Selamat Berkunjung ! Diharap komentarnya agar lebih bermanfaat, menambah wawasan dan hikmah
Kamis, 09 Februari 2012
Islam Sebagai Falsafah Perjuangan Masyarakat Buton
KabarIndonesia
- Masyarakat Buton yang dikenal memiliki prinsip hidup yang kuat sudah
terpatri sejak zaman kesultanan. Bahkan, fanatisme yang digambarkan
dalam falsafah hidup juga telah menjadi modal dalam menata sendi sendi
peri kehidupan.
Bagaimana Buton yang dikenal dengan seribu satu
misteri dalam prinsip hidup menjadi sebuah sumber kekuatan dalam
menangkal berbagai bentuk rintangan?. Bagaimana falsafah Hidup
masyarakat Buton sehingga menjadi sebuah sumber kekuatan dalam segala
sisi kehidupan? . Dalam sejarah perjuangan masyarakat Buton sejak peralihan Kerajaan menjadi Kesultanan, banyak rintangan yang dihadapi. Kekalahan
panglima Perang Tobelo (La Bolontio) oleh Sultan Buton I Murhum atau
Laki Laponto menjadi titik nol sejarah lahirnya Kesultanan Buton sejak
lehadiran Syaikh Maulana Sayid Abdul Wahid mengajarkan Syariat Islam di
negeri Butuuni pada abad ke-13.
Penobatan Murhum sebagai Sultan I yang menandai peri kehidupan berlandaskan Islam tidak serta merta berjalan mulus. Kekalahan
Labolontio menuai dendam Kesultanan Ternate untuk menuntut balas.
Kondisi ini tercatat dalam lembaran sejarah Buton di masa pemerintahan
Sultan I Murhum yang dilantik pada tahun 1558 yang sebelumnya telah
dilantik menjadi raja ke-6 pada 1538. Kala itu Sultan Murhum mengumumkan
keadaan ‘Berkabung’ bagi negeri Buton yang dikenal dengan “Ya Barataamo
yo Lipu” artinya negeri dalam keadaan genting atau darurat.
Peristiwa
ini ditandai dengan kehadiran pasukan Tobelo dari kesultanan ternate
yang ingin menggempur Buton dibawah pimpinan Sultan Baabullah. Di saat
yang bersamaan Buton juga tengah menghadapi ancaman dari Kapal Perang
Belanda. Pasukan ternate ketika itu telah mengelilingi perairan
sebelah utara Buton yang kini diabadikan dengan nama sebuah daerah yakni
“Labuantobelo” artinya pelabuhan pasukan perang Tobelo. Kondisi
darurat itulah yang mengilhami terbentuknya 4 kerajaan Barata yang
memperkuat barisan pertahanan Buton yakni Kaledupa, Tiworo, Muna dan
Kulinsusu. Empat kerajaan barata ini diberi hak otonom untuk menangkal
setiap serangan musuh yang dipimpin seorang Lakina (pemimpin setingkat
raja).
Pada saat itu pula Sultan mengangkat dua orang kepala
angkatan perang (Kapitalau) yang diberi tugas mengamankan kawasan barat
(Kapitalau Sukanaeyo) dan timur (Kapitalau Matanaeo). Kapitalau Matanaeo
diangkat La Kabaura dan Kapitalau Sukanaeyo diangkat Ketimanuru.
Di
satu sisi, Buton menghadapi ancaman dari Tobelo dan di sisi lain juga
menghadapi serangan dari Belanda. Saat itulah Sultan juga
mengumandangkan beberapa untaian kalimat yang dikenal sebagai Falsafah
Perjuangan Islam Buton yakni “Yinda Yindamo Arataa somanamo Karo artinya
Korbankan harta demi keselamatan jiwa”, Yinda Yindamo karo somanamo
Lipu artinya Korbankan Jiwa demi keselamatan negara”, Yinda Yindamo Lipu
somanamo Sara artinya Korbankan negeri demi keselamatan pemerintah” dan
Yinda Yindamo sara somanamo Agama artinya korbankan pemerintah demi
keselamatan Agama”. Agama menempati posisi tertinggi setelah pemerintah,
negeri, jiwa dan harta. Dalam berbagai literatur sejarah
menjelaskan, jika kejayaan Negeri Buton tetap dipertahankan agar seluruh
pemimpinnya mengedepankan persaudaraan. Sebab, dengan persaudaraan akan
muncul persatuan dan kesatuan. Ada pula yang mengharapkan bahwa setiap
pemimpin di negeri Buton untuk mengedepankan Agama dalam menjalankan
pemerintahan. Dengan cara tetap menyelaraskannya dengan tetap menjunjung
tinggi budaya yang bernafaskan Islam.
Itulah sebabnya, Buton dan
seluruh masyarakatnya meyakini jika kekuatan yang maha dahsyat hanya
dari Sang Pencipta. Hal ini dapat diperoleh dengan semangat persaudaraan
yang menyeimbangkan penerapan Budaya lokal warisan leluhur dalam nuansa
Islam sebagaimana para pendahulu negeri ini menata kehidupan dengan
bentuk pemerintahan Kesultanan yang identik dengan Islam. Oleh sebab
itulah faktor Agama menjadi hal yang paling utama dalam falsafah
perjuangan masyarakat Buton…..***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar