Selamat Berkunjung
Selamat Berkunjung !
Diharap komentarnya agar lebih bermanfaat, menambah wawasan dan hikmah
Diharap komentarnya agar lebih bermanfaat, menambah wawasan dan hikmah
Rabu, 11 April 2012
Penyebaran Penyakit Tropis
Para ahli kedokteran di Eropa dan Amerika Serikat yang memiliki empat musim, tahun lalu membunyikan tanda bahaya. Penyebabnya, meningkatnya kasus penyakit tropis di negara-negara bermusim empat. Di kawasan pintu gerbang selatan Eropa, yakni di kawasan delta sungai Rhone di Perancis tercatat serangan virus Nil Barat terhadap puluhan ekor kuda setengah liar. Para ahli masih meneliti sejauh mana sebaran penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Culex tsb. Wilayah endemik penyakit Nil Barat adalah kawasan tropis. Terutama yang diserang virus penyakit demam Nil Barat ini adalah burung dan manusia. Gejala serangannya pada manusia, antara lain sakit kepala hebat, demam dan kehilangan orientasi.
Dalam kasus berat, demam Nil Barat menyebabkan peradangan otak, kelumpuhan dan kematian. Perancis memang ibaratnya pintu gerbang Eropa ke kawasan tropis, tepatnya di kawasan laut tengah. Namun biasanya virus penyakit Nil Barat tidak dapat hidup dan berkembang biak di kawasan dingin Eropa. Masalah serupa juga dihadapi pemerintah kota New York pada tahun 1999 dan 2000 lalu. Dalam musim panas di tahun-tahun tsb, tercatat 81 kasus serangan penyakit demam Nil Barat. Dalam delapan kasus tercatat kematian para penderitanya. Diduga penyebaran penyakit demam Nil Barat diakibatkan oleh burung tropis yang diselundupkan ke New York di kawasan pantai timur AS yang bermusim empat. Melalui gigitan nyamuk, virusnya ditularkan dari burung ke manusia. Namun muncul pertanyaan serupa, mengapa virus penyakit tropis itu dapat berkembang biak di kawasan dingin. Para ahli kedokteran di Institut Robert Koch di Berlin, yang terutama meneliti penyakit tropis menarik aksioma yang sejauh ini tidak terbantahkan.
Perubahan iklim global-lah yang diduga keras menyebabkan penyebaran penyakit tropis ke kawasan dingin di Eropa dan AS. Musim dingin yang relatif hangat, menyebabkan bibit penyakit tropis tidak mati, namun terus berkembang biak. Pada saat musim panas, dimana temperaturnya ideal bagi perkembang biakan penyakit tropis seperti virus Nil Barat, serangannya juga memuncak. Selain penyakit demam Nil Barat, juga penyakit khas kawasan tropis seperti Malaria dan demam berdarah Dengue, kini tidak asing lagi di kawasan Eropa yang dingin. Profesor Jürgen Knobloch, ketua perhimpunan Jerman untuk kedokteran tropis dan kesehatan internasional mengatakan, Malaria dan Dengue memiliki peluang untuk berkembang biak di Eropa, jika nyamuk inangnya dapat hidup cukup lama di kawasan bermusim empat. Dalam dua tahun terakhir suhu rata-rata pada musim dingin di Eropa relatif hangat, dan nyamuk inang malaria maupun dengue bisa bertahan hidup sampai musim panas berikutnya. Selain itu bisnis pariwisata juga mempercepat peralihan penyakit tropis ke kawasan dingin Eropa. Setiap tahunnya rata-rata 1.000 orang wisatawan Jerman terinfeksi malaria di kawasan wisata.
Yang lebih gawat adalah penularan penyakit demam berdarah dengue. Setiap tahunnya rata-rata 5.000 wisatawan asal Jerman terinfeksi penyakit dengue. Juga penyakit demam Nil Barat pasti diam-diam sudah masuk ke Jerman tanpa terdeteksi. Tentu saja ancaman penyakit tropis di Jerman tidak dipandang enteng oleh kementrian kesehatan. Mulai tahun 2001 ini, semua kasus penyakit tropis harus dilaporkan ke Institut Robert Koch di Berlin. Institut inilah yang melakukan koordinasi di seluruh Jerman, untuk mencegah dan memberantas penyakit menular. Untuk meningkatkan kinerjanya, selain di Berlin kini juga dikembangkan empat pusat perawatan penyakit tropis, masing-masing di kota Frankfurt am Main, Hamburg, Leipzig dan München. Kini setiap kasus penyakit malaria, dengue atau TBC di Jerman harus langsung dilaporkan ke institut Robert Koch. Sebelumnya para dokter cukup melaporkan kasusnya ke jawatan kesehatan kota. Direktur Institut Robert Koch di Berlin, Profesor Reinhard Kurth mengharapkan, dengan begitu seluruh datanya terkumpul di lembaganya.
Di masa depan, dengan sekali klick mouse komputer, akan dapat dilihat peta sebaran dan jumlah kasus penyakit tropis di Jerman. Namun data lengkap saja tidak berarti bahwa Jerman atau lebih luas lagi Eropa, sudah memiliki perisai ampuh untuk mencegah penyakit menular dari kawasan tropis. Prof. Jürgen Knobloch mengakui, disiplin ilmu kedokteran tropis tidak mengakar di Jerman. Hanya dokter yang berminat sajalah, yang secara pribadi mempelajarinya. Bahkan ada pakar yang secara lebih sinis menggambarkan, para pakar penyakit infeksi di Jerman dijuluki sebagai orang yang merasa mampu mengukur semua demam. Artinya, penyakit tropis tetap merupakan ancaman yang tidak dikenal wujudnya secara umum.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar