Selamat Berkunjung

Selamat Berkunjung !
Diharap komentarnya agar lebih bermanfaat, menambah wawasan dan hikmah

Rabu, 14 Desember 2011

Fisika SMA (Besaran dan Satuan)

Besaran Pokok

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar istilah panjang, waktu, suhu, dan berat benda. Secara tidak disadari ternyata kita telah belajar mengenai satu bahasan fisika yaitu "Besaran".

Namun, apa sih definisi dari besaran ini? Dari berbagai sumber yang saya baca, definisi dari besaran secara fisika adalah segala sesuatu yang dapat diukur dengan angka eksak dan mempunyai satuan.

Dari sekian banyak besaran yang kita kenal, besaran dibagi ke dalam dua kelompok yaitu besaran pokok dan besaran turunan. Definsi dari besaran pokok adalah besaran yang telah ditentukan terlebih dahulu (satuannya telah ditetapkan) berdasarkan kesepakatan para ahli fisika. Kalau di Indonesia ada istilah "sembilan bahan pokok", dalam fisika juga ternyata ada istilah seperti itu, yaitu "tujuh besaran pokok". Tujuh besaran pokok ini terdiri atas besaran panjang, waktu, massa, arus listrik, jumlah molekul, dan intensitas cahaya.

Selain besaran - besaran pokok yang telah nyatakan di atas, ada juga yang dinamakan dengan turunan. Definisi dari besaran turunan adalah besaran yang diturunkan dari satu atau lebih besaran pokok. Contohnya volume yang diturunkan dari besaran panjang; gaya yang diturunkan dari besaran massa, panjang dan waktu; kecepatan yang diturunkan dari besaran panjang dan waktu. Lebih lengkapnya lihat tabel besaran dan juga satuannya di bagian bawah postingan ini.

Besaran menyatakan sifat dari benda. Sifat ini dinyatakan dalam angka melalui hasil pengukuran. Oleh karena satu besaran berbeda dengan besaran lainnya, maka ditetapkan satuan untuk tiap besaran. Satuan juga menunjukkan bahwa setiap besaran diukur dengan cara berbeda. Agar adanya keseragaman, satuan untuk besaran - besaran fisika didasarkan pada satuan Sistem Internasional (SI). Satuan SI ini diambil dari sistem metrik yang telah digunakan di Perancis setelah revolusi tahun 1789.

Berikut adalah besaran - besaran fisika beserta satuannya:
Basic SI quantities
Quantity
Dimension
Alternatives
Root definition and Notes
Length/distance m m meter
Mass kg kg kilogram
Time s s second
Curren, electric A A ampere
Temperature K K kelvin
Quantity of subtance mol mol mole
Luminosity/Luminous Intensity cd cd candle

Physical Quantities

Quantity Definition Formula Units Dimensions
Basic Mechanical Length or Distance fundamental d m (meter) L (Length)
Time fundamental t s (second) T (Time)
Mass fundamental m kg (kilogram) M (Mass)
Area distance2 A = d2 m2 L2
Volume distance3 V = d3 m3 L3
Density mass / volume d = m/V kg/m3 M/L3
Velocity distance / time v = d/t m/s
c (speed of light)
L/T
Acceleration velocity / time a = v/t m/s2 L/T2
Momentum mass × velocity p = m·v kg·m/s ML/T
Force
  Weight
mass × acceleration
mass × acceleration of gravity
F = m·a
W = m·g
N (newton) = kg·m/s2 ML/T2
Pressure or Stress force / area p = F/A Pa (pascal) = N/m2 = kg/(m·s2) M/LT2
Energy or Work
  Kinetic Energy
  Potential Energy
force × distance
mass × velocity2 / 2
mass × acceleration of gravity × height
E = F·d
KE = m·v2/2
PE = m·g·h
J (joule) = N·m = kg·m2/s2 ML2/T2
Power energy / time P = E/t W (watt) = J/s = kg·m2/s3 ML2/T3
Impulse force × time I = F·t N·s = kg·m/s ML/T
Action energy × time
momentum × distance
S = E·t
S = p·d
J·s = kg·m2/s
h (quantum of action)
ML2/T
Rotational Mechanical Angle fundamental θ ° (degree), rad (radian), rev
360° = 2π rad = 1 rev
dimensionless
Cycles fundamental n cyc (cycles) dimensionless
Frequency cycles / time f = n/t Hz (hertz) = cyc/s = 1/s 1/T
Angular Velocity angle / time ω = θ/t rad/s = 1/s 1/T
Angular Acceleration angular velocity / time α = ω/t rad/s2 = 1/s2 1/T2
Moment of Inertia mass × radius2 I = m·r2 kg·m2 ML2
Angular Momentum radius × momentum
moment of inertia × angular velocity
L = r·p
L = I·ω
J·s = kg·m2/s
ћ (quantum of angular momentum)
ML2/T
Torque or Moment radius × force
moment of inertia × angular acceleration
τ = r·F
τ = I·α
N·m = kg·m2/s2 ML2/T2
Thermal Temperature fundamental T °C (celsius), K (kelvin) K (Temp.)
Heat heat energy Q J (joule) = kg·m2/s2 ML2/T2
Entropy heat / temperature S = Q/T J/K ML2/T2K
Electromagnetic Electric Charge +/- fundamental q C (coulomb)
e (elementary charge)
C (Charge)
Current charge / time i = q/t A (amp) = C/s C/T
Voltage or Potential energy / charge V = E/q V (volt) = J/C ML2/CT2
Resistance voltage / current R = V/i Ω (ohm) = V/A ML2/C2T
Capacitance charge / voltage C = q/V F (farad) = C/V C2T2/ML2
Inductance voltage / (current / time) L = V/(i/t) H (henry) = V·s/A ML2/T2
Electric Field voltage / distance
force / charge
E = V/d
E = F/q
V/m = N/C ML/CT2
Electric Flux electric field × area ΦE = E·A V·m = N·m2/C ML3/CT2
Magnetic Field force / (charge × velocity) B = F/q·v T (tesla) = Wb/m2 = N·s/(C·m) M/CT
Magnetic Flux magnetic field × area ΦM = B·A Wb (weber) = V·s = J·s/C ML2/CT



































































































































































































Senin, 12 Desember 2011

Kelak Matahari Tidak Memancarkan Cahaya Lagi


Matahari kita sangat jauh jaraknya sehingga jika bahan bakarnya telah habis, kita tidak akan menyadarinya sampai 8 menit kemudian.
Suatu gagasan kuno yang menyatakan bahwa matahari hanyalah sebuah bola materi yang terbakar, sedang pemikiran tentang berapa lama bahan bakarnya akan habis masih sangat terbatas. Suatu pertanyaan yang belum terjawab waktu itu tentang konsep pembakaran pada matahari. Namun kini menjadi lebih jelas setelah Joseph Priestly menemukan oksigen pada tahun 1774 dan Antoine Lavoisier menjelaskan pembakaran pada tahun 1775 yaitu sebagai pelepasan panas melalui reaksi senyawa kimia oksigen dan karbon (atau unsur-unsur lain).
Para ilmuwan menyatakan bahwa Matahari memberikan reaksi fusi yang terjadi terus-menerus dengan menghasilkan 650 juta ton Hidrogen dengan 650 juta ton Helium. Reaksi ini menghasilkan panas 27 juta derajat Celsius dengan daya 400 trilyun watt. 
Dengan adanya reaksi fusi ini, maka massa matahari akan semakin berkurang dan berubah menjadi energi seperti yang telah dirumuskan Einstein, E = mc2. Dengan adanya konsep ini, maka muncul teori tentang penyusutan massa Matahari yang diajukan oleh fisikawan Jerman, Hermann Von Helmholtz pada tahun 1854. Teori ini menyatakan bahwa massa Matahari akan menyusut secara bertahap yaitu konversi energi potensial menjadi energi kinetik, panas dan cahaya. Jika dilihat dari massanya, maka berdasarkan perhitungan matematika, matahari akan tetap memancarkan energinya hingga milyaran tahun kemudian.
Melalui reaksi fusi nuklirnya, Matahari dapat membakar ratusan juta ton hidrogen per detik dan mengubahnya menjadi helium. Jika konsumsi Matahari kurang dari sejumlah itu maka kita tidak akan memperoleh kehangatan yang cukup untuk kehidupan kita. Jika menghitung massa total Matahari 2 x 1030 kilogram yang sebagian kecil digunakan untuk reaksi fusi nuklir, maka berdasarkan jumlah gas yang dihabiskannya, umur matahari dapat berlangsung kurang lebih 10 milyar tahun.
Dalam jangka waktu yang sangat lama pada akhirnya gas hidrogen yang ada dalam inti matahari akan habis, dan jika ini terjadi maka inti tersebut akan hancur dan bagian luarnya akan mendesak keluar dan mendekati orbit bumi yang oleh para ilmuwan, tahap ini disebut tahap Red Giant.  
Pada tahap ini, bumi akan menjadi panas, seluruh air di lautan akan mendidih, bahkan sebelumnya makhluk hidup telah mati. Matahari akan menyatu dengan planet-planetnya termasuk bumi  dan satelit-satelitnya.
“Dan matahari dan bulan dikumpulkan.” (QS. Al-Qiyamah : 9)
“Dan apabila lautan dipanaskan.” (QS. At-Taqwa : 6)

Sumaiyah Orang yang Pertama Mati Syahid dalam Islam


Sabar adalah salah sifat terpuji yang telah ditanamkan Islam kedalam hati para wanita mukminah dari kalangan para shahabiyat, dan menumbuhkannya dalam sanubari mereka, sehingga salah seorang diantara mereka pada saat menghadapi berbagai cobaan dan musibah bagaikan gunung yang kokoh tak bergerak, dan bagaikan singa di sarangnya, ia tidak takut dan tidak ragu.
Mereka telah mengalami berbagai siksaan lahir dan batin, mengalami sakit parah, kemiskinan yang mencekik, kehilangan orang-orang yang dicinati. Namun itu semua tidak menggoyahkan keimanan mereka, tidak membunuh semangat mereka, tidak menjadikan mereka berkeluh kesah, lemah dan gelisah.
Diantara shahabiyat yang mendapat anugerah tersebut adalah Sumaiyah, seorang wanita yang pertama kali mendapatkan syahid dalam Islam. Berikut kisahnya,….
Dalam ketegaran menghadapi siksaan, tampak sekali sikap Sumaiyah binti Khabbat, ibu Ammar bin Yasir radhiallahu ‘anhu, sebagai contoh terdepan dan bukti yang sangat tepat dalam hal ini.
Abu Jahal, panglima kezhaliman memakaikan baju besi pada Sumaiyah, kemudian menjemurnya dibawah terik panas matahari yang membakar. Walaupun begitu ia bersabar dan mengharap pahala, ia tidak berharap sesuatu kecuali Allah dan Hari Akhir. Ketika sikap beliau ini mematahkan kesombongan Abu Jahal, dan mengobarkan kemarahan di hatinya, Abu Jahal melakukan apa yang dilakukan oleh para penguasa zhalim lagi jahat ketika tak mampu berbuat apa-apa. Karena ketegaran Sumaiyah radhiallahu ‘anha dalam agamanya, Abu Jahal mendekatinya, kemudian menusuknya dengan tombak hingga meninggal dunia.
Dalam kitab ‘Usdhu al-ghabah’, al-Hafizh Ibnu hajar mengatakan, “Abu Jahal menusuk sumaiyah dengan tombak yang ada ditangannya pada kehormatannya hingga meninggal dunia. Beliau adalah orang yang mati syahid pertama dalam Islam, beliau dibunuh sebelum hijrah, dan beliau termasuk diantara orang yang memperlihatkan keislamannya secara terang-terangan pada awal datangnya Islam.”
Ini adalah merupakan pelajaran bagi setiap mukminah yang diinginkan oleh orang-orang yang berbuat dosa untuk dicopot dari agamanya, hendaknya ia meneladani ketegaran, keteguhan dan kesabaran Sumaiyah. Semboyannya adalah perkataan Abu Athiyah:
“Bersabarlah dalam kebenaran, engkau akan merasakan manisnya
Kesabaran demi kebenaran terkadang harus melalui kepedihan”.
Hal ini juga menunjukkan bahwa sabar itu tidaklah ada batasnya, sampai Allah mendatangkan keputusan dan ketetapan-Nya.
Sumber: Durus min Hayat ash-Shahabiyat, karya Abdul Hamid bin Abdurrahman as-Suhaibani.

Kejujuran Gadis Penjual Susu



 Khalifah Umar bin Khattab sering melakukan ronda malam sendirian. Sepanjang malam ia memeriksa keadaan rakyatnya langsung dari dekat. Ketika melewati sebuah gubuk, Khalifah Umar merasa curiga melihat lampu yang masih menyala.
Di dalamnya terdengar suara orang berbisik-bisik. Khalifah Umar menghentikan langkahnya. Ia penasaran ingin tahu apa yang sedang mereka bicarakan. Dari balik bilik Kalifah umar mengintipnya. Tampaklah seorang ibu dan anak perempuannya sedang sibuk mewadahi susu.
“Bu, kita hanya mendapat beberapa kaleng hari ini,” kata anak perempuan itu. “Mungkin karena musim kemarau, air susu kambing kita jadi sedikit.” “Benar anakku,” kata ibunya. “Tapi jika padang rumput mulai menghijau lagi pasti kambing-kambing kita akan gemuk. Kita bisa memerah susu sangat banyak,” harap anaknya.
“Hmmm….., sejak ayahmu meninggal penghasilan kita sangat menurun. Bahkan dari hari ke hari rasanya semakin berat saja. Aku khawatir kita akan kelaparan,” kata ibunya.
Anak perempuan itu terdiam. Tangannya sibuk membereskan kaleng-kaleng yang sudah terisi susu. “Nak,” bisik ibunya seraya mendekat. “Kita campur saja susu itu dengan air. Supaya penghasilan kita cepat bertambah.” Anak perempuan itu tercengang. Ditatapnya wajah ibu yang keriput. Ah, wajah itu begitu lelah dan letih menghadapi tekanan hidup yang amat berat. Ada rasa sayang yang begitu besar di hatinya. Namun, ia segera menolak keinginan ibunya.
“Tidak, bu!” katanya cepat. “Khalifah melarang keras semua penjual susu mencampur susu dengan air.” Ia teringat sanksi yang akan dijatuhkan kepada siapa saja yang berbuat curang kepada pembeli.
“Ah! Kenapa kau dengarkan Khalifah itu? Setiap hari kita selalu miskin dan tidak akan berubah kalau tidak melakukan sesuatu,” gerutu ibunya kesal. “Ibu, hanya karena kita ingin mendapat keuntungan yang besar, lalu kita berlaku curang pada pembeli?”
“Tapi, tidak akan ada yang tahu kita mencampur susu dengan air! Tengah malam begini tak ada yang berani keluar. Khalifah Umar pun tidak akan tahu perbuatan kita,” kata ibunya tetap memaksa.
“Ayolah, Nak, mumpung tengah malam. Tak ada yang melihat kita!” “Bu, meskipun tidak ada seorang pun yang melihat dan mengetahui kita mencampur susu dengan air, tapi Allah tetap melihat. Allah pasti mengetahui segala perbuatan kita serapi apa pun kita menyembunyikannya, “tegas anak itu. Ibunya hanya menarik nafas panjang.
Sungguh kecewa hatinya mendengar anaknya tak mau menuruti suruhannya. Namun, jauh di lubuk hatinya ia begitu kagum akan kejujuran anaknya. “Aku tidak mau melakukan ketidak jujuran pada waktu ramai maupun sunyi. Aku yakin Allah tetap selalu mengawasi apa yang kita lakukan setiap saat,”kata anak itu.
Tanpa berkata apa-apa, ibunya pergi ke kamar. Sedangkan anak perempuannya menyelesaikan pekerjaannya hingga beres.
Di luar bilik, Khalifah Umar tersenyum kagum akan kejujuran anak perempuan itu. ” Sudah sepantasnya ia mendapatkan hadiah!” gumam khalifah Umar. Khalifah Umar beranjak meniggalkan gubuk itu.Kemudian ia cepat-cepat pulang ke rumahnya.
Keesokan paginya, khalifah Umar memanggil putranya, Ashim bin Umar. Diceritakannya tentang gadis jujur penjual susu itu.
” Anakku, menikahlah dengan gadis itu. Ayah menyukai kejujurannya, ” kata khalifah Umar. ” Di zaman sekarang, jarang sekali kita jumpai gadis jujur seperti dia. Ia bukan takut pada manusia. Tapi takut pada Allah yang Maha Melihat.”
Ashim bin Umar menyetujuinya. Beberapa hari kemudian Ashim melamar gadis itu. Betapa terkejut ibu dan anak perempuan itu dengan kedatangan putra khalifah. Mereka mengkhawatirkan akan di tangkap karena suatu kesalahan.
” Tuan, saya dan anak saya tidak pernah melakukan kecurangan dalam menjual susu. Tuan jangan tangkap kami….,” sahut ibu tua ketakutan.
Putra khalifah hanya tersenyum. Lalu mengutarakan maksud kedatangannya hendak menyunting anak gadisnya.
“Bagaimana mungkin? Tuan adalah seorang putra khalifah , tidak selayaknya menikahi gadis miskin seperti anakku?” tanya seorang ibu dengan perasaan ragu. ” Khalifah adalah orang yang tidak ,membedakan manusia. Sebab, hanya ketawakalanlah yang meninggikan derajad seseorang disisi Allah,” kata Ashim sambil tersenyum.
” Ya. Aku lihat anakmu sangat jujur,” kata Khalifah Umar. Anak gadis itu saling berpandangan dengan ibunya. Bagaimana khalifah tahu? Bukankah selama ini ia belum pernah mengenal mereka. ” Setiap malam aku suka berkeliling memeriksa rakyatku. Malam itu aku mendengar pembicaraan kalian…,” jelas khalifah Umar. Ibu itu bahagia sekali. Khalifah Umar ternyata sangat bijaksana. Menilai seseorang bukan dari kekayaan tapi dari kejujurannya.

Sesudah Ashim menikah dengan gadis itu, kehidupan mereka sangat bahagia. Keduanya membahagiakan orangtuanya dengan penuh kasih sayang. Bebrapa tahun kemudian mereka dikaruniai anak dan cucu yang kelak akan menjadi orang besar dan memimpin bangsa Arab yaitu Umar bin Abdul-Aziz.

Informasi Pendaftaran Jalur Undangan UI 2012/2013


Manusia Hanya Tahu Takdirnya Setelah Terjadi


Terkait dengan fenomena takdir, maka wujud kelemahan manusia itu ialah ketidaktahuannya akan takdirnya. Manusia tidak tahu apa yang sebenarnya akan terjadi. Kemampuan berfikirnya memang dapat membawa dirinya kepada perhitungan, proyeksi dan perencanaan yang canggih. Akan tetapi, setelah diusahakan realisasinya tidak selalu sesuai dengan harapan. Oleh karena itulah manusia hanya tahu takdirnya setelah terjadi.
Demikianlah, jika seseorang ditakdirkan sebagai seorang ilmuwan, maka ia tidak akan memperolehnya kecuali dengan usaha dan kesungguhan belajar dan memenuhi unsur-unsur yang mendukungnya mencapai hal itu. Demikian juga jika ditakdirkan baginya mengolah sebidang tanah, maka ia tidak akan mendapatkannya kecuali dengan melalui sebab-sebab yang mengantarkannya kepada bercocok tanam. Jika ia ditakdirkan kenyang, maka ia tidak akan merasakannya kecuali dengan makan dan minum. Demikian itulah wujud dan keadaan hidup dan penghidupan.
Dengan demikian, orang yang tidak mau berbuat dan berusaha serta hanya bersandar pada takdir tersebut, maka kedudukannya sama dengan orang yang tidak makan, minum, dan bergerak karena bersandar pada takdir yang telah ditetapkan baginya.
Jika manusia menginginkan perubahan kondisi dalam kehidupannya, maka diperintah oleh Allah untuk merubahnya dengan terus berusaha dan berdoa. Usaha perubahan yang dilakukan oleh manusia itu, kalau berhasil seperti yang diharapkannya maka Allah melarangnya untuk menepuk dada sebagai hasil usahanya sendiri. Bahkan kalau usahanya itu dinilainya gagal dan manusia itu sedih bermuram durja menganggap dirinya sumber kegagalan, maka Allah juga menganggap hal itu sebagai kesombongan yang dilarang.
“(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri,”  (QS. Al-Hadiid (57) : 23)
Oleh karena manusia itu lemah, maka diwajibkan untuk berusaha dengan sungguh-sungguh demi mencapai tujuan hidupnya yaitu beribadah kepada Allah. Seperti kata ungkapan yang sering kita dengar “Manusia hanya bisa berdo’a dan berusaha, Tuhanlah yang menentukan.” Atas pilihan dan usahanya itulah kelak manusia akan dimintai pertanggungjawabannya dihadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala. (by Kalman Aani)

Minggu, 11 Desember 2011

Tumbuhan Saja Bertasbih


Disebutkan bahwa tumbuhan merupakan makhluk yang diciptakan oleh Allah dengan berbagai macam jenis mulai dari jenis tumbuhan tingkat rendah sampai dengan jenis tumbuhan tingkat tinggi.
Dalam rantai makanan, tumbuhan digolongkan sebagai produsen karena dapat memproduksi makanan sendiri yang bermanfaat sebagai makanan bagi manusia dan hewan. Tumbuhan tidak pernah berkeluh kesah misalnya setahun istirahat untuk tidak menghasilkan buah-buahan, biji-bijian dan umbi-umbian. Tapi ia selalu tunduk dan patuh pada Tuhan yang menciptakannya. Pada hakekatnya tumbuhan menghasilkan buah, biji, umbi dan sebagainya itu bukan atas kehendak dirinya tapi atas kehendak Allah swt.
“Dan tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan kedua-duanya tunduk kepada-Nya.” (QS. Ar-Rahman (55) : 6)
Sebuah riwayat dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa seorang laki-laki datang, lalu bertanya : “Wahai Rasulullah, sesungguhnya tadi malam aku bermimpi dalam tidurku melihat diriku seakan-akan sedang shalat di balik sebuah pohon. Ketika aku sujud, pohon itu ikut sujud bersamaku, dan aku dengar pohon itu mengucapkan do’a berikut :
“Ya Allah, catatkanlah sujudku ini untukku di sisi Engkau sebagai suatu pahala, dan hapuskanlah dariku karenanya suatu dosa, dan jadikanlah sujudku ini sebagai suatu simpanan di sisi Engkau bagiku, dan terimalah sujudku ini dariku sebagaimana Engkau telah menerimanya dari hamba-Mu Daud”
Ibnu Abbas melanjutkan kisahnya, “Lalu Rasulullah saw. membaca ayat sajadah dan bersujud, dan ternyata saya dengar beliau mengucapkan do’a seperti do’a yang telah diceritakan oleh lelaki itu tentang ucapan pohon tersebut.” (HR. Imam Turmudzi, Imam Ibnu Majah dan Imam Ibnu Hibban)
Demikian pula Majalah Qiblati edisi no. 11 tahun 2006 memuat hasil penelitian ilmiah yang diberitakan oleh sebuah majalah sains terkenal, Journal of plant Molecular Biologist, menyebutkan bahwa sekelompok ilmuwan yang mengadakan penelitian mendapatkan suara halus yang keluar dari sebagian tumbuhan yang tidak bisa didengar oleh telinga biasa. Suara tersebut berhasil disimpan dan direkam dengan sebuah alat perekam tercanggih yang pernah ada.
Selama hampir 3 tahun para ilmuwan meneliti fenomena yang mencengangkan ini dan berhasil menganalisis denyutan atau detak suara tersebut sehingga menjadi isyarat-isyarat yang bersifat cahaya elektrik  dengan sebuah alat yang bernama Oscilloscope. Akhirnya para ilmuwan tersebut bisa menyaksikan denyutan cahaya elektrik itu berulang lebih dari 1000 kali dalam satu detik.
Prof. William Brown yang memimpin para pakar sains berhasil mengkaji fenomena tersebut yang mengisyaratkan bahwasanya tidak ada penafsiran ilmiah atas fenomena tersebut. Padahal diakui oleh sang professor bahwa pihaknya telah menyerahkan hasil penelitian mereka kepada universitas-universitas serta pusat-pusat kajian di Amerika dan Eropa, akan tetapi semuanya tidak sanggup menafsirkan fenomena itu bahkan semuanya tercengang tidak tahu apa yang harus dikatakan.
Pada kesempatan terakhir, fenomena tersebut dihadapkan dan dikaji oleh para pakar dari Britania, dan di antara mereka ada seorang ilmuwan Muslim asal India. Setelah 5 hari mengadakan penelitian dan pengkajian ternyata para ilmuwan dari Inggris tersebut angkat tangan. Sang ilmuwan muslim tersebut mengatakan: “Kami umat Islam tahu tafsir dan makna dari fenomena ini, bahkan semenjak 1400 tahun yang lalu”. Maka para ilmuwan yang hadir pun tersentak dengan pernyataan tersebut, dan meminta dengan sangat untuk menunjukkan tafsir dan makna dari kejadian itu. Sang ilmuwan muslim segera menyitir firman Allah :
“…Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.” (QS. Al-Israa’ (17) : 44)
Tidaklah suara denyutan itu melainkan lafadz jalalah (nama Allah Azza wa Jalla) sebagaimana tampak dalam layar (Oscilloscope). Maka keheningan dan keheranan luar biasa menghiasi aula dimana para ilmuwan muslim tersebut berbicara. Subhanallaah, Maha Suci Allah! Ini adalah salah satu mukjizat dari sekian banyak mukjizat agama yang haq ini! Segala sesuatu bertasbih menggunakan nama Allah Azza wa Jalla.
Pada akhirnya orang yang bertanggungjawab terhadap penelitian ini, yaitu Prof. William Brown menemui sang ilmuwan muslim untuk mendiskusikan tentang agama yang dibawa oleh seorang Nabi yang ummi (tidak bisa baca tulis) sebelum 1400 tahun lalu tentang fenomena ini. Maka ilmuwan tersebut pun menerangkan kepadanya tentang Islam, setelah itu ia menghadiahkan Al-Qur’an dan terjemahnya kepada sang professor.
Selang beberapa hari setelah itu, professor William mengadakan ceramah di universitas Carnich–Miloun, ia mengatakan:
“Dalam hidupku, aku belum pernah menemukan fenomena semacam ini selama 30 tahun menekuni pekerjaan ini, dan tidak ada seorang ilmuwan pun dari mereka yang melakukan pengkajian yang sanggup menafsirkan apa makna dari fenomena ini. Begitu pula tidak pernah ditemukan kejadian alam yang bisa menafsirinya. Akan tetapi satu-satunya tafsir yang bisa kita temukan ada di dalam Al-Qur’an. Hal ini tidak memberikan pilihan lain buatku selain mengucapkan ‘Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang haq melainkan Allah, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya’.”
Sang professor ini pun telah mengumumkan keislamanya dihadapan para hadirin yang sedang terperangah. Allahu Akbar !! Kemuliaan hanyalah bagi Islam, ketika seorang ilmuwan sadar dari kelalaiannya dan mengetahui bahwa agama yang haq ini adalah Dinul Islam.
“Dan sesungguhnya kamu akan mengetahui (kebenaran) berita Al-Qur’an setelah beberapa waktu lagi.” (QS. Shaad (38) : 88)
“Untuk tiap-tiap berita (yang dibawa oleh rasul-rasul) ada (waktu) terjadinya dan kelak kamu akan mengetahui.” (QS. Al-An’aam (6) : 67)
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesunguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?” (QS. Fushshilat (41) : 53)
Dalam Al-Qur’an, masih banyak ayat seperti di atas yang menyebut tentang tanaman dan pepohonan bertasbih dan bersujud kepada Allah. Selama ini, ayat-ayat tersebut ditafsirkan hanya sebagai kiasan. Artinya, tumbuhan bersujud dan bertasbih dengan cara tunduk pada hukum alam (sunnatullah).
Tumbuhan dianggap makhluk tak berjiwa. Mereka yang meyakini tanaman berjiwa akan dicap sebagai penganut animisme atau dinamisme yang musyrik. Sayang sekali, padahal hal itu (konsepsi pohon berjiwa) mengandung isyarat ilmu. Akhirnya, ilmuwan non-muslimlah yang berhasil menemukan fakta ilmiah tumbuhan yang mempunyai jiwa dan kecerdasan.
Richard Karban, ahli ekologi University of California, dalam makalahnya yang berjudul Ecology Letter di tahun 2008 membuktikan bahwa tumbuhan bisa merespon situasi lingkungannya. Mereka bisa berkomunikasi satu sama lain, bahkan juga saling memperebutkan mangsa. Mereka bisa bereaksi sama terhadap stimulus yang pernah dialami. Ini artinya mereka mempunyai memori.
Tanaman pemangsa bisa bergerak secepat 1/30 detik menangkap serangga. Bahkan bunga Morus Alba dapat menyergap mangsa dengan kecepatan kilat Mach 0.5. Tanaman lain bisa bergerak melingkar lebih lambat dalam hitungan beberapa jam.
Tanaman juga ‘berburu’ di bawah tanah dengan akarnya. Long Li, ilmuwan dari China Agricultural University (Beijing), meneliti respon akar kacang yang menyemburkan zat kimia asam untuk mengejar dan menangkap cairan fosfor (yang ia perlukan) di dalam tanah. Ketika serangga jenis tertentu memakan atau melubangi daunnya, tanaman tersebut mengeluarkan berbagai jenis zat kimia yang dapat ‘memanggil’ serangga jenis lain yang merupakan musuh serangga pertama. Bukan hanya itu, tanaman di sekitarnya juga ikut ‘berteriak’ dan membuat pertahanan.
Anthony Trewavas dari University of Edinburgh dalam bukunya mengatakan bahwa tanaman punya kemampuan problem solving. Ini berarti bahwa mereka memiliki kecerdasan. Pada bulan Mei 2009, para peneliti plant neurobiology berkumpul untuk kelima kalinya di Florence (Italia) untuk membahas keberadaan otak pada tumbuhan. Consuelo M De Moraes dari Penn State University menemukan bahwa tanaman bisa membedakan dirinya dari tanaman sejenis. Ini mengindikasikan bahwa tanaman mempunyai kepribadian khas yang membedakannya dengan tanaman (sejenis) lain. (by Kalman Aani)