Selamat Berkunjung

Selamat Berkunjung !
Diharap komentarnya agar lebih bermanfaat, menambah wawasan dan hikmah

Senin, 25 Juni 2012

Dr. Hamid Marcus (Jerman)

Ahli Pengetahuan, Pengarang dan Wartawan
Sejak saya masih kanak-kanak, saya merasa ada dorongan dalam jiwa saya untuk mempelajari Islam. Akan tetapi kesempatan atau jalan untuk itu tidak saya temui. Saya membaca naskah terjemahan Al-Qur'an yang saya dapati di Perpustakaan kota kelahiran saya, yang bertanggal tahun 1750, suatu naskah yang telah memberikan kepada Goethe pengetahuan tentang Islam.
Saya sungguh kagum demi melihat susunan yang rasional, sekaligus memberikan kerangka komposisi ajaran-ajaran Islam. Saya juga sangat tertarik dengan dasar revolusi kejiwaan yang telah dialami kaum Muslimin dahulu kala berkat ajaran-ajaran ini.
Kemudian di Berlin saya berkesempatan untuk bekerjasama dengan kaum Muslimin sambil mendengarkan dengan antusias segala komentar tentang Al-Qur'an yang diberikan oleh pendiri Jam'iyyah Islam di Berlin dan pembangun Mesjid Berlin. Sesudah beberapa tahun aktif bekerja-sama dengan pribadi yang penting dan tenaga rohaniwan ini, saya langsung memeluk Islam, karena dasar-dasarnya yang tinggi mengatasi sejarah pemikiran manusia telah melengkapi pikiran-pikiran saya sendiri.
Percaya atau iman kepada Allah adalah akidah pokok dalam agama Islam. Akan tetapi Islam tidak memberikan ajaran-ajaran yang bertentangan dengan ilmu pengetahuan modem, sehingga tidak ada pertentangan antara keduanya. Inilah salah satu keistimewaan besar tersendiri dalam pandangan orang yang turut serta dengan sepenuh kernampuannya dalam penyelidikan ilmu pengetahuan.
Keistimewaan lainnya lagi ialah bahwa ajaran-ajaran Islam itu tidak idealistis buta yang mengesampingkan kewaspadaan terhadap kenyataan-kenyataan hidup. Islam menyerukan system yang aktual meliputi segala segi kehidupan manusia. Syari'at Islam bukanlah hukum paksaan yang mengekang kebebasan pribadi, tapi merupakan bimbingan dan petunjuk yang mengarah kepada kebebasan pribadi yang teratur.
Bersamaan dengan berlalunya waktu dari tahun ke tahun, saya bertambah erat memegang dalil-dalil yang jelas bagi saya menunjukkan bahwa Islam menempuh jalan yang paling lurus dalam keseimbangan antara kepribadian perseorangan dan kepribadian masyarakat, serta mempersatukannya dengan tali hubungan yang kuat.
Sesungguhnya Islam itu adalah agama lurus dan toleran. Islam selalu menyerukan kebaikan, menganjurkannya dan mempertinggi derajatnya dalam segala hal dan segala kesempatan.

Tentang Pengarang: Dr. Hamid Marcus

Dr. Hamid Marcus adalah seorang redaktur majalah Mosleimche Revue di Berlin.

sumber :

Mengapa Kami Memilih Islam
Oleh Rabithah Alam Islamy Mekah
Alih bahasa: Bachtiar Affandie
Cetakan Ketiga 1981
Penerbit: PT. Alma'arif, Bandung

Ilmuwan yang "islamkan" 5 Mahasiswa sebelum menjadi Muslim

''Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.'' (QS. An-Nisa: 56)

Bagi sebagian besar umat Islam, ayat di atas terdengar seperti ayat-ayat serupa dalam Alquran yang menjelaskan pedihnya siksa neraka bagi orang-orang yang tidak beriman. Namun tidak demikian bagi Tagatat Tejasen, seorang ilmuwan Thailand di bidang anatomi. Baginya, ayat itu adalah sebuah keajaiban.

                                                                    
                                                                        ***

Konferensi Kedokteran Saudi ke-6 di Jeddah yang diikuti Tejasen pada Maret 1981 menjadi awal kisah pertemuannya dengan keajaiban itu. Dalam konferensi yang berlangsung selama lima hari itu, sejumlah ilmuan Muslim menyodori Tejasen beberapa ayat Alquran yang berhubungan dengan anatomi.

Tejasen yang beragama Buddha kemudian mengatakan bahwa agamanya juga memiliki bukti-bukti serupa yang secara akurat menjelaskan tahap-tahap perkembangan embrio. Para ilmuan Muslim yang tertarik mempelajarinya meminta profesor asal Thailand itu untuk menunjukkan ayat-ayat tersebut pada mereka.

Setahun kemudian, Mei 1982, Tejasen menghadiri konferensi kedokteran yang sama di Dammam, Arab Saudi. Saat ditanya tentang ayat-ayat anatomi yang pernah dijanjikannya, Tejasen justru meminta maaf dan mengatakan bahwa ia telah menyampaikan pernyataan tersebut sebelum mempelajarinya. Ia telah memeriksa kitabnya, dan memastikan bahwa tidak ada referensi darinya yang dapat dijadikan bahan penelitian.

Ia kemudian menerima saran para ilmuan Muslim untuk membaca sebuah makalah penelitian karya Keith Moore, seorang profesor bidang anatomi asal Kanada. Makalah itu berbicara tentang kecocokan antara embriologi modern dengan apa yang disebutkan dalam Alquran.

Tejasen tercengang saat membacanya. Sebagai ilmuwan di bidang anatomi, ia menguasai dermatologi (ilmu tentang kulit). Dalam tinjauan anatomi, lapisan kulit manusia terdiri dari tiga lapisan global, yakni Epidermis, Dermis, dan Sub Cutis. Pada lapisan yang terakhirlah, Sub Cutis, terdapat ujung-ujung pembuluh darah dan syaraf.

Penemuan modern di bidang anatomi menunjukkan bahwa luka bakar yang terlalu dalam akan mematikan syaraf-syaraf yang mengatur sensasi. Saat terjadi Combustio grade III (luka bakar yang telah menembus Sub Cutis), seseorang tidak akan merasakan nyeri. Hal itu disebabkan tidak berfungsinya ujung-ujung serabut syaraf afferent dan efferent pengatur sensasi yang rusak oleh luka bakar tersebut.

Makalah itu tidak saja menunjukkan keberhasilan teknologi kedokteran dan perkembangan ilmu anatomi, namun juga membuktikan kebenaran Alquran. Ayat 56 surah An-Nisa’ mengatakan bahwa Allah akan memasukkan orang-orang kafir ke dalam neraka, dan mengganti kulit mereka dengan kulit yang baru setiap kali kulit itu hangus terbakar, agar mereka merasakan pedihnya azab Allah.

Jantung Tejasen berdebar. “Bagaimana mungkin Alquran yang diturunkan 14 abad yang lalu telah mengetahui fakta kedokteran ini?”

                                                                               ***

Sebelum berhasil mengatasi keterkejutannya, Tejasen disodori pertanyaan oleh para ilmuan Muslim yang mendampinginya, “Mungkinkah ayat Alquran ini bersumber dari manusia?”

Ketua Jurusan Anatomi Universitas Chiang Mai Thailand itu sontak menjawab, “Tidak, kitab itu tidak mungkin berasal dari manusia. Ia kemudian termangu dan melanjutkan responsnya, “Lalu dari mana kiranya Muhammad menerimanya?”

Mereka memberitahu Tejasen bahwa Tuhan itu adalah Allah, yang membuat Tejasen semakin ingin tahu. “Lalu, siapakah Allah itu?” tanyanya.

Dari para ilmuan Muslim tersebut, Tejasen mendapatkan keterangan tentang Allah, Sang Pencipta yang dari-Nya bersumber segala kebenaran dan kesempurnaan. Dan Tejasen tak membantah semua jawaban yang diterimanya. Ia membenarkannya.

Profesor yang pernah menjadi dekan Fakultas Kedokteran Universitas Chiang Mai lalu itu kembali ke negaranya, tempat ia menyampaikan sejumlah kuliah tentang pengetahuan dan penemuan barunya itu. Informasi yang dikutip oleh laman special.worlofislam.info menyebutkan bahwa kuliah-kuliah profesor yang masih beragama Buddha itu, di luar dugaan, telah mengislamkan lima mahasiswanya.

Hingga akhirnya, pada Konferensi Kedokteran Saudi ke-8 yang diselenggarakan di Riyadh, Tejasen kembali hadir dan mengikuti serangkaian pidato tentang bukti-bukti Qurani yang berhubungan dengan ilmu medis. Dalam konferensi yang berlangsung selama lima hari itu, Tejasen banyak mendiskusikan dalil-dalil tersebut bersama para sarjana Muslim dan non-Muslim.

Di akhir konferensi, 3 November 1983, Tejasen maju dan berdiri di podium. Di hadapan seluruh peserta konferensi, ia menceritakan awal ketertarikannya pada Alquran, juga kekagumannya pada makalah Keith Moore yang membuatnya meyakini kebenaran Islam.

“Segala yang terekam dalam Alquran 1.400 tahun yang lalu pastilah kebenaran, yang bisa dibuktikan oleh sains. Nabi Muhammad yang tidak bisa membaca dan menulis pastilah menerimanya sebagai cahaya yang diwahyukan oleh Yang Maha Pencipta,” katanya. Tejasen lalu menutup pidatonya dengan mengucap dua kalimat syahadat.[REPUBLIKA]

Mulanya Mencari Kesalahan Al-Qur'an justru Akhirnya Masuk Islam


Aminah Assilmi, mantan jurnalis penyiaran ini harus membayar mahal keislamannya. Ia diceraikan oleh suaminya, kehilangan pekerjaan dan hak asuh atas kedua anaknya, serta ditinggalkan teman-temannya. Bahkan, ayahnya mengatakan ia layak dibunuh.

Tapi, Aminah tak mundur selangkahpun, dan Allah mengembalikan semuanya berlipat ganda. Tak hanya mendapatkan kembali kepercayaan dan penerimaan dari orang-orang terdekatnya, Aminah bahkan dapat kembali memeluk orang-orang terdekatnya sebagai saudara sesama Muslim. Menjadi ketua Persatuan Wanita Muslim Internasional dan masuk dalam daftar 500 Muslim paling berpengaruh dunia pada 2009 adalah hadiah lain atas keteguhan hatinya.


***

Semua berawal dari kesalahan yang tak mampu ia hindari pada 1975 silam. Tahun itu menjadi tahun pertama penggunaan komputer untuk pemrograman mata kuliah di kampusnya. Tak disangkanya, terjadi kesalahan sehingga komputer memasukkan Aminah dalam mata kuliah yang tak pernah dipilihnya; Teater.

Sayangnya, Aminah baru mengetahui kesalahan itu setelah hari aktif perkuliahan memasuki minggu kedua karena harus mengurus bisnis keluarganya di Oklahoma. Perubahan tak bisa dilakukan. Dan Aminah yang berkuliah dengan beasiswa penuh tak mungkin meninggalkan kelas itu dan memperoleh nilai 'F' yang akan membatalkan beasiswanya.

Aminah adalah perempuan cerdas yang selalu tampil menonjol. Selain memperoleh beasiswa untuk kuliahnya, jemaat Southern Baptist (aliran gereja Protestan terbesar di Amerika Serikat) ini bekerja sebagai jurnalis penyiaran dan memenangkan penghargaan yang diperuntukkan bagi para profesional.

“Namun satu hal lain tentang diriku adalah bahwa aku seorang yang pemalu,” katanya. Karena itulah, Aminah merasa kacau ketika harus mengikuti kelas yang mengharuskannya tampil di hadapan sejumlah orang.

Atas saran suaminya, Aminah memilih mencari solusi daripada mengorbankan beasiswanya. Ia mendatangi dosennya untuk meminta saran dan bantuan terkait perencanaan pertunjukan yang harus ia tampilkan. Sang dosen menyanggupi dan Aminah segera menuju kelas Teater untuk pertama kalinya.

Di pintu kelas, Aminah tak mempercayai pandangannya. “Aku melihat sejumlah orang Arab (Muslim) di sana. Tak ada yang terlintas dalam benakku kecuali membatalkan niatku mengikuti kelas itu. Aku tidak mungkin berada di antara orang-orang kafir itu,” kisahnya dalam buku 'Choosing Islam' yang ditulisnya.

Tanpa pikir panjang, Aminah kembali menutup pintu kelasnya dan berjalan pulang. Di rumah, ia kembali ditenangkan suaminya. “Ia bilang, ‘Mungkin Tuhan punya rencana di balik ini’.”

Dua hari lamanya Aminah berdiam dalam kamarnya. Setelah berpikir panjang, ia membenarkan kata-kata suaminya dan berpikir mungkin dalam kelas Teater itu ia bisa mengkristenkan orang-orang berhijab di kelasnya.

Maka, Aminah mulai berbicara banyak hal tentang Kristen dan Yesus pada teman-teman Muslimnya, dan mengatakan mereka akan masuk surga jika mempercayai Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat mereka. “Mereka menyikapi penjelasanku dengan sangat sopan, namun tak satupun dari mereka masuk agamaku,” ungkap Aminah.

Aminah tak menyerah. Ia pun berencana mencari kelemahan dan kesalahan Islam, yakni dengan mempelajari kitab mereka. Dari salah seorang temannya, Aminah mendapatkan salinan Alquran. Ia tekun membaca dan mempelajarinya setelah itu, dan membuat catatan-catatan mengenai hal-hal dalam Alquran yang dapat diperdebatkan. “Niatku masih sama, mengkristenkan mereka,” tegas dia.

Tanpa ia sadari, keseriusan Aminah mempelajari Alquran justru membawa perubahan pada dirinya. Ia tidak lagi tertarik untuk pergi ke pesta dan klub-klub malam, aktivitas yang biasa ia lakukan bersama suaminya. “Suamiku menaruh curiga dan mengira aku selingkuh. Lalu ia mengusirku dari rumah,” jelas dia.

Setelah berpindah ke apartemen yang baru bersama kedua anaknya, misi Aminah tak berubah. Ia terus mendalami Alquran untuk mengkristenkan teman-teman Muslimnya di kelas Teater.

Satu setengah tahun sejak mulai mempelajari Alquran, pada 21 Mei 1977, seseorang mengetuk pintu apartemennya. Aminah terkejut mengetahui tamunya adalah seorang pria dengan pakaian panjang berwarna putih, dengan kain surban di kepalanya. Pria itu didampingi tiga orang pria lain, pria itu mengatakan, “Saya tahu Anda ingin menjadi seorang Muslim.”

Aminah membantahnya dan mengatakan dirinya adalah seorang Kristiani yang tidak pernah berkeinginan masuk Islam. “Namun kukatakan padanya bahwa aku memiliki beberapa pertanyaan jika ia tidak keberatan.” Maka Aminah mempersilahkan keempatnya masuk.

Aminah mengeluarkan catatan-catatan yang telah dibuatnya dan menanyakannya pada pria yang mengaku bernama Abdul Aziz al-Shiek itu, yang sabar menjawab semua pertanyaan Aminah. “Pria itu menjelaskan, mencapai pengetahuan tentang segala sesuatu adalah seperti menapaki anak-anak tangga. Jika aku melangkah tergesa-gesa dan melewati beberapa anak tangga sekaligus, aku bisa jatuh.”

Setelah berbincang dan mendiskusikan banyak hal, di hari yang sama, Aminah mengambil keputusan besar. Ia bersyahadat di hadapan keempat tamunya. “Namun aku belum bisa menerima beberapa hal dalam Islam, sehingga di belakang dua kalimat syahadat yang kuucapkan, aku menambahkan pengecualian, ‘Tapi aku tidak akan mau menutup rambutku dengan kerudung dan tidak akan pernah setuju dengan poligami',” kenangnya.

Namun di atas semua, kata Aminah, syahadat yang diucapkannya hari itu menjadi langkah awal yang mengubah hidupnya. “Islam adalah hidupku. Islam adalah detak jantungku, darah yang mengalir di pembuluh venaku. Islam adalah kekuatanku, yang membuat hidupku begitu indah dan mengagumkan. Tanpa Islam, aku bukanlah apa-apa," katanya seperti dikutip laman www.welcome-back.org.

Aminah terus mendalami Islam, dan menjadi aktivis Islam yang giat berdakwah hingga akhir hayatnya. Dua tahun lalu, 5 Maret 2010, sebuah kecelakaan mobil di New York menewaskan perempuan luar biasa ini, dalam sebuah perjalanan pulangnya usai menyampaikan pesan tentang Islam.[republika]

Dokter Hadden Masuk Islam Telah Merubah Jalan Hidupnya


Roger Hadden adalah seorang dokter gigi berasal dari Dungannon, Irlandia Utara. Ia membuka praktek dokter giginya di Inggris. Namun, ia telah lama tinggal di Skotlandia.

Hadden dibesarkan dari keluarga Kristen, dan ia adalah telah memutuskan menjadi Kristen sejak lahir. Meskipun dibesarkan dengan ajaran Alkitab, namun ia tidak terlalu mengikuti prinsip-prinsip yang diajarkan.

Hadden layaknya pemuda Inggris kebanyakan, sangat suka bersenang-senang tanpa mengenal batas. Ketika remaja ia mengaku tidak menjalankan agama apa pun, termasuk Kristen. “Saya selalu percaya bahwa Tuhan itu ada,” ujarnya.

Ia meyakini alam semesta ada penciptanya dan manusia tidak bisa menciptakan dirinya sendiri. Ketika terus berusaha berpikir tentang Tuhan dari waktu ke waktu, Hadden selalu terganjal dalam keyakinannya.

Ketika melanjutkan studi ke jenjang universitas, ia bertemu banyak Muslim. Pada saat itu ia dan teman-teman Muslimnya terus bergulat dalam diskusi yang membahas tentang keyakinan. Hadden sangat menikmati diskusi-diskusi tersebut. Seiring dengan berjalannya waktu, Hadden ingin bersikeras memperdalam keagamaannya dan keyakinan Kristennya.
Ketika memasuki tahun terakhir kuliahnya di universitas, Roger Hadden membuat rencana untuk mereformasi keyakinannya dan menjadi seperti orang tuanya dulu; Kristen taat. Dan ia memutuskan untuk memulai memahami bacaan Alkitab.

Ia memulainya dengan memantapkan konsep Trinitas, yang selalu mengganggu pikirannya. Karena pada waktu itu pemahaman agama Kristennya masih awam, kadang ia cukup bingung untuk berdoa. “Apakah doa saya akan ditujukan kepada Tuhan Bapa atau Yesus,” ujarnya.

Hadden kemudian berbicara dengan beberapa pemuka agama Kristen, untuk mendapatkan penjelasan akan konsep Tritunggal. Namun, tak satu pun dari mereka yang dapat meyakinkan dirinya.

Ia kemudian memutuskan untuk terus membaca dan memahami Alkitab, dengan mencari kebenaran di dalamnya.
“Masalah Trinitas membingungkan saya. Karena mengapa semua Nabi dalam Perjanjian Lama berdoa kepada Tuhan dan melakukan tindakan benar berharap pengampunan Tuhan? Dan tidak ada yang berdoa kepada Yesus?” gusarnya.

Bahkan tidak disebutkan kata ‘Trinitas’ dalam Perjanjian Lama, dan sebagian pemuka Kristen bahkan berpendapat tidak ada dalam Perjanjian Baru. Hadden tahu, Tuhan tidak pernah berubah dari dulu sampai sekarang, jadi pasti ada yang salah dengan ini.

Hadden kemudian berbicara dengan teman-temannya di Universitas. Beberapa mereka beragama Sikh, Katolik, ateis, dan beberapa juga ada yang Muslim. Keingintahuan telah merubah hidup Hadden sepenuhnya, dan ia menemukan jawaban dari sahabat Muslimnya.

Dalam Islam diperintahkan menyembah satu Tuhan, yang tidak memiliki mitra atau partner dengan-Nya. “Saya sangat tertarik dengan konsep ini,” kata Hadden. Namun, Hadden terus membaca Alkitab dan membandingkan sumber-sumber Kristen dengan Alquran dan buku-buku Islam.

Ia menemukan bahwa Muslim percaya Tuhan mengirim pesan kepada umat manusia melalui para nabi yang berbeda sejak Adam, manusia pertama. Dan semua nabi itu hanya percaya pada satu Tuhan, Allah SWT. Dan Muslim juga percaya bahwa akan ada hari perhitungan di akhir dunia nanti, ketika semua orang akan dibangkitkan dan dihakimi.

“Saya menyadari bahwa inilah yang saya percaya. Dan apa saya pikir, seperti inilah Alkitab berkata pada saya,” kata dia. Hadden kemudian mendiskusikan hal-hal tersebut dengan kedua orang tuanya, namun mereka tidak terlalu terkesan.
Beberapa bulan memperoleh karunia dan hidayah Allah, Hadden memantapkan hati untuk menjadi seorang Muslim. Ia pun memutuskan memeluk Islam.

Ia meyakini keputusannya ini adalah langkah yang tepat. “Alhamdulillah, terima kasih Allah,” ujarnya.

Hadden kini mencoba menjadi Muslim sejati dan berusaha membantu orang lain. Hari-harinya diisi dengan ibadah, shalat lima waktu dan tadarus (membaca) Alquran. Teman-teman Hadden di universitas sempat terkejut dengan perubahannya, terutama sejawatnya di kedokteran gigi.

Orang tua Hadden pun marah besar, mereka percaya sang anak sudah dicuci otaknya. Ia ingat ketika pertama kali memberi tahu orang tuanya bahwa ia memilih menjadi seorang Muslim, mereka tidak terlalu terkesan.

Kedua orang tuanya mengatakan langkah Hadden itu adalah “tindakan yang dibenci agama”. Namun, itu tidak menyurutkan langkah sang dokter gigi untuk menjadi pengikut Rasulullah. Beberapa bulan kemudian ia memutuskan bersyahadat.

Walaupun sejak masuk universitas Hadden selalu berjauhan dengan orang tuanya, tetapi ia terus mencoba untuk mengunjungi mereka. Kini, ia merasa hubungan dengan orang tuanya telah membaik. Sebab, berlaku baik kepada mereka (orang tua) adalah perintah Allah dalam Alquran.

“Saat ini saya bekerja sebagai dokter gigi di Inggris. Dan telah menikah dengan seorang wanita Muslimah setahun yang lalu. Dan berkat karunia Allah, kami dianugerahi seorang anak bernama Ismael,” tuturnya.[kisahmualaf.com)

Selasa, 19 Juni 2012

Temuan Jabir Ibnu Hayyan Dalam Meningkatkan Perdaban Dunia


Di zaman modernesasi saat ini, ilmu kimia sudah tidak asing lagi kedengarannya di telinga kita dan bukan merupakan suatu hal yang baru dalam ilmu pengetahuan. Tapi pertanyaannya apakah kita sudah tahu bagaimana proses berkembangnya ilmu kimia dan siapa tokoh yang membawa ilmu kimia menjadi sangat populer dan berkembang pesat hingga saat ini. Karena kita sebagai mahasiswa muslim scientist, maka kita harus tahu ilmuwan muslim yang sangat berpengaruh khususnya di bidang kimia, yaitu Jabir Ibnu Hayyan.
Abu Musa Jabir bin Hayyan adalah nama lengkapnya yang oleh orang-orang Eropa dikenal dengan julukan Geber. Beliau lahir di Kuffah, Irak pada tahun 750 M dan wafat pada tahun 803 M. Kontribusi terbesar Jabir ini adalah khusus dalam bidang kimia. Keahliannya ini didapatnya dengan ia berguru pada Barmaki Vizier, di masa pemerintahan Harun Ar-Rasyid di Baghdad. Ia mengembangkan teknik eksperimentasi sistematis di dalam penelitian kimia, sehingga setiap eksperimen dapat direproduksi kembali.
Jabir menekankan bahwa kuantitas zat sangat berhubungan dengan reaksi kimia yang terjadi, sehingga dapat dianggap Jabir telah merintis ditemukannya hukum perbandingan  tetap. Kontribusi lainnya antara lain dalam penyempurnaan proses kristalisasi, destilasi, kalsinasi, sublimasi dan penguapan serta pengembangan instrumen untuk melakukan proses-proses tersebut.
Tokoh besar yang dikenal sebagai “The father of modern chemistry” ini ternyata tidak hanya ahli di bidang kimia, akan tetapi beliau juga ahli di bidang farmasi, fisika, filosofi dan astronomi. Jabir Ibnu Hayyan terbukti telah mampu mengubah persepsi tentang berbagai kejadian alam yang pada saat itu dianggap sebagai sesuatu yang tidak dapat diprediksi, menjadi suatu ilmu sains yang dapat dimengerti dan dipelajari oleh manusia.
Jabir Ibnu Hayyan-lah yang menemukan asam klorida, asam nitrat, asam sitrat, asam asetat, teknik destilasi dan teknik kristalisasi. Beliau juga yang menemukan larutan aqua regia (dengan menggabungkan asam klorida dan asam nitrat) untuk melarutkan emas. Penemuan-penemuannya di bidang kimia telah menjadi landasan dasar dalam berkembangnya ilmu kimia dan teknik kimia modern saat ini.
Jabir Ibnu Hayyan juga mampu mengaplikasikan pengetahuannya di bidang kimia kedalam proses pembuatan besi dan logam lainnya, serta pencegahan karat. Beliau adalah orang pertama yang mengaplikasikan penggunaan mangan dioksida pada pembuatan gelas kaca. Beliau juga orang pertama kali yang mencatat tentang pemanasan wine akan menimbulkan gas yang mudah terbakar. Hal inilah yang kemudian memberikan jalan bagi Al-Razi untuk menemukan etanol.
Semua penelitian Jabir tentang ilmu kimia ini ternyata diterjemahkan kedalam bahasa latin dan menjadi buku teks standar untuk para ahli kimia di Eropa saat ini. Beberapa diantaranya adalah kitab Al-Kimya yang diterjemahkan pada 1144 dan Al-Sab’een yang edisi terjemahanya terbit pada 1187. Beberapa tulisan Jabir juga diterjemahkan oleh Marcelin Berthelot ke dalam beberapa buku, yaitu Book of the kingdom, Book of the Balances, dan Book of Eastern Mercury.
Kemajuan pesat ilmu kimia berawal dari hasil kerja keras pakar kimia Muslim, yaitu Jabir bin Hayyan yang tenar dengan nama Geber di Eropa. Bahkan, seperti yang ditulis oleh Ibnu Khaldun dalam bukunya Tarikh Ibnu Khaldun I/695, Jabir Ibnu Hayyan pernah dinobatkan sebagai ilmuwan terbesar di semua masa. Para ilmuwan mengakui kapabilitasnya di bidang ilmu kimia, sampai-sampai ilmu kimia dinamakan ilmu Jabir. Namun pada saat ini ternyata ilmu kimia tetap saja disebut ilmu kimia. Dalam catatan sejarah, Jabir Ibnu Hayyan adalah orang yang pertama kali menemukan asam belerang, natrium karbonat, pottasium karbonat, dan sepuh. Zat-zat kimia ini sekarang sangat urgen, bahkan hampir menjadi salah satu dasar perkembangan peradaban pada abad 19 dan 20 di bidang kimia, farmasi, pertanian, dan lain lain.
. Ilmuwan yang terkenal sebagai sufĂ­ ini menemukan metode-metode baru dalam memajukan dan memilih pengobatan, melalui kristalisasi, isolasi, penyaringan, dan penguapan yang merupakan aktivitas vital dalam ilmu kimia dan farmasi. Jabir Ibnu Hayyan menunjukkan betapa pentingnya eksperimen dan metodologi penelitian. Hal ini ia lakukan sebelum para ilmuwan Barat. Jabir pernah berkata didalam bukunya, “Di antara tugas orang yang bergelut di dunia kimia adalah bekerja dan melakukan eksperimen ilmiah, sebab pengetahuan tidak akan diperoleh kecuali dengan itu.”
Ilmuwan yang disebut sebagai Bapak Kimia Modern ini adalah peletak dasar metode ilmiah untuk penelitian eksperimental. Selain ia banyak mengarang buku di bidang ilmu kimia, beliau juga mengarang buku di bidang farmasi. Jabir telah menorehkan sederet karyanya kurang lebih dalam dua ratus (200) kitab. Sebanyak delapan puluh kitab yang ditulisnya mengkaji dan mengupas seluk-beluk ilmu kimia. Sebuah pencapaian yang terbilang amat prestisius. Sebanyak seratus dua belas (112) buku karya Jabir secara khusus ditulis untuk dipersembahkan kepada Barmakid selaku gurunya, yang juga pembantu atau wazir Khalifah Harun Ar- Rasyid. Buku-buku itu ditulis dalam bahasa Arab. Di antaranya, Sirr Al-Asrar (Rahasianya Rahasia), Al-Mawazin (Timbangan/Kesetimbangan), Al-Khawwash (Khasiat-Khasiat), dll. Sudah banyak bukunya yang diterjemakan dalam berbagai bahasa di Eropa dan menjadi literatur referensi selama beberapa abad di berbagai universitas di Eropa.
Pada abad pertengahan, orang-orang Barat mulai menerjemahkan karya-karya Jabir itu ke dalam bahasa Latin (Tabula Smaragdina). Dari ketujuh puluh kitab yang diterjemahkan itu, salah satu kitab Jabir yang terkenal adalah Kitab Az-Zuhra yang diterjemahkan menjadi Book of Venus dan Kitab Al-Ahjar yang dialih bahasakan menjadi Book of Stones. Sebanyak 10 buku lainnya yang ditulis oleh Jabir adalah kitab koreksi yang berisi klarifikasi mengenai para pakar kimia Yunani seperti Pythagoras, Socrates, Plato dan Aristoteles. Sisanya, kitab yang ditulis Jabir merupakan buku-buku keseimbangan. Dalam buku kelompok ini, Jabir melahirkan teori yang begitu terkenal, yakni ‘teori keseimbangan alam.’
Risalah-risalah karya Jabir yang secara khusus membahas ilmu kimia antara lain’ Kitab Al-Kimya dan Kitab As-Sab’in. Kitab penting itu juga sudah diterjemahkan ke bahasa Latin pada abad pertengahan. Kitab Al-Kimya menjadi sangat populer di Barat setelah diterjemahkan ke bahasa Inggris oleh Robert of Chester pada tahun 1144 M. Al-Kimya versi alih bahasa berjudul The Book Composition of Alchemy. Sedangkan Kitab Al-Sab’in diterjemkan oleh Gerard of Cremona.
Beberapa karya Jabir lainnya juga dialihbahasakan oleh Berthelot ke dalam bahasa Inggris, diantaranya; Book of Kingdom, Book of the Balances, serta Book of Eastern Mercur. Buku karya Jabir lainnya juga mendapat perhatian dari ilmuwan Inggris bernama Richard Russel.
Pada abad ke-17 M, Russel menerjemahkan buku yang ditulis Jabir ke dalam bahasa Inggris berjudul Sum of Perfection. Dalam buku itu, Russel memperkenalkan Jabir dengan nama Geber seorang pangeran Arab terkenal yang juga seorang filsuf. Sum of Perfection selama beberapa abad begitu populer dan berpengaruh. Buku itu telah mendorong terjadinya evolusi kimia modern. Begitu berpengaruhnya buku karya Jabir di Eropa dan Barat yang pada umumnya telah dibuktikan dengan munculnya beberapa istilah teknis yang ditemukan dalam kamus kimia Barat dan menjadi kosakata ilmiah yang sebelumnya digunakan Jabir seperti istilah ‘alkali.’
Sejarah telah membuktikan bahwa kontribusi Islam pada kemajuan ilmu pengetahuan di dunia modern menjadi fakta sejarah yang tidak terbantahkan. Bahkan bermula dari dunia Islamlah ilmu pengetahuan mengalami transmisi (penyebaran), diseminasi dan proliferasi (pengembangan) ke dunia Barat yang sebelumnya diliputi oleh masa ‘the Dark Ages’ mendorong munculnya zaman renaissance atau enlightenment (pencerahan) di Eropa. Melalui dunia Islam-lah mereka mendapat akses untuk mendalami dan mengembangkan ilmu pengetahuan modern.
Menyimak betapa besar kontribusi Islam terhadap lahirnya peradaban Islam berskala dunia terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan teknologi, sesungguhnya kemajuan yang dicapai Barat pada mulanya bersumber dari peradaban Islam. Dunia Barat sekarang sejatinya berterima kasih kepada umat Islam. Oleh karena itu, pada hari ini umat Islam perlu kembali menggelorakan semangat keilmuan para ilmuwan muslim atas sumbangsihnya yang amat besar bagi peradaban umat manusia di dunia dalam menyongsong kembali kejayaan Islam dan umatnya. Wallahu a’lam bissawab.

Sains Islam Pemantik Lahirnya Sains Modern


Rasulullah Muhammad SAW memperkenalkan ajaran Islam di Jazirah Arab pada sekitar abad ke 7 M. Setelah satu abad kematian beliau pada 632 M, pengikutnya (kaum muslimin) telah berhasil melakukan berbagai penaklukan dalam memperluas kekuasaanya hingga mencapai Spanyol dan perbatasan China. Seni dan ilmu pengetahuan berkembang pesat di Jazirah Arab sejak tahun 900 hingga 1200. Pada masa ini, muncul para filsuf dan ilmuan muslim yang luar biasa cerdas. Mereka memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan filsafat dan sains di dunia. Secara jujur mereka mengakui bahwa mereka terispirasi oleh filsafat dan pengetahuan dari kekaisaran agung yang sebelumnya telah dikembangkan oleh pera filsuf serta ilmuan dari Yunani dan Persia.
1325942472358758076
tabel sistem periodik unsur modern. sumber ilustrasi : faktailmiah.com
Para filsuf dan ilmuan muslim berperan penting dalam proses menyalurkan pemikiran filsafat dan ilmu pengetahuan. Merekalah yang menjadi jembatan bagi sampainya filsafat dan ilmu pengetahuan dari zaman Yunani kuno hingga masa modern, dimana pada masa pertengahan para ilmuan barat sedang mengalami ‘krisis’ pengetahuan karena pemikiran mereka didominasi oleh dogma teologi gereja ortodoks. Filsuf dan ilmuan muslimlah yang pada masa pertengahan tampil terdepan dalam meggagas problem-problem filsafat dan ilmu pengetahuan. Berkat filsuf dan ilmuan muslim tersebut, ilmu pengetahuan pada masa modern dapat dimungkinkan. Dengan kata lain, berkat jasa mereka kemajuan dunia ilmu pengetahuan (termasuk teknologi) dapat berkembang sedemikian pesat seperti sekarang ini. Tanpa mereka, informasi tentang filsafat dan ilmu pengetahuan Yunani kuno (yang begitu penting peranannya dalam dunia ilmu pengetahuan) tidak akan sampai pada kita.
Ilmuan dan Filsuf Muslim yang Termasyur
Ibn Sina
1325941144772300767
Ibn Sina. sumber ilustrasi : rezaaceh.wordpress.com
Di Eropa, nama Ibn Sina dikenal sebagai Aviciena. Ia adalah filsuf sekaligus ilmuan yang serba bisa dalam bebagai aspek keilmuan. Ibn Sina menulis sekitar 270 buku. Ia lahir di Bokhara, Iran. Di usia 16 tahun Ibn Sina sudah mulai belajar ilmu kedokteran. Diluar itu, ia juga seorang pengacara (ahli hukum) dan seorang guru besar sains. Ia juga terlibat dalam kegiatan politik dan aktif sebagai seorang penasehat perpolitikan Iran.
Ibn Sina menulis Canon, sebuah buku termasyur tentang ilmu kedokteran. Karya ini sangat mempengaruhi perkembangan ilmu kedokteran di Eropa sampai abad 17. Hukum Islam melarang pembedahan tubuh manusia, jadi buku Ibn Sina sebagian besar hanya berisi tentang bagaimana cara yang tepat untuk mencegah terjadinya penyakit-penyakit, dan bagaimana cara mengobatinya tanpa melakukan pembedahan. Dalam buku itu ia juga menjelaskan bagaimana cara yang tepat untuk membuat obat-obatan. Ibn Sina juga menulis sebuah ensiklopedia berjudul The Cure yang isinya mencakup berbagai problem keilmuan, mulai dari filsafat sampai matematika dan fisika.
Ahli Kimia Muslim
Bagian lain dimensi keilmuan Arab yang juga menarik adalah tentang Alkimia. Dengan berbekal kemampuan Alkimia, dimungkinkan seseorang bisa merekayasa suatu logam yang kurang berharga (besi misalnya) menjadi logam berharga seperti emas. Terkadang Alkimia Arab dipandang sebagai ilmu yang negatif. Hal tersebut terjadi karena dalam praktek keilmuannya para ahli Alkimia juga menggunakan sihir dan mantra. Namun sebenarnya, diluar penggunaan sihir dan mantra, para ahli Alkimia juga melakukan observasi dan eksperimen. Observasi dan eksperimen inilah yang menjadi cikal bakal bagi metodologi sains pada masa modern. Alkimia Arab adalah ilmu yang menjadi fondasi bagi lahirnya ilmu Kimia dan Mineralogi.
13259413791983737018
Al-Razi dan pasiennya. sumber ilustrasi : hilman2008.wordpress.com
Salah satu nama yang mendominasi bidang Alkimia Arab adalah Al-Razi (c.854-935). Orang Eropa mengenalnya dengan sebutan Rhazes. Ia lahir di Rayy, Iran. Al-Razi adalah ilmuan muslim termayhur dibidang ilmu obat-obatan dan kedokteran pada abad ke 9 dan abad ke 10. Al-Razi juga seorang yang banyak mempertanyakan problem pengajaran keagamaan, namun pada bidang yang terahir ini ia tidak terlalu populer.
Al-Razi mencurahkan sebagian besar hidupnya untuk Alkimia. Ia sangat menolak bidang Alkimia yang menggunakan sihir dan mantra. Al-Razi lebih memfokuskan diri pada bidang Alkimia yang berpangkal-tolak dari uji empiris eksperimental. Ia sangat tertarik melakukan penelitian terhadap substansi-substansi kimia. Ia berusaha memberikan definisi yang jelas terhadap teknik-teknik mempelajari dan menggunakan ilmu Alkimia, seperti misalnya tentang penyulingan, dan lain sebagainya. Al-Razi juga mengusulkan perlengkapan laboratorium penelitian Alkimia dengan beberapa instrumen penting seperti kuningan yang banyak digunakan dalam perhitungan geometri. Instrumen kunigan ini berisi informasi tentang nama-nama logam, yang kelak pada masa modern bakal lebih disempurnakan lagi menjadi tabel sistem periodik unsur.
Ilmu Alkimia yang dikembangkan oleh Al-Razi ini di publikasikan dalam buku komperehenshif yang membahas tentang Alkima, obat-obatan dan kedokteran, yang dikemudian hari pengaruhnya sangat besar terutama pada negara-negara seperti Yunani, India dan China.
Ahli Astronomi Muslim
13259414761258600795
Al-Biruni. sumber ilustrasi : dikdrum.blogspot.com
Nama besar pada bidang astronomi dimiliki oleh Abu Rayhan al-Biruni (973-c.1050). Ia lahir di Khwarazm, Armenia. Ia mulai belajar sains sejak usia yang sangat muda. Pada usia 17 tahun ia sudah berhasil mendesain sebuah alat untuk mengobservasi matahari dan bintang-bintang. Tetapi, terjadiya perang pada tahun 995 memaksanya untuk segera melarikan diri meninggalkan tempat ia belajar astronomi. Akhirnya desain alat tersebut belum bisa direalisasikan menjadi kenyataan.
Dua tahun kemudian, Al-Biruni kembali ke negara tempat ia belajar astronomi. Setelah itu Al-Biruni memegang posisi penting dalam pengadilan pemerintahan. Disela-sela kesibukannya, ia melanjutkan studi ilmiahnya tentang astronomi. Ia kembali bereksperimen dengan desain alatnya yang belum direalisasikan itu. Akhirnya ia berhasil mendirikan sebuah bangunan yang didalamnya terdapat alat untuk mengobservasi matahari, bulan, dan bintang-bintang. Alat ini berbentuk bangunan melingkar yang besar dan tinggi, sedang isi dan atapnya dipenuhi dengan instrumen-inetrumen observasi. Alat ini disebut The Observatory (dibangun di Samarkand, c.1420). Berbeda dengan The Observatory buatan Al-Biruni, para astronom Turki melakukan pengamatan terhadap angkasa luar dengan sebuah alat yang dinamakan Quadrant.
Ketertarikan Al-Biruni tidak hanya terbatas pada bidang astronomi saja. Ia juga menulis sekitar 13.000 halaman berisi tentang teknik studi material geografi, matematika, optik (studi tentang mata dan lensa), kedokteran, obat-obatan, juga Alkimia. Ketertarikannya terhadap Alkimia mendorongnya untuk mempelajari komposisi logam dan mineral kimia. Tulisan ini ternyata sangat berpengaruh terhadap perkembangan ilmu kimia modern. Tulisan lainnya adalah tentang mineralogi, yang diberi judul The Book of the Multitude of Knowledge of Precious Stones. Pada masa hidupnya, Al-Biruni menderita penyakit yang tak kunjung sembuh selama bertahun-tahun. Namun ia meninggal pada usia 80 tahun, dengan mewariskan lebih dari 140 buku dengan judul dan isi yang beragam.
Lensa dan Cahaya
Adalah Ibn al-Haytham (965-c.1040), seorang muslim yang paling termasyur di bidang ilmu fisika. Ia lahir di Basra, Iraq. Di Eropa ia dikenal dengan sebutan Alhazen. Ia pindah ke Cairo ketika ia bekerja di sebuah sekolah bernama the Academy selama masa kekuasaan Caliph al-Hakim (996-1020).
13259416161564502574
Al-Haytham. sumber ilustrasi : ibnalhaytham.net
Dalam karya-karyanya, Al-Haytham tidak menulis secara terpisah antara ilmu optik, astronomi, dan matematika. Karya-karyanya tentang ilmu optik sangat luas dan sangat detail. Tulisannya tentang ilmu optik menjadi dasar bagi penyelidikan ilmu optik Eropa dikemudian hari. Bukunya yang terkenal berudul The Treasury of Optics. Dalam buku itu ia mengkritik ilmu optik yang sebelumnya dipercayai oleh ilmuan Yunani, bahwa mata mengirimkan sinar (semacam cahaya bias) pada setiap objek yang dilihatnya. Menurut Al-Haytham pandangan ini salah. Ia berpendapat bahwa justru sinar (bias cahaya) dari objeklah yang datang ke mata, sehingga mata dapat melihat benda-benda disekitarnya.
1325942317769396479
Camera Obscura. sumber ilustrasi : physics.kenyon.edu
Al-Haytham juga melakukan pengujian terhadap efek pembiasan cahaya. Ia menyimpulkan bahwa pembiasan disebabkan adanya cahaya yang sinarnya berpindah dengan kecepatan berbeda, kemudian menembus pada material yang juga berbeda, seperti udara, kaca, dan air. Gagasan ini kemudian di munculkan lagi oleh Kepler dan Rene Descartes pada abad 17. Al-Haytham adalah orang pertama yang memperkenalkan Camera Obscura (kamera yang berbentuk kotak, dimana dalam kotak ini terdapat lubang yang mampu memproyeksikan gambar. Gambar tersebut kemudian diproyeksikan ke arah tembok. Kamera ini menjadi dasar inspirasi bagi munculnya LCD Proyektor yang kita kenal dewasa ini). Al-Haytham juga pernah membuat sebuah lubang di tembok, kemudian meletakkan Camera Obscura dilubang itu untuk merekam (mengambil gambar) proses terjadinya gerhana matahari. Pada dasarnya, kamera yang mulai di kembangkan di Inggris pada abad 19 adalah reduplikasi dari kamera yang dibuat oleh Al-Haytham. Termasuk kamera-kamera modern dewasa ini, prinsip kerjanya juga masih menggunakan dasar-dasar prinsip kerja optik yang dulu dikenalkan pertama kali oleh Al-Haytham.
Refleksi Terhadap Kesuksesan Pencapaian Sains Islam
Sebagaimana yang telah saya jelaskan diatas, bahwa Islam dahulu pernah mencapai kemajuan dibidang sains. Bahwa lmuan-ilmuan muslimlah yang ternyata meletakkan dasar metodologi bagi sains modern, terutama dibidang ilmu kedokteran, kimia, astronomi, dan ilmu fisika. Kejayaan sains Islam terjadi pada abad pertengahan, dimana pada waktu itu ilmuan Barat sedang dilanda krisis pengetahuan yang dikarenakan adanya dominasi dogma gereja. Namun sayang seribu sayang, dewasa ini dunia sains Islam tertinggal jauh oleh kemajuan Barat. Hal tersebut berawal dari kekalahan kaum muslimin dalam perang salib (dimana buku-buku mereka dirampas dan sebagian dibakar), tidak lagi ditemukan buku-buku para ilmuan muslim terdahulu.
Lantas apa sebab-sebab internal yang memungkinkan terjadinya kemunduran bagi sains Islam?
132594173099177363
Instrumen Astrologi. sumber ilustrasi : piiciamis.wordpress.com
Banyak sekali sebab yang membuat dunia sains Islam terpuruk. Salah satunya adalah sufisme. Sufisme seringkali dikambinghitamkan sebagai tarekat-tarekat spiritual yang hanya berorientasi pada jiwa dan problem religi, sehingga kepedulian para penganut sufisme terhadap dunia ilmu pengetahuan menjadi tidak ada lagi. Banyak sufi-sufi palsu (pseudo-sufis) yang muncul dikalangan umat islam sendiri. Kemunculan sufi palsu itu akhirnya menciptakan masyarakat mistik yang irrasional. Mereka meninggalkan ilmu pengetahuan rasional, dan lebih percaya terhadap ilmu-ilmu mistik seperti astrologi, primbon, dan perjimatan.
Selain itu, kemunduran sains Islam juga disebabkan oleh problem ekonomi dan problem politik, dimana sistem politik yang berkembang dewasa ini justru bukan sistem politik yang Islami, namun lebih banyak sistem politik yang sekuler. Sistem politik sekuler (baca: demokrasi, liberal, komunis dsb.) berpengaruh terhadap sistem ekonomi dan sistem lain yang terkait, termasuk sains dan teknologi. Sistem politik kenegaraan yang sekuler memunculkan keterasingan bagi kaum muslimin. Keterasingan (alienasi) tersebut menjauhkannya dari dirinya sendiri, dan pada akhirnya tidak memberikan kontribusi terhadap perkembangan sains.
Tentu masih banyak lagi faktor lain diluar yang telah saya sebutkan diatas. Salah satu faktor yang sangat jelas menciptakan kemunduran bagi sains Islam adalah hilangnya spirit sains Islam itu sendiri pada jiwa-jiwa kaum muslimin. Para ilmuan di zaman keemasan sains Islam dulu senantiasa mendasari aktifitas ilmiah mereka dengan ajaran Islam. Pendalaman sains mereka tidak semata-mata didasarkan pada rasa ingin tahu mereka terhadap sains, diluar itu mereka sadar akan tugasnya sebagai hamba Allah yang mengabdikan diri kepada Allah, dengan memilih sains sebagai medianya. Spirit seperti ini sudah mulai luntur dikalangan kaum muslim sekarang. Justru kebanyakan kaum muslim sekarang malah terlena dengan kemajuan sains, bahkan tidak jarang dari mereka yang justru menjauh dari ajaran agama hanya karena janji-jani kebenaran sains yang tentatif dan partikular.
-o0o-
Rujukan Informasi : The Usborne Book of Discovery – Islamic Science (Inventors, Scientists, Explorers) dan cmm.or.id

Barat Tidak Senang Pemberitaan Astronot AS Itu Masuk Islam





Barat Tidak Senang Pemberitaan Astronot AS Itu Masuk IslamSebuah pesan pendek tersebar tentang kabar masuk Islamnya Sunita Williams, astronot wanita India pertama yang pergi kebulan pada 2 Juli 2007 lalu.  Berita menghebohkan ini bukanlah yang pertama, sebelumnya astronot asal Amerika Serikat Neil Armstrong juga menyatakan dirinya masuk Islam sekembali dari bulan. Apakah ini berita bohong? Yang pasti pihak Kristiani tidak suka dengan pemberitaan ini. Lalu disebarlah kabar, bahwa ini berita bohong. 
Perlu diketahui, Sunita Williams adalah seorang astronot kelahiran Ohio 19 September 1965 dari orang tua berketurunan India-Slovenia. Menikah dengan Michael J. William, seorang Polisi Federal di Oregon, USA. Sebagai astronot pertama India, dia memegang rekor perjalanan luar angkasa untuk wanita: berada diluar angkasa terlama (195 hari), dan berjalan diluar angkasa (29 jam, 17 menit).
 
Dalam perjalanannya ke bulan, Sunita William melihat fenomena yang aneh saat pandangannya menuju ke bumi. Ketika bagian bumi lainnya nampak gelap, ternyata ada sebagian kecil bumi yang nampak terang yaitu Makkah dan Madinah.
 
Sunita  mengatakan, dari atas seluruh permukaan bumi diselimuti kegelapan, namun betapa terkejutnya ketika dengan bantuan teleskop ada dua tempat yang sangat berbeda, yaitu Makkah dan Madinah. Kedua tempat itu nampak terang dibandingkan dengan tempat-tempat lainnya dibelahan bumi. Masya Allah, Allah Maha Besar.
 
Selain itu, fenomena lain yang ditangkapnya adalah ketika gelombang suara dari bumi tidak mampu merambah luar angkasa, dia ternyata bisa menangkap suara Adzan. Apakah ini suatu keanehan, atau merupakan suatu jalan dari Allah untuk menunjukkan sisi-sisi kebenaran kepada sang Astronout? Dikabarkan setelah peristiwa ini, Sunita Williams memeluk agama Islam.

Menjadi Polemik
Menengok kebelakang, pada tahun 1870, Neil Amstrong mendarat di bulan. Dikabarkan, saat mendarat di bulan, dia mendengar suara yang dia tidak mengerti suara apakah itu. Setelah 12 tahun kemudian, Neil diundang seminar di Universitas Kairo, Mesir.
 
Di saat dia menyampaikan makalahnya, saat adzan berkumandang menunjukkan waktu shalat, moderator menghentikan presentasinya untuk mendengarkan adzan. Dan Neil berseru, “Ini dia suara yang pertama kali aku dengar saat mendarat di bulan.” Setelah itu, Neil Amstrong menemui salah satu profesor di universitas itu. Dia ingin tahu banyak tentang Islam. Dan setelah itu, dia menjadi muallaf.
 
Pemberitaan masuk Islamnya Neil Armstrong dan Sunita William belakangan menjadi polemik di kalangan masyarakat. Seorang muallaf asal Australia Gene Netto dalam sebuah blog pribadinya mengatakan, “Teman-teman, saudara sesama muslim, saya mohon jangan di bahas tentang Neil Amrstrong ke bulan lalu mendengar Adzan. Karena dalam beberapa situs berbahasa Inggris (yang mereview dunia Islam), kita dianggap bodoh, mereka mengangap kebodohan dunia Islam karena tidak mau menerima kenyataan ‘American Kafir’ yang pertama menginjakan kakinya di bulan pertama kali, bukan orang muslim.”
 
Situs atau blog yang membahas Neil Armstrong menjadi muslim adalah situs-situs di Asia Tenggara (Maroko, Filipina, Indonesia, Malaysia).  Barat menganggap, negara-negara disini memiliki pendidikan yang rendah. Pernah kejadian saat Neil Armstrong ke Malaysia dan ditanyakan hal itu. Ia heran, apakah hal seperti ini perlu dikonfirmasikan ke Neil Armstrong sendiri, karena Neil sendiri tidak pernah ke Makkah untuk melaksanakan ibadah Haji. Dan jika dijawab, ia tidak pernah mendengar adzan, maka si penanya muslim yang kecewa dan tidak percaya  dianggap kebodohan. Neil memang pernah ke Mesir, tapi tidak untuk naik haji ke Makkah.
 
Dikatakan Gene Netto, umat muslim tidak perlu seorang Neil Armstrong untuk meyakinkan dirinya bahwa agama Islam yang dianutnya adalah benar. Jika anda menyakini agama benar, maka yakinilah bahwa hal itu benar. Muslim dianggap menggunakan nama besar Neil Armstrong untuk membenarkan agamanya.
“Masa kita dikatakan kurang meyakini agama kita sendiri sehingga perlu nama-nama besar dari dunia barat. Percayalah, nama Rasullullah sudah cukup besar buat kita dan dunia. Umat kita sendiri yang akhirnya menjadi bahan tertawaan, cukup sudah,” kata Gene yang telah memeluk Islam dan tinggal di Jakarta.
 
Dikatakan Gene Netto, Neil Armstrong merasa terganggu, bahkan ia menyatakan ia tidak masuk Islam dan ketika ia diundang sebagai pembicara dalam kegiatan Islam ia juga tidak mau (ia menolak secara halus karena tidak ingin menyinggung perasaan umat muslim), tetapi ia menyatakan tidak ingin berpartisipasi dalam kegiatan Islam. Dalam web Islam malah dikatakan Neil Armstrong tidak mau mengakui, karena ia telah dicuci otaknya di Assylum (RSJ).
 
Satu hal lagi yang menjadi bahan tertawaan dunia barat adalah pemberitaan Neil Armstrong menyusuri retakan di bulan yang cocok dengan cerita bahwa suatu saat nanti bulan akan terbelah dua, ditertawakan juga, karena diameter bulan itu sangatlah besar, mana mungkin ia punya waktu untuk menyusurinya. Mendengar adzan juga dikatakan ilmuwan Barat tidak mungkin karena tidak ada udara di bulan sana.
 
Dalam beberapa jurnal barat dikatakan, umat muslim memerlukan nama-nama besar atau cerita palsu untuk menambah keyakinannya diantaranya: Jaques Cousteau, Michael Jackson, Maurice Bucaille, King Offa of England
 
Terlepas benar atau tidaknya Sunita William atau Neil Armstrong masuk Islam sepulang dari bulan, kita berharap Allah Swt memberi hidayah kepadanya. Bagaimanapun para missionaris (Nasrani) tidak suka dengan pemberitaan ini. Padahal jika Allah menghendaki, ihwal terdengarnya suara azan di bulan, hal itu bukanlah mustahil. Bisa saja terjadi. Satu hal, media Barat tidak akan pernah memberitakan hal-hal yang dianggap bisa mengguncangkan iman umat Kristiani, bukan hanya di AS, tapi juga d dunia. Karena itu mereka meredamnya. Wallohu'alam.

voa-islam.com