Togher adalah kawasan industri yang terletak di pinggiran kota sekitar dua kilomoter di selatan pusat kota Cork, Irlandia. Di kawasan industri itu terdapat sebuah bangunan beton yang cukup besar, yang akan menjadi bagian penting sejarah Islam di Irlandia. Bangunan itu dalam setahun ini, akan diubah menjadi kompleks masjid yang mampu menampung 1.000 lebih jamaah. Gambar disain masjid menunjukkan sebuah lengkungan kubah berwarna putih dengan bulat sabit di atasnya akan menghiasi masjid yang akan menjadi tempat kedua terbesar bagi komunitas Muslim Irlandia, setelah Islamic Cultural Centre of Ireland (ICCI) yang berlokasi di Clonskeagh, Dublin.
“Ini merupakan langkah yang sangat penting bagi kami. Selama bertahun-tahun kami berpindah-pindah dari tempat sewaan yang satu ke tempat sewaan yang lain. Akhirnya, kami punya tempat sendiri,” kata Imam Salim Al-Faituri.
Menurut Imam kelahiran Libya itu, biaya pembangunan masjid baru itu berasal dari donasi kaum Muslimin di Irlandia dan para dermawan dari negara Qatar. Masjid ini akan menjadi pusat kegiatan komunitas Muslim di Cork yang jumlahnya sekitar 6.000 jiwa, dan muslim di kota-kota lain disekitarnya.
“Masjid itu akan menjadi pusat komunitas Muslim kedua terbesar di luar kota Dublin,” kata Ahmed H. Zahran, seorang akademisi asal Mesir yang mengajar di University College Cork. Zahran adalah satu satu anggota komite pembangunan masjid di Togher.
Pembangunan masjid di kota industri Togher menunjukkan bahwa agama Islam sudah memiliki akar di Irlandia. Jumlah muslim di negeri ini terus bertambah dari tahun ke tahun, meski keberadaan komunitas Muslim di Irlandia masih relatif baru dibandingkan dengan negara Eropa lainnya.
Dalam kurun waktu 20 tahun, jumlah penganut agama Islam di Irlandia meningkat 10 kali lipat. Sensus tahun 2006 menunjukkan jumlah muslim dibawah angka 33.000, tapi para pengamat meyakini bahwa jumlah muslim yang sebenarnya di Irlandi mencapai lebih dari 40.000 jiwa. Antara tahun 2002-2006, jumlah muslim meningkat hingga 70 persen dan Islam menjadi agama yang paling cepat pertumbuhannya dibandingkan agama lainnya yang ada di Irlandia.
Komunitas Muslim di Irlandia juga makin beragam. Di awal
keberadaannya, komunitas Muslim didominasi oleh muslim asal Timur Tengah
dan Afrika Utara yang datang ke Irlandia untuk keperluan belajar atau
profesi. Mereka lalu menetap, bahkan ada yang menikah dengan orang
Irlandia asli.
Di awal tahun 1990-an, mulai berdatangan komunitas Muslim dari Asia
Tenggara, Asia Selatan, sub-Sahara Afrika dan dari Balkan. Mereka yang
datang kebanyakan anak-anak muda yang berimigrasi ke Irlandia dengan
alasan ekonomi, atau mencari suaka. Muslim dari Nigeria, Libya, Irak,
Somalia, Al-Jazair dan beberapa negara lain, datang ke Irlandia karena
mendapatkan suaka. Mayoritas komunitas Muslim di Irlandia adalah
kalangan muslim Sunni dan sebagian kecil komunitas Muslim Syiah terutama
di kota Dublin.
“Muslim di Irlandia mungkin salah satu populasi Muslim yang paling beragam di Eropa,” kata Dr Oliver Scharbrodt, ilmuwan yang sudah tiga tahun ini melakukan proyek penelitian tentang Islam di Irlandia.
“Muslim di Irlandia mungkin salah satu populasi Muslim yang paling beragam di Eropa,” kata Dr Oliver Scharbrodt, ilmuwan yang sudah tiga tahun ini melakukan proyek penelitian tentang Islam di Irlandia.
Scharbrodt menjelaskan, “Di negara-negara Eropa lainnya, Anda akan
menemukan kelompok etnik atau kebangsaan tertentu mendominasi komunitas
Muslim karena latar belakang sejarah atau hubungan kolonial, tapi hal
semacam itu tidak terjadi di Irlandia.”
“Irlandia, bisa dikatakan sebuah mikrokosmos dari komunitas keagamaan secara global. Di sini, terdapat penganut agama dari berbagai latar belakang bangsa, trend dan gerakan yang hidup dalam ruang geografis dan sebuah masyarakat komunal yang lebih kecil,” ujarnya.
Organisasi Muslim dan Pengaruh Ikhwanul Muslimin
Di Irlandia hanya ada satu pusat kebudataan Islam yang terbesar yaitu Islamic Cultural Centre of Ireland (ICCI). Pusat kebudayaan ini menjadi wakil dan jembatan antara komunitas Muslim dengan pemerintah dan komunitas lainnya di Irlandia.
“Irlandia, bisa dikatakan sebuah mikrokosmos dari komunitas keagamaan secara global. Di sini, terdapat penganut agama dari berbagai latar belakang bangsa, trend dan gerakan yang hidup dalam ruang geografis dan sebuah masyarakat komunal yang lebih kecil,” ujarnya.
Organisasi Muslim dan Pengaruh Ikhwanul Muslimin
Di Irlandia hanya ada satu pusat kebudataan Islam yang terbesar yaitu Islamic Cultural Centre of Ireland (ICCI). Pusat kebudayaan ini menjadi wakil dan jembatan antara komunitas Muslim dengan pemerintah dan komunitas lainnya di Irlandia.
Presiden Irlandia Mary McAleese dan sejumlah pejabat pemerintah
Irlandia lainnya pernah berkunjung ke
Pusat Kebudayaan Islam yang
terletak di selatan kota Dublin itu. Ketika terjadi agresi Israel ke
Gaza pada tahun 2009, pejabat pemerintah Irlandia Dick Roche
menyempatkan diri datang ke ICCI untuk menjelaskan posisi Irlandia atas
konflik tersebut.
ICCI yang dilengkapi dengan sekolah Islam, dibangun pada tahun 1996
dengan dana dari Yayasan Al-Maktoum, yayasan yang diketua oleh Syaikh
Hamdan bin Rashid Al-Maktoum, deputi pemerintah Dubai dan menteri
keuangan Uni Emirat Arab. Keluarga Al-Maktoum memiliki bisnis yang luas
di Irlandia. ICCI dikelola oleh 20 staf yang kebanyakan berkebangsaan
Arab dan merupakan pegawai tetap dari Yayasan Al-Maktoum. Direktur
Eksekutif ICCI sekarang adalah Dr Nooh Al-Kaddo, muslim kelahiran Irak
yang pindah dari Inggris ke Dublin pada tahun 1997. Muslim Irlandia
menyebut ICCI sebagai masjid “Ikhwani” yang diidentikkan dengan kelompok
Ikhwanul Muslimin di Mesir.
Dalam catatannya tentang Islam di Irlandia, Scharbrodt menulis bahwa
ICCI merupakan bagian dari jaringan kelompok dan organisasi Islam di
Eropa yang memiliki hubungan dengan gerakan Ikhwanul Muslimin. Kaitan
ini, menurut Scharbrodt, kerap menimbulkan kontroversi, meski dalam
kaitannya dengan ICCI, hubungannya dengan Ikhwanul Muslimin sangat
longgar dan tidak formal. Namun menurut seorang sumber di Irlandia yang
tidak mau disebut namanya, Ikhwanul Muslimin di Mesir memang
memberikan pengaruh yang besar pada elemen-elemen keislaman yang ada di
Irlandia.
Scharbrodt juga memuji peran Hussein Halawa, muslim kelahiran Mesir yang sekarang menjadi Imam di masjid ICCI. Lewat peran Halawa, ICCI menjadi sekretariat organisasi Dewan Riset dan Fatwa Eropa. “Sehingga Irlandia menjadi salah satu pusat trend ideologi dan intelelektual yang paling berpengaruh dalam dunia Muslim kontemporer,” kata Scharbrodt.
Scharbrodt juga memuji peran Hussein Halawa, muslim kelahiran Mesir yang sekarang menjadi Imam di masjid ICCI. Lewat peran Halawa, ICCI menjadi sekretariat organisasi Dewan Riset dan Fatwa Eropa. “Sehingga Irlandia menjadi salah satu pusat trend ideologi dan intelelektual yang paling berpengaruh dalam dunia Muslim kontemporer,” kata Scharbrodt.
Selain ICCI, di Irlandia juga terdapat organisasi Dewan Imam Muslim
Irlandia dan Islamic Foundation of Ireland. Seiring dengan bertambahnya
jumlah muslim di negeri itu, juga bermunculan organisasi-organisasi
muslim baru. Salah satunya, Public Affairs Commitee yang didirikan oleh
Liam Egan–seorang asli Irlandia yang memeluk Islam.
Dibukanya kedutaan besar Arab Saudi di Dublin pada tahun 2009,
menambah dinamis pertumbuhan komunitas Muslim dan perkembangan agama
Islam di Irlandia. Kedubes Saudi berencana membuka sekolah dan membangun
sebuah masjid baru di Dublin. “Jika rencana itu terealisasi, akan
memberikan dampak yang besar, seperti yang kita lihat di negara-negara
lain,” kata Umar Qadri, seorang imam di Islamic Centre Blanchardstown.
Melihat perkembangan Islam dan komunitas Muslim di Irlandia,
Scharbrodt menyarankan agar pemerintah Irlandia meningkatkan hubungan
yang baik dengan berbagai elemen Muslim di negeri itu, terutama dengan
generasi kedua Muslim yang lahir dan besar di Irlandia.
“Idealnya, pemerintah harus membuka dan menjalin hubungan yang lebih luas lagi dengan masjid-masjid, organisasi dan komunitas Muslim. Ini butuh investasi, waktu dan sumber daya manusia yang besar untuk merangkul mereka semua sebagai bagian dari masyarakat Irlandia,” tukas Scharbrodt. (ln/isc/eramuslim)
“Idealnya, pemerintah harus membuka dan menjalin hubungan yang lebih luas lagi dengan masjid-masjid, organisasi dan komunitas Muslim. Ini butuh investasi, waktu dan sumber daya manusia yang besar untuk merangkul mereka semua sebagai bagian dari masyarakat Irlandia,” tukas Scharbrodt. (ln/isc/eramuslim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar