang terbang di dekatnya akibat besarnya gaya gravitasi yang dimiliki. Akhirnya ukuran Andromeda kurang lebih sama besar dengan Bima Sakti. Yang menarik, seperti dikutip dari Msnbc, 2 Februari 2011, saat ini galaksi Bima Sakti dan Andromeda saling mendekat dengan kecepatan sekitar 120 kilometer per detik dan akan bertabrakan.

Namun, jaraknya yang masih sangat jauh membuat tabrakan super raksasa ini baru akan terjadi sekitar 3 miliar tahun yang akan datang. Lalu, apakah bumi akan hancur? Untuk mengetahuinya, astronom menggunakan simulasi superkomputer dan mengkalkulasikan skenario yang mungkin terjadi saat Andromeda dan Bima Sakti saling beradu.

Video simulasi yang dibuat menggunakan 100 juta partikel virtual. Film yang dibuat menyoroti ruangan dengan sudut pandang selebar sekitar 10 juta triliun kilometer. Adapun durasi waktu yang direkam oleh simulasi komputer itu mencapai 1 miliar tahun.
Pada video, galaksi Bima Sakti datang dari arah bawah dan Andromeda dari atas.

104328 bima sakti dan andromeda 300 225 Galaksi AndroMeda Dan Bima Sakti akan Tabrakan

“Diperkirakan, bintang-bintang di kedua galaksi, termasuk matahari milik tata surya kemungkinan besar tidak akan saling bertubrukan,” kata John Dubinski, astronom dari Canadian Institute for Theoretical Astrophysics, University of Toronto.

Namun demikian, kata Dubinski, gaya gravitasi milik kedua galaksi kemungkinan akan saling menarik, saling berpelintir, dan membelokkan, hingga setelah satu miliar tahun kemudian, galaksi berbentuk elips yang merupakan kombinasi dari Andromeda dan Bima Sakti lahir.
Setelah penggabungan Andromeda dan Bima Sakti tersebut selesai, proses itu akan menyisakan puing-puing berserakan di antariksa.

Atlas Jagad Raya Teramati

UNIVERSE - Alam semesta (radius 14 milyar tahun cahaya)

Quantcast
Masih soal semesta yang luas dengan teka-teki siapa penghuninya dan seperti apakah mereka. Namun kita belum menjawab pertanyaan yang cukup rumit itu. Manusia masih menerawan saja dari bumi. Menerawang dari kejauhan. Jarak terdekat sebuah bintang dengan bumi adalah matahari, sedangkan tetangga matahari yang paling dekat adalah Alpha Centauri A. Terus siapa tetangga terjauh kita.

Dalam ilmu geologi dan kebumian kita mengenal peta. Tentunya juga ada peta semesta kan ? Lantas, seperti apa peta atau atlas semesta ini.

Atlas 250 tahun cahaya.

Dongeng ini merupakan lanjutan dari tulisan sebelumnya tentang tetangga bintang yang terdekat dengan melihat atlas 12.5 tahun cahaya.

250 tahun cahaya.

Peta ini adalah plot dari 1500 bintang yang paling terang dalam jarak 250 tahun cahaya. Semua bintang ini jauh lebih bercahaya daripada Matahari dan kebanyakan dari mereka dapat dilihat dengan mata telanjang. Sekitar sepertiga dari bintang-bintang terlihat dengan kebohongan mata telanjang dalam waktu 250 tahun cahaya, meskipun ini hanya bagian kecil dari galaksi kita.

Atlas 5000 tahun cahaya.

Atlas 5000 tahun cahaya dari bumi

Atlas 5000 tahun cahaya dari bumi. Lihat skala 100 tahun cahaya diatas. Klik gambarnya untuk memperbesar.
Gambar diatas ini adalah peta salah satu sudut dari galaksi Bima Sakti kita.seolah-olah kita mundur melihat 20 kali dari gambar siatasnya. Seperti kalau kita melihat peta propinsi (diatas), dan ini adalah peta negara Indonesia. Makanya matahari (Sun) terlihat kecil sebuah titik ditengah.
Matahari terletak di Lengan Orion – lengan yang cukup kecil dibandingkan dengan Lengan Sagitarius, yang terletak dekat dengan pusat galaksi. Peta ini menunjukkan beberapa bintang terlihat dengan mata telanjang yang terletak jauh di dalam lengan Orion.
Kelompok bintang yang paling menonjol di sini adalah bintang utama dalam konstelasi Orion – dimana lengan spiral mendapatkan nama. Semua bintang-bintang raksasa terang dan bintang-bintang super raksasa, ribuan kali lebih terang daripada matahari. Bintang yang paling terang di peta adalah Cassiopeia Rho (ρ Cas) – jaraknya sejauh 4000 tahun cahaya dari kita saat ini. Bintang itu terlihat sebagai bintang redup dengan mata telanjang, namun pada kenyataannya bintang ini adalah bintang besar supergiant yang 100 000 kali lebih cemerlang dari Matahari.

Atlas daerah seluas 50000 tahun cahaya. (Peta galaksi)

Atalas 50000 tahun cahaya 

Peta ini menunjukkan satu ukuran penuh galaksi Bima Sakti – sebuah galaksi spiral paling sedikit dua ratus miliar bintang. Matahari kita dimakamkan jauh di dalam Lengan Orion sekitar 26 000 tahun cahaya dari pusat. Di bagian tengah Galaxy bintang-bintang ini berkumpul rapat daripada bintang-bintang disekitar kita. Silahkah di klik untuk melihat lebih besar. Perhatikan juga adanya gugus bola kecil dari bintang-bintang yang terletak dengan baik di luar bidang Galaxy, dan perhatikan juga keberadaan galaksi kerdil terdekat – yang kerdil Sagitarius – yang terlihat seolah-olah secara perlahan akan ditelan oleh pusaran galaksi kita.

Atlas 500000 tahun cahaya

Apabila kita mundur terus menjauhi bumi sebanyak sepuluh kali dari galaksi Bima Sakti diatas, maka kita akan melihat Galaksi Bima Sakti menjadi kecil seperti dibawah ini.

Atlas 500 000 tahun cahaya
Di dalam radius 500 000 tahun cahaya ini :
  • Jumlah galaksi besar  = 1
  • Jumlah galaksi kerdil = 12
  • Jumlah bintang = 225 miliar
Bima Sakti dikelilingi oleh beberapa galaksi kerdil, biasanya mengandung beberapa puluhan jutaan bintang, yang tidak signifikan dibandingkan dengan jumlah bintang di Bima Sakti itu sendiri. Peta ini menunjukkan galaksi kerdil terdekat, mereka semua terikat pada gravitasi Bima Sakti memerlukan milyaran tahun untuk orbit itu.

Atlas radius 5 000 000 (lima juta) tahun cahaya.

Semakin kita menjauhi bumi, maka akan semakin banyak galaksi yang akan terlihat. Dalam radius 5 juta tahun cahaya ini akan terdapat:
  • Jumlah galaksi besar  = 3
  • Jumlah galaksi kerdil = 46
  • Jumlah bintang  = 700 miliar
Lokal Group, atlas radius 5 juta tahun cahaya. 

Bima Sakti adalah salah satu dari tiga galaksi besar milik kelompok galaksi yang disebut Grup Lokal (Local Group) yang juga berisi beberapa lusin galaksi kerdil. Sebagian besar dari galaksi ini digambarkan di peta diatas, walaupun galaksi kerdil sebagian besar begitu samar, namun jelas akan ada beberapa mungkin lebih menunggu untuk ditemukan. Jadi kalau ada yang tertarik belajar astronomi barangkali akan menemukan galaksi baru.

Atlas radius 100 juta tahun cahaya.

Ternyata sampai jarak 100 juta tahun cahayapun manusia masih mampu mengamati semesta ini.

Atlas radius 100 juta tahun cahaya 

Galaksi kita hanyalah salah satu dari ribuan yang terdapat dalam 100 juta tahun cahaya. Peta di atas menunjukkan bagaimana galaksi cenderung mengelompok dalam kelompok-kelompok, cluster dekat terbesar adalah cluster Virgo, konsentrasi beberapa ratus galaksi yang mendominasi kelompok galaksi di sekitarnya. Secara kolektif, semua kelompok galaksi dikenal sebagai Supercluster Virgo. Cluster terkaya kedua di buku ini ruang adalah Cluster Fornax, tetapi hampir tidak sekaya cluster Virgo. Hanya galaksi terang yang digambarkan di peta, galaksi kita hanyalah sebuah titik, tik.
Dalam radius 100 juta tahun cahaya ini akan terdapat :
  • Jumlah galaksi kelompok = 200
  • Jumlah galaksi besar = 2500
  • Jumlah galaksi kerdil = 50 000
  • Jumlah bintang  = 200 triliun

Atlas radius 1 milyar tahun cahaya (1 000 000 000 tahun cahaya)

Super Cluster. Radius 1 milyar tahun cahaya.

Galaksi dan cluster galaksi tidak terdistribusi secara merata di alam semesta, tetapi mereka berkumpul dalam cluster yang luas dan lembaran serta dinding galaksi yang diselingi dengan rongga besar antar galaksi yang sangat sedikit. Peta di atas menunjukkan banyak dari superkluster termasuk supercluster Virgo – yang berupa supercluster kecil dimana galaksi kita hanyalah sebuah anggota terkecil. Seluruh peta diatas adalah sekitar 7 persen dari diameter Alam Semesta yang terlihat atau teramati selama ini.
Apa saja yang terdapat dalam radius 1 milyar tahun cahaya ini
  • Jumlah superkluster = 100
  • Jumlah kelompok galaksi = 240 000
  • Jumlah galaksi besar = 3 juta
  • Jumlah galaksi kerdil = 60 juta
  • Jumlah bintang  = 250 000000000000000 (250 000 trilliun)

Radius terjauh semesta yang teramati. (14 Milyar tahun cahaya)

Tentulah sampai ada batasnya manusia mampu mengamati. Saat ini manusia hanya mampu mengamati hingga radius 14 milyar tahun cahaya. Namun tidak menutup kemungkinan akan lebih luas lagi.

UNIVERSE - Alam semesta (radius 14 milyar tahun cahaya)

Peta ini mencoba untuk menampilkan seluruh Alam Semesta yang terlihat manusia di bumi. Galaksi-galaksi di alam semesta cenderung untuk berkumpul menjadi lembaran yang luas dan superkluster galaksi sekitarnya lubang (void) besar alam semesta memberikan penampakan selular. Karena cahaya di alam semesta hanya bergerak pada kecepatan tetap, kita melihat benda di tepi alam semesta ketika masih sangat muda sampai 14 miliar tahun yang lalu.
Berapa jumlah bintang dan galaksi yang manusia perkirakan di alam semesta ini  ?
  • Jumlah superkluster  = 10 juta
  • Jumlah kelompok galaksi = 25 miliar
  • Jumlah galaksi besar = 350 milyar
  • Jumlah galaksi kerdil = 7 triliun
  • Jumlah bintang  = 30 miliar triliun (3×10 ² ²)
Perkiraan jumlah ini caranya mirip memperkirakan jumlah butir padi dalam satu truk. Kalau dalam satu cm kubik ada 300 bulir beras, maka kita dapat memperkirakan jumlah bulir beras dalam satu gudang beras sekalipun !.
Wuiih …. Kalau sudah mampu melihat isi dari alam semesta yang terlihat, lantas apa yang kau pikirkan ?
Sumber : www.atlasoftheuniverse.com.

Bima Sakti Yang Menakjubkan

 Galaksi Bimasakti dilihat dari Bumi (Sumber: eso.org)
 Galaksi Bimasakti dilihat dari Bumi (Sumber: eso.org)

Terdapat banyak bintang, nebula, dan gugus bintang yang bisa diamati di langit setiap malamnya. Semua objek tersebut berada di dalam galaksi kita. Di beberapa bagian bintang nampak padat sehingga ketika langit cerah, bersih dari awan, dan kondisi sekitar yang gelap, kita bisa melihat pita berwarna putih yang memanjang dan melintasi beberapa rasi seperti Sagittarius (arah pusat Galaksi), Scorpius, Ophiucus, Aquila, Cassiopeia, Auriga, Crux, dan Centaurus. Sementara di bagian yang lain tampak celah-celah gelap yang menunjukkan adanya materi antar bintang yang tebal. Itulah (bidang) galaksi yang kita tinggali. Bentuknya yang seperti itu kemudian menginspirasi orang untuk menamakannya dengan sebutan Milky Way. Kata galaksi dan milky way itu sendiri diadaptasi dari bahasa Yunani “galaxias” dan Latin “via lactea” dengan kata dasar lactea yang berarti susu. Sedangkan menurut orang Indonesia, galaksi kita diberi nama Bimasakti. Menurut salah satu sumber dari Observatorium Bosscha, sejarah penamaan ini berasal ketika Presiden RI pertama, Soekarno, ditunjukkan citra galaksi oleh salah seorang astronom Indonesia. Ternyata, Soekarno melihat salah satu bagian gelap di foto tersebut menyerupai tokoh Bima Sakti. Namun tidak diketahui bagian gelap mana yang dimaksud.

Galaksi adalah tempat berkumpulnya bintang-bintang di alam semesta. Hampir tidak ditemukan adanya bintang yang berkelana sendiri di ruang antar galaksi. Dan Matahari termasuk di antara 200 milyar bintang di Galaksi Bimasakti (disingkat dengan Galaksi). Dengan asumsi bahwa rata-rata massa bintang di Galaksi adalah sebesar massa Matahari, maka massa Galaksi dapat mencapai 2 x 10^11 massa Matahari (massa Matahari adalah 2 x 10^30 kg).

Bentuk galaksi Bimasakti seperti dua buah piring cekung yang ditangkupkan, bagian tengahnya tebal dan semakin pipih ke arah tepi, dan terdapat lengan-lengan spiral di dalamnya. Oleh karena itu Galaksi kita digolongkan ke dalam galaksi spiral. Berdasarkan klasifikasi galaksi Hubble, galaksi Bimasakti termasuk dalam kelas SBbc. Artinya, Galaksi kita adalah galaksi spiral yang memiliki “bar” atau palang di bagian pusatnya, dengan kecerlangan bagian pusat yang relatif sama dengan bagian piringan, dan memiliki struktur lengan spiral yang agak renggang di bagian piringannya.

Gambaran Galaksi Bimasakti Terbaru
Gambaran Galaksi Bimasakti terbaru (Sumber: NASA/JPL-Caltech)

Galaksi spiral tersusun atas 3 bagian utama, yaitu bagian bulge, halo, dan piringan. Ketiganya memiliki bentuk, ukuran, dan objek penyusun yang berbeda-beda. Bahkan, bagian bulge dan piringan menjadi penentu dalam klasifikasi galaksi yang dibuat oleh Hubble (diagram garpu tala).

Bagian bulge adalah daerah di galaksi yang kepadatan bintangnya paling tinggi. Bintang-bintang tua lebih banyak ditemukan daripada bintang muda, karena sangat sedikit materi pembentuk bintang yang terdapat di sini. Bulge ini berbentuk elipsoid seperti bola rugby. Bintang-bintang di dalamnya bergerak dengan kecepatan tinggi dan orbit yang acak, tidak sebidang dengan bidang galaksi. Dari perhitungan kecepatan orbit bintang-bintang di dalamnya, diperoleh kesimpulan bahwa terdapat sebuah benda bermassa sangat besar yang berada di pusat Galaksi yang jauh lebih besar daripada perkiraan sebelumnya. Benda tersebut diyakini adalah sebuah lubang hitam supermasif, yang diperkirakan terdapat di bagian pusat semua galaksi spiral. Termasuk juga di galaksi Andromeda, galaksi spiral terdekat dari Galaksi kita.

Komponen kedua adalah halo. Berbentuk bola, ukuran komponen ini sangat besar hingga jauh membentang melingkupi bulge dan piringan, bahkan mungkin lebih jauh daripada batas terluar piringan galaksi yang bisa kita amati. Objek yang menjadi penyusun halo dibagi menjadi dua kelompok, yaitu stellar halo dan dark halo. Yang dimaksud dengan stellar halo adalah bintang-bintang yang berada di bagian halo. Namun hanya sedikit ditemukan bintang individu di bagian ini. Yang lebih dominan adalah kelompok bintang-bintang tua yang jumlah bintang anggotanya mencapai jutaan buah, yang disebut dengan gugus bola (globular cluster).

Di bagian piringan terdapat bintang-bintang muda serta gas dan debu antar bintang yang terletak di lengan spiral. Banyak ditemukannya bintang muda dan gas antar bintang sangat berkaitan erat, karena gas adalah materi utama pembentuk bintang. Di beberapa lokasi bahkan ditemukan bintang-bintang muda yang masih diselimuti gas, yang menandakan bahwa bintang-bintang tersebut baru terbentuk. Sedangkan banyaknya debu di piringan membuat pengamat di Bumi kesulitan untuk melakukan pengamatan visual di sekitar bidang Galaksi, terutama ke arah pusat Galaksi (lihat gambar di atas). Karenanya, pengamatan di sekitar bidang Galaksi akan memberikan hasil yang lebih baik jika dilakukan di daerah panjang gelombang radio dan infra merah yang tidak terpengaruh oleh debu antar bintang (lihat gambar di bawah).

Bimasakti dalam infra merah dekat
Galaksi Bimasakti dalam panjang gelombang infra merah dekat (Sumber: NASA-LAMBDA)

Seberapa besar Galaksi kita? Di bagian pusat Galaksi, bulge hanya memiliki diameter 6 kpc dan tebal 4 kpc (kpc = kiloparsek, 1 parsek = 3,26 tahun cahaya = 206265 SA = 3,086 x 10^13 km). Jarak dari pusat hingga ke bagian tepi Galaksi (jari-jari) adalah 15 kpc dengan ketebalan rata-rata sebesar 300 pc. Sedangkan Matahari berada pada jarak 8 kpc dari pusat. Di posisi itu, Matahari sedang bergerak mengelilingi pusat Galaksi dengan bentuk orbit yang hampir melingkar. Laju orbitnya adalah sekitar 250 km/detik sehingga matahari memerlukan waktu 220 juta tahun untuk berkeliling satu kali. Jika umur matahari adalah 4,6 milyar tahun, berarti tata surya kita sudah mengorbit pusat Galaksi sebanyak 20 kali.

Galaksi kita sebenarnya berada pada sebuah kelompok galaksi yang disebut dengan Grup Lokal, yang ukurannya mencapai 1 MPc dan beranggotakan lebih dari 30 galaksi. Galaksi spiral yang ada di kelompok ini hanya tiga, yaitu Bimasakti, Andromeda, dan Triangulum. Sisanya adalah galaksi yang lebih kecil dengan bentuk elips atau tak beraturan. Grup Lokal ini termasuk kelompok galaksi yang dinamis. Maksudnya adalah bahwa galaksi-galaksi di kelompok ini mengalami interaksi gravitasi, termasuk Galaksi kita dengan galaksi Andromeda. Interaksi tersebut diperkirakan akan mengakibatkan terjadinya tabrakan antara Galaksi kita dengan Andromeda dan kemudian membentuk galaksi elips. Namun jangan terlalu khawatir karena peristiwa tersebut tidak akan terjadi hingga 2 milyar tahun lagi.

Era Pesawat Luar Angkasa Nuklir





Siapa lagi kalau bukan Amerika atau Rusia dalam masalah teknologi luar angkasa yang selalu jauh lebih dulu dibandingkan dengan negara-negara di dunia pada umumnya. walaupun saat ini sudah lumayan banyak anggota barunya yang mulai mengekor untuk mengeksplorasi ruang angkasa, seperti India, Korea, dsb… Indonesia kapan ya….roketnya kan sudah diproses, unsur uranium sudah ditemukan, SDM banyak cuma kurang perhatian aja, ya kan.. ?
Bukan apa-apa biar ga terlalu ketinggalan soalnya sebentar lagi sudah jamannya pesawat luar angkasa nuklir !!! kali ini yang lebih dulu menyatakan kesiapannya dengan teknologi semacam itu adalah RUSIA yaitu pada tahun 2012.
Sesuai yang dikatakan oleh Kepala Agensi Luar Angkasa Nasional Rusia Anatoly Perminov, yang mengatakan bahwa pesawat ruang angkasa berbahan bakar nuklir akan selesai pada tahun 2012.
Lagi-lagi tahun ‘2012′ yang banyak bikin penasaran orang, mulai dari puncak bencana sampai konspirasi-konspirasi jahat yang diperdebatkan, pengurangan populasi dunia, atau dimulainya kodek alimentarius, dll. ternyata di tahun inilah juga sebuah era teknologi nuklir untuk ruang angkasa dimulai.  Suatu hal yang positif ditahun ‘2012′ ternyata masih ada.
Dengan pernyataan Anatoly Perminov tersebut maka negara pertama yang membuat pesawat ruang angkasa berbahan bakar nuklir adalah Rusia. Tidak tanggung-tanggung pembiayaan program yang berlangsung selama 9 tahun ini menelan biaya sebesar US$ 580 juta atau sekitar Rp 5,56 triliun.
Presiden Akademi Kosmonautika Rusia sekaligus Kepala Pusat Riset Keldysh, Anatoly Koroteyev mengatakan, pembangunan sistem pendorong baru dan penyedia energi massa yang efisien, adalah bentuk contoh masalah ilmiah dan teknis yang besar, termasuk ketika mengadakan misi ke bulan dan Mars.
Hebat..sekarang kita tunggu upaya Amerika dalam teknologi luar angkasanya karena dengan langkah Rusia ini dapat dipastikan akan segera menyusulnya dan bahkan dengan melengkapi teknologinya dan menghilangkan kekurangan-kekurangannya begitu seterusnya silih berganti sehingga teknologi akan terus berkembang, karena pada intinya semua negara yang terlibat dalam program eksplorasi ruang angkasa berlomba-lomba untuk menjadi yang terdepan. Tapi persaingan ini kita harapkan menghasilkan sesuatu yang positif bagi umat manusia, bukan ambisi dan keserakahan untuk kekuasaan jahat.
Mudah-mudahan deh.. dengan berita-berita seperti ini Indonesia jadi terpacu untuk bisa mengejar ketinggalannya karena sumber daya – sumber daya di  Indonesia lengkap….So Tunggu apa lagi?

Pesawat ruang angkasa NASA-KEPLER

kepler KEPLER, pesawat ruang angkasa NASA dijadwalkan meluncur dengan roket Delta II dari Cape Canaveral Air Force Station, di Florida,.Peluncuran Kepler ini akan menandai misi pertama pencarian planet yang mengelilingi orbit seperti matahari. 
 
Demikian dikatakan Jon Morse, direktur divisi astrofisika NASA, dalam jumpa pers di Washington, seperti dikutip dari AFP. Dalam misi menemukan planet seperti Bumi di luar sistem tata surya, NASA juga menyiapkan sebuah teleskop baru serta kamera terbesar yang pernah diluncurkan ke luar angkasa, dengan resolusi 95 megapiksel.??

William Borucki, kepala investigasi Ames Research Center NASA mengatakan proyek ini dilakukan untuk mencari planet yang tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin yaitu tempat yang kondisinya benar-benar sempurna untuk mendukung kehidupan.

Borucki bersama timnya akan mulai menganalisa data yang dikirim dari Kepler dalam waktu enam hingga dua belas bulan setelah peluncuran. "Lalu sekitar tiga atau empat tahun setelah misi dimulai, kita akan mengetahui bila ada planet yang bisa mendukung kehidupan."

Bila hasil penemuan membuktikan bahwa satu-satunya tempat yang bisa ditinggali hanya Bumi kita, maka Star Trek tetap khayalan belaka. Tapi siapa tahu, penemuan akan menunjukan ada tempat lain dan mahluk lain di luar angkasa sana yang kita bisa kunjungi.***

10 Tahun Jupiter Flyby Pesawat Ruang Angkasa NASA Cassini


Sepuluh tahun yang lalu, 30 Desember 2000, pesawat ruang angkasa NASA Cassini dalam jarak terdekat dengan Jupiter saat menuju ke Saturnus.

Cassini menjadi pesawat ruang angkasa paling dekat dengan Jupiter dalam perjalanan ke orbit Saturnus. Tujuan utama Cassini adalah menggunakan gravitasi dari planet terbesar di tata surya kita untuk memotret Saturnus. Tetapi pertemuan dengan Jupiter, gas raksasa kakak Saturnus, juga memberikan proyek laboratorium Cassini semakin sempurna sebagai alat uji dan evaluasi untuk misi utama tur.


"The Jupiter flyby memungkinkan Cassini meregangkan sayap, berlatih untuk menunjukkan misi utama, mengorbit Saturnus. Sepuluh tahun kemudian, temuan dari Jupiter flyby masih terus membentuk pemahaman kita tentang proses serupa di sistem Saturnus," kata Linda Spilker, ilmuwan proyek Cassini yang berbasis di NASA's Jet Propulsion Laboratory di Pasadena, California.

Cassini menghabiskan waktu sekitar 6 bulan (Oktober 2000 sampai Maret 2001) mampir dan menjelajahi sistem Jupiter. Jarak terdekat Cassini dengan puncak awan Jupiter sekitar 9,7 juta kilometer (6 juta mil) pada pukul 02:05 Pacific Time (10:05 UTC), 30 Desember 2000. Cassini memotret 26.000 gambar Jupiter dan bulan-bulannya yang mengorbit, menciptakan potret global yang paling rinci tentang Jupiter dalam sejarah.

Meskipun gambar Cassini terhadap Jupiter tidak memiliki resolusi lebih tinggi dari misi NASA Voyager selama dua kali flybys tahun 1979, kamera Cassini memiliki spektrum warna yang lebih luas, menangkap panjang gelombang radiasi yang berbeda dalam atmosfer Jupiter. Gambar-gambar memungkinkan ilmuwan menonton badai petir konvektif yang berkembang dari waktu ke waktu dan membantu memahami ketinggian dan komposisi badai dan banyak awan, hazes dan jenis-jenis badai yang menyelimuti Jupiter.

Gambar Cassini juga mengungkap big dark oval sekitar 60 derajat lintang utara seukuran Jupiter's Great Red Spot. Oval besar adalah badai raksasa di Jupiter. Namun, tidak seperti Great Red Spot yang stabil selama ratusan tahun, oval besar hanya sementara, tumbuh dan bergerak ke samping, mengembangkan inti, berputar dan menipis selama enam bulan. Oval berada di lintang tinggi sehingga para ilmuwan berpikir mungkin terkait dengan aurora Jupiter.

Tim pencitraan juga merekam film 70 hari selama pembentukan, penggabungan dan pergerakan badai di dekat kutub utara Jupiter. Badai yang lebih besar memperoleh energi dengan menelan badai yang lebih kecil seperti ikan besar makan ikan kecil. Film tersebut juga menunjukkan bagaimana aliran mendorong jet ke arah timur dan barat di lintang rendah sebagai aliran yang lebih teratur di lintang tinggi.

Sementara itu komposit spektrometer inframerah Cassini mampu melakukan pemetaan menyeluruh suhu Jupiter dan komposisi atmosfer. Peta suhu memungkinkan menghitung angin di atas puncak awan sehingga para ilmuwan tidak lagi harus bergantung pada fitur pelacakan untuk mengukur angin. Data spektrometer menunjukkan adanya sebuah jet khatulistiwa yang intens ke arah timur dengan kecepatan sekitar 140 meter per detik (310 mph) di stratosfer dan ketinggian sekitar 100 kilometer (60 mil) di atas awan yang terlihat.

Data dari instrumen ini juga mengarah pada peta resolusi tertinggi sejauh asetilena Jupiter dan deteksi pertama metil organik radikal dan diacetylene di hot spot auroral dekat Jupiter utara dan kutub selatan. Molekul-molekul ini penting untuk memahami interaksi kimia antara sinar matahari dan molekul dalam stratosfer Jupiter.

Selama Cassini mendekati Jupiter, radio dan instrumen plasma gelombang juga mencatat celetuk alami yang diciptakan oleh elektron dari ledakan sonik kosmik. Ledakan terjadi ketika angin supersonik Matahari (partikel bermuatan yang terbang dari Matahari) diperlambat dan dibelokkan di sekitar gelembung magnetik Jupiter.

Karena Cassini tiba di Jupiter, sementara pesawat luar angkasa NASA Galileo masih mengorbit planet tersebut, ilmuwan bisa mengambil keuntungan dari pengukuran hampir bersamaan dari dua pesawat ruang angkasa yang berbeda. Peristiwa kebetulan ini memungkinkan ilmuwan untuk membuat langkah besar dalam memahami interaksi antara angin surya dengan Jupiter.

"The Jupiter flyby memberi manfaat untuk kita dalam dua cara, satu untuk data ilmu pengetahuan yang unik dan yang lainnya pengetahuan kita tentang cara efektif mengoperasikan mesin yang rumit. Hari ini, 10 tahun kemudian, operasi kita masih sangat dipengaruhi oleh pengalaman tersebut," kata Bob Mitchell, manajer program Cassini berbasis di JPL.

Dalam merayakan ulang tahun kunjungan Cassini 10 tahun yang lalu, para ilmuwan bersemangat untuk misi yang akan datang dan diusulkan untuk sistem Jupiter, termasuk pesawat ruang angkasa NASA Juno yang akan diroketkan Agustus mendatang dan Europa Jupiter System Mission. Misi Cassini-Huygens adalah proyek kerjasama NASA, European Space Agency dan Italian Space Agency. *(NASA)

Fenomena Yang Misteri di Ruang Angkasa



1. Tabrakan Antargalaksi


Ternyata galaksi pun dapat saling “memakan” satu sama lain. Yang lebih mengejutkan adalah galaksi Andromeda sedang bergerak mendekati galaksi Bima Sakti kita. Gambar di atas merupakan simulasi tabrakan Andromeda dan galaksi kita , yang akan terjadi dalam waktu sekitar 3 milyar tahun.

2. Quasar


Quasar tampak berkilau di tepian alam semesta yang dapat kita lihat. Benda ini melepaskan energi yang setara dengan energi ratusan galaksi yang digabungkan. Bisa jadi quasar merupakan black hole yang sangat besar sekali di dalam jantung galaksi jauh. Gambar ini adalah quasar 3C 273, yang dipotret pada 1979.

3. Materi Gelap


Para ilmuwan berpendapat bahwa materi gelap (dark matter) merupakan penyusun terbesar alam semesta, namun tidak dapat dilihat dan dideteksi secara langsung oleh teknologi saat ini. Kandidatnya bervariasi mulai dari neotrino berat hingga invisible black hole. Jika dark matter benar-benar ada, kita masih harus membutuhkan pengetahuan yang lebih baik tentang gravitasi untuk menjelaskan fenomena ini.

4. Gelombang Gravitasi


Gelombang gravitasi merupakan distorsi struktur ruang-waktu yang diprediksi oleh teori relativitas umum Albert Einstein. Gelombangnya menjalar dalam kecepatan cahaya, tetapi cukup lemah sehingga para ilmuwan berharap dapat mendeteksinya hanya melalui kejadian kosmik kolosal, seperti bersatunya dua black hole seperti pada gambar di atas. LIGO dan LISA merupakan dua detektor yang didesain untuk mengamati gelombang yang sukar dipahami ini.

5. Energi Vakum


Fisika Kuantum menjelaskan kepada kita bahwa kebalikan dari penampakan, ruang kosong adalah gelembung buatan dari partikel subatomik “virtual” yang secara konstan diciptakan dan dihancurkan. Partikel-partikel yang menempati tiap sentimeter kubik ruang angkasa dengan energi tertentu, berdasarkan teori relativitas umum, memproduksi gaya antigravitasi yang membuat ruang angkasa semakin mengembang. Sampai sekarang tidak ada yang benar-benar tahu penyebab ekspansi alam semesta.

6. Mini Black Hole


Jika teori gravitasi “braneworld” yang baru dan radikal terbukti benar, maka ribuan mini black holes tersebar di tata surya kita, masing-masing berukuran sebesar inti atomik. Tidak seperti black hole pada umumnya, mini black hole ini merupakan sisa peninggalan Big Bang dan mempengaruhi ruang dan waktu dengan cara yang berbeda.

7. Neutrino


Neutrino merupakan partikel elementer yang tak bermassa dan tak bermuatan yang dapat menembus permukaan logam. Beberapa neutrino sedang menembus tubuhmu saat membaca tulisan ini. Partikel “phantom” ini diproduksi di dalam inti bintang dan ledakan supernova. Detektor diletakkan di bawah permukaan bumi, di bawah permukaan laut, atau ke dalam bongkahan besar es sebagai bagian dari IceCube, sebuah proyek khusus untuk mendeteksi keberadaan neutrino.

Fenomena Asteroid Raksasa Mirip Planet



alt

















Robot peneliti bertekhnologi tinggi, kini sedang meneliti Vesta—obyek terbesar kedua dalam wilayah asteroid yang memiliki luas 320 mil. Penampakan baru yang dikirim robot peneliti Dawn ini, lebih menyerupai sebuah planet dibandingkan asteroid. Kini ilmuwan menyebutnya sebagai bentuk transisi antara keduanya.

Foto yang telah dikirim Dawn sejak Juli lalu—menunjukkan obyek dengan permukaan kasar itu, lebih unik dibandingkan dengan sistem tata surya yang lebih kecil dan seringan asteroid. Kawah permukaan Vesta memiliki alur, lembah dan berbagai mineral.  “Vesta tidak seperti asteroid lainnya,” ujar ilmuwan Vishnu Reddy dari Peneliti Solar System-Max Planck Institute, Jerman. Temuan baru ini telah dipresentasikan pada pertemuan American Geophysical Union di San Fransisco. 

Gambar ini menggunakan data warna yang diperoleh dari kamera framing peneliti Dawn-NASA—yang menunjukkan bahwa belahan selatan Vesta dalam warna, ditengahnya dalam formasi Rheasivia. Warna berbeda mencerminkan mineral berbeda pada permukaannya. Rheasilivia adalah cekungan dengan ukuran diameter sekitar 290 mil (467 km) dan memiliki gundukan ditengah dengan ketinggian 14 mil (23 km).

Kebanyakan bentuk asteroid menyerupai kentang, namun Vesta lebih mirip dengan alpukat, ujar Reddy David Williams dari Universitas Arizona menyebut Vesta memiliki bentuk transisi antara planet berbatu dan ribuan asteroid yang mengambang di antara Mars dan Yupiter. Asteroid adalah puing sisa lahirnya tata surya sekitar 4,5 milyar tahun lalu, bersamaan dengan terbentuknya planet berbatu lainnya seperti Bumi ini. Dengan meneliti asteroid dapat memberi petunjuk bagaimana sistem perplanetan kita terbentuk.

Misi ini telah menimbulkan sebuah misteri. Sebelum Dawn tiba di Vesta, sejumlah ilmuwan memprediksi bahwa permukaannya memiliki sebuah gunung berapi. Nampak pula ada sebuah bukit di Vesta, namun para ilmuwan mengatakan tidak ada bukti aliran lava maupun gejala vulkanis.
Williams mengatakan itu kemungkinan sejumlah material vulkanik yang terpendam, sehingga tim akan terus menelusurinya. (Erabaru)

Keajaiban di Planet Mars


 

1. Planet Mars memiliki gunung terbesar di seluruh sistem tata surya

Gunung tersebut dinamakan "Olympus Mons" dan berupa gunung yang tidak aktif. Tingginya 15.5 mil dengan diameter 372 mil. Sebagai perbandingan, tinggi Gunung Everest sekitar 5 mil. Planet Mars juga memiliki jurang terbesar di sistem tata surya kita yang disebut "Valles Marineris" dengan panjang 2500 mil dan kedalaman 4 mil. Olympus Mons dilihat dari atas
Spoiler for perbandingan dengan Gunung Everest:


2. Orang-orang selalu berpikir tentang kehidupan di Planet Mars karena keberadaan kanal yang terlihat pertama kali oleh astronom

Inilah sebabnya kenapa orang-orang selalu berpikir serangan makhluk luar angkasa berasal dari sini, dan bukan di Planet Jupiter atau Venus. Sebenarnya, Planet Mars merupakan salah satu planet yang sulit dihuni karena suhunya yang membeku, angin matahari dan hampir tidak ada atmosfer. Kanal yang terlihat oleh astronom pada awal-awal pengamatan berbentuk garis lurus yang diyakini para ahli terdapat air di sana. Kanal di Planet Mars Kanal di Planet Mars

Spoiler for gambar:




3. Planet Mars dinamakan berdasarkan Dewa Perang Romawi karena warnanya yang merah mengingatkan pengamat akan warna darah

Planet Mars berwarna merah disebabkan oleh tanahnya yang terdiri dari oksida besi yang biasa kita sebut dengan karat. Planet Mars dilihat dari teleskop Hubble

Spoiler for gambar:


Spoiler for permukaan planet mars:


4. Dibandingkan dengan planet lain di tata surya kita, Planet Mars terhitung sebagai planet yang kecil

Ukurannya sekitar setengahnya dari ukuran Planet Bumi. Planet Mars memiliki sepertiga grafitasi bumi, yang artinya Anda dapat loncat tiga kali lebih tinggi dari pada lompatan anda di bumi. Perbandingan Planet Mars dengan Planet Bumi Perbandingan Planet Mars dengan Planet Bumi

Spoiler for gambar:



5. Pada tahun 1970-an, orbiter Viking mengambil gambar sesuatu yang terlihat sebagai gambar muka raksasa dan bentuk piramida di permukaan planet daerah Cydonia

Gambarnya terlihat seperti Sphinx di Mesir dan memiliki tinggi 2000 kaki. Penemuan ini membuat para pengamat UFO tertarik, tetapi para peneliti menyatakan bahwa itu hanya sekedar kikisan atau gundukan tanah. Banyak orang yang masih berpikir kalau bentuknya terlalu simetris, dan menganggap itu merupakan bukti keberadaan makhluk asing kuno. Gambar muka raksasa di Planet Mars

Spoiler for gambar:


Spoiler for gambar:


6. Planet Mars memiliki cuaca yang paling ganas di sistem tata surya kita

Di sana terdapat badai angin yang ganas, badai debu dan tornado kecil. Pada tahun 2001, badai debu yang sagat besar menutupi seluruh permukaan planet selama beberapa hari menurut di bumi. Peneliti agak bingung mengapa planet dengan sedikit atmosfer dapat memiliki badai seperti itu. Mereka tidak tau apa yang menyebabkan badai, tetapi di sana terdapat lebih banyak badai ketika Planet Mars lebih dekat dengan matahari. Dan pada ujung bagian lebih jauh dari orbit, terdapat awan es yang terbuat dari karbondioksida dan debu. Ini juga merupakan hal yang aneh mengingat Planet Mars tidak terdapat permukaan air. Cuaca Planet Mars tahun 2001

Spoiler for gambar:


7. Telah dilakukan pencarian kehidupan di Planet Mars dan juga pencarian air

Setelah bertahun-tahun penelitian untuk setiap retakan di permukaan planet sebagai bukti dari keberadaan air, para peneliti akhirnya menemukannya. Misi Phoenix menemukan bahwa terdapat endapan es dalam jumlah besar di bawah permukaan planet. Gambar mikroskopis batuan yang menunjukkan ada air di Planet Mars
Spoiler for gambar:


8. Planet Mars memiliki dua bulan, dan salah satunya memiliki peluang untuk bertabrakan dengan Planet Mars

Salah satu bulannya, yaitu Phobos, memiliki orbit yang dekat dan membahayakan Planet Mars. Suatu hari, gaya grafitasi akan menariknya dan menabrak Planet Mars. Serpihannya akan tetap berada di orbit Planet Mars dan membuat cincin seperti di Planet Saturnus. Pada akhirnya, serpihan tersebut akan jatuh ke permukaan Planet Mars. Para peneliti tidak tahu hal tersebut akan terjadi kapan, tetapi mereka memprediksikan akan terjadi sekitar 50 tahun lagi.

Spoiler for gambar:

Milyaran Planet Asing di Bima Sakti



V838 Monocerotis, salah satu bintang penghuni Galaksi Bima Sakti. (REUTERS/NASA, ESA, H. E. Bond)
Jakarta (ANTARA News) - Lebih dari 160 miliar planet alien (asing) mungkin mendiami Galaksi Bima Sakti melebihi bintang-bintangnya.

Rata-rata setiap 100 miliar atau lebih bintang di galaksi kita dihuni oleh setidaknya 1,6 planet. Dan sebagian besar dari eksoplanet-eksoplanet ini umumnya berukuran kecil dan berbatu, menyerupai Bumi, mengingat planet bermassa kecil kelihatan berlimpah dibanding planet besar.

"Penelitian statistik ini menyatakan planet-planet di sekitar bintang adalah lebih dominan," kata Arnaud Cassan, Peneliti Utama Institut Astrofisika Paris seperti dikutip Space.com.

Cassan mengatakan mulai sekarang publik harus melihat populasi Bima Sakti tidak hanya terdiri dari miliaran bintang terang, tapi juga sejumlah dunia tersembunyi di luar Matahari.

Sampai saat ini, para astronom telah menemukan lebih dari 700 planet di luar sistem tata surya kita, dengan lebih dari 2.300 calon planet tambahan yang ditemukan teleskop luar angkasa NASA, Kepler, menunggu konfirmasi.

Keberadaan mereka dideteksi melalui dua teknik berbeda, yaitu transit fotometri dan kecepatan radial.

Kepler menerapkan metode transit, yang memantau kerlip kecil pada terangnya bintang ketika sebuah planet melewati bintang, menghalangi sebagian cahaya bintang itu. Kecepatan radial digunakan untuk melihat getaran kecil dalam pergerakan bintang karena gaya gravitasi dari orbit planet.

Para peneliti mengamati apa yang terjadi manakala objek massif melintas di depan sebuah bintang.  Objek-objek terdekat dalam medan gravitasi lalu memperbesar cahaya dari bintang jauh yang berfungsi seperti sebuah lensa.

Fenomena ini menghasilkan kurva cahaya --yaitu kelap kelip bintang sepanjang masa- yang karakteristiknya memberi para astronom pengetahuan mengenai objek di depannya.

Dalam penelitian terbaru, para peneliti melihat data yang dikumpulkan dari berbagai teleskop di Bumi, dengan memindai jutaan bintang sejak 2002 hingga 2007.

Tim peneliti menganalisis dengan cermat sekitar 40 peristiwa dan menemukan tiga planet yang tampak aneh di sekitar bintang. Salah satu planet itu bermassa lebih besar dari Jupiter, satu seukuran Neptunus, dan yang ketiga disebut "Bumi-super" dengan massa lima kali dari Bumi.

Para astronom menggunakan semua data itu agar deteksi planet asing yang mendiami Galaksi Bima Sakti berjalan efisien.

Tim peneliti menetapkan sekitar seperenam dari bintang di Bima Sakti berplanet dengan massa setara Jupiter, separuhnya menyerupai Neptunus, dan sekitar dua pertiga merupakan Bumi-super.  

Planet-planet ini mengorbiti bintangnya dalam jarak 0,5 sampai 10 satuan astronomi (SA).  1 SA setara dengan jarak Bumi ke Matahari, atau 150 juta km.

"Lebih jauh, kami menegaskan bahwa planet-planet bermassa ringan, seperti Bumi-super (lebih dari 10 bumi) dan planet yang menyerupai Neptunus lebih banyak dibandingkan planet raksasa seperti Saturnus dan Jupiter," kata Cassan.

Jumlah pasti dari dunia asing mungkin lebih dari 160 miliar. Sebagian planet memiliki jarak dengan bintangnya kurang dari 0.5 SA dan planet lain berjarak lebih dari 10 SA. Sementara, sejumlah planet lain tidak memiliki bintang sama sekali.

Pada 2011, satu tim ilmuwan yang menggunakan metode lensa mikro menemukan satu populasi besar planet-planet mirip Jupiter yang tidak terikat dengan bintang induknya. Obyek melayang itu mungkin di luar jumlah normal planet alien yang jelas mengorbiti bintang induknya.

"Dua hasil penelitian yang diperoleh dari lensa mikro ini menunjukkan planet-planet ada di mana-mana, tidak hanya sekitar bintang," kata Cassan.

Space.com menyebutkan bagi manusia, mengingat Bumi itu  spesial, maka penemuan planet alien dan eksoplanet ini akan kian menggairahkan.

Dampak Badai Radiasi Matahari 2012


Dampak Radiasi Badai Matahari 2012


Dampak Badai Radiasi Matahari 2012, dapat menyebabkan gangguan operasional satelit dan propagasi radio gelombang pendek, tetapi tidak mengganggu manusia di Bumi," demikian pernyataan badan antariksa AS, NASA, di situs webnya. Gangguan juga mungkin terjadi pada telekomunikasi seluler, siaran televisi, dan lainnya jika lontaran partikel listrik mengganggu satelit.

Penjelasan tersebut meluruskan informasi yang beredar di internet dan BlackBerry Messenger bahwa Dampak Badai Radiasi Matahari 2012 menciptakan radiasi yang meningkatkan suhu Bumi secara signifikan. Sejumlah orang khawatir karena di pesan tersebut ditambahkan peringatan bahwa radiasi bisa merusak kulit dan radiasi di telepon seluler.

Seperti diberitakan sebelumnya pada beberapa media tentang Badai Matahari 2012 telah terjadi ledakan Matahari pada bintik Matahari 1402, Senin (24/1/2012) pukul 10.59 WIB. Ledakan ini merupakan yang terkuat sejak tahun 2005, masuk dalam kelas M-9 alias sudah mendekati kelas tertinggi (X-Extreme).

Akibat ledakan, terlepas partikel berenergi tinggi dan lontaran massa korona (CME) yang sampai ke Bumi pada Selasa pukul 21.18 WIB +/- 7 jam. Badai matahari bergerak dengan kecepatan hingga 2.200 km per detik.

Dampak Badai Matahari tersebut juga menimbulkan aurora borealis atau cahaya warna-warni di langit belahan Bumi bagian utara saat lontaran partikel bermuatan listrik dengan energi tinggi memasuki atmosfer.



Ledakan Besar di Atmosfer Matahari Dengan Daya Supertinggi

Foto letupan matahari yang diambil dari satelit NASA (AP Photo/NASA)




Ancaman 'tsunami matahari' yang sempat ramai diberitakan terhadap bumi nihil. Tidak ada tsunami atau badai matahari pada Selasa, 3 Agustus 2010.

Profesor Riset Astronomi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin, mengatakan, kalaupun terjadi tsunami matahari, tidak akan berdampak buruk terhadap bumi. Tsunami matahari hanya berdampak di sekitar titik ledakan.

Yang memungkinkan memberi dampak pada bumi adalah badai matahari. Itupun jika lontaran massa matahari beskala besardan mengarah ke bumi.

Berdasar penelitian National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), yang disponsori lembaga antasariksa Amerika Serikat, NASA, badai matahari terjadi ketika muncul flare atau ledakan besar di atmosfer matahari dengan daya supertinggi.

Badai matahari bisa menyebabkan lonjatan tenaga lisrik hingga miliaran watt. Bila sampai ke bumi, pancarannya akan memengaruhi medan magnet bumi yang selanjutnya berdampak pada sistem satelit, listrik, dan frekuensi radio. Bumi terancam kehilangan daya listrik.

Badai matahari merupakan siklus biasa yang terjadi setiap 11 tahun. Namun, siklus itu diperkirakan akan mencapai puncaknya pada 2012-2013. Berdasar prediksi tersebut, sejumlah badan antariksa telah berupaya menyiapkan sejumlah strategi menghadapi badai matahari. Strategi untuk mengantisipasi hilangnya daya listrik, satelit, dan frekuensi radio yang menopang kehidupan masyarakat modern masa kini.

Badai matahari pernah melanda bumi pada 1 September 1859. Namun, kala itu tak terlalu berdampak karena kehidupan di masa itu belum ditopang listrik. Ancaman badai matahari yang berpotensi menghantam bumi pada 2012 inilah yang sempat menguatkan mitos mengenai akhir dunia atau kiamat pada 2010. Sebuah mitos yang tak cukup bukti ilmiah untuk dipercaya. 

Sumber : VivaNews

Puncak Badai Matahari Sampai 2013

:
NASA Ledakan Matahari yang terjadi pada Senin (23/1/2012) pukul 10.59 WIB.


JAKARTA, KOMPAS.com - Badai Matahari yang terpantau Senin (23/1/2012) pukul 10.50 WIB berhasil diantisipasi sehingga tidak menimbulkan dampak negatif. Bagi Indonesia, fenomena alam ini tidak memberi pengaruh berarti. Badai Matahari ini diperkirakan akan mencapai ekstrem pada tahun 2013.

Hal ini dikemukakan Deputi Bidang Sains, Pengkajian, dan Informasi Kedirgantaraan, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin, Rabu (25/1/2012), di Jakarta. Badai Matahari yang ditandai munculnya flare ini masuk skala menengah tinggi (M8-9), dengan indikator pancaran sinar-X yang mencapai 10 - 5 hingga 10 – 4 watt per meter persegi. Badai Matahari disebut mencapai skala sangat kuat (ekstrem) bila berskala 10 – 4 hingga 10 – 3 watt per m2.

Serbuan partikel proton ke Bumi diantisipasi dengan mengalihkan jalur penerbangan jarak jauh dari Amerika Serikat ke Asia dan sebaliknya yang melintasi kutub Utara. Paparan partikel proton ini tidak berdampak bagi Bumi karena ada lapisan magnetosfer yang menahan partikel tersebut. Radiasi dari badai Matahari juga akan diserap lapisan ozon. Badai Matahari antara lain pernah menimbulkan dampak pada tahun 1989 dan tahun 2000 bagi sistem kelistrikan di negara- negara di lintang tinggi dan dekat kutub, antara lain Kanada.

Pantauan di Indonesia

Partikel energetik proton mencapai Bumi Selasa (24/1) malam waktu Indonesia. Menurut Clara Yono Yatini, Kepala Pusat Sains Antariksa Lapan, badai Matahari telah memengaruhi komunikasi radio antarstasiun milik Lapan hingga terjadi blackout.

Kondisi geomagnet di Indonesia terpantau di tujuh stasiun Lapan, yaitu di Kototabang, Sumatera Barat; Tanjungsari, Jawa Barat; Pontianak, Kalimantan Barat; Biak, Papua; Manado, Sulawesi Utara; Parepare, Sulawesi Selatan; dan Kupang, Nusa Tenggara Timur. Hasil pantauan tidak menunjukkan gangguan berarti, kata Clara.

Thomas menjelaskan, flare ini merupakan yang pertama kali terpantau sejak Mei 2005. Kelas M yang mendekati kelas X, dampaknya akan kuat bila mengarah ke bumi. Flare dari teropong di Bumi tampak berupa bintik hitam di permukaan Matahari dan akan meningkat menjadi letupan terang. Sinar-X yang terpancar dari letupan itu terekam pada satelit Geostationary Operational Environmental Satellite.

Flare diikuti lontaran massa dari korona Matahari. Yang menonjol adalah proton yang melesat dengan kecepatan 1.400 kilometer per detik. Korona terdeteksi oleh wahana pemantau Matahari SOHO pada posisi antara Bumi dan Matahari berjarak 1.500.000 km dari Bumi (4 kali jarak Bumi-Bulan). "Partikel bermuatan dari Matahari itu tampak seperti hujan salju, berarti mengarah ke arah bumi," kata Thomas.

Anomali cuaca Matahari ini akan memengaruhi ionosfer. Lapisan ini digunakan untuk memantulkan gelombang pendek pada komunikasi radio. Komunikasi radio frekuensi HF akan terganggu, termasuk siaran radio luar negeri, seperti BBC, VOA, dan ABC. Navigasi berbasis satelit, seperti GPS, juga dapat terganggu akurasinya.

Badai Matahari berskala menengah tinggi ini berpotensi mengganggu operasional satelit, seperti satelit komunikasi. Bila gangguan tidak dapat diatasi oleh operator satelit, ada kemungkinan akan mengganggu telekomunikasi penggunaan telepon seluler, siaran TV, dan komunikasi data perbankan.
Namun, tidak benar radiasi dari Matahari itu akan berefek langsung bagi tubuh manusia. Juga tidak ada efek radiasi ketika berkomunikasi menggunakan telepon seluler. "Kalau ada berita itu hanya hoax," kata Thomas. Efek paparan proton hanya terjadi di wilayah kutub.

Sumber :Kompas Cetak

Jumat, 27 Januari 2012

Usia Transisi Galaksi Dalam Gumpalan


Citra yang disusun dalam pengamatan gumpalan di SSA22. Kredit : X-ray NASA/CXC/Durham Univ./D.Alexander et al.; Optical NASA/ESA/STScI/IoA/S.Chapman et al.; Lyman-alpha Optical NAOJ/Subaru/Tohoku Univ./T.Hayashino et al.; Infrared NASA/JPL-Caltech/Durham Univ./J.Geach et al.

Citra yang disusun dalam pengamatan gumpalan di SSA22. Kredit : X-ray NASA/CXC/Durham Univ./D.Alexander et al.; Optical NASA/ESA/STScI/IoA/S.Chapman et al.; Lyman-alpha Optical NAOJ/Subaru/Tohoku Univ./T.Hayashino et al.; Infrared NASA/JPL-Caltech/Durham Univ./J.Geach et al.


Apa yang terjadi pada usia transisi galaksi dan lubang hitam akhirnya diketahui. Hal ini tentunya tak lepas dari data baru yang dihasilkan Observatorium Sinar-X Chandra dan teleskop lainnya. Penemuan ini membantu manusia untuk menyingkap asal mula gumpalan gas raksasa yang diamati berada di sekitar galaksi muda.  


Sekitar satu dekade lalu, astronom berhasil menemukan waduk gas hidrogen yang besar yang mereka namakan “blobs” (gumpalan) – saat melakukan survey galaksi-galaksi muda pada jarak yang jauh. Gumpalan ini bersinar sengat terang pada cahaya optik, namun sumber energi yang membuatnya bercahaya beserta asal muasal dan sifatnya masih belum dapat diketahui.
Pengamatan panjang yang dilakukan Chandra berhasil mengidentifikasi sumber energi tersebut untuk pertama kalinya. Data sinar-X menunjukkan sumber kekuatan dari struktur kolosal ini yakni berasal dari lubang hitam supermasif yang sedang bertumbuh dan sebagiannya tersembunyi di balik lapisan tebal debu dan gas. Kembang api dari pembentukan bintang di dalam galaksi juga tampak memegang peranan penting, dan ini disingkap oleh teleskop Spitzer dan teleskop landas bumi.
Selama 10 tahun misteri gumpalan ini terkubur dari pandangan manusia, namun kini Chandra membantu kita untuk bisa melihat rahasia tersembunyi itu. Menurut James Geach dari Universitas Durham di UK, mereka kini bisa memiliki argumen penting tentang aturan apa yang ada di dalam pembentukan galaksi dan lubang hitam.
Galaksi diyakini terbentuk saat gas mengalir ke arah dalam di bawah pengaruh gaya gravitasi dan kemudian mengalami pendinginan oleh  radiasi. Proses akan berhenti saat gas dipanaskan oleh radiasi dan mengalir keluar dari galaksi dan lubang hitam. Blob atau gumpalan merupakan tahap pertama atau tahap kedua dari proses pembentukan itu.
Berdasarkan data baru dan argumen teoretik, Geach dan rekan-rekannya menunjukan pemanasan gas oleh lubang hitam supermasif yang sedang tumbuh dan ledakan dari pembentukan bintang, yang diduga justru memberi kekuatan pada gumpalan tersebut. Implikasinya, gumpalan ini merupakan representasi dari tahapan dimana galaksi dan lubang hitam akan mulai berpindah ke tahap pertumbuhan yang cepat sebagai akibat proses pemanasan. Tahap ini sangat penting dalam evolusi galaksi dan lubang hitam, dan sudah sejak lama para astronom berusaha untuk memahami prosesnya.
Para astronom berhasil melihat tanda dalam usia transisi dari galaksi dan lubang hitam di dalam gumpalan yang mendorong kembali gas dan mencegahnya untuk pertumbuhan lebih lanjut. Galaksi masif akan melalui tahapan ini atau mereka akan membentuk terlalu banyak bintang dan segera berakhir masa hidupnya.
Ilustrasi galaksi dalam gumpalan. kredit : NASA/CXC/M.Weiss
Ilustrasi galaksi dalam gumpalan. kredit : NASA/CXC/M.Weiss

Chandra, Spitzer dan teleskop lainnya melakukan pengamatan pada 29 gumpalan dalam satu area raksasa di langit yang dikenal sebagai SSA22. Gumpalan dengan jarak beberapa ratus ribu tahun cahaya ini terlihat saat alam semesta baru berusia 2 milyar tahun atau 15% dari usia saat ini

Dalam 5 blobs / gumpalan, Chandra mengungkapkan tanda lubang hitam supermasif yang sedang bertumbuh – sebuah sumber titik dengan pancaran sinar-X yang sangat cerlang. Lubang hitam raksasa ini diperkirakan berada pada pusat kebanyakan galaksi yang ada saat ini termasuk di Bima Sakti. Pada 3 blobs lainnya juga ditemukan bukti yang mengarah pada kemungkinan keberadaan lubang hitam. Selain itu, data Spitzer menunjukkan beberapa galaksi juga didominasi oleh jumlah pembentukan bintang yang cukup banyak. Radiasi dan aliran yang sangat kuat dari lubang hitam dan pembakaran pada pembentukan bintang jika dikalkulasi menunjukan adanya energi yang cukup besar untuk menyalakan gas hidrogen di dalam gumpalan tempat mereka berada.

Untuk kasus dimana tanda keberadaan lubang hitam tidak terdeteksi, gumpalannya jauh lebih redup. Penelitian ini tak hanya berhasil menjelaskan dari mana sumber energi gumpalan melainkan juga memberi arahan akan masa depannya. Dalam skenario pemanasan, gas di dalam gumpalan tidak akan mendigin untuk membentuk bintang melainkan akan ditambahkan pada gas panas yang ditemukan di antara galaksi. SSA22 sendiri akan dapat berevolusi menjadi kluster galaksi masif.

Di awal, gumpalan ini akan memberi makan galaksi-galaksi yang ada. Namun yang terlihat sekarang seperti sisa, sehingga untuk bisa mengungkap lebih jauh lagi para astronom harus menjelajah waktu ke belakang untuk menangkap galaksi dan lubang hitam saat mereka membentuk si gumpalan.

Al-Biruni Ilmuwan Pendiri Tiga Ilmu




 ''Dia adalah salah satu ilmuwan terbesar dalam seluruh sejarah manusia.'' Begitulah AI Sabra menjuluki Al-Biruni -- ilmuwan Muslim serba bisa dari abad ke-10 M. Bapak Sejarah Sains Barat, George Sarton pun begitu mengagumi kiprah dan pencapaian Al-Biruni dalam beragam disiplin ilmu. ''Semua pasti sepakat bahwa Al-Biruni adalah salah seorang ilmuwan yang sangat hebat sepanjang zaman,'' cetus Sarton.
 
Bukan tanpa alasan bila Sarton dan Sabra mendapuknya sebagai seorang ilmuwan yang agung. Sejatinya, Al-Biruni memang seorang saintis yang sangat fenomenal. Sejarah mencatat, Al-Biruni sebagai sarjana Muslim pertama yang mengkaji dan mempelajari tentang seluk beluk India dan tradisi Brahminical. Dia sangat intens mempelajari bahasa, teks, sejarah, dan kebudayaan India.
 
Kerja keras dan keseriusannya dalam mengkaji dan mengeksplorasi beragam aspek tentang India, Al-Biruni pun dinobatkan sebagai 'Bapak Indologi' -- studi tentang India. Tak cuma itu, ilmuwan dari Khawarizm, Persia itu juga dinobatkan sebagai 'Bapak Geodesi'. Di era keemasan Islam, Al-Biruni ternyata telah meletakkan dasar-dasar satu cabang keilmuan tertua yang berhubungan dengan lingkungan fisik bumi.
 
Selain itu, Al-Biruni juga dinobatkan sebagai 'antropolog pertama' di seantero jagad. Sebagai ilmuwan yang menguasai beragam ilmu, Al-Biruni juga menjadi pelopor dalam berbagai metode pengembangan sains. Sejarah sains mencatat, ilmuwan yang hidup di era kekuasaan Dinasti Samanid itu merupakan salah satu pelopor merote saintifik eksperimental.
 
Dialah ilmuwan yang bertanggung jawab untuk memperkenalkan metode eksperimental dalam ilmu mekanik. Al-Biruni juga tercatat sebagai seorang perintis psikologi eksperimental. Dia juga merupakan saintis pertama yang mengelaborasi eksperimen yang berhubungan dengan fenomena astronomi. Sumbangan yang dicurahkannya untuk pengembangan ilmu pengetahuan sungguh tak ternilai.
 
Al-Biruni pun tak hanya menguasai beragam ilmu seperti; fisika, antropologi, psikologi, kimia, astrologi, sejarah, geografi, geodesi, matematika, farmasi, kedokteran, serta filsafat. Dia juga turun memberikan kontrbusi yang begitu besar bagi setiap ilmu yang dikuasainya itu. Dia juga mengamalkan ilmu yang dikuasainya dengan menjadi seorang guru yang sangat dikagumi para muridnya.
 
Ilmuwan kondang itu bernama lengkap Abu Rayhan Muhammed Ibnu Ahmad Al-Biruni. Dia terlahir menjelang terbit fajar pada 4 September 973 M di kota Kath - sekarang adalah kota Khiva - di sekitar wilayah aliran Sungai Oxus, Khwarizm (Uzbekistan). Sejarah masa kecilnya tak terlalu banyak diketahui. Dalam biografinya, Al-Biruni mengaku sama sekali tak mengenal ayahnya, hanya sedikit mengenal tentang kakeknya.
 
Selain menguasai beragam ilmu pengetahuan, Al-Biruni juga fasih sederet bahasa seperti Arab, Turki, Persia, Sansekerta, Yahudi, dan Suriah. Al-Biruni muda menimba ilmu matematika dan Astronomi dari Abu Nasir Mansur. Menginjak usia yang ke-20 tahun, Al-Biruni telah menulis beberapa karya di bidang sains. Dia juga kerap bertukar pikiran dan pengalaman dengan Ibnu Sina - ilmuwan besar Muslim lainnya yang begitu berpengaruh di Eropa.
 
Al-Biruni tumbuh dewasa dalam situasi politik yang kurang menentu. Ketika berusia 20 tahun, Dinasti Khwarizmi digulingkan oleh Emir Ma'mun Ibnu Muhammad, dari Gurganj. Saat itu, Al-Biruni meminta perlindungan dan mengungsi di Istana Sultan Nuh Ibnu Mansur. Pada tahun 998 M, Sultan dan Al-Biruni pergi ke Gurgan di Laut Kaspia. Dia tinggal di wilayah itu selama beberapa tahun.
 
Selama tinggal di Gurgan, Al-Biruni telah menyelesaikan salah satu karyanya yakni menulis buku berjudul The Chronology of Ancient Nations. Sekitar 11 tahun kemudian, Al-Biruni kembali ke Khwarizmi. Sekembalinya dari Gurgan dia menduduki jabatan yang terhormat sebagai penasehat sekaligus pejabat istana bagi penggati Emir Ma'mun. Pada tahun 1017 M, situasi politik kembali bergolak menyusul kematian anak kedua Emir Ma'mun akibat pemberontakan.
 
Khwarizmi pun diinvasi oleh Mahmud Ghazna pada tahun 1017 M. Mahmud lalu membawa para pejabat Istana Khwarizmi untuk memperkuat kerjaannya yang bermarkas di Ghazna, Afghanistan. AL-Biruni merupakan salah seorang ilmuwan dan pejabat istana yang ikut diboyong. Selain itu, ilmuwan lainnya yang dibawa Mahmud ke Ghazna adalah matematikus, Ibnu Iraq, dan seorang dokter, Ibnu Khammar.
 
Untuk meningkatkan prestise istana yang dipimpinnya, Mahmud sengaja menarik para sarjana dan ilmuwan ke Istana Ghazna. Mahmud pun melakukan beragam cara untuk mendatangkan para ilmuwan ke wilayah kekuasaannya. Ibnu Sina juga sempat menerima undangan bernada ancaman dari Mahmud agar datang dan mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya di istana Ghazna.
 
Meski Mahmud terkesan memaksa, namun Al-Biruni menikmati keberadaannya di Ghazna. Di istana itu, dia dihormati dan dengan leluasa bisa mengembangkan pengetahuan yang dikuasainya. Salah satu tugas Al-Biruni adalah menjadi astrolog isatana bagi Mahmud dan penggantinya.
 
Pada tahun 1017 M hingga 1030 M, Al-Biruni mendapat kesempatan untuk melancong ke India. Selama 13 tahun, sang ilmuwan Muslim itu mengkaji tentang seluk beluk India hingga melahirkan apa yang disebut indologi atau studi tentang India. Di negeri Hindustan itu, Al-Biruni mengumpulkan beragam bahan bagi penelitian monumental yang dilakukannya. Dia mengorek dan menghimpun sejarah, kebiasaan, keyakian atau kepecayaan yang dianut masyarakat di sub-benua India.
 
Selama hidupnya, dia juga menghasilkan karya besar dalam bidang astronomi lewat Masudic Canonyang didedikasikan kepada putera Mahmud bernama Ma'sud. Atas karyanya itu, Ma'sud menghadiahkan seekor gajah yang bermuatan penuh dengan perak. Namun, Al-Biruni mengembalikan hadiah yang diterimanya itu ke kas negara.
 
Sebagai bentuk penghargaan, Ma'sud juga menjamin Al-Biruni dengan uang pensiun yang bisa membuatnya tenang beristirahat serta terus mengembangkan ilmu pengetahuan. Dia juga berhasil menulis buku astrologi berjudul The Elements of Astrology. Selain itu, sang ilmuwan itu pun menulis sederet karya dalam bidang kedokteran, geografi, serta fisika. Al-Biruni wafat di usia 75 tahun tepatnya pada 13 Desember 1048 M di kota Ghazna. Untuk tetap mengenang jasanya, para astronom mengabadikan nama Al-Biruni di kawah bulan. 
 
Sumbangan Sang Ilmuwan
 
* Astronomi
 
''Dia telah menulis risalah tentang astrolabe serta memformulasi tabel astronomi untuk Sultan Ma'sud,''papar Will Durant tentang kontribusi Al-Biruni dalam bidang astronomi. Selain itu, Al-Biruni juga telah berjasa menuliskan risalah tentang planispheredan armillary sphere.Al-Biruni juga menegaskan bahwa bumi itu itu berbentuk bulat.
Al-Biruni tercatat sebagai astronom yang melakukan percobaan yang berhubungan dengan penomena astronomi. Dia menduga bahwa Galaksi Milky Way (Bima Sakti) sebagai kupulan sejumlah bintang. Pada 1031 M, dia merampungkan ensiklopedia astronomi yang sangat panjang berjudul Kitab Al-Qanun Al Mas'udi.
 
* Astrologi
Dia merupakan ilmuwan yang pertama kali membedakan istilah astronomi dengan astrologi. Hal itu dilakukannya pada abad ke-11 M. Dia juga menghasilkan beberapa karya yang penting dalam bidang astrologi.
 
*Ilmu Bumi
Al-Biruni juga menghasilkan sejumlah sumbangan bagi pengembangan Ilmu Bumi. Atas perannya itulah dia dinobatkan sebagai 'Bapak Geodesi'. Dia juga memberi kontribusi signifikan dalam kartografi, geografi, geologi, serta mineralogi.
 
*Kartografi
Kartografi adalah ilmu tentang membuat peta atau globe. Pada usia 22 tahun, Al-Biruni telah menulis karya penting dalam kartografi, yakni sebuah studi tentang proyeksi pembuatan peta.
 
* Geodesi dan Geografi
Pada usia 17 tahun, Al-Biruni sudah mampu menghitung garis lintang Kath Khawarzmi dengan menggunakan ketinggian matahari. ''Kontribusi penting dalam geodesi dan geografi telah dibuat disumbangkan Al-Biruni. Dia telah memperkenalkan teknik mengukur bumi dan jaraknya menggunakan triangulasi,'' papar John J O'Connor dan Edmund F Robertson dalam MacTutor History of Mathematics.
 
* Geologi
Al-Biruni juga telah menghasilkan karya dalam bidang geologi. Salah satunya, dia menulis tentang geologi India.
 
* Mineralogi
Dalam kitabnya berjudul Kitab al-Jawahiratau Book of Precious Stones, Al-Biruni menjelaskan beragam mineral. Dia mengklasifikasi setiap mineral berdasarkan warna, bau, kekerasan, kepadatan, serta beratnya.
 
* Metode Sains
Al-Biruni juga berperan dalam memperkenalkan metode saintifik dalam setiap bidang yang dipelajarinya. Salah satu contohnya, dalam Kitab al-Jamahirdia tergolong ilmuwan yang sangat eksperimental.
 
* Optik
Dalam bidang optik, Al-Biruni termasuk ilmuwan yang pertama bersama Ibnu Al-Haitham yang mengkaji dan mempelajari ilmu optik. Dialah yang pertama menemukan bahwa kecepatan cahaya lebih cepat dari kecepatan suara.
 
* Antropologi
Dalam ilmu sosial, Biruni didapuk sebagai antropolog pertama di dunia. Ia menulis secara detail studi komparatif terkait antropologi manusia, agama, dan budaya di Timur Tengah, Mediterania, serta Asia Selatan. Dia dipuji sejumlah ilmuwan karena telah mengembangkan antropologi Islam. Dia juga mengembangkan metodelogi yang canggih dalam studi antropologi.
 
* Psikologi Eksperimental
Al Biruni tercatat sebagai pelopor psikologi eksperimental lewat penemuan konsep reaksi waktu.
 
* Sejarah
Pada usia 27 tahun, dia menulis buku sejarah yang diberi judul Chronology. Sayangnya buku itu kini telah hilang. Dalam kitab yang ditulisnya Kitab fi Tahqiq ma li'l-Hindatau Penelitian tentang India, Al-Biruni telah membedakan antara menode saintifik dengan metode historis.
 
* Indologi
Dia adalah ilmuwan pertama yang mengkaji secara khusus tentang India hingga melahirkan indologi atau studi tentang India.
 
*Matematika
Dia memberikan sumbangan yang signifikan bagi pengembangan matematika, khususnya dalam bidang teori dan praktik aritmatika, bilangan irasional, teori rasio, geometri dan lainnya.
source : www.republika.co.id