Di awal era pertumbuhan Islam, Dunia Pengetahuan mengalami zaman
keemasan dengan bermunculannya ilmuwan - ilmuwan muslim yang sampai
sekarang penemuannya masih digunakan dan menjadi rujukan sebagai dasar
dari perkembangan pengetahuan modern, tapi mungkin karena kurangnya
publisitas dan banyaknya peristiwa sejarah yang menjadikan nama - nama
mereka kurang dikenal bahkan di kalangan para umat muslim itu sendiri,
berikut 10 ilmuwan muslim yang sangat berjasa bagi dunia pengetahuan
1. IBNU RUSHD (AVERROES)
Abu
Walid Muhammad bin Rusyd lahir di Kordoba (Spanyol) pada tahun 520
Hijriah (1128 Masehi). Ayah dan kakek Ibnu Rusyd adalah hakim-hakim
terkenal pada masanya. Ibnu Rusyd kecil sendiri adalah seorang anak yang
mempunyai banyak minat dan talenta. Dia mendalami banyak ilmu, seperti
kedokteran, hukum, matematika, dan filsafat. Ibnu Rusyd mendalami
filsafat dari Abu Ja'far Harun dan Ibnu Baja.
Ibnu Rusyd adalah seorang jenius yang berasal dari Andalusia dengan
pengetahuan ensiklopedik. Masa hidupnya sebagian besar diberikan untuk
mengabdi sebagai "Kadi" (hakim) dan fisikawan. Di dunia barat, Ibnu
Rusyd dikenal sebagai Averroes dan komentator terbesar atas filsafat
Aristoteles yang mempengaruhi filsafat Kristen di abad pertengahan,
termasuk pemikir semacam St. Thomas Aquinas. Banyak orang mendatangi
Ibnu Rusyd untuk mengkonsultasikan masalah kedokteran dan masalah
hukum.Pemikiran Ibnu Rusyd
Karya-karya Ibnu Rusyd meliputi bidang filsafat, kedokteran dan fikih
dalam bentuk karangan, ulasan, essai dan resume. Hampir semua
karya-karya Ibnu Rusyd diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan Ibrani
(Yahudi) sehingga kemungkinan besar karya-karya aslinya sudah tidak ada.
Filsafat Ibnu Rusyd ada dua, yaitu filsafat Ibnu Rusyd seperti yang
dipahami oleh orang Eropa pada abad pertengahan; dan filsafat Ibnu Rusyd
tentang akidah dan sikap keberagamaannya.
Karya :
·Bidayat Al-Mujtahid (kitab ilmu fiqih)
·Kulliyaat fi At-Tib (buku kedokteran)
·Fasl Al-Maqal fi Ma Bain Al-Hikmat Wa Asy-Syari’at (filsafat dalam
Islam dan menolak segala paham yang bertentangan dengan filsafat)
2. IBNU SINA / Avicenna
Ibnu Sina (980-1037) dikenal juga sebagai Avicenna di Dunia Barat adalah
seorang filsuf, ilmuwan, dan juga dokter kelahiran Persia (sekarang
sudah menjadi bagian Uzbekistan). Beliau juga seorang penulis yang
produktif dimana sebagian besar karyanya adalah tentang filosofi dan
pengobatan. Bagi banyak orang, beliau adalah “Bapak Pengobatan Modern”
dan masih banyak lagi sebutan baginya yang kebanyakan bersangkutan
dengan karya-karyanya di bidang kedokteran. Karyanya yang sangat
terkenal adalah Qanun fi Thib yang merupakan rujukan di bidang
kedokteran selama berabad-abad.
Karya Ibnu Sina, fisikawan terbesar Persia abad pertengahan , memainkan peranan penting pada Pembangunan kembali Eropa.
Dia adalah pengarang dari 450 buku pada beberapa pokok bahasan besar.
Banyak diantaranya memusatkan pada filosofi dan kedokteran. Dia dianggap
oleh banyak orang sebagai “bapak kedokteran modern.” George Sarton
menyebut Ibnu Sina “ilmuwan paling terkenal dari Islam dan salah satu
yang paling terkenal pada semua bidang, tempat, dan waktu.” pekerjaannya
yang paling terkenal adalah The Book of Healing dan The Canon of
Medicine, dikenal juga sebagai sebagai Qanun (judul lengkap: Al-Qanun fi
At Tibb).
Kehidupannya dikenal lewat sumber - sumber berkuasa. Suatu autobiografi
membahas tiga puluh tahun pertama kehidupannya, dan sisanya
didokumentasikan oleh muridnya al-Juzajani, yang juga sekretarisnya dan
temannya.
Ibnu Sina lahir pada tahun 370 (H) / 980 (M) di rumah ibunya Afshana,
sebuah kota kecil sekarang wilayah Uzbekistan (bagian dari Persia).
Ayahnya, seorang sarjana terhormat Ismaili, berasal dari Balkh Khorasan,
dan pada saat kelahiran putranya dia adalah gubernur suatu daerah di
salah satu pemukiman Nuh ibn Mansur, sekarang wilayah Afghanistan (dan
juga Persia). Dia menginginkan putranya dididik dengan baik di Bukhara.
Meskipun secara tradisional dipengaruhi oleh cabang Islam Ismaili,
pemikiran Ibnu Sina independen dengan memiliki kepintaran dan ingatan
luar biasa, yang mengizinkannya menyusul para gurunya pada usia 14
tahun.
Ibn Sina dididik dibawah tanggung jawab seorang guru, dan kepandaiannya
segera membuatnya menjadi kekaguman diantara para tetangganya; dia
menampilkan suatu pengecualian sikap intellectual dan seorang anak yang
luar biasa kepandaiannya / Child prodigy yang telah menghafal Al-Quran
pada usia 5 tahun dan juga seorang ahli puisi Persia. Dari seorang
pedagan sayur dia mempelajari aritmatika, dan dia memulai untuk belajar
yang lain dari seorang sarjana yang memperoleh suatu mata pencaharian
dari merawat orang sakit dan mengajar anak muda.
Meskipun bermasalah besar pada masalah - masalah metafisika dan pada
beberapa tulisan Aristoteles. Sehingga, untuk satu setengah tahun
berikutnya, dia juga mempelajari filosofi, dimana dia menghadapi banyak
rintangan. pada beberapa penyelidikan yang membingungkan, dia akan
meninggalkan buku - bukunya, mengambil air wudhu, lalu pergi ke masjid,
dan terus sholat sampai hidayah menyelesaikan kesulitan - kesulitannya.
Pada larut malam dia akan melanjutkan kegiatan belajarnya, menstimulasi
perasaannya dengan kadangkala segelas susu kambing, dan meskipun dalam
mimpinya masalah akan mengikutinya dan memberikan solusinya. Empat puluh
kali, dikatakan, dia membaca Metaphysics dari Aristoteles, sampai kata -
katanya tertulis dalam ingatannya; tetapi artinya tak dikenal, sampai
suatu hari mereka menemukan pencerahan, dari uraian singkat oleh Farabi,
yang dibelinya di suatu bookstall seharga tiga dirham. Yang sangat
mengagumkan adalah kesenangannya pada penemuan, yang dibuat dengan
bantuan yang dia harapkan hanya misteri, yang mempercepat untuk
berterima kasih kepada Allah SWT, dan memberikan sedekah atas orang
miskin.
Dia mempelajari kedokteran pada usia 16, dan tidak hanya belajar teori
kedokteran, tetapi melalui pelayanan pada orang sakit, melalui
perhitungannya sendiri, menemukan metode - metode baru dari perawatan.
Anak muda ini memperoleh predikat sebagai seorang fisikawan pada usia 18
tahun dan menemukan bahwa “Kedokteran tidaklah ilmu yang sulit ataupun
menjengkelkan, seperti matematika dan metafisika, sehingga saya cepat
memperoleh kemajuan; saya menjadi dokter yang sangat baik dan mulai
merawat para pasien, menggunakan obat - obat yang sesuai.” Kemasyuran
sang fisikawan muda menyebar dengan cepat, dan dia merawat banyak pasien
tanpa meminta bayaran.
3. AL-BIRUNI
Merupakan matematikawan Persia, astronom, fisikawan, sarjana, penulis
ensiklopedia, filsuf, pengembara, sejarawan, ahli farmasi dan guru, yang
banyak menyumbang kepada bidang matematika, filsafat, obat-obatan.Abu
Raihan Al-Biruni dilahirkan di Khawarazm di Asia Tengah yang pada masa
itu terletak dalam kekaisaran Persia. Dia belajar matematika dan
pengkajian bintang dari Abu Nashr Mansur.Abu Raihan Al-Biruni merupakan
teman filsuf dan ahli obat-obatan Abu Ali Al-Hussain Ibn Abdallah Ibn
Sina/Ibnu Sina, sejarawan, filsuf, dan pakar etik Ibnu Miskawaih, di
universitas dan pusat sains yang didirikan oleh putera Abu Al Abbas
Ma'mun Khawarazmshah. Abu Raihan Al-Biruni juga mengembara ke India
dengan Mahmud dari Ghazni dan menemani beliau dalam ketenteraannya di
sana, mempelajari bahasa, falsafah dan agama mereka dan menulis buku
mengenainya. Dia juga mengetahui bahasa Yunani, bahasa Suriah, dan
bahasa Berber. Dia menulis bukunya dalam bahasa Persia (bahasa ibunya)
dan bahasa Arab.Sebahagian karyanya ialah:· Ketika berusia 17 tahun, dia
meneliti garis lintang bagi Kath, Khwarazm, dengan menggunakan altitude
maksima matahari. · Ketika berusia 22, dia menulis beberapa hasil kerja
ringkas, termasuk kajian proyeksi peta, "Kartografi", yang termasuk
metodologi untuk membuat proyeksi belahan bumi pada bidang datar. ·
Ketika berusia 27, dia telah menulis buku berjudul "Kronologi" yang
merujuk kepada hasil kerja lain yang dihasilkan oleh beliau (sekarang
tiada lagi) termasuk sebuah buku tentang astrolab, sebuah buku tentang
sistem desimal, 4 buku tentang pengkajian bintang, dan 2 buku tentang
sejarah. ·
Beliau membuat penelitian radius Bumi kepada 6.339,6 kilometer (hasil ini diulang di Barat pada abad ke 16)
Hasil karya Al-Biruni melebihi 120 buah buku.
Sumbangannya kepada matematika termasuk:
- aritmatika teoritis and praktis
- penjumlahan seri
- analisis kombinatorial
- kaidah angka 3
- bilangan irasional
- teori perbandingan
- definisi aljabar
- metode pemecahan penjumlahan aljabar
- geometri
- teorema Archimedes
- sudut segitiga
4. Al-Khawarizmi
Nama
Asli dari al-Khawarizmi ialah Muhammad Ibn Musa al-khawarizmi. Selain
itu beliau dikenali sebagai Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad bin Yusoff.
Al-Khawarizmi dikenal di Barat sebagai al-Khawarizmi, al-Cowarizmi,
al-Ahawizmi, al-Karismi, al-Goritmi, al-Gorismi dan beberapa cara ejaan
lagi. Beliau dilahirkan di Bukhara.Tahun 780-850M adalah zaman
kegemilangan al-Khawarizmi. al-Khawarizmi telah wafat antara tahun 220
dan 230M. Ada yang mengatakan al-Khawarizmi hidup sekitar awal
pertengahan abad ke-9M. Sumber lain menegaskan beliau hidup di
Khawarism, Usbekistan pada tahun 194H/780M dan meninggal tahun 266H/850M
di Baghdad.
Dalam pendidikan telah dibuktikan bahawa al-Khawarizmi adalah seorang
tokoh Islam yang berpengetahuan luas. Pengetahuan dan keahliannya bukan
hanya dalam bidang syariat tapi di dalam bidang falsafah, logika,
aritmatika, geometri, musik, ilmu hitung, sejarah Islam dan kimia.
Al-Khawarizmi sebagai guru aljabar di Eropa
Beliau telah menciptakan pemakaian Secans dan Tangen dalam penyelidikan
trigonometri dan astronomi. Dalam usia muda beliau bekerja di bawah
pemerintahan Khalifah al-Ma’mun, bekerja di Bayt al-Hikmah di Baghdad.
Beliau bekerja dalam sebuah observatory yaitu tempat belajar matematika
dan astronomi. Al-Khawarizmi juga dipercaya untuk memimpin perpustakaan
khalifah. Beliau pernah memperkenalkan angka-angka India dan cara-cara
perhitungan India pada dunia Islam. Beliau juga merupakan seorang
penulis Ensiklopedia dalam berbagai disiplin. Al-Khawarizmi adalah
seorang tokoh yang pertama kali memperkenalkan aljabar dan hisab. Banyak
lagi ilmu pengetahuan yang beliau pelajari dalam bidang matematika dan
menghasilkan konsep-konsep matematika yang begitu populer yang masih
digunakan sampai sekarang.
PERANAN DAN SUMBANGAN AL-KHAWARIZMI
Sumbangsihnya dalam bentuk hasil karya diantaranya ialah :
- Al-Jabr wa’l Muqabalah : beliau telah mencipta pemakaian secans dan tangens dalam penyelidikan trigonometri dan astronomi.
- Hisab al-Jabr wa al-Muqabalah : Beliau telah mengajukan
contoh-contoh persoalan matematika dan mengemukakan 800 buah masalah
yang sebagian besar merupakan persoalan yang dikemukakan oleh Neo.
Babylian dalam bentuk dugaan yang telah dibuktikan kebenarannya oleh
al-Khawarizmi.
- Sistem Nomor : Beliau telah memperkenalkan konsep sifat dan ia
penting dalam sistem Nomor pada zaman sekarang. Karyanya yang satu ini
memuat Cos, Sin dan Tan dalam penyelesaian persamaan trigonometri ,
teorema segitiga sama kaki dan perhitungan luas segitiga, segi empat dan
lingkaran dalam geometri.
Banyak lagi konsep dalam matematika yang telah diperkenalkan
al-khawarizmi . Bidang astronomi juga membuat al-Khawarizmi terkenal.
Astronomi dapat diartikan sebagai ilmu falaq [pengetahuan tentang
bintang-bintang yang melibatkan kajian tentang kedudukan, pergerakan,
dan pemikiran serta tafsiran yang berkaitan dengan bintang].
Pribadi al-Khawarizmi
Kepribadian al-Khawarizmi telah diakui oleh orang Islam maupun dunia
Barat. Ini dapat dibuktikan bahawa G.Sarton mengatakan
bahwa“pencapaian-pencapaian yang tertinggi telah diperoleh oleh
orang-orang Timur….” Dalam hal ini Al-Khawarizmi. Tokoh lain, Wiedmann
berkata…." al-Khawarizmi mempunyai kepribadian yang teguh dan seorang
yang mengabdikan hidupnya untuk dunia sains".
Beberapa cabang ilmu dalam Matematika yang diperkenalkan oleh
al-Khawarizmi seperti: geometri, aljabar, aritmatika dan lain-lain.
Geometri merupakan cabang kedua dalam matematika. Isi kandungan yang
diperbincangkan dalam cabang kedua ini ialah asal-usul geometri dan
rujukan utamanya ialah Kitab al-Ustugusat[The Elements] hasil karya
Euklid : geometri dari segi bahasa berasal daripada perkataan yunani
iaitu ‘geo’ yang berarti bumi dan ‘metri’ berarti pengukuran. Dari segi
ilmu, geometri adalah ilmu yang mengkaji hal yang berhubungan dengan
magnitud dan sifat-sifat ruang. Geometri ini dipelajari sejak zaman
firaun [2000SM]. Kemudian Thales Miletus memperkenalkan geometri Mesir
kepada Yunani sebagai satu sains dalam kurun abad ke 6 SM. Seterusnya
sarjana Islam telah menyempurnakan kaidah pendidikan sains ini terutama
pada abad ke9M.
Algebra/aljabar merupakan nadi matematika. Karya Al-Khawarizmi telah
diterjemahkan oleh Gerhard of Gremano dan Robert of Chaster ke dalam
bahasa Eropa pada abad ke-12. sebelum munculnya karya yang berjudul
‘Hisab al-Jibra wa al Muqabalah yang ditulis oleh al-Khawarizmi pada
tahun 820M. Sebelum ini tak ada istilah aljabar.
5. Jabir Ibnu Hayyan / Ibnu Geber
Lahir
di kota peradaban Islam klasik, Kuffah (Irak), ilmuwan Muslim ini lebih
dikenal dengan nama Ibnu Hayyan. Sementara di Barat ia dikenal dengan
nama Ibnu Geber. Ayahnya, seorang penjual obat, meninggal sebagai
'syuhada' demi penyebaran ajaran Syi'ah. Jabir kecil menerima
pendidikannya dari raja bani Umayyah, Khalid Ibnu Yazid Ibnu Muawiyah,
dan imam terkenal, Jakfar Sadiq. Ia juga pernah berguru pada Barmaki
Vizier pada masa kekhalifahan Abbasiyah pimpinan Harun Al Rasyid.
Ditemukannya kimia oleh Jabir ini membuktikan, bahwa ulama di masa lalu
tidak melulu lihai dalam ilmu-ilmu agama, tapi sekaligus juga menguasai
ilmu-ilmu umum. "Sesudah ilmu kedokteran, astronomi, dan matematika,
bangsa Arab memberikan sumbangannya yang terbesar di bidang kimia,"
tulis sejarawan Barat, Philip K Hitti, dalam History of The Arabs.
Berkat penemuannya ini pula, Jabir dijuluki sebagai Bapak Kimia Modern.
Dalam karirnya, ia pernah bekerja di laboratorium dekat Bawwabah di
Damaskus. Pada masamasa inilah, ia banyak mendapatkan pengalaman dan
pengetahuan baru di sekitar kimia. Berbekal pengalaman dan
pengetahuannya itu, sempat beberapa kali ia mengadakan penelitian soal
kimia. Namun, penyelidikan secara serius baru ia lakukan setelah umurnya
menginjak dewasa.
Dalam penelitiannya itu, Jabir mendasari eksperimennya secara
kuantitatif dan instrumen yang dibuatnya sendiri, menggunakan bahan
berasal dari logam, tumbuhan, dan hewani. Jabir mempunyai kebiasaan yang
cukup konstruktif mengakhiri uraiannya pada setiap eksperimen. Antara
lain dengan penjelasan : “Saya pertamakali mengetahuinya dengan melalui
tangan dan otak saya dan saya menelitinya hingga sebenar mungkin dan
saya mencari kesalahan yang mungkin masih terpendam “.
Dari Damaskus ia kembali ke kota kelahirannya, Kuffah. Setelah 200 tahun
kewafatannya, ketika penggalian tanah dilakukan untuk pembuatan jalan,
laboratoriumnya yang telah punah, ditemukan. Di dalamnya didapati
peralatan kimianya yang hingga kini masih mempesona, dan sebatang emas
yang cukup berat.
Teori Jabir
Pada perkembangan berikutnya, Jabir Ibnu Hayyan membuat instrumen
pemotong, peleburan dan pengkristalan. Ia menyempurnakan proses dasar
sublimasi, penguapan, pencairan, kristalisasi, pembuatan kapur,
penyulingan, pencelupan, pemurnian, sematan (fixation), amalgamasi, dan
oksidasi-reduksi.
Semua ini telah ia siapkan tekniknya, praktis hampir semua 'technique'
kimia modern. Ia membedakan antara penyulingan langsung yang memakai
bejana basah dan tak langsung yang memakai bejana kering. Dialah yang
pertama mengklaim bahwa air hanya dapat dimurnikan melalui proses
penyulingan.
Khusus menyangkut fungsi dua ilmu dasar kimia, yakni kalsinasi dan
reduksi, Jabir menjelaskan, bahwa untuk mengembangkan kedua dasar ilmu
itu, pertama yang harus dilakukan adalah mendata kembali dengan
metoda-metoda yang lebih sempurna, yakni metoda penguapan, sublimasi,
destilasi, penglarutan, dan penghabluran.
Setelah itu, papar Jabir, memodifikasi dan mengoreksi teori Aristoteles
mengenai dasar logam, yang tetap tidak berubah sejak awal abad ke 18 M.
Dalam setiap karyanya, Jabir melaluinya dengan terlebih dahulu melakukan
riset dan eksperimen. Metode inilah yang mengantarkannya menjadi
ilmuwan besar Islam yang mewarnai renaissance dunia Barat.
Namun demikian, Jabir tetap saja seorang yang tawadlu' dan
berkepribadian mengagumkan. "Dalam mempelajari kimia dan ilmu fisika
lainnya, Jabir memperkenalkan eksperimen objektif, suatu keinginan
memperbaiki ketidakjelasan spekulasi Yunani. Akurat dalam pengamatan
gejala, dan tekun mengumpulkan fakta. Berkat dirinya, bangsa Arab tidak
mengalami kesulitan dalam menyusun hipotesa yang wajar," tulis Robert
Briffault.
Menurut Briffault, kimia, proses pertama penguraian logam yang dilakukan
oleh para metalurg dan ahli permata Mesir, mengkombinasikan logam
dengan berbagai campuran dan mewarnainya, sehingga mirip dengan proses
pembuatan emas. Proses demikian, yang tadinya sangat dirahasiakan, dan
menjadi monopoli perguruan tinggi, dan oleh para pendeta disamarkan ke
dalam formula mistik biasa, di tangan Jabir bin Hayyan menjadi terbuka
dan disebarluaskan melalui penyelidikan, dan diorganisasikan dengan
bersemangat.
Terobosan Jabir lainnya dalam bidang kimia adalah preparasi asam
sendawa, hidroklorik, asam sitrat dan asam tartar. Penekanan Jabir di
bidang eksperimen sistematis ini dikenal tak ada duanya di dunia. Inilah
sebabnya, mengapa Jabir diberi kehormatan sebagai 'Bapak Ilmu Kimia
Modern' oleh sejawatnya di seluruh dunia. Dalam tulisan Max Mayerhaff,
bahkan disebutkan, jika ingin mencari akar pengembangan ilmu kimia di
daratan Eropa, maka carilah langsung ke karyakarya Jabir Ibnu Hayyan.
Puaskah Jabir? Tidak! Ia terus mengembangkan keilmuannya sampai batas
tak tertentu. Dalam hal teori keseimbangan misalnya, diakui para ilmuwan
modern sebagai terobosan baru dalam prinsip dan praktik alkemi dari
masa sebelumnya. Sangat spekulatif, di mana Jabir berusaha mengkaji
keseimbangan kimiawi yang ada di dalam suatu interaksi zat-zat
berdasarkan sistem numerologi (studi mengenai arti klenik dari sesuatu
dan pengaruhnya atas hidup manusia) yang diterapkannya dalam kaitan
dengan alfabet 28 huruf Arab untuk memperkirakan proporsi alamiah dari
produk sebagai hasil dari reaktan yang bereaksi. Sistem ini niscaya
memiliki arti esoterik, karena kemudian telah menjadi pendahulu
penulisan jalannya reaksi kimia.
Jelas dengan ditemukannya proses pembuatan asam anorganik oleh Jabir
telah memberikan arti penting dalam sejarah kimia. Di antaranya adalah
hasil penyulingan tawas, amonia khlorida, potasium nitrat dan asam
sulferik. Pelbagai jenis asam diproduksi pada kurun waktu eksperimen
kimia yang merupakan bahan material berharga untuk beberapa proses
industrial. Penguraian beberapa asam terdapat di dalam salah satu
manuskripnya berjudul Sandaqal-Hikmah (Rongga Dada Kearifan) .
Seluruh karya Jabir Ibnu Hayyan lebih dari 500 studi kimia, tetapi hanya
beberapa yang sampai pada zaman Renaissance. Korpus studi kimia Jabir
mencakup penguraian metode dan peralatan dari pelbagai pengoperasian
kimiawi dan fisikawi yang diketahui pada zamannya. Di antara bukunya
yang terkenal adalah Al Hikmah Al Falsafiyah yang diterjemahkan ke dalam
bahasa Latin berjudul SummaPerfecdonis.
Suatu pernyataan dari buku ini mengenai reaksi kimia adalah: "Air raksa
(merkuri) dan belerang (sulfur) bersatu membentuk satu produk tunggal,
tetapi adalah salah menganggap bahwa produk ini sama sekali baru dan
merkuri serta sulfur berubah keseluruhannya secara lengkap. Yang benar
adalah bahwa, keduanya mempertahankan karakteristik alaminya, dan segala
yang terjadi adalah sebagian dari kedua bahan itu berinteraksi dan
bercampur, sedemikian rupa sehingga tidak mungkin membedakannya secara
seksama. Jika dihendaki memisahkan bagianbagian terkecil dari dua
kategori itu oleh instrumen khusus, maka akan tampak bahwa tiap elemen
(unsur) mempertahankan karakteristik teoretisnya. Hasilnya adalah suatu
kombinasi kimiawi antara unsur yang terdapat dalam keadaan keterkaitan
permanen tanpa perubahan karakteristik dari masing-masing unsur."
Ide-ide eksperimen Jabir itu sekarang lebih dikenal/dipakai sebagai
dasar untuk mengklasifikasikan unsur-unsur kimia, utamanya pada bahan
metal, nonmetal dan penguraian zat kimia. Dalam bidang ini, ia
merumuskan tiga tipe berbeda dari zat kimia berdasarkan unsur-unsurnya:
Air (spirits), yakni yang mempengaruhi penguapan pada proses pemanasan,
seperti pada bahan camphor, arsenik dan amonium klorida, Metal, seperti
pada emas, perak, timah, tembaga, besi, dan Bahan campuran, yang dapat
dikonversi menjadi semacam bubuk.
Sampai abad pertengahan risalah-risalah Jabir di bidang ilmu kimia
--termasuk kitabnya yang masyhur, yakni Kitab Al-Kimya dan Kitab Al
Sab'een, telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin. Terjemahan Kitab Al
Kimya bahkan telah diterbitkan oleh ilmuwan Inggris, Robert Chester pada
1444, dengan judul The Book of the Composition of Alchemy. Sementara
buku kedua Kitab Al Sab'een, diterjemahkan oleh Gerard Cremona.
Berikutnya di tahun 1678, ilmuwan Inggris lainnya, Richard Russel,
mengalihbahasakan karya Jabir yang lain dengan judul Summa of
Perfection. Berbeda dengan pengarang sebelumnya, Richard-lah yang
pertama kali menyebut Jabir dengan sebutan Geber, dan memuji Jabir
sebagai seorang pangeran Arab dan filsuf. Buku ini kemudian menjadi
sangat populer di Eropa selama beberapa abad lamanya. Dan telah pula
memberi pengaruh pada evolusi ilmu kimia modern.
Karya lainnya yang telah diterbitkan adalah; Kitab al Rahmah, Kitab al
Tajmi, Al Zilaq al Sharqi, Book of The Kingdom, Book of Eastern Mercury,
dan Book of Balance (ketiga buku terakhir diterjemahkan oleh
Berthelot). "Di dalamnya kita menemukan pandangan yang sangat mendalam
mengenai metode riset kimia," tulis George Sarton. Dengan prestasinya
itu, dunia ilmu pengetahuan modern pantas 'berterima kasih' padanya.
6. Ibnu Ismail Al Jazari
Ilmuwan Muslim Penemu Konsep Robotika Modern:
Al Jazari mengembangkan prinsip hidrolik untuk menggerakkan mesin yang kemudian hari dikenal sebagai mesin robot.
”Tak mungkin mengabaikan hasil karya Al-Jazari yang begitu penting.
Dalam bukunya, ia begitu detail memaparkan instruksi untuk mendesain,
merakit, dan membuat sebuah mesin” (Donald Hill).
Kalimat di atas merupakan komentar Donald Hill, seorang ahli teknik asal
Inggris yang tertarik dengan sejarah teknologi, atas buku karya ahli
teknik Muslim yang ternama, Al-Jazari. Al Jazari merupakan seorang tokoh
besar di bidang mekanik dan industri. Lahir dai Al Jazira, yang
terletak diantara sisi utara Irak dan timur laut Syiria, tepatnya antara
Sungai tigris dan Efrat.Al-Jazari merupakan ahli teknik yang luar biasa
pada masanya. Nama lengkapnya adalah Badi Al-Zaman Abullezz Ibn Alrazz
Al-Jazari. Dia tinggal di Diyar Bakir, Turki, selama abad kedua belas.
Ibnu Ismail Ibnu Al-Razzaz al-Jazari mendapat julukan sebagai Bapak
Modern Engineering berkat temuan-temuannya yang banyak mempengaruhi
rancangan mesin-mesin modern saat ini, diantaranya combustion engine,
crankshaft, suction pump, programmable automation, dan banyak lagi.
Ia dipanggil Al-Jazari karena lahir di Al-Jazira, sebuah wilayah yang terletak di antara Tigris dan Efrat, Irak