Selamat Berkunjung

Selamat Berkunjung !
Diharap komentarnya agar lebih bermanfaat, menambah wawasan dan hikmah

Kamis, 01 Maret 2012

Rahasia Sunnah Mengapa tidur harus miring ke kanan


Sumber : Ensiklopedia Kemukjizatan Ilmiah dalam Al-Qur’an dan Sunnah
Penerbit : PT. Kharisma Ilmu
Tahun Terbit : 2009
Halaman : 105-108
==============================================================
Diriwayatkan oleh Al-Barra’ ra, ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda :
“Jika kamu bergegas menuju tempat tidurmu, berwudhulah seperti wudhu untuk shalat kemudian berbaringlah miring ke kanan seraya mengucapkan, ‘Ya Allah, aku serahkan diriku kepada-Mu. Aku limpahkan urusanku kepada-Mu. Aku minta perlindungan tubuhku kepada-Mu karena cinta dan rasa takutku kepada-Mu, tidak ada tempat kembali dan tidak pula keselamatan dari kemurkaan-Mu kecuali kepada-Mu. Aku beriman kepada kitab-Mu yang telah Engkau turunkan dan kepada nabi-Mu yang telah Engkau utus.’ Jika kamu mati pada malam tersebut, kamu mati dalam keadaan suci. Karena itu, jadikanlah doa tersebut sebagai kalimat terakhir yang kamu ucapkan.” (Hr. Asy-Syaikhan)
Berbaring di atas tempat tidur dapat dilakukan dalam posisi telungkup, telentang, miring ke kanan, atau miring ke kiri. Akan tetapi, bagaimana posisi yang paling ideal agar organ-organ tubuh tetap dapat menjalankan fungsinya dengan baik?
A. TIDUR TELUNGKUP
Saat seseorang tidur telungkup, seperti yang dikatakan oleh dr. Zhafir Al-Athar, ia akan merasakan sesak napas selama beberapa saat sebab besarnya beban punggung menghalangi otot dada untuk berkontraksi saat mengisap dan mengeluarkan napas. Kesulitan bernapas saat tidur telungkup akan mengakibatkan kelelahan pada jantung dan otak. Posisi ini juga mengakibatkan tulang tengkuk dan tulang leher tertekuk dan organ reproduksi tertekan ke alas tidur sehingga hal ini mendorong seseorang untuk bermasturbasi.
Seorang peneliti dari Australia mengemukakan bahwa intensitas kematian mendadak pada anak mencapai tiga kali lipat lebih banyak saat mereka tidur telungkup dibandingkan tidur dengan posisi miring ke salah satu sisi. Majalah Times terbitan Inggris juga memuat hasil penelitian yang sama. Intensitas kematian mendadak yang dialami oleh anak-anak yang tidur telungkup pun semakin meningkat.
Kesesuaian hasil penelitian dengan larangan Rasulullah SAW mengenai tidur menunjukkan sebuah kemukjizatan. Hal ini sebagaimana yang disebabkan dalam sebuah hadis shahih yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra, ia mengatakan bahwa pada suatu ketika Rasulullah SAW melihat seseorang tidur dengan posisi telungkup. Kemudian beliau pun bersabda :
“Seseungguhnya, ini adalah tidur yang dimurkai oleh Allah dan Rasul-Nya.” (HR. Ahmad dan At-Tirmidzi)
Sebuah hadis daif yang diriwayatkan oleh Abu Umamah ra, ia mengatakan bahwa pada suatu ketika Rasulullah SAW melewati seseorang yang sedang tidur di mesjid dengan posisi telungkup. Beliau lalu menendang lelaki tersebut dengan kaki beliau seraya berkata :
“Bangunlah kamu dan duduklah karena itu adalah tidur penghuni jahanam.” (HR. Ibnu Majah)
B. TIDUR TELENTANG
Sementara itu, tidur dengan posisi telentang menyebabkan seseorang bernapas lewat mulutnya. Posisi ini membuat mulut cenderung terbuka karena rahang berada dalam kondisi rileks. Hal ini seperti yang dikatakan oleh dr. Al-Athar. Adapun organ tubuh yang tepat dan dipersiapkan untuk melakukan pernapasan adalah hidung, karena di dalam hidung terdapat rambut dan selaput lendir yang berfungsi untuk menyaring dan membersihkan udara yang masuk. Selain itu, pada hidung juga terdapat banyak pembuluh darah yang siap menghangatkan udara.
Bernapas lewat mulut biasa dilakukan saat seseorang terserang asma akibat alergi, kedinginan, atau flu, terutama di musim dingin. Selain itu, bernapas lewat mulut juga mengakibatkan gusi kering sehingga dapat menimbulkan peradangan.
Dalam posisi telentang, langit-langit mulut menghalangi celah bagian belakang rongga hidung dan saluran pernapasan. Akibatnya, seseorang akan banyak mendengkur. Saat terbangun, lidahnya akan dipenuhi oleh lapisan berwarna putih yang tidak wajar dan bau mulut tidak sedap.
Bagi wanita, tidur telentang mengakibatkan tulang belakangnya tertekan sehingga hal ini akan mengganggu. Posisi ini tidak baik bagi tulang belakang karena berada dalam kondisi tidak rata. Ada dua bagian tubuh yang melekuk saat tidur telentang, yaitu leher dan daerah punggung bawah. Bagi anak-anak, posisi ini dapat mengakibatkan kepala menjadi rata, terutama bila dibiasakan dalam waktu lama.
C. TIDUR MIRING KE KIRI
Adapun tidur dengan posisi miring ke kiri juga tidak baik sebab jantung tertekan oleh paru-paru sebelah kanan. Ukuran paru-paru sebelah kanan lebih besar dibandingkan paru-paru sebelah kiri. Jika menekan jantung, tentu akan memengaruhi fungsinya dan menurunkan aktivitasnya, terutama pada orang yang sudah tua.
Posisi ini juga mengakibatkan jantung tertekan oleh lever, organ pencernaan terberat yang berada di sebelah kanan tubuh. Posisi lever sendiri tidak stabil karena menggantung. Selain itu, lever juga menekan lambung sehingga hal ini memperlambat proses pengosongan lambung. Jadi tidur dengan posisi miring ke kiri membuat jantung tertekan oleh lever dan lambung.
Berbagai percobaan yang telah dilakukan oleh Galteh dan Butseh menunjukkan bahwa berpindahnya makanan dari lambung ke usus dapat dilakukan dalam waktu 2,5-4,5 jam jika seseorang tidur dengan posisi miring ke kanan. Jangka waktu ini tidak dapat dicapai oleh seseorang yang tidur dengan posisi miring ke kiri karena waktu yang dibutuhkan adalah 5-7 jam.
D. TIDUR MIRING KE KANAN
Tidur dengan posisi miring ke kanan merupakan posisi tidur yang benar dan tepat. Ukuran paru-paru sebelah kiri lebih kecil daripada paru-paru sebelah kanan. Karena itu, jantung menahan beban yang lebih sedikit dan lever pun berada dalam kondisi stabil dan tidak menggantung. Lambung juga berada dalam kondisi nyaman. Posisi seperti ini membantu mempercepat proses pengosongan lambung.
Tidur dengan posisi miring ke kanan merupakan praktik kedokteran yang paling berhasil. Posisi ini juga memudahkan sekresi yang berupa cairan lendir pada bronkus (cabang paru-paru) sebelah kiri.
Ditambah oleh Ar-Rawi, terjadinya pembesaran paru-paru sebelah kiri dan bukan paru-paru sebelah kanan disebabkan oleh posisi bronkus yang berbeda. Bronkus sebelah kanan posisinya menyamping sehingga lendir mudah dikeluarkan, sedangkan bronkus sebelah kiri posisinya vertikal sehingga lendir lebih sulit dikeluarkan sebab harus didorong ke atas. Jika dibiarkan, hal ini dapat mengakibatkan terjadinya penimbunan lendir di batang tenggorokan yang mengakibatkan pula munculnya gangguan pada paru-paru dan organ pengeluaran, seperti ginjal. Karena itu pengobatan paling mutakhir untuk mengatasi masalah tersebut adalah tidur dengan posisi miring ke kanan.1
==============================================================
- “Audaa’ An-Naum Al-Khati’ah” dalam majalah kedokteran berbahasa Arab edisi 196, 1993;
- Ahmad Hamdi Al-Khayyath, Fann As-Sihhah wa At-Tibb Al Waqaa’i (University of Damascus);
- dr. Muhammad Nazzar Ad-Daqar, Rawaa’i At-Tibb Al-Islaamiyy, jilid 4;
- “Idtaji’ ‘Alaa Syaqqika Al-Aiman”, artikel dalam majalah Tabibik, edisi 1, 1968.

Nabi Isa Ajarkan Shalat Berjama’ah Hadap Kiblat dan Sujud


Ada satu ajaran yg ditinggalkan & dihina oleh ummat Kristen, ajaran itu ialah SHALAT BERJAMAAH.
Padahal sangat jelas jika Nabi Isa ajarkan shalat berjamaah. Ini bukan PERKATAAN KAMI, bukan KATA TELEVISI, bukan KATA MASS MEDIA, tapi kata ALKITAB, bukti terkuat sebuah agama yg dipercayai sebagai KATA TUHAN.
Matius 26:37 Dan Ia MEMBAWA PETRUS DAN KEDUA ANAK ZEBEDEUS serta-Nya. Maka mulailah Ia merasa sedih dan gentar,
26:38 lalu kata-Nya kepada mereka: “Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku.”
26:39 Maka Ia MAJU SEDIKIT, lalu SUJUD dan berdoa, kata-Nya: “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.”
Markus 14:33 Dan Ia MEMBAWA PETRUS, YAKOBUS DAN YOHANES serta-Nya. Ia sangat takut dan gentar,
14:34 lalu kata-Nya kepada mereka: “Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah.”
14:35 Ia MAJU SEDIKIT, MEREBAHKAN DIRI KE TANAH dan berdoa supaya, sekiranya mungkin, saat itu lalu dari pada-Nya.
Dari dua ayat diatas maka dapat disimpulkan:
1. Yesus sujud kepada Allah, sebagaimana orang Islam sujud. Tidak ada tatacara ibadah dengan sujud muka ke tanah kecuali umat Islam. Kenapa umat non Islam (Kristen) menghina Sujud dengan mengatakan nungging?
Padahal Yesus pun sujud! Bibir mereka memuji Yesus, tapi hatinya jauh dari Yesus:
Matius 15:8 Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. 15:9 Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.”
2. Yesus menyembah pada Allah, berdoa kepada Allah. Setiap yang berdoa pada Allah berarti bukan Allah & bukan Tuhan, sebagaimana saudara berdoa pada Allah, berarti saudara bukan Allah. Hanya umat Islam-lah yang murni berdoa HANYA pada Allah langsung tanpa melalui perantara Yesus, tanpa perantara Malaikat, tanpa perantara Bunda Maria, tanpa perantara Rasul atau Santo.
Matius 4:10 Maka berkatalah Yesus kepadanya: “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan HANYA KEPADA DIA SAJALAH engkau berbakti!”
3. Yesus merasakan mau mati. Terbukti Yesus bukan Tuhan. Mana ada Tuhan merasakan mau mati?
4. Yesus sedih, bermakna bukan Tuhan, tak mungkin Tuhan merasa sedih. Tuhan tak memerlukan disembah oleh manusia, meski seluruh bumi ini ingkar pada ALLAH, tetaplah ALLAH MAHA MULIA.
5. Yesus maju sedikit dari ke dua muridnya sebelum sujud, artinya Yesus MENGAJARKAN SHALAT BERJAMAAH dan menjadi Imam shalat bagi ke tiga muridnya. Hal semacam ini pun hanya dilaksanakan oleh umat Islam, dimana imam maju sedikit, 1 shaft didepan para makmum lainnya. Adakah umat agama lain yang melaksanakan hal demikian?
6. Yesus tidak meminta sesuai kehendak dirinya, tapi sesuai kehendak Allah, artinya Yesus berserah diri pada Allah, berserah diri pada Allah ini artinya Muslim. Banyak sekali ayat dalam alkitab dimana Yesus berserah diri kepada Allah. Kata “Muslim” dalam bahasa arab pun berarti berserah diri pada Allah.
7. Yesus berdoa setelah sujud, tak jauh dengan muslim, berdzikir & berdoa setelah sujud! SUBHANALLAH! SEMOGA INI MENAMBAH IMAN & ISLAM SAUDARA SAUDARI SEMUA!
Qs.2 Baqarah 132. Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub:”Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka JANGANLAH KAMU MATI KECUALI DALAM KEADAAN ISLAM.”
Sudah jelas, Nabi Isa a.s pun mengajarkan shalat berjamaah, terbukti sudah, apakah masih nak berpaling??? mengingkari apa yg jelas tertulis?
Ajaran yang hilang dari umat terdahulu ini dimurnikan lagi oleh ALLAH dalam Qur’an melalui Rasulullah Muhammad SAW.
Qs.2 Baqarah:43. Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah BESERTA orang-orang yang ruku’.
Dan bagi kaum hawa pun diperintahkan pula untuk shalat berjamaah
Qs.3 Ali Imran:43. Hai Maryam, taatlah kepada Tuhanmu, sujud dan ruku’lah BERSAMA orang-orang yang ruku’.
Dan ajaran yang hilang ini dimurnikan lagi oleh Rasulullah Muhammad SAW, tak pernah Rasulullah Muhammad SAW menyuruh ummatnya untuk shalat sendirian di rumah, shalatlah di masjid, setiap langkah mendapat pahala.
Qs.24 Nuur:36. Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang,
37. laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak pula oleh jual beli dari mengingati Allah, dan mendirikan sembahyang, dan membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang hati dan penglihatan menjadi goncang.
Yang sy hairan, umat Non-Islam, sering kali menghina Islam dengan mengatakan Islam menyembah batu Hitam di Ka’bah. Mereka sering memfitnah muslim menyembah kotak Hitam Ka’bah itu sendiri dengan alasan umat Islam selalu menghadap Ka’bah dalam melaksanakan Shalat 5 waktu, Shalat Sunnat. Umat Islam pun dilarang buang air kecil maupun besar dengan mengahadap Ka’bah.
Padahal, justru mereka umat Non-Islam itu sendiri lah yang mengingkari Kitabnya yang ada ditangan mereka sendiri karena perintah menghadap Kiblat ini telah diperintahkan pula pada Nabi-Nabi sebelum Rasullullah Muhammad SAW baik dalam Perjanjian Lama maupun perjanjian baru.
Bahkan setiap Nabi memiliki Kiblat & tugu batu untuk melakukan Thawaf atau mengelilingi batu tersebut, hanya mereka umat non-Islam/ Kristen saja yang tidak pernah membaca Kitab mereka sehingga secara tidak sadar mereka malah menghina Kitab yang ada ditangan mereka sendiri.
Dalam Alkitab mereka sendiri, jelas tertulis bahwa Shalat itu harus menghadap kiblat, ini ayatnya:
Mazmur 5:8 Tetapi aku, berkat kasih setia-Mu yang besar, aku akan masuk ke dalam rumah-Mu, sujud menyembah KE ARAH BAIT-Mu yang kudus dengan takut akan Engkau.
Apakah ayat itu bermakna jika Nabi Daud menyembah Bait ALLAH? Tidak!
Mazmur 138:2 Aku hendak sujud KE ARAH BAIT-Mu yang kudus dan memuji nama-Mu, oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu; sebab Kau buat nama-Mu dan janji-Mu melebihi segala sesuatu.
Apakah ayat itu bermakna jika Nabi Daud menyembah Bait ALLAH? Tidak!
Yehezkiel 44:4. Lalu dibawanya aku melalui pintu gerbang utara ke depan Bait Suci; aku melihat, sungguh, rumah TUHAN penuh kemuliaan TUHAN, maka aku sujud menyembah.
Apakah ayat itu bermakna jika Nabi Yehezkiel menyembah Bait ALLAH? Tidak!
Daniel 6:10 Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka KE ARAH YERUSALEM; TIGA KALI SEHARI ia berlutut, BERDOA SERTA MEMUJI ALLAHNYA, seperti yang biasa dilakukannya.
Apakah ayat itu bermakna jika Nabi Daniel menyembah Bait ALLAH? Tidak!
Jelas disitu tertulis bahwa:
1. Beribadah itu dengan Sujud, muka ke tanah, mengapa umat Non Islam/ Kristen tidak pernah sujud?
2. Beribadah itu dengan menhadap ke Kiblat, mengapa umat Non Islam/ Kristen tidak pernah menghadap Kiblat?
3. Disamping sujud maka ada pula berlutut, duduk diantara dua sujud, mengapa umat Non Islam tidak berlutut?
4. Setidaknya dilaksanakan tiga kali sehari, mengapa umat Non Islam tidak setiap hari? Malah hanya satu kali per minggu?
5. Setelah Shalat (Pray=berdoa) lalu dilanjutkan dengan memuji Allah (berdzikir), Umat mana yang melaksanakan ke lima hal ini? Umat Islam!
Setiap umat memiliki kiblatnya masing-masing, setiap umat memiliki arah masing-masing kemana dia menghadap. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan Al-Qur’an:
QS.2: 148. Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
QS.2: 142. Orang-orang yang kurang akalnya diantara manusia akan berkata: “Apakah yang memalingkan mereka dari kiblatnya yang dahulu mereka telah berkiblat kepadanya?” Katakanlah: “Kepunyaan Allah-lah timur dan barat; Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus.”
Dalam Alkitab christian pun jelas tertulis bahwa nabi-nabi terdahulu pun memiliki bait Allah masing masing… banyak sekali ayatnya… lebih dari 100 ayat dan termasuk perjanjian baru pada masa Nabi Isa sekalipun…
Dan Yesus pun tidak pernah menghapus Taurat meski satu titik kecil sekalipun, artinya Hukum Taurat & kitab-kitab para Nabi terdahulu masih tetap berlaku:
Matius 5:17. “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.
5:18 Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya SELAMA BELUM LENYAP LANGIT DAN BUMI INI, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.
5:19 Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.
Lukas 16:17 LEBIH MUDAH LANGIT & BUMI LENYAP dari pada satu titik dari hukum Taurat batal.
Lalu mengapa mereka malah menghina Sujud menghadap Bait Allah? Mengapa mereka menghina Shalat & mengatakan nunggang nungging?
Padahal Yesus pun Shalat dengan bersujud muka ke tanah dan Yesus pun berlutut serta merebahkan diri ke tanah persis bagaimana Muslim melaksanakan Shalat dengan Sujud, berlutut, merebahkan diri ke tanah, shalat berjamaah, berdzikir setelah shalat.
Dalam alkitab christian pun jelas menulis bahwa:
Nabi Ibrahim bersujud:
Kejadian 17:3 Lalu sujudlah Abram, dan Allah berfirman kepadanya…..
Nabi Lot bersujud:
Kejadian 19:1 Kedua malaikat itu tiba di Sodom pada waktu petang. Lot sedang duduk di pintu gerbang Sodom dan ketika melihat mereka, bangunlah ia menyongsong mereka, lalu sujud dengan mukanya sampai ke tanah,
Nabi Ezra bersujud:
Ezra 10:1 Sementara Ezra berdoa dan mengaku dosa, sambil menangis dengan bersujud di depan rumah Allah, berhimpunlah kepadanya jemaah orang Israel yang sangat besar jumlahnya, laki-laki, perempuan dan anak-anak. Orang-orang itu menangis keras-keras.
Nabi Yosua bersujud:
Yosua 5:14 Lalu sujudlah Yosua dengan mukanya ke tanah, menyembah dan berkata kepadanya: ”Apakah yang akan dikatakan tuanku kepada hambanya ini?
Nabi Daud bersujud:
Mazmur 95:6 Masuklah, marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan Tuhan yang menjadikan kita
Nabi Musa bersujud
Keluaran 34:8 Segeralah Musa berlutut ke tanah, lalu sujud menyembah
Nabi Harun bersujud
Bilangan 20:6 Maka pergilah Musa dan Harun dari umat itu ke pintu Kemah Pertemuan, lalu sujud. Kemudian tampaklah kemuliaan TUHAN kepada mereka.
Nabi Ibrahim bersujud, Nabi Daniel bersujud, Nabi Musa bersujud, Nabi Harun bersujud, Nabi Daud bersujud, Nabi Sulaiman bersujud, Nabi Yosua bersujud, Nabi Yehezkiel & para Nabi lain pun bersujud, bahkan Yesus pun bersujud!!!
Lalu mengapa orang christian menghina muslim bersujud dengan hinaan nunggang nungging? Mengapa mereka sendiri tidak pernah sujud? Apa mereka tidak ingin mengikuti jalan para Nabi terdahulu & Nabi Isa sendiri dengan bersujud muka ke tanah? Mengapa mereka menginkari sujud yang dicontohkan para Nabi terdahulu?
Terlebih lagi, Nabi-nabi terdahulu selalu mendirikan tugu yang kemudian akan didekatnya akan didirikan Rumah Allah / Bait Allah / Betel / Baitullah.
Kejadian 31:13 Akulah Allah yang di BETEL itu, di mana engkau mengurapi TUGU, dan di mana engkau bernazar kepada-Ku; maka sekarang, bersiaplah engkau, pergilah dari negeri ini dan pulanglah ke negeri sanak saudaramu.”
Kejadian 28:18 Keesokan harinya pagi-pagi Yakub mengambil BATU yang dipakainya sebagai alas kepala dan mendirikan itu MENJADI TUGU dan menuang minyak ke atasnya.
Kejadian 28:22 Dan BATU YANG KUDIRIKAN SEBAGAI TUGU ini akan menjadi rumah Allah. Dari segala sesuatu yang Engkau berikan kepadaku akan selalu kupersembahkan sepersepuluh kepada-Mu.”
Kejadian 31:45 Kemudian Yakub mengambil SEBUAH BATU DAN DIDIRIKANNYA MENJADI TUGU.
Kejadian 31:51 Selanjutnya kata Laban kepada Yakub: “Inilah TIMBUNAN BATU, DAN INILAH TUGU yang kudirikan antara aku dan engkau–
Kejadian 31:52 TIMBUNAN BATU DAN TUGU inilah menjadi kesaksian, bahwa aku tidak akan melewati timbunan batu ini mendapatkan engkau, dan bahwa engkaupun tidak akan melewati timbunan batu dan tugu ini mendapatkan aku, dengan berniat jahat.
Kejadian 35:14 Kemudian Yakub mendirikan tugu di tempat itu, yakni TUGU BATU; ia mempersembahkan korban curahan dan menuangkan minyak di atasnya.
Matius 23:16 Celakalah kamu, hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata: Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu mengikat.
Jadi, mengapa mereka menghina ibadah Haji & Thawaf Keliling Ka’bah jika itu semua jelas terdapat dalam kitab mereka sendiri & juga dilakukan serta dicontohkan oleh para nabi terdahulu?
Dan menghadap kiblat itu tidak selalunya diharuskan, ada masa masa dimana kita boleh menghadap kemana sahaja
Qs.2 Baqarah:239. Jika kamu dalam keadaan takut, maka shalatlah sambil berjalan atau berkendaraan. Kemudian apabila kamu telah aman, maka sebutlah Allah, sebagaimana Allah telah mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.
Didalam Islam, menghadap Ka’bah bukanlah merupakan suatu kebaikan, sebagaimana tertulis:
QS.2: 177. Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar; dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.
Jadi,,, 1 lagi bukti… Islam TERBUKTI BENAR!
DARI ILMIAH,,,, Islam terbukti Benar
DARI KITAB LAIN,,, Islam terbukti Benar
Segala puja & puji bagi ALLOH,,, Qur’an TERBUKTI Sepanjang Masa!
۩۞۩ – MEMANG ISLAM TERBUKTI BENAR, Maka Pahamilah hadist Rasululloh bahwa: “ Islam itu tinggi dan tidak ada yang lebih tinggi dari Islam “. (HR. Thabrani).
Bekasi, 20 Juli 2011
Abu Jundulloh Muhammad Faisal alJawy alBantani ( Pembina Gerakan Pelajar Anti Pemurtadan Bekasi/GPAPB, Penulis Kristologi, Zionisme dan Aliran Sesat di Situs Website http://www.shoutussalam.org/ )
Silahkan Anda Sebarkan Risalah ini, Semoga bermanfaat…!!

Minggu, 26 Februari 2012

Iman Kepada Qada dan Qadar

Qada dan Qadar Pengertian Iman Kepada Qada dan Qadar
Pengertian Iman Kepada Qada dan Qadar, Kali ini kita akan membahas Pengertian Qada dan Qadar, Iman Kepada Qada dan Qadar dan Contoh Qada dan Qadar. Menurut bahasa  Qadha memiliki beberapa pengertian yaitu: hukum, ketetapan,pemerintah, kehendak, pemberitahuan, penciptaan. Menurut istilah Islam, yang dimaksud dengan Qadha adalah ketetapan Allah sejak zaman Azali sesuai dengan iradah-Nya tentang segala sesuatu yang berkenan dengan makhluk. Sedangkan Qadar arti qadar menurut bahasa adalah: kepastian, peraturan, ukuran. Adapun menurut Islam Qadar adalah perwujudan atau kenyataan ketetapan Allah terhadap semua makhluk dalam kadar dan berbentuk tertentu sesuai dengan iradah-Nya.
Allah Berfirman : yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagiNya dalam kekuasaan(Nya), dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya. (QS .Al-Furqan ayat 2).
Untuk memperjelas pengertian qadha dan qadar, berikut ini dikemkakan Contoh Qadha dan Qadar. Saat ini Abdurofi melanjutkan pelajarannya di SMK. Sebelum Abdurofi lahir, bahkan sejak zaman azali Allah telah menetapkan, bahwa seorang anak bernama Abdurofi akan melanjutkan pelajarannya di SMK. Ketetapan Allah di Zaman Azali disebut Qadha. Kenyataan bahwa saat terjadinya disebut qadar atau takdir. Dengan kata lain bahwa qadar adalah perwujudan dari qadha.
2. Hubungan antara Qadha dan Qadar
Pada uraian tentang pengertian qadha dan qadar dijelaskan bahwa antara qadha dan qadar selalu berhubungan erat . Qadha adalah ketentuan, hukum atau rencana Allah sejak zaman azali. Qadar adalah kenyataan dari ketentuan atau hukum Allah. Jadi hubungan antara qadha qadar ibarat rencana dan perbuatan.
Perbuatan Allah berupa qadar-Nya selalu sesuai dengan ketentuan-Nya. Di dalam surat Al-Hijr ayat 21 Allah berfirman, ” Dan tidak sesuatupun melainkan disisi kami-lah khazanahnya; dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran yang tertentu.”
Orang kadang-kadang menggunakan istilah qadha dan qadar dengan satu istilah, yaitu Qadar atau takdir. Jika ada orang terkena musibah, lalu orang tersebut mengatakan, ”sudah takdir”, maksudnya qadha dan qadar.
3.Kewajiban beriman kepada dan qadar
Diriwayatkan bahwa suatu hari Rasulullah SAW didatangi oleh seorang laki-laki yang berpakaian serba putih , rambutnya sangat hitam. Lelaki itu bertanya tentang Islam, Iman dan Ihsan. Tentang keimanan Rasulullah menjawab yang artinya: Hendaklah engkau beriman kepada Allah, malaekat-malaekat-Nya, kitab-kitab-Nya,rasul-rasulnya, hari akhir dan beriman pula kepada qadar(takdir) yang baik ataupun yang buruk. Lelaki tersebut berkata” Tuan benar”. (H.R. Muslim)
Lelaki itu adalah Malaekat Jibril yang sengaja datang untuk memberikan pelajaran agama kepada umat Nabi Muhammad SAW. Jawaban Rasulullah yang dibenarkan oleh Malaekat Jibril itu berisi rukun iman. Salah satunya dari rukun iman itu adalah iman kepada qadha dan qadar. Dengan demikian , bahwa mempercayai qadha dan qadar itu merupakan hati kita. Kita harus yakin dengan sepenuh hati bahwa segala sesuatu yang terjadi pada diri kita, baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan adalah atas kehendak Allah.
Sebagai orang beriman, kita harus rela menerima segala ketentuan Allah atas diri kita. Di dalam sebuah hadits qudsi Allah berfirman yang artinya: ” Siapa yang tidak ridha dengan qadha-Ku dan qadar-Ku dan tidak sabar terhadap bencana-Ku yang aku timpakan atasnya, maka hendaklah mencari Tuhan selain Aku. (H.R.Tabrani)
Takdir Allah merupakan iradah (kehendak) Allah. Oleh sebab itu takdir tidak selalu sesuai dengan keinginan kita. Tatkala takdir atas diri kita sesuai dengan keinginan kita, hendaklah kita beresyukur karena hal itu merupakan nikmat yang diberikan Allah kepada kita. Ketika takdir yang kita alami tidak menyenangkan atau merupakan musibah, maka hendaklah kita terima dengan sabar dan ikhlas. Kita harus yakin, bahwa di balik musibah itu ada hikmah yang terkadang kita belum mengetahuinya. Allah Maha Mengetahui atas apa yang diperbuatnya.
4.Hubungan antara qadha dan qadar dengan ikhtiar
Iman kepada qadha dan qadar artinya percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT telah menentukan tentang segala sesuatu bagi makhluknya. Berkaitan dengan qadha dan qadar, Rasulullah SAW bersabda yang artinya sebagai berikut yang artinya
Sesungguhnya seseorang itu diciptakan dalam perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk nuthfah, 40 hari menjadi segumpal darah, 40 hari menjadi segumpal daging, kemudian Allah mengutus malaekat untuk meniupkan ruh ke dalamnya dan menuliskan empat ketentuan, yaitu tentang rezekinya, ajalnya, amal perbuatannya, dan (jalan hidupny) sengsara atau bahagia.” (HR.Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Mas’ud).
Dari hadits di atas dapat kita ketahui bahwa nasib manusia telah ditentukan Allah sejak sebelum ia dilahirkan. Walaupun setiap manusia telah ditentukan nasibnya, tidak berarti bahwa manusia hanya tinggal diam menunggu nasib tanpa berusaha dan ikhtiar. Manusia tetap berkewajiban untuk berusaha, sebab keberhasilan tidak datang dengan sendirinya.
Janganlah sekali-kali menjadikan takdir itu sebagai alasan untuk malas berusaha dan berbuat kejahatan. Pernah terjadi pada zaman Khalifah Umar bin Khattab, seorang pencuri tertangkap dan dibawa kehadapan Khalifah Umar. ” Mengapa engkau mencuri?” tanya Khalifah. Pencuri itu menjawab, ”Memang Allah sudah mentakdirkan saya menjadi pencuri.”
Mendengar jawaban demikian, Khalifah Umar marah, lalu berkata, ” Pukul saja orang ini dengan cemeti, setelah itu potonglah tangannya!.” Orang-orang yang ada disitu bertanya, ” Mengapa hukumnya diberatkan seperti itu?”Khalifah Umar menjawab, ”Ya, itulah yang setimpal. Ia wajib dipotong tangannya sebab mencuri dan wajib dipukul karena berdusta atas nama Allah”.
Mengenai adanya kewajiban berikhtiar , ditegaskan dalam sebuah kisah. Pada zaman nabi Muhammad SAW pernah terjadi bahwa seorang Arab Badui datang menghadap nabi. Orang itu datang dengan menunggang kuda. Setelah sampai, ia turun dari kudanya dan langsung menghadap nabi, tanpa terlebih dahulu mengikat kudanya. Nabi menegur orang itu, ”Kenapa kuda itu tidak engkau ikat?.” Orang Arab Badui itu menjawab, ”Biarlah, saya bertawakkal kepada Allah”. Nabi pun bersabda, ”Ikatlah kudamu, setelah itu bertawakkalah kepada Allah”.
Dari kisah tersebut jelaslah bahwa walaupun Allah telah menentukan segala sesuatu, namun manusia tetap berkewajiban untuk berikhtiar. Kita tidak mengetahui apa-apa yang akan terjadi pada diri kita, oleh sebab itu kita harus berikhtiar. Jika ingin pandai, hendaklah belajar dengan tekun. Jika ingin kaya, bekerjalah dengan rajin setelah itu berdo’a. Dengan berdo’a kita kembalikan segala urusan kepada Allah kita kepada Allah SWT. Dengan demikian apapun yang terjadi kita dapat menerimanya dengan ridha dan ikhlas.
Mengenai hubungan antara qadha dan qadar dengan ikhtiar ini, para ulama berpendapat, bahwa takdir itu ada dua macam :
1.Takdir mua’llaq: yaitu takdir yang erat kaitannya dengan ikhtiar manusia. Contoh seorang siswa bercita-cita ingin menjadi insinyur pertanian. Untuk mencapai cita-citanya itu ia belajar dengan tekun. Akhirnya apa yang ia cita-citakan menjadi kenyataan. Ia menjadi insinyur pertanian. Dalam hal ini Allah berfirman “Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. ( Q.S Ar-Ra’d ayat 11)
2.Takdir mubram; yaitu takdir yang terjadi pada diri manusia dan tidak dapat diusahakan atau tidak dapat di tawar-tawar lagi oleh manusia. Contoh. Ada orang yang dilahirkan dengan mata sipit , atau dilahirkan dengan kulit hitam sedangkan ibu dan bapaknya kulit putih dan sebagainya.
B. Hikmah Beriman kepada Qada dan qadar
Dengan beriman kepada qadha dan qadar, banyak hikmah yang amat berharga bagi kita dalam menjalani kehidupan dunia dan mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat. Hikmah tersebut antara lain:
1.Melatih diri untuk banyak bersyukur dan bersabar
Orang yang beriman kepada qadha dan qadar, apabila mendapat keberuntungan, maka ia akan bersyukur, karena keberuntungan itu merupakan nikmat Allah yang harus disyukuri. Sebaliknya apabila terkena musibah maka ia akan sabar, karena hal tersebut merupakan ujian
Allah Berfirman ”dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah( datangnya), dan bila ditimpa oleh kemudratan, maka hanya kepada-Nya lah kamu meminta pertolongan. ”( QS. An-Nahl ayat 53).
2.Menjauhkan diri dari sifat sombong dan putus asa
Orang yang tidak beriman kepada qadha dan qadar, apabila memperoleh keberhasilan, ia menganggap keberhasilan itu adalah semata-mata karena hasil usahanya sendiri. Ia pun merasa dirinya hebat. Apabila ia mengalami kegagalan, ia mudah berkeluh kesah dan berputus asa , karena ia menyadari bahwa kegagalan itu sebenarnya adalah ketentuan Allah.
Allah Berfirman “Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir. (QS.Yusuf ayat 87)
Sabda Rasulullah: yang artinya” Tidak akan masuk sorga orang yang didalam hatinya ada sebiji sawi dari sifat kesombongan.”( HR. Muslim)
3.Memupuk sifat optimis dan giat bekerja
Manusia tidak mengetahui takdir apa yang terjadi pada dirinya. Semua orang tentu menginginkan bernasib baik dan beruntung. Keberuntungan itu tidak datang begitu saja, tetapi harus diusahakan. Oleh sebab itu, orang yang beriman kepada qadha dan qadar senantiasa optimis dan giat bekerja untuk meraih kebahagiaan dan keberhasilan itu.
Allah Berfirman “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS Al- Qashas ayat 77)
4.Menenangkan jiwa
Orang yang beriman kepada qadha dan qadar senangtiasa mengalami ketenangan jiwa dalam hidupnya, sebab ia selalu merasa senang dengan apa yang ditentukan Allah kepadanya. Jika beruntung atau berhasil, ia bersyukur. Jika terkena musibah atau gagal, ia bersabar dan berusaha lagi.
Allah Berfirman “Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang tenang lagi diridhai-Nya. Maka masuklah kedalam jamaah hamba-hamba-Ku, dan masuklah kedalam sorga-Ku.( QS. Al-Fajr ayat 27-30)
 Sumber : http://www.terpopuler.net


Perkembangan Model Atom


  1. Model atom Democritus
Dalam pengertian kita mengenai arti kata “model”, Democritus belum bisa dikatakan sebagai telah menyusun suatu model atom. Democritus (460 SM – 440 SM, Yunani) menyampaikan gagasan yang bersifat abstrak tentang atom dalam upaya pencariannya terhadap elemen-elemen penyusun materi. Menurut Democrius, materi tidak dapat terus menerus diperkecil dimensinya. Bila terus dilakukan, proses pembagian/pemotongan suatu materi akan sampai pada suatu kondisi dimana dimensi materi tersebut tidak dapat dibagi lagi. Elemen terkecil dari materi tersebut ia sebut sebagai atomos yang berarti tak terbagi lagi. Democritus mempostulasikan bahwa alam semesta hanya terdiri dari ruang kosong dan atom-atom. Berdasarkan postulat tersebut, ia mengemukakan teori atomnya yang dapat dinyatakan sbb.: semua materi terdiri dari partikel-partikel yang tidak dapat dilihat yang disebut atom, atom tidak dapat dihancurkan dan tidak dapat dipotong atau dibagi lagi, ruang kosong (void) berada diantara atom-atom, atom-atom adalah berupa padatan dan bersifat homogen, atom-atom berbeda dalam ukuran, bentuk, masa, posisi, dan susunannya.
 
Tinjauan filsafat bedasarkan eksperimen logika ini dianggap sebagai model kualitatif pertama mengenai atom. Model atom Democritus ini dapat bertahan selama lebih dari 2000 tahun. Alasan yang membuatnya dapat bertahan begitu lama karena model atom ini tidak dapat diuji baik oleh teori maupun secara eksperimen. Hal ini dapat dimengerti mengingat sampai abad 16, era sebelum Galileo (Galileo Galilei, 1564 – 1642, Italia) lahir, kaidah-kaidah penelitian berdasarkan metoda ilmiah belum dirumuskan. Alasan lain adalah bahwa sampai abad 19 belum tersedia peralatan untuk eksperimen-eksperimen fisika “modern” khususnya untuk ekperimen-ekesperimen pada objek dalam skala atomik. Selain itu, sampai abad 18 tema mengenai investigasi atom ini belum menjadi minat penelitian para fisikawan. Eksistensi atom baru menarik perhatian kalangan ilmiah pada tahun 1900, setelah Einstein melakukan perhitungan mengenai prediksi gerak Brown yang kemudian diverifikasi oleh eksperimen Perrin (Jean Perrin, 1870 – 1942, Perancis).

  1. Model atom Dalton
Dalam ilmu Kimia abad 18 telah dikenal dua hukum mengenai senyawa: hukum kekekalan masa Lavoisier (Antoine Laurent de Lavoisier, 1743 – 1794, Perancis) dan hukum perbandingan tetap Proust (Joseph Louis Proust, 1754 – 1826, Perancis). Lavoiser menyatakan bahwa “Massa total zat-zat sebelum reaksi akan selalu sama dengan massa total zat-zat hasil reaksi”. Sedangkan Proust menyatakan bahwa “Perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa selalu tetap”. Berdasarkan kedua hukum tersebut serta hasil eksperimen yang dilakukanya sendiri, tahun 1808 Dalton (John Dalton, 1766 – 1844, Inggris) seorang ahli Kimia mengajukan sebuah model atom.
 
Secara kualitatif sebagian model atom Dalton ini sama dengan model atom yang dikemukakan oleh Democritus. Dalton menyatakan bahwa: semua materi terdiri dari partikel-partkel sangat kecil yang tidak dapat dipecah lagi yang  disebut atom-atom, atom-atom pada unsur yang sama adalah identik, atom-atom pada unsur yang berbeda memiliki masa yang berbeda, atom-atom unsur-unsur yang berbeda dapat bergabung dengan perbandingan tetap membentuk suatu senyawa, atom-atom menyusun dirinya saat reaksi  kimia berlangsung, atom berupa bola pejal kecil yang sangat keras yang memiliki kait (hook) untuk berikatan dengan atom lainya. Dalton menggambarkan atom-atom unsur menggunakan simbol-simbol seperti ditunjukan pada gambar 1.
 
Meskipun secara kualitatif model atom Dalton ini sama dengan model atom Democritus, Dalton dianggap sebagai orang pertama yang membangun teori atom modern dan berhasil mengkaitkan konsep atom dengan prinsip-prinsip stoikiometri. Selain itu, model atom Dalton juga telah membantu memahami lebih dalam mengenai konsep molekul. Di luar keberhasilanya tersebut, model atom Dalton masih belum bisa menjelaskan secara kuantitatif mengenai atom serta belum dapat menjawab pertanyaan tentang struktur atau komposisi dari atom.

Gambar 1. Visualisasi model atom Dalton [1]
                             
  1. Model atom Thomson-Kelvin
Crookes (William Crookes, 1832 – 1919, Inggris) merupakan salah seorang penemu tabung hampa udara yang digunakan untuk eksperimen lucutan muatan listrik pada gas. Tabung ini dikenal sebagai tabung Crookes atau tabung sinar katoda. Eksperimen-eksperimen menggunakan tabung ini biasa disebut sebagai eksperimen sinar katoda.  Dalam salah satu eksperimennya, Crookes menemukan bahwa sinar yang berasal dari salah satu elektroda (katoda) bergerak lurus, menyebabkan fosforisensi pada objek-objek yang dikenainya, serta menimbulkan panas yang tinggi.  Crookes mengajukan teori bahwa ia telah menemukan bentuk ke-4 dari keadaan materi yang ia sebut sebagai “radiant matter”. Crookes juga meyakini bahwa berkas sinar katoda tersebut terdiri dari partikel-partikel berukuran molekular.
 
Teori Crookes tersebut terbukti keliru setelah Thomson (Joseph John Thomson, 1856 – 1940, Inggris) melakukan eksperimen menggunakan tabung sinar katoda dan berhasil mengidentifikasi bahwa sinar katoda tersebut adalah berkas partikel bermuatan negatif yang memiliki masa 1/1800 kali masa atom hidrogen. Dari beberapa eksperimen yang dilakukan, Thomson menyimpulkan bahwa partikel negatif tersebut merupakan partikel subatomik yang merupakan partikel fundamental pembentuk atom dan terdapat pada semua unsur/elemen kimia. Partikel bermuatan negatif tersebut kemudian dikenal sebagai elektron. Thomson menemukan elektron tersebut pada tahun 1891, hal ini membuatnya dikenal sebagai Bapak penemu elektron.
 
Berdasarkan investigasi sinar katoda tersebut dan ide yang dikemukakan oleh Lord Kelvin (William Thomson, 1824 – 1907, Inggris), pada tahun 1904 Thomson mengajukan model atom yang dikenal sebagai model kue kismis. Model atom Thomson seperti diilustrasikan pada gambar 2, digambarkan sebagai bola bermuatan positif dengan elektron-elektron tersebar secara merata di dalam bola tersebut sehingga secara keseluruhan atom besifat netral. Analogi yang mungkin lebih mudah dibayangkan (meskipun tidak benar-benar tepat) adalah bila model atom Thomson tersebut digambarkan seperti buah semangka dimana daging semangka merepresentasikan bagian yang bermuatan positif sedangkan biji-biji semangka merepresentasikan elektron-elektron yang bermuatan negatif.

Gambar 2. Ilustrasi model atom Thomson  [2]

  1. Model atom Rutherford
Model atom yang dikemukakan Thomson perlu diuji kebenaranya. Rutherford (Ernest Rutherford, 1871 – 1937, Inggris) melakukan eksperimen untuk menginvestigasi struktur internal atom sekaligus menguji model atom Thomson. Pada tahun 1909, dibawah supervisi Rutherford, dua mahasiswanya, Geiger (Johannes Wilhelm Geiger, 1882 – 1945, Jerman) dan Marsden (Ernest Marsden, 1889 – 1970, Jerman) melakukan eksperimen penembakan lempeng tipis emas dengan partikel alfa. Eksperimen ini, yang dikenal sebagai eksperimen Geiger-Marsden, merupakan eksperimen difraksi partikel alfa oleh atom-atom emas. Eksperimen Geiger-Marsden tersebut diilustrasikan secara skematik seperti pada gambar 3.
Gambar 3. Eksp. lempeng tipis emas Geiger-Marsden [3]

Saat eksperimen, diamati bahwa sebagian besar partikel alfa dihamburkan (scattered) dengan sudut kurang dari 1º dan lewat menembus lempengan emas. Hal ini cocok dengan prediksi menurut model atom Thomson. Namun demikian, ternyata ada sebagian kecil partikel alfa yang dihamburkan dengan sudut lebih dari 10º bahkan ada pula yang dipantulkan balik 180º. Komentar Rutherford yang terkenal mengenai data eksperimen ini adalah: “Benar-benar tidak masuk akal. Ini seperti menembakan peluru sebesar 38 centimeter ke selembar kertas tisu, namun peluru tersebut malah dipantulkan balik”.
 
Dari hasil-hasil eksperimen Geiger-Marsden ini dan perhitungan yang ia lakukan, Ruhterford menyimpulkan bahwa hampir sebagian besar struktur atom berupa ruang kosong, atom memiliki inti yang sangat kecil, masif, bermuatan positif yang sangat besar, inti atom hanya menempati ruang sebesar 10-6 kali ruang atom. Berdasarkan argumentasi-argumentasi tersebut, pada tahun 1911 Rutherford mengemukakan model/teori atomnya sbb.: atom terdiri dari inti bermuatan positif dengan elektron berputar mengelilingi inti, gaya tarik elektrostatik akan menghasilkan gaya sentripetal yang dapat mempertahankan elektron-elektron bergerak pada orbitnya masing-masing, antara inti atom dengan elektron berupa ruang kosong. Model atom Rutherford diilustrasikan seperti pada gambar 4.

Gambar 4. Model atom Rutherford [3]

Model atom Rutherford ini mirip dengan model tatasurya, di mana matahari sebagai inti atom dan planet-planet sebagai elektron. Berkat hasil eksperimen lempeng tipis emas dan model atomnya tersebut, Ruhterford diakui sebagai penemu inti atom dan model atom yang dia kemukakan dikenal pula sebagai model inti.  
Selain data hasil eksperimen lempeng tipis emas, perhitungan kuat medan listrik menggunakan hukum Gauss (Johann Carl Friedrich Gauss, 1777 – 1855, Jerman) membuktikan bahwa model atom Rutherford lebih valid dibanding model atom Thomson. Perhitungan dengan menggunakan model atom Thomson menghasilkan kuat medan listrik sebesar 1,1, x 1013 N/C. Kuat medan listrik sebesar ini tidak akan mampu memantul balikan partikel alfa. Sedangkan perhitungan menggunakan model atom Rutherford menghasilkan kuat medan listrik sebesar 2,3 x 1021 N/C. Kuat medan listrik pada model atom Rutherford yang sangat besar inilah yang mampu memantul balikan partikel alfa yang bermuatan +2e.
Rutherford telah berhasil menemukan struktur atom. Namun demikian, model atom yang ia bangun tidak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti: bagaimana susunan elektron di sekitar inti, bagaimana struktur inti atom, mengapa elektron negatif tidak jatuh ke dalam inti positif, dan pertanyaan fundamental lainya.

  1. Model atom Bohr
Keberatan lain terhadap model atom yang dikemukakan Rutherford adalah, menurut teori mekanika klasik dan teori elektrodinamika klasik, suatu partikel bermuatan yang bergerak melingkar akan mengalami percepatan. Partikel bermuatan yang dipercepat akan kehilangan energinya dalam bentuk radiasi gelombang elektromagnetik. Karena energinya terus menerus berkurang, maka semakin lama lintasan elektron akan semakin mengecil membentuk spiral dan bila eneginya telah habis maka elektron akan jatuh ke dalam inti. Dengan argumentasi ini, elektron akan jatuh ke dalam inti dalam waktu sepersekian detik. Dengan demikian menurut model atom Rutherford tidak akan ada atom yang stabil. Hal ini tentu saja bertentangan dengan realitas di mana atom unsur-unsur di alam bersifat stabil.
Masalah ketidak stabilan atom pada model Rutherford ini dijawab oleh Bohr (Niels Henrik David Bohr, 1885 – 1962, Denmark). Dengan menggunakan formulasi kuantum Planck (Max Planck, 1858 – 1947, Jerman) dan Einstein (Albert Einstein, 1879 – 1955, Jerman) dan diilhami oleh rumus Balmer (Johann Jacob Balmer, 1825 – 1898, Swiss) untuk menghitung frekuensi transisi radiatif pada spektrum emisi atom hidrogen,  Bohr pada tahun 1913 mengajukan sebuah model atom melalui  postulatnya yang dinyatakan sbb.:
-          Sebuah elektron bererak di sekitar inti dalam orbit lingkaran tanpa memancarkan radiasi sehingga energi totalnya tetap. Orbit tersebut dinamakan keadaan stasioner
-          Orbit stasioner memiliki momentum sudut diskrit L = mvr = nh/2π , dimana m dan v masing masing adalah masa dan kecepatan linier elektron, r: jari-jari orbit stasioner, n: bilangan bulat (= 0,1,2,3…), dan h: konstanta Planck.
-          Transisi elektron dari satu orbit stasioner ke orbit stasioner lainya akan menghasilkan pancaran atau serapan radiasi gelombang elektromagnetik dengan frekuensi hf Ef - Ei , dimana Ei dan Ef merupakan energi atom awal dan akhir dalam keadaan stasioner.
Bohr dengan model atomnya tersebut mampu menjelaskan kestabilan atom serta dapat menurunkan persamaan transisi radiatif pada deret spektral emisi dan absorpsi atom hidrogen (persamaan 1) yang hampir 90 tahun sebelumnya telah diturunkan oleh Balmer secara empirik melalui manipulasi numerik. Garis-garis spektral emisi atom higrogen tersebut dikenal sebagai deret Balmer. Gambar 5 memperlihatkan deret Balmer atom hidrogen.

f = 2π2mq4/(nf-2-ni-2)                            (1)

dimana f: frekuensi transisi radiatif, m: masa elektorn, q: muatan elektron, ni dan nf merupakan bilangan-bilangan bulat yang masing-masing menyatakan orbit stasioner awal dan akhir transisi.


 Gambar 5. Deret Balmer spektrum emisi atom hidrogen [4]
                 
Model atom Bohr dianggap sebagai model atom kuantum pertama karena model ini dibangun dengan memadukanan teori mekanika klasik dengan prinsip-prinsip fisika kuantum. Bilangan n pada persamaan (1), yang disebut sebagai bilangan kuantum utama merupakan karakteristik yang menyatakan keadaan tingkat energi (energy eigen state) elektron pada suatu atom. Namun demikian, model atom Bohr ini belum dianggap sebagai model atom yang lengkap dan benar karena model tersebut hanya dapat memprediksi dengan tepat struktur atom yang memiliki elektron tunggal (hidrogen) saja, namun tidak mampu menjelaskan struktur atom berelektron banyak.
Selain itu, model atom Bohr tidak dapat menjelaskan mengapa intensitas garis spektral tertentu lebih tinggi dibanding intensitas garis spektral lain, atau dengan kata lain mengapa peluang transisi antara tingkat energi tertentu lebih besar dibanding transisi pada tingkat energi lainya. Tantangan lain terhadap model atom Bohr ini adalah bahwa model ini tidak dapat menjelaskan bagaimana mekanisme interaksi atom-atom dalam membentuk kumpulan makroskopik dari materi yang memiliki sifat fisis dan kimiawi seperti unsur, molekul, dan zat: solid, liquid, dan gas.

  1. Model atom Mekanika Kuantum
Selain beberapa persoalan seperti dikemukakan di atas, model atom Bohr juga tidak dapat menjelaskan hasil eksperimen spektroskopi atom yang menghasilkan lebih banyak (splitting) spektrum garis-garis yang lain dalam atom hidrogen. Hal ini menunjukan  bahwa identitas atom atau elektron tidak cukup hanya direpresentasikan melalui satu karakteristik saja yakni bilangan kuantum utama, n, namun diperlukan bilangan kuantum lain untuk menjelaskan fenomena splitting garis-garis spektral ini.
Sommerfeld (Arnold Sommerfeld, 1868 – 1951, Jerman) memperluas gagasan Bohr dengan mengajukan berbagai orbit elips untuk harga n yang sama. Menurut perhitungan Sommerfeld, elektron memiliki energi orbit sedikit lebih besar atau lebih kecil dibanding enrgi orbit stasioner Bohr. Tingkat-tingkat energi inilah yang menghasilkan berbagai garis spektrum tambahan seperti diamati pada eksperimen. Sommerfeld menentukan batasan lain untuk orbit elektron ini yang disebut sebagai bilangan kuantum orbital, l, dimana l harus berharga 0 , 1, 2, …, (n - 1). Batasan harga bilangan kuantum orbital l tersebut  memiliki konsekuensi bahwa elektron hanya dapat memiliki momentum sudut L sebesar


L = (l(l+1)h/2π)1/2                           (2)

Sommerfeld juga dapat menjelaskan gejala fisika lain yang dikenal sebagai efek Zeeman (Pieter Zeeman, 1865 – 1943, Belanda). Efek Zeeman, seperti diilustrasikan pada gambar 6, merupakan pengamatan adanya lebih banyak garis spektrum tambahan bila suatu atom yang tereksitasi ditempatkan dalam medan magnetik.

Gambar 6. Efek Zeeman, terpisahnya garis spektral akibat medan magnetik [5]
Sommerfeld berhasil menjelaskan bahwa adanya medan magnet mengakibatkan elektron-elektron yang tereksitasi dapat menunjukan orientasi orbit yang lebih banyak terhadap medan magnet. Hal ini mengakibatkan munculnya orbit-orbit elektron dengan energi yang berlainan yang direpresentasikan sebagai garis-garis spektral tambahan pada efek Zeeman. Dengan argumentasinya tersebut, Sommerfeld memberikan syarat tambahan berupa bilangan kuantum ke tiga, ml, dimana ml  yang menyatakan arah atau orientasi orbit, hanya dapat memiliki harga –l,…,0,…,+l. Berdasarkan batasan-batasan yang dikemukakan Sommerfeld, Bohr merevisi model atomnya.
Model atom Bohr-Sommerfeld ini melengkapi model Bohr sebelumya dengan menambahkan aturan seleksi pada proses transisi elektron berdasarkan tiga bilangan kuantum, yakni bilangan kuantum utama/ukuran orbit, n, bilangan kuantum bentuk orbit, l, dan bilangan kuantum arah orbit, ml. Transisi antar tingkat energi inilah yang diamati sebagai garis-garis spektrum. 
Model atom Bohr-Sommerfeld mengalami masalah ketika tidak mampu menjelaskan gejala lain yang dikenal sebagai AEZ – Anomali Efek Zeeman. AEZ merupakan fenomena dimana ditemukan lebih banyak lagi garis spektrum (selain garis-garis spektrum pada efek Zeeman) akibat pengaruh medan magnetik. Para fisikawan pada saat itu meyakini bahwa diperlukan bilangan kuantum tambahan untuk menjelaskan gejala AEZ tersebut.
Penjelasan fenomena AEZ ini diberikan oleh Pauli (Wolfgang Pauli, 1924 – 1958, Swiss) melalui hipotesisnya bahwa elektron memiliki spin intrinsik yang berkontribusi terhadap penambahan momentum sudut total atom. Untuk menjelaskan fenomena AEZ, Pauli mengusulkan bilangan kuantum ke empat yang hanya dapat  memiliki dua harga saja. Ide yang sama mengenai spin elektron ini dimiliki pula oleh  Goudsmit (Samuel Abraham Goudsmit, 1902 — 1978, Belanda) dan Uhlenbeck (George Eugene Uhlenbeck, 1900 – 1988, Belanda). Pada tahun 1925, atas dukungan profesor mereka, Ehrenfest (Paul Ehrenfest, 1880 – 1933, Austria) Goudsmith-Uhlenbeck mengajukan hipotesis bahwa elektron memiliki momentum sudut intrinsik yang bebas dari momentum sudut orbitalnya dan momentum sudut intrinsik ini berkaitan dengan momen magnetik elektron.
Bilangan kuantum ke empat, s, digunakan untuk menyatakan momentum sudut spin elektron tersebut. Menurut teori Dirac (Paul Adrien Maurice Dirac, 1902 – 1984, Inggris), bilangan kuantum ini hanya boleh memiliki harga s = ½. Momentum sudut total atom akibat spin elektron ini besarnya adalah:

        S = (s(s+1)h/2π)1/2 = 31/2h/4π                          (3)

Spin elektron mengalami kuantisasi ruang seperti halnya vektor momentum sudut orbital. Kuantisasi ruang spin elektron ini dinyatakan dengan bilangan kuantum magnetik spin ms yang memiliki harga ms = +½ dan ms = -½. Adanya kuantisasi ruang spin elektron ini dibuktikan melalui eksperimen yang dilakukan oleh Stern (Otto Stern, 1888 – 1969, Jerman) dan  Gerlacht (Walter Gerlacht, 1889 - 1979, Jerman) pada tahun 1922.
Stern-Gerlach melakukan eksperimen untuk membuktikan bahwa partikel (elektron dalam hal ini) memiliki momentum sudut intrinsik. Skematik eksperimen Stern-Gerlacht diilustrasikan seperti pada gambar 7. Atom-atom perak diuapkan di dalam oven bergerak melalui kolimator-kolimator celah sempit sampai melewati kutub-kutub medan magnet yang memiliki kuat medan magnet dipol dalam arah sumbu Z sebesar mz. Karena atom perak ini memiliki momen magnetik, maka akan mengalami defleksi dengan gaya magnetik:
      
FZ = mzBz/Z                                 (4)


Dari hasil eksperimen diperoleh bahwa vektor momen magnetik dari atom yang ditempatkan pada medan magnetik eksternal hanya memiliki dua arah saja seperti ditunjukan pada gambar 7.

Gambar 7. Skema eksperimen Stern-Gerlacht dan kuantisasi ruang spin magnetik [6]
      Selain dapat menjelaskan gejala AEZ melalui kuantisasi ruang spin magnetik elektron, Pauli berhasil pula menjawab pertanyaan mengapa semua elektron yang berada pada masing-masing tingkat energi, tidak jatuh ke dalam tingkat energi dasar – ground state – yang merupakan tingkat energi terendah dan paling dekat ke inti atom. Menurut Pauli, setiap keadaan atom yang direpresentasikan dengan bilangan kuantum n, l, dan ml memiliki dua elektron dengan orbitnya masing-masing. Dengan konsep spin dua nilai tersebut Pauli mengemukakan sebuah prinsip yang dikenal sebagai Prinsip Larangan Pauli. Prinsip tersebut secara sederhana menyatakan bahwa tidak ada 2 elektron dalam suatu atom dapat memiliki ke-4 bilangan kuantum sama. Ini berarti bahwa masing-masing keadaan kuantum dalam atom hanya dibatasi satu elektron. Jadi ada empat bilangan kuantum dengan dua harga spin: spin atas dan spin bawah untuk setiap tingkat energi. Jika suatu keadaan telah tercapai, elektron berikutnya harus mencapai tingkat energi di atasnya yang masih kosong. Inilah sebabnya mengapa elektron-elektron pada atom tidak jatuh ke tingkat dasarnya dan teori Pauli ini mampu menjelaskan mengapa setiap atom memiliki karakteristik struktur yang berbeda untuk masing-masing unsur.
Pauli telah memperluas hipotesis-hipotesis sebelumnya yang hanya menyangkut karakteristik elektron terluar saja. Prinsip Pauli ini berlaku bukan hanya untuk elekrtron valensi saja namun berlaku untuk semua elektron dan semua atom. Prinsip larangan Pauli ini dapat memprediksi semua keadaan kuatum suatu atom serta mampu menjelaskan secara kuantitatif susunan unsur kimia pada tabel periodik Mendeleyev (Dmitry Ivanovich Mendeleyev, 1834 – 1907, Rusia).


Penutup. Model-model atom atau khususnya model-model elektron yang kita kenal sekarang ini tidaklah muncul secara tiba-tiba namun merupakan hasil evolusi yang sangat panjang dalam upaya umat manusia untuk  memahami struktur elementer pembentuk materi. Tonggak sejarah perkembangan model atom dimulai dari model atom Democritus yang bersifat kualitatif filosofis, sampai dengan model atom kuantitatif mekanika kuantum yang dapat menjelaskan karakteristik sifat-sifat elektron pada zat mampat. Aplikasi model atom khususnya model atom mekanika kuantum ini telah membawa umat manusia ke era solid state electronics dimana pada era ini hampir seluruh aspek kehidupan umat manusia sepertinya tidak bisa dilepaskan dari interaksinya dengan satu atau lebih gadget (komputer, hand phone, TV, kendaraan, dll.) yang bekerja berdasarkan prinsip-prinsip solid state electronics. Beberapa hal yang perlu difahami adalah: pertama, bahwa proses yang membawa umat manusia sampai ke model atom modern ini bukanlah hasil pekerjaan segelintir ilmuwan pada satu era saja, namun merupakan hasil kerja dari ribuan bahkan mungkin puluhan ribu ilmuwan di seluruh dunia dari zaman Yunani sampai abad ini. Kedua, model atom yang dibangun para ilmuwan pada suatu era merupakan modifikasi, koreksi dan/atau pengembangan dari model atom yang dibangun para ilmuwan pada era sebelumnya. Ini berarti bahwa kontributor bagi perkembangan model-model atom bukan hanya berasal dari para ilmuwan yang namanya disebutkan dalam tulisan ini, namun juga berasal dari para ilmuwan yang jumlahnya jauh lebih banyak serta memiliki latar belakang keilmuan beraneka ragam seperti fisika, kimia, matematika dan teknik, namun nama-namanya tidak dicantumkan dalam tulisan ini. Ketiga, pembahasan mengenai model atom ini belum lengkap karena belum membahas partikel subatomik pembangun inti atom yang lain yakni proton dan neutron yang baru ditemukan oleh Chadwick (James Chadwick, 1891 – 1974, Inggris) pada tahun 1932.  Namun sangatlah beruntung bagi kita karena untuk keperluan aplikasi-aplikasi praktis khususnya pada teknologi divais elektronik, kita hanya perlu memahami perilaku elektron saja tanpa harus memahami prilaku inti atom dan elemen penyusunnya (proton dan neutron) di dalam zat mampat (condensed matter).
Pembahasan mengenai neutron (sesuai tema dari blog ini) akan coba dituangkan dalam tulisan-tulisan lain.

     Referensi
  1. http://en.wikipedia.org/wiki/File:Daltons_symbols.gif (6 April 2010, 10.00 AM.)
  2. http://en.wikipedia.org/wiki/File:Plum_pudding_atom.svg
  3. http://www.daviddarling.info/encyclopedia/R/Rutherfords_experiment_and_atomic_model.html
  4. http://www.daviddarling.info/images/Balmer_series.gif
  5. http://www.cartage.org.lb/en/themes/Sciences/Astronomy/Modenastronomy/Interactionoflight/TheZeemanEffect/zeeman.gif
  6. http://en.wikipedia.org/wiki/File:Stern-Gerlach_experiment.PNG
  7. C. Kittel, Introduction to Solid Sate Physics, 6th ed., John Wiley & Sons, Inc., New York, 1986.
  8. N. W. Ashcroft, N. D. Mermin, Solid State Physics,
  9. G.E. Uhlenbeck and S. Goudsmit, Naturwissenschaften 47 (1925) 953.
  10. Gerlach, W., Stern, O. Das magnetische Moment des Silberatoms, Zeitschrift für Physik 9 (1922): 353–355.
  11. Geiger H.,  Marsden E., On a Diffuse Reflection of the α-Particles, Proceedings of the Royal Society, Series A 82 (1909): 495–500
  12. A. W. Beiser, Konsep Fisika Modern Ed. 4, Erlangga, 1987.
  13. R.L. Sproull and W.A. Phillips, Modern Physics 3rd Ed., John Wilwy & Sons, NewYork, 1980.  
  14. P. Gasiorowicz, Quantum Physics, John Wiley & Sons, New York, 1974.
  15. E. Merzbacher, Quantum MechanicsJohn Wiley & Sons, New York, 1988.