Menurut kantor berita Associated Press, situasi itu juga dirasakan para calon penumpang di sejumlah bandara lain di Eropa. Kalangan pengamat yakin, serangan salju kali ini merupakan yang terburuk dalam seratus tahun terakhir di Eropa.
Tiada yang bisa dilakukan para calon penumpang selain menunggu dan terus menunggu. Banyak yang terpaksa mendirikan kemah darurat dan tidur di lantai ruang tunggu bandara. Liburan Natal dan akhir tahun kali ini terancam batal.
Biasanya, Heathrow melayani ratusan jadwal penerbangan sehingga membuatnya menjadi bandara tersibuk se-Eropa. Namun sejak serangan salju akhir pekan lalu, hanya tiga pesawat yang diperbolehkan lepas landas di bandara itu dalam sehari. Salju tebal yang menutupi landasan membuat penerbangan dan pendaratan ke Heathrow menjadi mustahil.
Pesawat-pesawat yang parkir di hanggar juga mengalami kebekuan. Para teknisi mengeluhkan sulitnya untuk mencarikan es pada mesin pesawat. Begitu mesin berhasil di hangatkan, tidak berapa lama akan beku kembali.
Para penumpang di terminal 5 bandara Heathrow mengaku jengah menunggu lama tanpa kepastian maupun informasi apapun dari pihak bandara. Karena banyaknya penumpang yang terlantar, membuat terminal tersebut penuh sesak serta dipenuhi dengan sampah.
“Situasinya sangat mengerikan. Kami sangat marah, orang-orang menjadi kasar, kejam, mereka tidur di lantai, bahkan bayi juga tidur di lantai. Tidak ada informasi, tidak ada bantuan, tidak punya uang untuk menginap di hotel,” ujar remaja asal Moscow, Sophiya Bolkova, yang telah tinggal di bandara selama tiga hari.
Suzie Devo, 20, telah tinggal selama dua hari di bandara hanya ingin merayakan natal di kampung halamannya di Washington DC, Amerika Serikat. “Saya hanya ingin pulang. Saya ingin bertemu keluarga saya. Namun saya tertahan di kekacauan ini,” ujar mahasiswa Universitas Bristol ini.
Becky Dobbs, 27, guru asal Toronto, Kanada, yang bekerja di London telah tidur di lantai bandara sejak Sabtu kemarin. Seharusnya, dia sudah berada di pantai Wasaga untuk merayakan natal bersama keluarganya. Teman satu negaranya, Kerry Foley, 24, juga mengalami nasib yang sama, dia terpaksa tinggal di bandara sejak Minggu lalu.
“Yang saya inginkan untuk natal hanyalah memeluk ibu saya,” ujar Dobbs.
Steve Baltzois, 35, telah berada di Heathrow sejak Jumat lalu setelah penerbangannya ke Sydney dibatalkan. Baltzois mempunyai multiple stop kontak yang dia gunakan untuk mengisi baterai handphone dan laptop. Kini, para penumpang bandara sering menumpang untuk mengisi peralatan elektronik mereka. Baltzois mengatakan bahwa ini adalah bentuk kedermawanan natalnya.
“Saat ini saya mengakomodir enam stop kontak,” ujar Balzois.
Sementara itu, ribuan penumpang lainnya terpaksa menunggu berjam-jam di udara dingin karena tidak bisa masuk ke dalam bandara. Polisi sibuk menenangkan massa yang marah dan tidak sabar.
Badan prakiraan cuaca Inggris menilai cuaca dingin saat ini adalah yang terparah dalam seratus tahun terakhir. Para ahli memperkirakan bahwa cuaca ekstrim ini mungkin berkaitan dengan perubahan iklim yang disebabkan oleh pemanasan global. Dengan iklim yang hangat membuat udara lebih lembab yang dapat memicu badai salju lebih parah.
Cuaca buruk diperkirakan masih akan terus berlanjut selama beberapa hari dengan intensitas hujan salju pada pagi dan sore hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar