Seorang pengusaha berkebangsaan Amerika Serikat bernama Dick Bass yang juga lulusan Yale University jurusan geologi, mencetuskan ide sirkuit pendakian Seven Summits sekaligus menjadi orang pertama yang berhasil menyelesaikannya pada tahun1985. Sirkuit Seven Summits versi Dick Bass meliputi Everest (8.848 mdpl) di Asia, Kilimanjaro (5.895 mdpl) di Afrika, Vinson Massif (4.897 mdpl) di Kutub Selatan (Antartika), Elbrus (5.642 mdpl) di Eropa, sementara benua Amerika dibagi menjadi dua bagian yaitu Amerika Utara dengan puncak McKinley (6.194 mdpl) dan Amerika Selatan dengan Aconcagua (6.962 mdpl). Terakhir adalah Kosciuszko (2.228 mdpl) di Australia.
Pendaki legendaris asal Italia, Reinhold Messner kemudian mengoreksi versi ini dan mengganti Kosciuszko dengan Carstensz Pyramid yang dianggap berada pada satu lempeng yang sama dengan Australia yaitu Lempeng Australasia. Pat Morrow menyelesaikan sirkuit versi ini pada tanggal 5 Agustus 1986. Messner menjadi yang kedua di akhir tahun yang sama. Maka lahirlah dua pandangan, ada yang mengakui Seven Summits versi Bass dan ada pula yang lebih mengakui versi Messner. Bahkan ada yang mencoba kedua versi sirkuit tersebut. Namun agaknya kini Carstensz Pyramid lebih dipandang, sangat mungkin karena lebih menantang dibandingkan puncak Kosciuszko yang bisa dengan amat mudah dicapai pendaki.
Mengapa angka tujuh yang dicantumkan sementara yang umum diketahui selama ini hanya ada lima benua saja di dunia? Dilihat dari sejarah pergerakan benua dalam rentang waktu ratusan juta tahun yang lalu, Eropa, Asia, Afrika dan Kutub Selatan, keempatnya merupakan benua-benua yang letaknya terpisah. Demikian pula dengan Amerika Utara dan Amerika Selatan yang saat itu juga terletak pada lempeng benua yang berbeda. Dengan demikian, sudah ada enam lempeng benua pada masa itu.
Terakhir yang menjadi perdebatan adalah Benua Australia dan Papua. Papua kini yang telah menjadi bagian dari wilayah Asia Tenggara, awalnya merupakan pecahan dari Benua Australia yang kemudian bergerak ke utara menyejajarkan diri dengan Pulau Sumatra, Sulawesi, Kalimantan, Jawa dan pulau-pulau kecil lain yang membentuk Indonesia. Pada dasarnya pulau-pulau yang terakhir disebutkan adalah pecahan dari Benua Asia.
Berdasarkan sejarah geologisnya, kepulauan di sekitar Australia yaitu New Zealand, Papua (New Guinea) dan Oceania dulu berada di daratan yang sama dengan Australia. Maka wilayah tersebut dianggap sebagai satu benua geologis Australasia atau biasa juga disebut Australia-Oceania. Maka jadilah Asia, Eropa, Afrika, Amerika Utara, Amerika Selatan, Antartika dan Australasia dianggap sebagai tujuh lempeng benua. Kutub Utara atau Arktika hanyalah sebuah pulau.
Summit 1 – CARSTENSZ PYRAMID, Papua, Indonesia
(Sumber foto : Dokumentasi Mahitala Unpar)
Carstensz Pyramid pertama kali didaki oleh Heinrich Harrer yang menulis buku “I Come From The Stone Age” mengenai kisah perjalanannya ke Papua. Secara teknikal Carstensz adalah gunung tersulit dari Seven Summits. Hanya beberapa ratus orang yang pernah mendaki Carstensz yang disebabkan oleh kondisi politik yang tidak stabil, dan karena letaknya yang tersembunyi di hutan rimba. Bersiaplah untuk mendaki dalam salju, hujan, dengan sarung tangan yang sobek akibat batu tajam.
Summit 2 – KILIMANJARO, Tanzania, Afrika
(Sumber foto : Dokumentasi Mahitala Unpar)
Summit 3 – ELBRUS, Rusia, Eropa
(Sumber foto : Dokumentasi Mahitala Unpar)
Jalur Utara lebih jarang didaki karena memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi dibanding jalur Selatan. Jalur ini hanya disarankan bagi pendaki gunung yang berpengalaman dan memiliki skill pendakian gunung yang baik dan biasanya para pendaki yang mencari tantangan lebih akan memilih jalur Utara. Musim pendakian ke Gunung Elbrus berada di bulan Juni-September, tetapi Jalur Utara hanya disarankan untuk didaki pada bulan Juli-Agustus.
Summit 4 – ACONCAGUA, Argentina, Amerika Selatan
(Sumber foto : Dokumentasi Mahitala Unpar)
Summit 5 – DENALI, Alaska, Amerika Utara
(Sumber foto : www.7summits.com)
Denali adalah gunung terdingin di dunia. Pada malam hari suhunya dapat mencapai -40°C. Kondisi cuaca paling baik untuk mendaki di Jajaran Pegunungan Alaska terletak pada bulan Mei hingga Juli. Tingkat keberhasilan paling tinggi dalam pendakian terletak pada bulan Juni di mana temperatur udara akan lebih hangat.
Ada beberapa rute pendakian untuk Denali dan beberapa sangat teknikal (ekstrim). Rute yang paling banyak digunakan adalah rute West Butress. Terdata lebih dari 20.000 pendaki yang melalui rute ini dan kurang lebih hanya 50% yang berhasil mencapai puncak. Bahkan pada musim pendakiannya, Denali pun akan sulit untuk didaki.
Summit 6 – VINSON MASSIF, Antartika
(Sumber foto : http://seven-summits-quest.com)
Benua Antartika atau Kutub Selatan mengalami periode kegelapan selama 6 bulan di musim dingin dan periode terang selama 6 bulan pada musim panas. Maka tentu saja saat pendakian terbaik adalah ketika musim panas, yaitu pada bulan November hingga Januari. Pendakian dapat dilakukan melalui sisi barat atau sisi timur dari Vinson Massif.
Summit 7 – EVEREST, Nepal, Asia
(Sumber foto : www.7summits.com)
Tantangan terbesar di Everest adalah melalui Dead Zone (ketinggian lebih dari 7.000 mdpl). Sesuai namanya, secara medis manusia tidak dapat hidup di zona ini. Kadar oksigennya tidak mencukupi, karena itu pendakian ke Puncak Everest perlu menggunakan oksigen. Hanya orang tertentu saja yang dapat melalui Dead Zone, tanpa bantuan tabung oksigen.
Ada dua jalur pendakian menuju Puncak Everest, melalui sisi selatan dari Nepal atau sisi utara dari Cina. Yang paling banyak dilalui oleh pendaki adalah rute selatan dari Nepal, sedangkan hanya beberapa orang yang melalui sisi utara. Musim pendakian terbaik terletak pada bulan Mei hingga Juli. Tingkat kesulitan pendakian Everest tetaplah tinggi, meskipun sudah banyak orang yang berhasil mencapai Puncak Everest. Dan ini yang membuat setiap pendaki tetap tertarik untuk mencapai atap dunia ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar