1 bulan dalam Perhitungan Qomariyah (Hijriyah) adalah 29 hari atau 30 hari...
Jumlah
hari ini disebabkan periode bulan (dari bulan baru ke bulan baru
berikutnya / periode sinodik) mengeliling bumi tidak pas 29 atau 30
hari... tetapi 29,53 hari (29 hari 12 jam 44 menit 2,8 detik)...
Bulan-bulan
di Penanggalan Hijriyah berbeda dengan Penanggalan Miladiyah
(Masehi)... Bila dalam Kalender Masehi, bulan-bulan itu sudah tentu
harinya (kecuali Februari yang 4 tahun sekali berjumlah 29 hari dari
biasanya 28 hari)...
Bulan di Kalender Hijriyah tidak demikian...
Bulan yang pada tahun sekarang berjumlah 29 hari bisa jadi 30 hari untuk
tahun berikutnya, begitu juga bulan yang berjumlah 30 hari bisa jadi 29
hari pada tahun berikutnya... Tergantung dari posisi Hilal pada bulan
tersebut...
Contoh Perubahan Bentuk Cahaya Bulan :
Bulan-bulan Hiriyah :
1. Muharram | Muharram / Sura (Sunda) |
2. Shafar | Sapar (Sunda) |
3. Rabi'ul Awwal | Mulud, bhs Sunda |
4. Rabi'ul Akhir | Silih Mulud (Sunda) |
5. Jumadil Awal / Jumadal Ula | Jumadil Awal (Sunda) |
6. Jumadil Akhir / Jumadats Tsaniyah | Jumadil Ahir (Sunda) |
7. Rajab | Rajab (Sunda) |
8. Sya'ban | Ruwah (Sunda) |
9. Ramadhan | Puasa (Sunda) |
10. Syawwal | Sawal (Sunda) |
11. Dzulqo'dah | Hapit (Sunda) |
12. Dzulhijjah | Rayagung (Sunda) |
4 Bulan Haram :
- Dzulqo’dah (11)
- Dzulhijjah (12)
- Muharram (1)
- Rajab (7)
Penyatuan Kalender Hijriyah InternasionalPenyatuan
Kalender Hijriyah Internasional membutuhkan Garis Batas Penanggalan
Internasional yang membagi bumi menjadi Bujur Barat dan Bujur Timur,
seperti hal nya Kalender Masehi...
Dalam Kalender Masehi, patokan 0 derajat Bujur adalah Greenwich (Inggris) dan Garis Batas Internasional nya di Lautan Pasifik...
Batas Penanggalan Internasional :
Batas
Penanggalan Internasional Islam... andaikata kemudian Mekah dijadikan 0
derajat Bujur Timur dan Barat maka Batas Tanggal Islam Internasional
adalah di Perbatasan Alaska - Kanada...
Hanya konsekuensi nya
daerah Hawaii dan Alaska harus berubah hari nya... kalo sebelum dirubah 0
derajat, hari yang sedang berjalan adalah hari Sabtu,misalnya... maka
setelah Mekah dijadikan 0 derajat, hari nya berubah menjadi Ahad...
Pergantian Tanggal Islam :
Konsekuensi dari Penggunaan Penanggalan Islam Internasional ini adalah :
Bagian
bumi paling timur yang masih sama hari dan tanggalnya dengan Mekah
adalah Hawaii (misalkan Mekah hari Ahad tanggal 1, maka Hawaii pun Ahad
tanggal 1)...
itu artinya biarpun di Hawaii pada saat Magrib
(terbenam matahari) di hari itu Posisi Hilal masih di bawah ufuk...
Namun bila beberapa jam kemudian di Mekah pada hari itu pada Magribnya
Hilal (dihitung dengan Hisab, jauh-jauh hari sebelumnya) sudah di atas
ufuk (artinya Hari Ahad sudah tanggal 1)... maka Hawaii mengikuti
Mekah...
Jadi Hawaii bukan Ahad tanggal 30 Dzulqo'dah, tetapi Ahad 1 Dzulhijjah...
Bagaimana
kalau Hilal pertama kali muncul di wilayah sebelah barat Mekah,
misalkan di London (di Mekah waktu Magrib posisi Hilal masih di bawah
ufuk tetapi beberapa jam kemudian di London posisi Hilal telah di atas
ufuk) ?...
Jawaban nya adalah.....................
Hisab Global !...
Itu
artinya biar pun di Mekah pada hari yang sama (misalkan Ahad... ingat !
pergantian hari pada Penanggalan Hijriyah adalah pada waktu magrib)
posisi Hilal pada waktu Magrib masih di bawah ufuk... Tapi bila beberapa
jam kemudian ada wilayah di sebelah barat Mekah pada waktu magrib nya
posisi Hilal sudah di atas ufuk... Maka Mekah telah masuk Tanggal 1...
Hisab Hakiki Wujudul HilalHisab
yang paling mudah kriterianya dalam penetapan Tanggal Baru Hijriyah,
namun insyaAlloh justru yang paling objektif, bisa dipertanggungjawabkan
dan paling mudah pengaplikasian nya adalah Hisab Hakiki Wujudul
Hilal...
Dalam Hisab Hakiki Wujudul Hilal... kriteria penetapan bulan baru adalah :
(1) telah terjadi ijtima (konjungsi)... Bulan di langit untuk telah genap memutari Bumi satu putaran (1 periode sinodik)
(2) ijtima (konjungsi) terjadi sebelum matahari terbenam
(3)
pada saat matahari terbenam, Bulan (piringan atasnya) di atas ufuk...
Bulan positif di atas ufuk, dengan kata lain Hilal Telah Wujud.
Apabila salah satu dari kriteria tersebut tidak dipenuhi, maka bulan berjalan digenapkan 30 hari.
Kriteria Hisab Hakiki Wujudul Hilal ini tidak berdasarkan konsep penampakan.
Kriteria
ini adalah kriteria memasuki bulan baru tanpa dikaitkan dengan
terlihatnya hilal, melainkan berdasarkan hisab terhadap posisi geometris
benda langit tertentu.
Kriteria ini menetapkan masuknya bulan baru
dengan terpenuhinya parameter astronomis tertentu, yaitu tiga parameter
yang disebutkan tadi.
Mengapa menggunakan Hisab Hakiki Wujudul Hilal... tidak dengan Hisab Imkan Rukyat ?...
Para
ahli astronomi sendiri tidak sepakat dalam menentukan berapa ketinggian
Bulan di atas ufuk untuk dapat dilihat... dan ketiadaan kriteria yang
pasti ini merupakan kelemahan kriteria bulan baru berdasarkan imkan
rukyat. Kriteria Hisab Imkan Rukyat menuntut keberadaan Bulan (Hilal)
harus pada posisi yang bisa dirukyat... menimbulkan kesukaran untuk
menentukan apa parameternya untuk dapat dirukyat... Sehingga terdapat
banyak sekali pendapat mengenai ini... Jangan lupa, Terhalang Awan pun
adalah bisa merupakan salah satu parameter...
Tidak ada sudut
derajat yang baku yang bisa dijadikan standar penampakan hilal... Sudut
derajat pada suatu tempat pemantauan yang sama akan didapat berbeda
dengan berubahnya kondisi yang ada... contohnya Jarak bulan dan matahari
dari bumi yang selalu berubah-ubah akan mengakibatkan berubahnya pula
kemampuan mata untuk melihat Hilal pada saat matahari terbenam yang
diakibatkan faktor kesilauan...
Semakin dekat jarak matahari,
harus semakin tinggi pula derajat Hilal agar mampu diindera... sehingga
tidak aneh kalo ada suatu kondisi tanpa awan setelah dihitung dengan
berbagai parameter yang ada ternyata diperkirakan hilal hanya mampu
dilihat pada sudut 10,5 derajat...
"...Berdasarkan
statistik kesaksian hilal di berbagai negara, M. Ilyas dari
International Islamic Calendar Program (IICP) telah mempubliksikan
temuannya di jurnal astronomi bahwa ketinggian minimal hilal dapat
dirukyat adalah 4 derajat. Itu pun bila jarak bulan-matahari cukup jauh.
Bila jaraknya dekat, perlu ketinggian 10,5 derajat..."Dari sini terlihat jelas bahwa Hisab Hakiki Wujudul Hilal lebih memberikan kepastian dibandingkan dengan Hisab Imkan Rukyat.
Mengapa Penyatuan Penanggalan ini menggunakan Hisab Global, tidak dengan Rukyat Global ?...
Resiko
dari Penetapan Bulan Baru melalui Rukyat adalah Besarnya kemungkinan
kekurangtepatan yang diakibatkan oleh banyak faktor, yaitu :
(1) faktor geometris (posisi Bulan, Matahari dan Bumi),
(2) faktor atmosferik, yaitu keadaan cuaca dan atmosfir,
(3) faktor fisiologis, yaitu kemampuan mata manusia untuk menangkap pantulan sinar dari permukaan bulan,
(4)
faktor psikologis, yaitu keinginan kuat untuk dapat melihat hilal
sering mendorong terjadinya halusinasi sehingga sering terjadi klaim
bahwa hilal telah terlihat padahal menurut kriteria ilmiah, bahkan
dengan teropong canggih, hilal masih mustahil terlihat