Selamat Berkunjung
Selamat Berkunjung !
Diharap komentarnya agar lebih bermanfaat, menambah wawasan dan hikmah
Diharap komentarnya agar lebih bermanfaat, menambah wawasan dan hikmah
Senin, 13 Februari 2012
Menyelami Dunia Monera
Monera meliputi organisme yang mempunyai struktur tubuh amat sederhana yakni terdiri atas sel-sel primitif, yang bersifat prakariotik. Sel prakariotik adalah sel yang bahan intinya belum terlidungi oleh selaput inti atau karioteka. Termasuk ke dalam kelompok monera adalah bekteri dan ganggang biru atau Chyanophyta.
I. Bakteri
Pada klasifikasi, mahkluk ini dikelompokkan ke dalam dunia tumbuhan, sub divisi Schyzomycetes atau jamur belah, karena berkembang biak dengan membelah diri. Dalam klasifikasi terbaru, bakteri termasuk ke dalam kerajaan monera.
A. Ciri-ciri dan Sifat Bakteri
Untuk dapat mempelajari bakteri dengan benar kita perlu mengenali ciri-ciri dan sifatnya.
1. Ciri-ciri bakteri
Bakteri merupakan makhluk renik yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Tubuh bakteri tersusun atas satu sel (unisel). Hidup secara sendiri-sendiri (soliter) dan ada pula yang hidup berkelompok (koloni). Ukuran tubuhnya dengan satuan mikron, lebih besar daripada virus. Untuk mengamati-nya diperlukan alat bantu berupa mikroskop.
2. Sel tubuh bakteri tidak mempunyai kloroplas, sehingga tampak transparan atau tembus cahaya. Karena tidak memiliki kloroplas, bakteri tidak dapat menyusun zat makanannya sendiri dengan bantuan energi cahaya matahari. Namun demikian, ada beberapa jenis bakteri yang memiliki pigmen/zat warna seperti kloroplas, sehingga dapat melakukan fotosintesis. Oleh karena itu, bakteri tersebut bersifat fotoautotrop. Ada pula bakteri yang tidak memiliki pigmen, tetapi dapat menyintesis zat makanan sendiri dengan menggunakan energi kimia pada medianya, disebut bakteri kemoautotrop.
3. Bakteri berkembang biak secara tak kawin/ aseksual, yaitu dengan membelah diri.
4. Bakteri hidup di mana-mana, mulai daerah tropis hingga daerah kutub, mulai dari dataran rendah hingga puncak gunung. Ada yang hidup bebas, parasit, dan ada pula yang saprofit.
2. Bentuk Bakteri
Berdasarkan bentuknya, bakteri dibedakan menjadi tiga, yaitu bakteri berbentuk bulat seperti bola (kokus), batang atau silindris (basilus), dan seperti spiral (sprillium). Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar berikut!
1. Kokus
Kokus adalah bakteri berbentuk bulat seperti bola. Berdasarkan koloninya, kokus dapat dibedakan menjadi 5 macam:
1. Monokokus, yakni bakteri berbentuk bola yang hidup mandiri atau soliter.
2. Diplokokus, yakni bakteri berbentuk bola yang hidup selalu berpasang-pasangan, tiap pasang terdiri atas dua bakteri.
3. Tetrakokus, yakni bakteri berbentuk bulat yang hidup berkelompok dan setiap kelompok terdiri dari atas empat bakteri.
4. Sarkina, yakni bakteri berbentuk bola yang hidup berkelompok dan setiap kelompok terdiri atas delapan bakteri yang membentuk susunan seperti kubus.
5. Streptokokus, yakni bakteri berbentuk bola yang bergandeng-gandengan seperti rantai.
6. Stafilokokus, yakni bakteri berbentuk seperti bola dan bergerombol seperti anggur.
2. Basil (bacillus)
Basil adalah bakteri berbentuk seperti silinder atau batang kecil. Bakteri berbentuk ini dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Monobasilus, yakni bakteri berbentuk batang yang hidup mandiri atau soliter.
2. Diplobasilus, yakni bakteri berbentuk batang yang hidup berpasangan dua-dua.
3. Streptobasilus, yakni bakteri berbentuk batang yang membentuk rantai.
3. Spiril (spirillum)
Spiril adalah bakteri yang mempunyai bentuk seperti spiral, berkelok, atau melengkung. Yang termasuk bentuk bakteri ini adalah vibrion, yakni bakteri yang berbentuk seperti tanda baca koma.
4. Struktur tubuh bakteri
Tubuh bakteri terdiri atas satu sel. Sel tubuh bakteri menyerupai sel tumbuhan. Bagian-bagian sel suatu bakteri terdiri atas dinding sel, selaput plasma, dan sitoplasma.
1. Dinding sel merupakan bagian yang cukup kuat dan tersusun atas zat hemiselulosa. Fungsi dinding sel adalah sebagai pelindung bagian tubuh bakteri, sekaligus pemberi bentuk tubuh.
2. Selaput plasma berada di sebelah dalam dinding sel, merupakan selaput lipoprotein yang berfungsi sebagai pintu gerbang zat yang masuk atau keluar ke dan dari dalam sel bakteri.
3. Sitoplasma terdapat di sebelah dalam selaput plasma. pada bagian inilah terdapat berbagai organel yang berfungsi sebagai pelaksana kegiatan hidup, seperti respirasi sel, sintesis sel, dan lain-lain. Pada bagian tengah sitoplasma terdapat bahan inti yang tidak terlindungi oleh selaput inti. Pada bahan inti ini terdapat kromosom.
4. Alat Gerak bakteri
Ada beberapa jenis bakteri yang dapat bergerak dengan alat berupa bulu cambuk atau flagelum. Berdasarkan jumlah dan letak flagelumnya, bakteri dapat dibedakan menjadi lima, yaitu:
1. atrik, yakni bakteri yang tidak memiliki flagelum,
2. montrik, yaitu bakteri yang mempunyai satu flagelum pada ujung tubuhnya.
3. amfitrik, yakni bakteri yang memiliki dua kelompok falgelum yang masing-masing terdapat di ujung tubuhnya.
4. lopotrik, yakni bakteri yang memiliki sekelompok flagelum pada salah satu ujung tubuhnya.
5. peritrik, yakni bakteri yang memiliki flagelum di seluruh permukaan tubuhnya.
6. Makanan bakteri
Berdasarkan caranya memperoleh makanan, bakteri dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bakteri heterotrop dan bakteri autrotrop.
1. Bakteri heterotrop
Bakteri heterotrop adalah bakteri yang tidak dapat menyintesis zat makanannya sendiri. Jadi, makanannya bergantung kepada organisme lain. Ada bakteri yang makanannya diperoleh dari sisa organisme lain yang telah mati. Bakteri jenis ini disebut bakteri saprofit. Ada juga bakteri yang makanannya diperoleh langsung dari organisme lain. Bakteri jenis ini disebut bakteri parasit. Ada bakteri yang parasit pada hewan, tumbuhan, maupun manusia. Bakteri yang menumpang pada manusia tidak selalu membahayakan kesehatan manusia. Misalnya, bakteri Escherichia coli yang hidup pada usus tebal. Bakteri ini membantu membusukkan sisa makanan dan juga membantu pembentukan vitamin K yang penting untuk pembekuan darah. Bakteri yang tidak menimbulkan penyakit pada manusia disebut bakteri apatogen.
Sebaliknya banyak bakteri yang menumpang hidup pada manusia dan menimbulkan penyakit disebut bakteri patogen.
2. Bakteri autotrof Bakteri autotrof adalah bakteri yang dapat menyusun zat makanannya sendiri. Untuk menyusun zat makanan tersebut, bakteri memerlukan energi.
Berdasarkan sumber energi yang digunakannya, bakteri autotrof dapat dibedakan menjadi dua, yaitu fotoautotrof dan kemoautotrof.
1. Bakteri fotoautotrof adalah bakteri yang dapat menyintesis zat makanannya sendiri dengan meng-gunakan energi cahaya matahari. Contoh kelompok bakteri ungu (bakteriopurpurin) dan bakteri hijau (bakterioklorofil).
2. Bakteri kemoautotrof adalah bakteri yang dapat menyintesis zat makanannya sendiri dengan meng-gunakan energi kimia. Contoh bakteri kemoautotrof antara lain bakteri besi, bakteri belerang, dan bakteri zat lemas (Nitrosomonas, Nitrosococcus, Nitobacter).
7. Pernapasan bakteri
Bakteri dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu bakteri aerob dan bakteri anaerob.
1. Bakteri aerob adalah bakteri yang dalam hidupnya memerlukan oksigen bebas untuk memecah zat pada mediumnya. Bakteri jenis ini sering disebut bakteriobligat aerob. Bakteri yang bersifat aerob senang hidup pada lingkungan lembab dan cukup udara. Contoh bakteri aerob antara lain bakteri penyebab penyakit TBC (Mycobacterium tuberculosis) Nitrosomonas, Nitrosococcus,dan Nitrobacter.
2. Bakteri anaerob adalah bakteri yang dalam hidupnya atau dalam memecah zat yang tidak memerlukan oksigen bebas. Bakteri ini sering disebut bakteri obligat anaerob. Untuk memecah zat makanan pada mediumnya, bakteri mengeluarkan zat jenis fermen tertentu. Contoh bakteri anaerob antara lain Micrococcus denitrificans biasa hidup pada lahan yang kaya zat nitrat tetapi miskin oksigen. Dalam kondisi tersebut Micrococcus denitrificans menguraikan zat HNO3 menjadi NH3 dan O2. Sementara itu, Clostridium tetani adalah bakteri penyebab penyakit tetanus.
8. Reproduksi bakteri
9. Umumnya, bakteri berkembang biak secara aseksual, yaitu dengan membelah diri atau membelah biner (pembelahan satu sel menjadi dua sel anakan). Pembelahan sel bakteri termasuk pembelahan amitosis, yang secara sederhana.
Cara reproduksi generatif bakteri sering disebut paraseksual. Paraseksual berlangsung dengan tiga cara, yaitu transformasi, konjugasi, dan transduksi.
1. Transformasi adalah perpindahan sedikit materi genetik yang berupa AND atau gen dari sel bakteri yang satu ke bakteri yang sejenis lainnya dengan proses fisiologis yang kompleks.
2. Konjugasi adalah bergandengnya dua bakteri (+ dan -) dengan membentuk jembatan untuk pemindahan materi genetik.
3. Transduksi adalah pemindahan materi genetika dengan perantaraan virus.
Dalam kondisi yang ideal, bakteri akan membelah setiap 20 menit. Dengan demikian, dapat dihitung berapa kali dalam sehari sebuah sel bakteri dapat membelah.
Dalam kondisi yang kurang menguntungkan, beberapa jenis bakteri akan mati. Tetapi, ada beberapa jenis bakteri yang mampu bertahan hidup, yaitu dengan jalan membuat dinding kuat yang disebut kista. Bakteri yang dalam bentuk kista, intinya menjadi spora. Karena spora ini tersimpan di dalam dinding kista yang kuat maka spora ini sering disebut endospora. Dalam keadaan sebagai endospora, bakteri tidak aktif dan dapat bertahan selama 50 tahun. Berbeda dengan spora jamur, lumut, dan paku-pakuan, spora bakteri berguna untuk mempertahankan diri dari kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan, sedangkan spora jamur, lumut, dan paku-pakuan adalah untuk perkembang-biakan.
8. Pertumbuhan bakteri
Pertumbuhan bakteri dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:
1. Temperatur
Suhu optimal untuk pertumbuhan bakteri adalah antara 270 - 3000C. Namun demikian, ada pula bakteri yang tumbuh baik pada suhu lebih rendah atau lebih tinggi daripada suhu optimum rata-rata tersebut.
2. Kelembaban
Bakteri dapat tumbuh baik pada lingkungan yang lembab atau kadar airnya cukup tinggi.
3. Sinar matahari
Sinar matahari, khususnya sinar ultraviolet dapat mematikan bakteri. Di samping itu, sinar ultraviolet juga mampu merusak struktur kromosom bakteri.
4. Zat kimia
Beberapa jenis zat kimia, misalnya antibiotik dan zat-zat kimia yang lain, ada yang dapat mematikan atau merusak dinding sel bakteri, sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri.
B. PERANAN BAKTERI BAGI KEHIDUPAN MANUSIA
1). Bakteri yang menguntungkan
1. Bakteri pembusuk
Kita tidak dapat membayangkan apa yang akan terjadi jika tidak ada bakteri dan organisme pengurai lainnya. Kemungkinan besar permukaan bumi ini akan penuh sampah dan bangkai sisa organisme. Namun bersyukurlah, bahwa Tuhan telah menciptakan bakteri yang menjadi sahabat kita dalam mengatasi masalah sampah dan bangkai tersebut. Tidak hanya itu, sampah-sampah dan bangkai tersebut diuraikan oleh bakteri menjadi unsur-unsur hara. Dengan demikian, bakteri pembusuk tersebut sangat membantu dalam mengembalikan kesuburan tanah.
Di dalam usus besar kita juga terdapat bakteri pembusuk, yaitu Escherichia coli. Bakteri ini membantu membusukkan sisa pencernaan makanan. Di samping itu, Escherichia coli membantu pembentukan vitamin K yang penting untuk proses pembekuan darah.
2. Bakteri penghasil antibiotika
Beberapa jenis bakteri yang mampu menghasilkan antara lain:
(1) Streptomyces griceus, mampu menghasilkan streptomisin,
(2) Streptomyces aureofacien, mampu menghasilkan aureomisin, dan
(3) Streptomyces venezuele, mampu menghasilkan kloromisin dan kloramphenicol.
3. Bakteri penghasil asam
Beberapa bakteri yang memproduksi asam antara lain:
(1) Clostridium butiricum, penghasil asam butirat
(2) Propioni bacterium, penghasil asam propionat, dan
(3) Acetobacter, penghasil asam cuka atau asam asetat
4. Bakteri dalam pemrosesan susu
Dalam industri pemrosesan susu banyak digunakan jasa bakteri. Bakteri Lactobacillus bulgaricus dapat digunakan untuk membuat yoghurt, yaitu sejenis minuman dari bahan susu. Di dalam susu, bakteri Loctobacillus memperbanyak diri dan tumbuh dengan cepat. Bakteri ini menyekresikan zat yang memberikan aroma sedap pada susu. Di samping untuk kepentingan produksi asam dan minuman, beberapa jenis bakteri juga banyak digunakan untuk memproduksi makanan, misalnya mentega dan keju. Perubahan krim asam pada bahan keju hingga menjadi padat serta aroma yang harum dari keju adalah berkat zat kimia yang dihasilkan oleh bakteri.
5. Bakteri yang mengikat zat nitrogen
Beberapa jenis bakteri ada yang mampu mengikat zat lemas/nitrogen (N2) dari udara bebas. Zat nitrogen merupakan unsur yang sangat diperlukan oleh tumbuhan untuk sintetis protein.
6. Peranan bakteri dalam pengolahan limbah
Di zaman teknologi yang serba canggih ini ternyata banyak masalah yang timbul. Salah satu di antaranya adalah dihasilkannya limbah industri yang makin meningkat. Untuk mengatasi masalah limbah tersebut, salah satu di antaranya ialah dengan menggunakan jasa bakteri aerob. Bakteri aerob yang banyak di udara bebas dibiarkan mengoksidasi limbah-limbah di bak penampungan yang terbuka. Dengan cara tersebut bakteri aerob akan bebas mengoksidasi zat limbah tersebut.
7. Bakteri dan rekayasa genetika
Pada dasawarsa terakhir ini, bakteri memberikan andil besar dalam bidang rekayasa genetika. Dalam bidang ini, bakteri dapat digunakan sebagai sarana untuk pencangkokan gen dari berbagai mahkluk hidup. Dengan cara ini dapat dihasilkan suatu varietas makhluk hidup yang memiliki sifat gabungan sesuai dengan yang diinginkan manusia. Di samping itu, sekarang telah dikembangkan produksi asam amino berkualitas tinggi menggunakan jasa bakteri.
8. Pembuatan biogas
Kemampuan bakteri untuk menguraikan zat-zat organik dapat dipergunakan untuk menguraikan sampah-sampah dan kotoran ternak yang banyak kita miliki. Dengan menggunakan bakteri tersebut, sampah dan kotoran ternak diolah untuk menghasilkan biogas. Biogas ini dapat dipergunakan untuk bahan bakar pengganti BBM ataupun bahan bakar lain yang keberadaannya semakin terbatas
2). Bakteri yang merugikan
1. Bakteri patogen
Bakteri patogen adalah bakteri parasit yang dapat menimbulkan penyakit bagi manusia. Penyakit yang ditimbulkannya dapat mengganggu berbagai alat tubuh seperti saluran pencernaan, saluran pernapasan, alat kelamin, sistem syaraf, dan darah. Beberapa jenis bakteri patogen yang banyak menyerang masyarakat di daerah tropis termasuk Indonesia.
Macam-macam Bakteri dan Penyakit yang ditimbulkannya
1. Bakteri Clostridium tetani menyebabkan penyakit Tetanus/kejang otot
2. Bakteri Diplococcus pneumonia menyebabkan penyakit Pneumonia/radang paru-paru
3. Bakteri Mycobacterium tuberculosis menyebabkan penyakit TBC
4. Bakteri Mycobacterium leprae menyebabkan penyakitLepra/kusta
5. Bakteri Neisseria gonorrhoeae menyebabkan penyakit Raja singa/ kencing nanah
6. Bakteri Pasteurella pestis menyebabkan penyakit Pes/sampar
7. Bakteri Salmonella typosa menyebabkan penyakit Tifus
8. Bakteri Shigella dysenteriae menyebabkan penyakit Disentri
9. Bakteri Treponema pallidum menyebabkan penyakit Sifilis
10. Bakteri Vibrio cholerae menyebabkan penyakit Kolera
2. Bakteri parasit pada hewan dan tumbuhan
Penyakit yang disebabkan oleh bakteri antara lain sebagai berikut:
1. Antraks, disebabkan oleh Bacillus antraxis. Hewan yang diserang adalah sapi, kerbau, dan domba.
2. Bruselosis, disebabkan Brucella abortus. Penyakit ini biasa menyerang sapi.
3. Bengkak rahang, penyababnya adalah Actynomyces bovis. Penyakit ini biasa menyerang sapi.
Penyakit tumbuhan yang disebabkan oleh bakteri antara lain: kanker batang jeruk disebabkan oleh Xanthomonas citri, kanker batang kopi disebabkan oleh Agrobacterium tumefaciens, dan penyakit busuk daun labu disebabkan oleh Erwina tracheiphilla.
3. Bakteri perusak bahan makanan
Berikut ini adalah beberapa contoh bakteri perusak bahan makanan:
1. Pseudodomonas cocovenenans, menghasilkan racun asam bongkrek. Bakteri ini biasa hidup pada tempe bongkrek yang berasal dari ampas tahu dan ampas kelapa yang pembuatannya kurang higienis.
2. Clostridium botulinum, menghasilkan racun botulinin. Bakteri ini sering ditemukan pada makanan kaleng yang sudah rusak. Racun asam bongkrek maupun botulinin dapat mematikan manusia yang meng-konsumsinya.
3. Leuconostoc mesentroides menghasilkan lendir pada makanan yang telah lama atau akan basi.
B. Tindakan Preventif Terhadap Ancaman Bakteri
Untuk mengatasi berbagai aktivitas bakteri yang sangat merugikan tersebut, perlu dilakukan tindakan yang tepat. Misalnya, untuk mencegah kerusakan bahan pangan, bahan pangan tersebut perlu diawetkan. Sedangkan, untuk mencegah timbulnya wabah penyakit perlu tindakan pencegahan, yaitu dengan vaksinasi serta penjagaan kesehatan dan kebersihan lingkungan.
1) Vaksin untuk Mencegah Penyakit Karena Bakteri
Beberapa penyakit yang disebabkan oleh bakteri telah ditemukan vaksinnya. Vaksin-vaksin tersebut diberikan kepada orang yang sehat, sehingga jika terinfeksi oleh kuman yang vaksinnya telah ada dalam tubuh, orang itu akan kebal terhadap penyakit tersebut.
Beberapa vaksin yang telah ditemukan antara lain:
1. Vaksin BCG (Bacillus Calmete Guerin) berfungsi untuk mencegah penyakit TBC.
2. Vaksin DPTP (Diphteri, Pertusis, Tetanus, Profilaksi) berfungsi untuk mencegah penyakit difteri, batuk rejan, dan tetanus.
3. Vaksin TDC (Typhus, Cholera, Dysentria) untuk mencegah penyakit tifus, kolera dan disentri.
4. Vaksin kotipa untuk mencegah penyakit kolera, tifus, dan paratifus.
2) Pengawetan Makanan
Untuk mengatasi aktivitas bakteri saprofit yang merusak bahan makanan serta menimbulkan racun maka makanan perlu diawetkan. Pengawetan dapat dilakukan secara tradisional maupun secara konvensional. Pengawetan makanan secara tradisional antara lain dengan pengeringan, pengasapan, pengasaman, pengasinan, dan pemanisan.
Sedangkan, pengawetan secara konvesional antara lain dengan sterilisasi, pasteurisasi, pembekuan, pendinginan, penggunaan bahan kimia, serta dengan radiasi.
Pengawetan makanan dengan pengeringan, pengasaman, pemanisan, dan pengasapan pada prinsipnya memberikan lingkungan yang tidak ideal untuk kehidupan bakteri. Dengan perlakuan itu, kondisi larutan lingkungan luar bakteri menjadi lebih pekat. Hal ini menyebabkan air di dalam sitoplasma bakteri akan berosmosis ke luar, sehingga bakteri akan mati karena kekurangan air. Lingkungan yang dingin akan menyebabkan bakteri tidak aktif. Oleh karena itu, jika makanan yang diawetkan dengan pendinginan dikeluarkan dari tempat pengawetannya, akan segera menunjukkan adanya aktivitas bakteri.
Pengawetan dengan pasteurisasi bertujuan untuk membunuh bakteri yang patogen saja. Sedangkan, bakteri yang apatogen dan tidak merugikan dibiarkan tetap hidup. Pengawetan secara pasteurisasi biasa dilakukan pada susu. Susu yang diawetkan dengan cara ini dipanaskan sampai dengan suhu 600C, kemudian didinginkan. Setelah dingin suhu dipanaskan lagi hingga mencapai suhu 600C. kegiatan ini dilakukan sampai 3 atau 4 kali. Dengan perlakuan semacam ini, diperkirakan semua bakteri patogen telah mati, sedangkan bakteri apatogen tetap hidup.
Pengawetan bahan makanan secara sterilisasi dimaksudkan untuk membebaskan bahan makanan dari semua bakteri, baik yang patogen maupun yang apatogen. Bahan yang akan diawetkan dipanaskan sampai 1000 C atau lebih selama beberapa menit. Pada suhu ini seluruh bakteri telah mati. Sterilisasi biasa dilakukan pada bahan makanan yang akan disimpan lama atau akan diawetkan secara pengalengan. Bahan makanan yang biasa disterilkan misalnya susu dan ikan dalam kaleng. Untuk membebaskan kuman alat-alat laboratorium dan alat-alat kedokteran, biasa digunakan pemanas dengan oven. Dengan alat ini, alat-alat disterilkan dengan dipanaskan sampai suhu 1000C atau lebih selama beberapa menit. Untuk membebaskumankan alat-alat tersebut juga dapat dilakukan dengan meredamnya di dalam alkohol pekat.
II. Ganggang Hijau Biru
Alga biru atau Crynophita semula dikelompokkan ke dalam dunia tumbuhan, seperti alga hijau, alga merah, alga pirang, dan alga keemasan. Karena struktur selnya sama dengan struktur sel bakteri, yaitu bersifat prokariotik maka ganggang biru dikelompokkan ke dalam dunia monera, sekelompok dengan bakteri.
Berbeda dengan bakteri yang tubuhnya senantiasa satu sel, tubuh ganggang biru ada yang bersel satu dan ada yang bersel banyak. Yang bersel satu ada yang hidup soliter dan ada yang berkoloni, sedangkan yang bersel banyak umumnya berbentuk benang.
Alga ini mempunyai klorofil di dalam sitoplasmanya, tetapi belum mempunyai kloroplas. Karena mempunyai klorofil, alga ini dapat melakukan fotosintesis. Warna biru pada alga ini disebabkan oleh adanya pigmen biru atau fikosianin.
Alga biru hidup di tempat yang lembab, di air, dan ada pula yang bersimbiosis dengan organisme lain. Beberapa jenis alga biru dapat bertahan hidup pada lingkungan yang suhunya mencapai 850C. Oleh karena kemampuannya untuk hidup pada lingkungan yang kurang menguntungkan maka alga biru ini dapat dikatakan sebagai vegetasi perintis.
Lingkungan bebatuan yang semula tak mungkin ditumbuhi vegetasi, karena dilapukkan oleh alga biru, selanjutnya dapat menjadi tempat yang baik untuk pertumbuhan vegetasi lain.
a. Reproduksi Alga Biru
Alga biru berkembang biak secara aseksual, yaitu dengan membelah diri, fragmentasi, dan heterokist.
1. Membelah diri
Perkembangbiakan dengan membelah diri hanya ditemukan pada alga biru bersel tunggal. Setiap tubuh yang terdiri atas satu sel akan membelah secara langsung menjadi dua, sehingga pembelahan biner.
2. Fragmentasi
Perkembangan dengan cara fragmentasi ditemukan pada alga bersel satu yang hidup berkoloni serta alga biru berbentuk benang. Koloni (kumpulan alga biru bersel satu) akan memisah menjadi koloni yang lebih kecil. Selanjutnya, masing-masing sel menyusun koloni akan membelah biner, sehingga pada suatu ketika akan dihasilkan koloni alga biru yang ukurannya berimbang dengan koloni induknya.
Tubuh alga biru yang berbentuk benang akan terputus-putus menjadi beberapa bagian benang yang berukuran lebih pendek. Tiap bagian atau potongan akan tumbuh menjadi individu baru. Perkembangbiakan semacam ini sering juga homogonium.
3. Heterokist
Pada bagian tertentu pada tubuh alga berbentuk benang terdapat sel berdinding tebal yang bentuknya berbeda dengan sel-sel di sekitarnya. Oleh karenanya sel tersebut dinamakan heterokist. Heterokist ini jika memisahkan diri dari benang induknya dapat tumbuh menjadi individu baru.
b. Contoh Alga Biru
Berikut ini adalah beberapa contoh alga biru:
1. Alga biru bersel satu
1. Croococcus, alga ini biasa hidup di air kolam yang tenang, berkembang biak dengan membelah diri.
2. Gleocapsa, bentuk tubuhnya mirip Croococcus, tetapi selnya diselubungi oleh selaput lendir berwarna biru. Alga ini biasa hidup pada batu atau sebagai epifit pada tumbuhan lain.
2. Alga biru bersel satu berkoloni
1. Polycistis, koloni alga ini berbentuk seperti bola. Hidup pada kolam yang airnya tenang dan jernih.
2. Spirulina, alga ini mampu berkembang biak dengan cepat serta mampu menyintesis zat makanan dengan baik sehingga mampu menghasilkan zat organik bergizi tinggi.
3. Alga biru berbentuk benang
1. Oscillatoria, tubuhnya terdiri atas selapis sel pipih, hidup pada air tenang, berkembang biak dengan fragmentasi benang atau hormogonium.
2. Nostoc commune, sel-sel penyusun tubuhnya berbentuk bola yang tersusun seperti rantai. Pada sel-sel tertentu, dindingnya menebal dan berubah menjadi heterokist.
3. Rivularia, ciri khas tubuhnya adalah benang tubuhnya yang menyerupai cambuk. Pada pangkal filamen atau benangnya sering ditemukan heterokist.
4. Anabaena cycadae dan Anabaena azolae, kedua jenis alga ini mempunyai tubuh mirip Nostoc, tetapi hidup bersimbiosis pada akar tumbuhan lain. Anabaena cycadae hidup bersimbiosis pada akar tumbuhan pakis haji (Cycasrumphii), sedangkan Anabaena azolae bersimbiosis pada akar paku air (Azolla pinnata). Seperti halnya Nostoc, Anabaena juga berkembang biak dengan fragmentasi benang dan dengan heterokist.
c. Peranan Alga Biru Bagi Kehidupan Manusia
Sebagai makhluk hidup autotrop, alga biru tak ada satu pun yang merugikan manusia. Bahkan, boleh dikatakan semuanya menguntungkan. Beberapa jenis alga biru bersel satu merupakan vegetasi perintis. Hal ini sangat dimungkinkan karena beberapa jenis alga biru ada yang mampu bertahan hidup pada kondisi lingkungan yang kurang baik di mana organisme lain tak mampu hidup.
Beberapa jenis alga biru, seperti Nostoc commune, Anabaena cycadae, dan Anabaena azolae, mampu membantu menyuburkan tanah, karena dapat mengikat zat nitrogen (N2) dari udara bebas. Dengan aktivitas mereka, kadar mineral atau hara tanah akan meningkat.
Beberapa jenis alga biru, misalnya Spirulina, mampu menghasilkan senyawa karbohidrat dan senyawa organik lain yang sangat diperlukan manusia. Oleh sebab itu, Spirulina memberikan harapan kepada manusia untuk mengembang-kannya sebagai sumber bahan makanan di masa yang akan datang.
Rangkuman
1. Kingdom monera meliputi semua organisme yang tidak memiliki selaput intisel (prokariotik) terdiri dari ganggang hijau biru
2. Perbedaan antara bakteri dan ganggang hijau adalah:
o bakteri tidak berklorofil
o ganggang hijau biru berklorofil
3. Bakteri hidup di mana-mana (air, tanah, udara, makhluk hidup lain)
4. Berdasarkan bentuknya bakteri dibedakan menjadi:
o batang (basil)
o bola (kokus)
o spiral (spiral)
5. Reproduksi bakteri secara:
o Pembelahan biner
o Konjuksi
o Transpormasi
o Transduksi
6. Bakteri ada yang menguntungkan dan ada pula yang merugikan
7. Agar benda bebas dari bakteri dan mikroorganisme lainnya dapat dilakukan dengan cara:
o disterilkan
o didinginkan
o diberi garam
o dipanaskan
o diberi gula
o diberi pengawet
o diberi cuka
8. ganggang hijau biru ada yang bermanfaat bagi menusia misalnya Anabaena yang bersimbiosis dengan Azola dapat dijadikan sebagai pupuk hijau. Spirulina dijadikan suplemen makanan karena proteinnya yang tinggi.
Nama Bakteri dan Peranannya
1. Escherichia Membantu membusukkan sisa makanan pada usus besar manusia dan pembentukan Vitamin K
2. Streptomyces qriseus Menghasilkan antibiotik streptomisin
3. Bacillus polymyxa Menghasilkan antibiotik polimiksin
4. Streptomyces rimosus Menghasilkan antibiotik tetrasiklin
5. Clostridium acetobutylicum Menghasilkan cairan kimia aseton dan botanol
6. Metano bacterium Menghasilkan biogas berupa Metana
7. Acetobacterium Pembuatan asam cuka
8. Lactobacillus bulgaricus Pembuatan yoghurt
9. Acetobater xylinum Pembuatan sari kelapa
10. Clostridium botulinum Pembusukan makanan
11. Mycobacterium tuberculosis Penyebab penyakit TBC
12. Vibrio Cholerae Penyebab penyakit kolera atau muntaber
13. Clostridium tetani Penyebab penyakit tetanus
14. Mycobacterium leprae Penyebab penyakit lepra
15. Baccilus antracis Penyebab penyakit antraks
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar