Selamat Berkunjung

Selamat Berkunjung !
Diharap komentarnya agar lebih bermanfaat, menambah wawasan dan hikmah

Kamis, 09 Februari 2012

Geografis Kabupaten Buton


Letak Geografis dan Batas Wilayah

Kabupaten Buton terletak di jazirah tenggara Pulau Sulawesi dan bila ditinjau dari peta Provinsi Sulawesi Tenggara, secara geografis terletak di bagian selatan garis khatulistiwa, memanjang dari utara ke selatan di antara 4,96 o
 – 6,25o Lintang Selatan dan membentang dari barat ke timur di antara 120,000  – 123,340  Bujur Timur, meliputi sebagian Pulau Muna dan Buton. Kabupaten Buton di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Muna, di sebelah selatan berbatasan dengan Laut Flores, di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Wakatobi dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Bombana.

Luas Wilayah

Kabupaten Buton memiliki wilayah daratan seluas ± 2.488,71 km atau 248.871 Ha dan wilayah perairan laut diperkirakan seluas ± 21.054 km2  dimana pada tahun 2008 kecamatan di Kabupaten Buton berjumlah 21 kecamatan, yaitu:

a. Kecamatan yang terdapat di Pulau Buton, yaitu :
- Kecamatan Lasalimu  -    Kecamatan Sampolawa
- Kecamatan Lasalimu Selatan -     Kecamatan Batauga
- Kecamatan Pasar Wajo  -     Kecamatan Kapontori
- Kecamatan Siontapina  -     Kecamatan Lapandewa
- Kecamatan Wolowa  -     Kecamatan Wabula

b. Kecamatan yang terdapat di Pulau Muna, yaitu:
- Kecamatan Mawasangka  -     Kecamatan Gu
- Kecamatan Mawasangka Timur -     Kecamatan Lakudo
- Kecamatan Mawasangka Tengah
- Kecamatan Sangia Wambulu

c. Kecamatan yang terdapat di kepulauan, yaitu:
- Kecamatan Batu Atas  -    Kecamatan Siompu
- Kecamatan Talaga Raya  -    Kecamatan Kadatua
- Kecamatan Siompu Barat

Kecamatan yang paling luas wilayahnya adalah Kecamatan Pasarwajo dengan luas 356,40 km2, Lasalimu 327,29 km2 serta Kecamatan Mawasangka dengan luas 271,55 km2  atau masing-masing sebesar 14,31%, 13,14% serta 10,89% terhadap total luas wilayah Kabupaten Buton. Sedangkan wilayah yang paling kecil adalah Kecamatan Batu Atas dengan luas wilayah 7,18 km2 atau 0,29% dari total luas wilayah Kabupaten Buton.

Untuk mencapai ibukota Kecamatan dari ibukota Kabupaten dapat ditempuh dengan dua cara yaitu melalui darat dan laut.

a. Ibukota Kecamatan yang dapat dicapai melalui kendaraan darat
yaitu :
 Pasarwajo - Pasarwajo Kec. Pasarwajo 0 km
 Pasarwajo  -  Kamaru Kec. Lasalimu 66 km
 Pasarwajo - Ambuau Kec. Lasalimu S 43 km
 Pasarwajo - Matanauwe Kec. Sintapina 27 km
 Pasarwajo - Wabula Kec. Wabula 26 km
 Pasarwajo - Wolowa Kec. Wolowa 15 km
 Pasarwajo - Lapandewa Kec. Lapandewa 69 km
 Pasarwajo - Mambulu Kec. Sampolawa 48 km
 Pasarwajo - Laompo Kec. Batauga 72 km
 Pasarwajo - Mataumpana Kec. Kapontori 98 km

b. Ibukota Kecamatan yang dapat dicapai melalui kendaraan laut
yaitu :
 Pasarwajo - Lombe Kec. G u 78 km
 Pasarwajo - Tolandona Kec. Sangia Wambulu 53 km
 Pasarwajo - Lakudo Kec. Lakudo 70 km
 Pasarwajo - Mawasangka Kec. Mawasangka 108 km
 Pasarwajo - La Mena
Kec. Mawasangka Timur 145 km
 Pasarwajo - Lanto
Kec. Mawasangka Tengah107 km
 Pasarwajo - Talaga Satu Kec. Talaga Raya 117 km
 Pasarwajo - Ujung Kec. Batu Atas 228 km
 Pasarwajo - Biwinapada Kec. Siompu 91 km
 Pasarwajo - Molona Kec. Siompu Barat 99 km
 Pasarwajo - Kaofe Kec. Kadatua 90 km

Kondisi Tanah

Kondisi topografi tanah daerah Kabupaten Buton pada umumnya memiliki permukaan yang bergunung, bergelombang, dan berbukit-bukit. Diantara gunung dan bukit-bukit tersebut, terbentang daratan yang merupakan daerah-daerah potensial untuk pengembangan sektor pertanian. Permukaan tanah pegunungan yang relatif rendah ada juga yang bisa digunakan untuk usaha yang sebagian besar berada pada ketinggian 100 – 500 M di atas permukaan laut (Mdpl), kemiringan tanahnya mencapai 40 Buton Dalam Angka 2009

Perairan (Laut dan Sungai)

Hidrologi

Kabupaten Buton memiliki beberapa sungai besar yang ada di beberapa Kecamatan. Sungai-sungai tersebut pada umumnya memiliki potensi yang dapat dijadikan sumber tenaga, irigasi dan kebutuhan rumah tangga. Sungai-sungai tersebut seperti sungai Sampolawa di Kecamatan Sampolawa, sungai Winto dan Tondo di Kecamatan Pasarwajo, sungai Malaoge, Tokulo, dan sungai Wolowa di Kecamatan Lasalimu.

Oceanografi

Kabupaten Buton dlihat dari sudut Oceanografi memiliki perairan laut yang masih luas, yaitu diperkirakan sekitar 21.054,69 km. Wilayah perairan tersebut sangat potensial untuk pengembangan usaha perikanan dan pengembangan wisata Bahari, karena disamping hasil ikan dan hasil laut lainnya, juga memiliki panorama laut yang sangat indah yang tidak kalah dengan daerah lain di Indonesia. Beberapa jenis ikan hasil perairan laut Kabupaten Buton yang banyak ditangkap oleh nelayan di daerah ini adalah Cakalang, Teri, Layang, Gembung, Udang, dan jenis ikan lainnya.  Disamping  ikan,  juga terdapat hasil laut lainnya seperti Teripang, Agar-Agar, Japing-Japing, Lola, Mutiara, dan lainnya, yang semuanya ini dapat menunjang perekonomian di daerah ini. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh ahli kelautan Indonesia dan luar negeri menunjukkan bahwa pulau Buton memiliki potensi perairan untuk wisata bahari yang sangat indah bila dibandingkan dengan daerah-daerah wisata bahari lainnya di Indonesia.

Keadaan Iklim

Musim

Keadaan musim di Kabupaten Buton pada umumnya sama seperti daerah-daerah lain di Indonesia dimana mempunyai dua musim, yakni musim hujan dan musim kemarau.Musim hujan pada tahun 2008 ini terjadi di antara bulan Desember sampai dengan bulan April. Pada saat tersebut, angin darat bertiup dari Benua Asia serta Lautan Pasifik banyak mengandung uap air. Musim kemarau terjadi antara bulan Juli dan September, pada bulan-bulan tersebut angin Timur yang bertiup dari Benua Australia sifatnya kering dan kurang mengandung uap air. Khusus pada bulan April dan Mei di daerah Kabupaten Buton arah angin tidak menentu, demikian pula dengan curah hujan, sehingga pada bulan-bulan ini dikenal sebagai musim Pancaroba.

Curah Hujan dan Hari Hujan

Curah hujan di suatu tempat antara lain dipengaruhi oleh keadaan iklim, keadaan monografi, dan perputaran pertemuan arus udara. Oleh karena itu, jumlah curah hujan beragam menurut bulan dan letak stasiun pengamat. Rata-rata curah hujan selama tahun 2008 berkisar antara 188 mm (Kapontori) sampai 3.387 mm (Pasarwajo). Sedangkan hari hujan yang paling tinggi berada di Kecamatan Batauga yaitu 189 hari hujan, menyusul Kecamatan Pasarwajo sebanyak 168 hari hujan, Lasalimu Selatan 132 hari hujan, dan yang paling tersedikit hari hujannya adalah Kecamatan Lakudo yang hanya sebanyak 94 hari hujan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar