Bumi beredar pada porosnya
sekaligus mengelilingi Matahari
Sumber :http://www.sci.uidaho.edu
Prof. DR. Zaghlul An-Najjar, menjelaskan salah
satu ayat Al-Qur’an, Allah Subhanahu wa
Ta’ala berfirman :
“Dan Dia lah yang telah menciptakan malam dan
siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam
garis edarnya.” (QS. Al-Anbiya (21) : 33)
Menurutnya kata “Fii falaki
yasbahun” artinya “…semuanya itu beredar di dalam garis edarnya.” Jika maksudnya hanyalah peredaran Matahari dan Bulan, tentulah
pengungkapannya menggunakan bentuk ganda (tatsniyah),
yasbahani. Oleh karena itu, lafazh as-sabhu dipergunakan untuk benda dan
materi yang memiliki ketebalan minimal.
As-sabhu secara bahasa
maksudnya perpindahan cepat sebuah benda dengan pergerakannya yang datang dari
dirinya sendiri, seperti pergerakan Bumi, Matahari, dan Bulan pada garis
edarnya masing-masing. Kemudian ditegaskan bahwa pergantian malam dan siang
yang dimaksud merupakan isyarat halus akan peredaran Bumi pada porosnya
mengelilingi Matahari.
Pada hakikatnya, Bumi itu tidak diam tetapi bergerak. Pada saat
mayoritas orang berkeyakinan bahwa Bumi diam tidak bergerak, Al-Qur’an
diturunkan untuk menegaskan bahwa Bumi bergerak. Demikian juga halnya dengan
benda-benda langit lainnya.
Akan tetapi, karena gerakan tersebut secara umum tidak dirasakan
manusia, maka Al-Qur’an mengungkapkannya dengan cara yang halus, lembut dan
tidak langsung. Tujuannya, agar orang-orang Arab ketika diturunkan Al-Qur’an,
tidak kaget lalu menolak kebenaran Al-Qur’an, karena mereka pada saat itu bukan
orang-orang yang berilmu dan belum ada perhatian untuk menuntutnya.
Jika beberapa isyarat Al-Qur’an tentang bergeraknya Bumi
dinyatakan dengan jelas dan gamblang, khususnya mengenai hakikat semesta
tersebut, pada zaman dimana keyakinan penduduknya secara umum adalah Bumi itu
diam tidak bergerak, maka penduduk Arab ketika itu akan mendustakan Al-Qur’an,
Rasul dan wahyu serta menjadi gap
antara mereka dengan petunjuk Tuhan.
Sampai di sini dapat diketahui, bahwa keseluruhan isyarat
Al-Qur’an tentang hakikat alam semesta tidak diketahui secara total oleh ilmu
pengetahuan manusia pada masa turunnya wahyu. Demikian pula, sejumlah isyarat
tentang Bumi yang bulat dan bergerak yang disampaikan dengan ungkapan yang
sangat tepat dan akurat serta komprehensif dalam makna, sehingga tetap
mendominasi pengetahuan manusia sampai secanggih apapun perkembangan
teknologinya.
Dalam hal ini, termasuk isyarat Al-Qur’an tentang orbit Bumi
mengelilingi Matahari dan rotasinya, dimana Al-Qur’an mengilustrasikannya
secara akurat dengan peredaran dan pergantian siang dan malam, termasuk saling
menutupi dan memasuki, penarikan siang dari malam, di samping berjalannya
gunung seperti berjalanya awan sebagaimana terlihat jelas dalam ayat berikut.
Allah Subhanhu wa Ta’ala berfirman :
“Dan kamu lihat
gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan
sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh
tiap-tiap sesuatu...” (QS. An-Naml (27) : 88)
Demikian pula Prof. DR. Manshur
Muhammad Hasban Nabiy, mengatakan bahwa
manusia baik dari kalangan awam maupun para ahli sejak berabad-abad lalu
setelah turunnya Al-Qur’an, menyakini bahwa Bumi diam tidak bergerak.
Makanya itu Bumi tidak memiliki
gerakan yang bisa dirasakan secara lahiriah seperti gerakan Matahari dari timur
ke barat. Walaupun Al-Qur’an menegaskan kepada manusia tatkala diturunkan
tentang pergerakan Bumi, sementara mereka merasakan bahwa Bumi itu diam pasti
mereka akan mendustainya, dan menjadi penghalang antara mereka dengan hidayah.
Al-Qur’an mengandung hikmah dan
mukjizat yang luar biasa dalam metode menyadarkan manusia tentang pergerakan
Bumi pada porosnya serta pergerakannya mengelilingi Matahari.
Metode yang diajarkan tentang
pergerakan itu menganjurkan kita untuk melakukan riset terhadap keduanya
sehingga merasakan nikmat Allah kepada kita yang hasilnya adalah Bumi itu
bergerak.
Dan sesungguhnya Al-Qur’an telah
mengisyaratkan tentang pergerakan, perpindahan, perputaran Bumi mengelilingi
Matahari, sebagaimana Allah Subhanahu wa
Ta’ala berfirman :
“Dan kamu lihat
gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan
sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh
tiap-tiap sesuatu...” (QS. An-Naml (27) : 88)
Sebagaimana diketahui oleh para
ahli astronomi bahwa awan tidaklah bergerak sendiri akan tetapi perpindahannya
dibawa oleh angin, demikian pula gunung-gunung yang dilihat oleh seseorang, dia
mengira bahwa gunung itu tetap di tempatnya padahal dia bergerak dengan cepat
juga, sementara manusia tidak melihatnya.
Hal itu bukanlah dikarenakan
gunung-gunung atau orang-orang yang melihatnya yang memindahkannya. Akan
tetapi, Bumilah yang berpindah dengan cepat di ruang angkasa sebagaimana
kecepatan angin terhadap awan. Dan kedua-duanya adalah ciptaan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah
meneguhkan segala sesuatu, Dia-lah Yang Maha Suci yang mengirimkan angin yang menggerakkan awan dan
Dialah Allah yang menggerakkan Bumi yang membawa gunung-gunung yang berjalan
seperti perjalanan awan.
Ini adalah ajakan yang ditujukan
kepada manusia dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologinya, yang
menunjukkan akan satu tanda dari tanda-tanda kekuasaan Allah yang Maha Besar,
sebagai asbab hidayah dari Allah sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya :
“Apakah mereka tidak
memperhatikan, bahwa Sesungguhnya Kami telah menjadikan malam supaya mereka
beristirahat padanya dan siang yang menerangi? Sesungguhnya pada yang demikian
itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.” (QS. An-Naml (27) : 86)
Prof. Manshur menegaskan bahwa Bumi
berputar mengelilingi Matahari adalah fakta ilmiah, yang telah dibuktikan bahwa
perputarannya sekali setiap 365,25 hari dengan kecepatan orbit rata-ratanya
sekitar 29,783 km/s
atau 107.218 km/jam. Sedangkan kecepatan rotasinya sekitar 1.674,4 km/jam. Kecepatan sebesar ini menjadikan Bumi tetap tegak diatas porosnya dan tidak melemparkan kita dari permukaannya.
atau 107.218 km/jam. Sedangkan kecepatan rotasinya sekitar 1.674,4 km/jam. Kecepatan sebesar ini menjadikan Bumi tetap tegak diatas porosnya dan tidak melemparkan kita dari permukaannya.
by.mawasangka-bagea.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar