Alat
pengukur arah kiblat pada prinsipnya adalah alat yang dapat mengetahui arah mata
angin. Terdapat beberapa jenis alat yang biasa digunakan untuk mengukur arah
kiblat misalnya :
1.
Kompas Magnetik
Kompas ini
adalah paling banyak digunakan untuk keperluan memandu arah mata angin. Kini
bermacam-macam jenis kompas magnetik dijual di pasaran. Kompas magnetik bekerja
berdasarkan kemuatan magnet bumi yang membuat jarum magnet yang terdapat pada
jenis kompas megnetik ini selalu menunjuk ke arah Utara dan Selatan. Beberapa
jenis dari kompas ini memiliki harga yang murah namun ketelitiannya kurang.
Kompas magnetik yang memiliki ketelitian cukup tinggi namun harganya cukup mahal
diantaranya jenis Suunto, Forestry Compass DQL-1, Brunton, Marine, Silva, Leica,
Furuno dan Magellan. Beberapa jenis kompas yang dijual di pasaran terutama jenis
military compass terbukti banyak menunjukkan penyimpangan antara 1°
hingga 10° dari angka yang ditunjukkan oleh jarumnya. Karena kelemahan utama
kompas jenis magnetik adalah ia begitu mudah terpengaruh oleh benda-benda yang
bermuatan logam sehingga sangat tidak dianjurkan menggunakan kompas jenis ini
masuk ke dalam bangunan yang mengandung banyak besi-besi beton. Kompas magnetik
dalam praktisnya juga sangat dipengaruhi oleh medan magnetik lokal dan deklinasi
magnetik secara global. Di sekitar wilayah DIY angka deklinasi magnetik dapat
menyerongkan kompas hingga mencapai 1° ke arah Barat. Sehingga pada setiap
pengukuran angka pada kompas magnetik harus dikurangi angka deklinasi tersebut.
Kalibrasi Kompas
Yang paling
penting peralatan kompas yang menggunakan sistem magnet tersebut harus
dilakukan kalibrasi terlebih dahulu. Kalibrasi adalah membandingkan hasil
pengukuran suatu alat dengan alat lain yang dijadikan standard. Kalibrasi
tentunya harus menggunakan peralatan yang lebih teliti misalnya menggunakan
piranti Global Positioning System (GPS) atau piranti Theodolit. Kalibrasi juga
dapat dilakukan dengan menggunakan arah matahari terbit maupun terbenam pada
saat-saat tertentu misalnya saat matahari terbit dan terbenam di arah Timur dan
Barat tepat yaitu saat peristiwa yang disebut Ekuinox yang terjadi setiap
tanggal 21 Maret dan 23 September. Juga dapat dilakukan dengan mengukur masjid
yang sudah sesai arah kiblatnya misalnya masjid Syuhada dan Masjid Kampus UGM
dan masjid Jendral Sudirman. Sementara shaff masjid besar Kauman juga dapat
digunakan sebagai kalibrator terhadap kompas yang kita miliki. Arah yang
ditunjukkan oleh kompas saat melakukan kalibrasi dapat dipergunakan untuk
melakukan pengukuran terhadap masjid-masjid lain di sekitarnya.
2.
Kompas Digital
Adanya
perkembangan dalam bidang teknologi memungkinan kompas tidak lagi menggunakan
sistem magnetik yang ternyata memiliki banyak kekurangan dan kelemahan. Kini
telah banyak dibuat model kompas dengan menggunakan sistem digital dan dipandu
langsung oleh keberadaan satelit yang banyak beterbaran di atas langit kita.
Sistem pemandu ini dinamakan Global Positioning Sistem (GPS). Salah satunya
adalah aplikasi yang dimiliki oleh salah satu merk ponsel terkenal. Dengan
menginstall aplikasi tertentu maka ponsel tersebut tidak hanya dapat digunakan
sebagai sarana komunikasi serta hiburan lewat tayangan film dan musiknya namun
ponsel tersebut kini dapat berfungsi sebagai kompas yang dapat memandu langsung
posisi arah kiblat secara presisi dimanapun kita berada. Bahkan ia juga
dilengkapi dengan fitur jadwal shalat dan secara ortomatis akan mengumandangkan
adzan saat waktu shalat tiba. Tidak hanya ponsel, aplikasi arah kiblat kini juga
dikemas dalam sebuah jam tangan maupun gantungan kunci yang mampu menunjukkan
arah kiblat secara presisi
Selain itu
kini telah banyak dipasarkan Digital Prayer Time Keeping sebuah alat yang
sebesar kalkulator saku yang berfungsi sekaligus mengetahui jadwal waktu shalat,
memperdengarkan adzan, menunjukkan arah kiblat, menampilkan kalender Hijriyah
dan Masehi serta dapat memperdengarkan alunan ayat suci Al Qur’an. Teknik
penggunaan peralatan tersebut tidak dibahas di sini.
3.
Global Positioning Sistem (GPS)
Global Positioning
System (GPS) adalah suatu sistem pemandu arah (navigasi) yang memanfaatka
teknologi satelit. Penerima GPS memperoleh sinyal dari beberapa satelit yang
mengorbit bumi. Satelit yang mengitari bumi pada orbit pendek ini terdiri dari
24 susunan satelit, dengan 21 satelit aktif dan 3 buah satelit sebagai cadangan.
Dengan posisi orbit tertentu dari satelit-satelit ini maka satelit yang melayani
GPS bisa diterima diseluruh permukaan bumi dengan penampakan antara 4 sampai 8
buah satelit. GPS dapat memberikan informasi posisi, ketinggian dan waktu dengan
ketelitian sangat tinggi. Nama lengkapnya adalah NAVSTAR GPS (Navigational
Satellite Timing and Ranging Global Positioning System; ada juga yang
mengartikan "Navigation System Using Timing and Ranging.") Dari perbedaan
singkatan itu, orang lebih mengenal cukup dengan nama GPS. Dan GPS mulai
diaktifkan untuk umum tahun 1995.
Kini telah banyak
merk-merk GPS yang beredar di pasaran. Diantaranya yang cukup dikenal adalah GPS
Garmin, Magellan, Navman, Trimble,
Leica, Topcon dan Sokkia. GPS Garmin
seri Vista Cx contohnya memiliki banyak fitur. Kecuali ia mampu memberikan
informasi posisi secara akurat termasuk ketinggian di atas muka air laut alat
ini memiliki fitur kompas yang juga sangat akurat. Kelebihan dari kompas yang
dimiliki oleh GPS ini adalah ia tidak dipengaruhi oleh medan magnetik baik
deklinasi magnetik bumi maupun medan magnet lokal serta dapat memandu arah
secara akurat karena dipandu oleh sinyal dari satelit. Alat ini tentunya sangat
membantu saat dilakukan pengukuran arah kiblat. Cuma untuk sekarang harga alat
ini masih tergolong mahal.
4.
Theodolit
Theodolit adalah alat
yang digunakan untuk mengukur sudut horisontal (Horizontal Angle = HA) dan sudut
vertikal (Vertical Angle = VA). Alat ini banyak digunakan sebagai piranti
pemetaan pada survey geologi dan geodesi. Dengan berpedoman pada posisi dan
pergerakan benda-benda langit misalnya matahari sebagai acuan atau dengan
bantuan satelit-satelit GPS maka theodolit akan menjadi alat yang dapat
mengetahui arah secara presisi hingga skala detik busur (1/3600 °).
Theodolit terdiri dari
sebuah teleskop kecil yang terpasang pada sebuah dudukan. Saat teleskop kecil
ini diarahkan maka angka kedudukan vertikal dan horintal akan berubah sesuai
perubahan sudut pergerakannya. Setelah theodolit berskala analog maka kini
banyak diproduksi theodolit dengan menggunakan teknologi digital sehingga
pembacaan skala jauh lebih mudah. Beberapa merk theodolit misalnya Nikon,
Topcon, Leica, Sokkia
Pointing Titik Utara
Sejati
Untuk pengukuran arah
kiblat maka yang diperlukan hanya skala sudut horisontalnya atau Horizontal
Angle (HA). Hal paling penting dalam penggunaan theodolit saat digunakan sebagai
pemandau arah kiblat adalah pointing terhadap titik Utara sejati sebagai acuan
terhadap perubahan sudut yang ditunjukkan oleh skala horisontalnya atau yang
disebut “Azimuth”, sementara untuk menjadikan bagian skala vertikal atau
“Altitude” juga akurat maka kedudukan alat saat kalibrasi harus benar-benar
datar. Pointing terhadap titik Utara bisanya dilakukan dengan mengarahkan
theodolit ke matahari dan dicari berapa azimuth matahari saat itu untuk
dicocokkan sehingga bisa diketahui arah utara sejatinya (True North). Pointing
juga bisa dilakukan dengan menggunakan kompas yang biasanya terpasang di atas
theodolit.
Pengukuran arah kiblat
menggunakan theodolit dirasakan sulit terutama terkendala oleh sulitnya
melakukan pointing terhadap titik Utara Sejati apalagi posisi matahari yang
dijadikan target sudah tinggi di atas kepala atau bahkan kompas yang biasanya di
atas theodolit sering tidak presisi. Untuk itu diperlukan teknisi yang menguasai
betul penggunaan alat ini kecuali harganya yang juga termasuk sangat mahal.
5. Total Station
Alat ini merupakan
langkah maju dan modernisasi dari theodolit. Total Station dilengkapi dengan
piranti Global positioning System (GPS) sebagai pemandu arah dan posisi serta
peningkatan dalam hal akurasi. Alat ini juga dilengkapi dengan penjejak jarak
otomatis menggunakan laser. Pada teleskopnya juga dilengkapi dengan sensor CCD
sehingga saat pembidikan cukup dilihat lewat layar monitor. Alat ini bahkan
mampu menyimpan data-data hasil pengukuran dalam memorinya yang sudah serba
komputerisasi.
Untuk pengukuran arah
kiblat alat ini akan langsung mencari sendiri kemana arah kiblat dan arah shaff
shalat langsung dari dalam bangunan masjid dengan tingkat akurasi yang tinggi.
Beberapa merk Total Station misalnya Nikon, Topcon, Leica, Sokkia dan Horizon.
Jangan bertanya mengenai harga alat ini sebab yang jelas sangat berat untuk
kantong kita pribadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar