Letak
Geografis dan Batas Wilayah
Kabupaten
Buton terletak di jazirah tenggara Pulau Sulawesi dan bila ditinjau dari peta
Provinsi Sulawesi Tenggara, secara geografis terletak di bagian selatan garis
khatulistiwa, memanjang dari utara ke selatan di antara 4,96 o
– 6,25o Lintang Selatan dan
membentang dari barat ke timur di antara 120,000 – 123,340 Bujur Timur, meliputi sebagian Pulau Muna dan
Buton. Kabupaten Buton di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Muna, di
sebelah selatan berbatasan dengan Laut Flores, di sebelah timur berbatasan
dengan Kabupaten Wakatobi dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten
Bombana.
Luas
Wilayah
Kabupaten
Buton memiliki wilayah daratan seluas ± 2.488,71 km atau 248.871 Ha dan wilayah
perairan laut diperkirakan seluas ± 21.054 km2 dimana pada tahun 2008 kecamatan di Kabupaten
Buton berjumlah 21 kecamatan, yaitu:
a. Kecamatan
yang terdapat di Pulau Buton, yaitu :
- Kecamatan
Lasalimu - Kecamatan Sampolawa
- Kecamatan
Lasalimu Selatan - Kecamatan Batauga
- Kecamatan
Pasar Wajo - Kecamatan Kapontori
- Kecamatan
Siontapina - Kecamatan Lapandewa
- Kecamatan
Wolowa - Kecamatan Wabula
b. Kecamatan
yang terdapat di Pulau Muna, yaitu:
- Kecamatan
Mawasangka - Kecamatan Gu
- Kecamatan
Mawasangka Timur - Kecamatan Lakudo
- Kecamatan
Mawasangka Tengah
- Kecamatan
Sangia Wambulu
c. Kecamatan
yang terdapat di kepulauan, yaitu:
- Kecamatan
Batu Atas - Kecamatan Siompu
- Kecamatan
Talaga Raya - Kecamatan Kadatua
- Kecamatan
Siompu Barat
Kecamatan
yang paling luas wilayahnya adalah Kecamatan Pasarwajo dengan luas 356,40 km2,
Lasalimu 327,29 km2 serta Kecamatan Mawasangka dengan luas 271,55 km2
atau masing-masing sebesar 14,31%,
13,14% serta 10,89% terhadap total luas wilayah Kabupaten Buton. Sedangkan
wilayah yang paling kecil adalah Kecamatan Batu Atas dengan luas wilayah 7,18
km2 atau 0,29% dari total luas wilayah Kabupaten Buton.
Untuk
mencapai ibukota Kecamatan dari ibukota Kabupaten dapat ditempuh dengan dua
cara yaitu melalui darat dan laut.
a. Ibukota
Kecamatan yang dapat dicapai melalui kendaraan darat
yaitu
:
Pasarwajo - Pasarwajo Kec.
Pasarwajo 0 km
Pasarwajo -
Kamaru Kec. Lasalimu 66 km
Pasarwajo - Ambuau Kec.
Lasalimu S 43 km
Pasarwajo - Matanauwe Kec.
Sintapina 27 km
Pasarwajo - Wabula Kec.
Wabula 26 km
Pasarwajo - Wolowa Kec.
Wolowa 15 km
Pasarwajo - Lapandewa Kec.
Lapandewa 69 km
Pasarwajo - Mambulu Kec.
Sampolawa 48 km
Pasarwajo - Laompo Kec.
Batauga 72 km
Pasarwajo - Mataumpana Kec.
Kapontori 98 km
b. Ibukota
Kecamatan yang dapat dicapai melalui kendaraan laut
yaitu
:
Pasarwajo - Lombe Kec. G u
78 km
Pasarwajo - Tolandona Kec.
Sangia Wambulu 53 km
Pasarwajo - Lakudo Kec.
Lakudo 70 km
Pasarwajo - Mawasangka Kec.
Mawasangka 108 km
Pasarwajo - La Mena
Kec.
Mawasangka Timur 145 km
Pasarwajo - Lanto
Kec.
Mawasangka Tengah107 km
Pasarwajo - Talaga Satu Kec.
Talaga Raya 117 km
Pasarwajo - Ujung Kec. Batu
Atas 228 km
Pasarwajo - Biwinapada Kec.
Siompu 91 km
Pasarwajo - Molona Kec.
Siompu Barat 99 km
Pasarwajo - Kaofe Kec.
Kadatua 90 km
Kondisi
Tanah
Kondisi
topografi tanah daerah Kabupaten Buton pada umumnya memiliki permukaan yang
bergunung, bergelombang, dan berbukit-bukit. Diantara gunung dan bukit-bukit
tersebut, terbentang daratan yang merupakan daerah-daerah potensial untuk
pengembangan sektor pertanian. Permukaan tanah pegunungan yang relatif rendah
ada juga yang bisa digunakan untuk usaha yang sebagian besar berada pada
ketinggian 100 – 500 M di atas permukaan laut (Mdpl), kemiringan tanahnya mencapai
40 Buton Dalam Angka 2009
Perairan
(Laut dan Sungai)
Hidrologi
Kabupaten
Buton memiliki beberapa sungai besar yang ada di beberapa Kecamatan.
Sungai-sungai tersebut pada umumnya memiliki potensi yang dapat dijadikan
sumber tenaga, irigasi dan kebutuhan rumah tangga. Sungai-sungai tersebut
seperti sungai Sampolawa di Kecamatan Sampolawa, sungai Winto dan Tondo di
Kecamatan Pasarwajo, sungai Malaoge, Tokulo, dan sungai Wolowa di Kecamatan
Lasalimu.
Oceanografi
Kabupaten
Buton dlihat dari sudut Oceanografi memiliki perairan laut yang masih luas,
yaitu diperkirakan sekitar 21.054,69 km. Wilayah perairan tersebut sangat
potensial untuk pengembangan usaha perikanan dan pengembangan wisata Bahari,
karena disamping hasil ikan dan hasil laut lainnya, juga memiliki panorama laut
yang sangat indah yang tidak kalah dengan daerah lain di Indonesia. Beberapa
jenis ikan hasil perairan laut Kabupaten Buton yang banyak ditangkap oleh
nelayan di daerah ini adalah Cakalang, Teri, Layang, Gembung, Udang, dan jenis
ikan lainnya. Disamping ikan,
juga terdapat hasil laut lainnya seperti Teripang, Agar-Agar,
Japing-Japing, Lola, Mutiara, dan lainnya, yang semuanya ini dapat menunjang perekonomian
di daerah ini. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh ahli kelautan
Indonesia dan luar negeri menunjukkan bahwa pulau Buton memiliki potensi perairan
untuk wisata bahari yang sangat indah bila dibandingkan dengan daerah-daerah
wisata bahari lainnya di Indonesia.
Keadaan
Iklim
Musim
Keadaan
musim di Kabupaten Buton pada umumnya sama seperti daerah-daerah lain di
Indonesia dimana mempunyai dua musim, yakni musim hujan dan musim kemarau.Musim
hujan pada tahun 2008 ini terjadi di antara bulan Desember sampai dengan bulan
April. Pada saat tersebut, angin darat bertiup dari Benua Asia serta Lautan
Pasifik banyak mengandung uap air. Musim kemarau terjadi antara bulan Juli dan
September, pada bulan-bulan tersebut angin Timur yang bertiup dari Benua
Australia sifatnya kering dan kurang mengandung uap air. Khusus pada bulan April
dan Mei di daerah Kabupaten Buton arah angin tidak menentu, demikian pula
dengan curah hujan, sehingga pada bulan-bulan ini dikenal sebagai musim Pancaroba.
Curah
Hujan dan Hari Hujan
Curah
hujan di suatu tempat antara lain dipengaruhi oleh keadaan iklim, keadaan
monografi, dan perputaran pertemuan arus udara. Oleh karena itu, jumlah curah
hujan beragam menurut bulan dan letak stasiun pengamat. Rata-rata curah hujan
selama tahun 2008 berkisar antara 188 mm (Kapontori) sampai 3.387 mm (Pasarwajo).
Sedangkan hari hujan yang paling tinggi berada di Kecamatan Batauga yaitu 189
hari hujan, menyusul Kecamatan Pasarwajo sebanyak 168 hari hujan, Lasalimu Selatan
132 hari hujan, dan yang paling tersedikit hari hujannya adalah Kecamatan
Lakudo yang hanya sebanyak 94 hari hujan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar