Masa muda merupakan masa ideal
untuk melakukan apa saja, misal mengukir prestasi dan menggapai cita-cita. Oleh
karena itu, masa muda ini dimintai pertanggungjawaban oleh Allah Subhanahu
wa Ta’ala sebagaimana Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
“Tidak akan tergelincir dua kaki anak
Adam pada hari kiamat hingga ia ditanya tentang empat perkara: tentang usianya
untuk apa ia habiskan, masa mudanya untuk apa ia habiskan, hartanya dari mana
ia peroleh dan kemana ia belanjakan dan tentang ilmunya apa yang diperbuatkan
dengan ilmunya tersebut.” (HR. Al-Bazzar dan At-Thabrani).
Ibnu Mas’ud berkata: “Aku
tidak pernah menyesal atas hari yang berlalu, kecuali ketika matahari terbenam
dan usiaku berkurang, tetapi ilmuku tidak bertambah di hari itu.”
Al-Kholil bin Ahmad (160H)
mengatakan: “Waktu itu ada tiga bagian, waktu yang sudah berlalu
darimu dan tak akan kembali, waktu sekarang yang sedang kau alami dan ia juga
akan berlalu darimu, dan waktu yang engkau tunggu yang bisa jadi engkau tidak
bakal mendapatkannya.” (Thobaqotul hanaabilah)
Kisah
Dawud bin Abi Hindun (139 H) juga salah satu contoh yang mengagumkan. Beliau
berkata: “Ketika kecil aku berkeliling pasar.
Ketika pulang kuusahakan diriku untuk selalu berdzikir kepada Allah ta’ala
hingga tempat tertentu. Jika telah sampai kuusahakan lagi dariku untuk
berdzikir kepada Allah hingga tempat selanjutnya…hingga sampai di rumah.
Tujuannya agar kugunakan waktu dalam umurku.” (Siyar A’lamin Nubala’ )
Dalam Islam, masa muda adalah
bagian dari umur yang dianggap sebagai masa yang dinamis, energik, cekatan dan
kuat, karena masa muda ini merupakan kekuatan di antara dua kelemahan yaitu
kelemahan anak-anak dan kelemahan masa tua. Hal ini dijelaskan oleh Allah Subhanahu
wa Ta’ala dalam firman-Nya:
“Allah,
Dia-lah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian dia menjadikan
(kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu)
sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban...”(QS. Ar-Rum
(30): 54).
Oleh karena itu, Islam memiliki
perhatian besar terhadap para pemuda. Suatu ketika, khalifah Umar radhiallahu ’anhu duduk dengan para
sahabatnya, lalu berkata kepada mereka:
“Berangan-anganlah
kalian!” Salah seorang dari mereka berkata: “Aku berangan-angan, seandainya rumah ini dipenuhi oleh
emas untuk aku infakkan di jalan Allah.” Umar lalu
berkata: “Berangan-anganlah
(lagi) kalian!” Salah seorang lagi berkata: “Aku berangan-angan sekiranya rumah ini dipenuhi dengan
permata agar aku infakkan di jalan Allah dan bersedekah dengannya.”
Lalu Umar berkata lagi: “Berangan-anganlah
(lagi) kalian!” Mereka lalu berkata: “Kami tidak tahu lagi apa yang harus kami katakan wahai
Amirul mukminin?” Umar berkata: “Aku justeru berangan-angan agar ada orang-orang seperti Abu 'Ubaidah bin
Al-Jarrah, Mu'adz ibn Jabal dan Salim budak Abu Hudzaifah, agar aku dapat
meninggikan "kalimat Allah" dengan bantuan mereka.”
Coba kita pikirkan, Umar malah
menginginkan para pemuda. Ya, bukankah Mu’adz bin Jabal seorang faqih yang diutus
oleh Rasul ke Yaman? Ketika itu usianya masih muda. Begitu juga dengan Salim,
ia termasuk salah seorang perawi hadits. Usianya juga masih muda. Dalam sejarah
Islam juga dikenal Muhammad Al-Fatih, pembebas kota Konstantinopel. Saat itu
usianya juga tidak lebih dari 22 tahun.
Tidak hanya itu, seorang Usamah
ibn Zaid pergi ke medan perang ketika usianya masih 15 tahun. Padahal ketika
usinya 14 tahun semangat jihadnya sudah berapi-api. Ia ingin cepat berada di
shaf para mujahid Allah. Namun Nabi Shallallahu
‘Alaihi
wa Sallam
melarangnya, karena masih teramat muda. Ia juga pernah menjadi pemimpin pasukan
Rasul, padahal saat itu para sahabat senior seperti Abu Bakar Ash-Shiddiq ada.
Namun Rasul Shallallahu
‘Alaihi
wa Sallam
mempercayakan kepadanya.
Suatu hal yang ironis jika masa
muda dihabiskan untuk berfoya-foya. Apalagi dihabiskan untuk melakukan hal-hal
yang tidak produktif. Dan, na'udzubillah,
jika sampai melakukan tindak kriminal, mabuk-mabukan dan pecandu narkotika dan
zat adiktif. Ini sama artinya dengan menghancurkan diri sendiri dan masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar