"Kami yakin cuaca akan berubah pada pertengahan Februari, namun bukan menjadi lebih hangat. Februari akan menjadi saat-saat paling dingin," kata meteorolog Leon Brown dari Weather Channel di Inggris, seperti diberitakan Reuters, Rabu 8 Februari 2012.
Udara dingin kutub dari Rusia yang mengapit area bertekanan tinggi mencegah udara hangat melintasi Atlantik menuju Eropa. Akibatnya, selama 10 hari terakhir Eropa mengalami musim dingin ekstrem dengan suhu jauh di bawah nol derajat Celsius.
Perbedaan tekanan antara Eropa dan Antartika yang diistilahkan 'Goncangan Negatif Antartika' diperkirakan baru akan mencapai ekuilibirum setelah dua atau tiga pekan mendatang. Selama itu, diperkirakan tak akan ada penghangatan dini, justru suhu akan anjlok ke titik terendah.
Eropa terakhir kali mengalami musim dingin ekstrem pada Februari 1986. Dengan perubahan suhu yang sangat dramatis tahun ini, kebutuhan migas Eropa yang terus meningkat berbanding terbalik dengan penyedianya.
Pemerintah Rusia membatasi ekspor gasnya ke Eropa pekan lalu di tengah permintaan yang meningkat, karena permintaan di dalam negeri yang juga besar. Hal ini membuat negara-negara seperti Italia meningkatkan impor dari Aljazair. Cuaca yang semakin dingin serta meningkatnya kebutuhan dalam negeri dapat memaksa Rusia kembali memangkas ekspornya ke Eropa.
Sumber : VIVAnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar