Ikan Bawal ( collossoma macropomum )
adalah ikan yang bersal dari sungai Amazon Brazil.Ikan bawal bentuk
tubuhnya mirip sekali dengan ikan Piranha. Ciri-ciri ikan bawal adalah
bentuk tubuhnya bulat dan pipih memiliki lubang hidung yang besar warna
kulinya keperak-perakan dengan ujung sirip yang berwarna kuning. Ikan
bawal termasuk jenis carnivora sama halnya dengan Piranha.Ikan bawal
biasa hidup bergerombol dalam jumlah yang kecil, makannya adalah udang,
siput, katak, dan ikan-ikan kecil.
Dalam industri perikanan di tanah air
ikan bawal ini tergolong baru. Namun peningkatannya sangat pesat sebab
mendapat sambutan yang sangat baik dari para petani ikan di indonesia.
Meski banyak durinya namu daging ikan bawal sangat gurih dan nikmat. Peluang usaha budidaya ikan bawal sangat terbuka dan prospek bisnis kedepannya sangat bagus. Proses
produksi ikan ikan predator ini terbilang sangat singkat.Masa pemijahan
(jual larva) sekitar 2 – 3 minggu, pembenihan (jual benih) sekitar 1 – 2
bulan dan pembesaran (jual ukuran konsumsi) sekitar 3 – 5 bulan. Secara
ekologi, ikan ini dianggap sebagai “perusak” karena dapat menjadi
predator bagi ikan lain dan mengancam kelestarian biodiversitas ikan
asli perairan Indonesia.Ikan bawal ini mampu bertahan hidup dalam kolam
yang tingkat kepadatannya tinggi. Makannya pun tidak rewel sebab hewan
berjenis omnivora ini memiliki nafsu makan yang sangat besar.
Budidaya ikan bawal air tawar relatif
mudah dilakukan. Pemijahan dapat dilakukan secara induced-spawning:
induk yang sudah matang gonad dirangsang dengan penyuntikan hormon
kemudian dipijahkan secara alami. Tempat pemijahan cukup menggunakan
kain hapa yang disimpan di dalam bak tembok ataupun di kolam. Telur yang
dikeluarkan induk betina dan sudah dibuahi oleh sperma induk jantan
dapat dipanen kemudian ditetaskan di dalam akuarium atau hapa penetasan.
Larva hasil penetasan dapat bertahan dengan yolksack yang dibawanya
sampai 4 – 5 hari setelah penetasan sebelum kemudian diberi pakan
Artemia.
Cukup dengan pemberian 2 – 3 kali per
hari selama hanya 2 – 3 hari, larva sudah dapat dijual atau ditebar ke
kolam. Pendederan dan pembesaran di kolam relatif tidak sulit dilakukan.
Pertumbuhan ikan relatif cepat meskipun memerlukan kandungan oksigen
yang mencukupi melalui aliran air ke kolam. Pakan yang diberikan dapat
beragam mulai dari pakan buatan, sisa-sisa sayuran, ikan yang lebih
kecil bahkan sampai biji kapuk. Kemudahan-kemudahan tersebut telah
mendorong para pengusaha ikan memacu produksi ikan ini yang menyebabkan
perkembangan budidayanya sedemikian cepat dan berkembang di banyak
tempat bahkan cenderung tidak terkendali.
Proses pendederan di kolam juga perlu
diperhatikan agar tidak ada lagi benih ikan ini yang tercampur ke ikan
lain, misalnya nila atau mas, yang kemudian ikut terbawa ke keramba
jaring apung dan dapat merusak jaring dari dalam. Perkembangan kemampuan
reproduksi secara alami di perairan bebas juga perlu diteliti secara
akurat untuk memastikan kemungkinan tingkat perkembangan ikan ini di
perairan Indonesia, sejalan juga dengan penelitian terhadap kemampuan
ikan ini untuk merusak keramba jaring apung dari luar. Lebih lanjut,
perlu juga diteliti kemungkinan ikan ini dapat mendesak ikan lain pada
suatu relung yang sama, seperti yang diyakini telah terjadi pada kasus
lele dumbo yang mendesak relung lele lokal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar