Menjelang wafatnya Khalifah Umar bin Khattab, para
sahabat meminta beliau agar memilih pengganti sebagaimana telah
dilakukan oleh Khalifah terdahulu, sehingga tidak akan terjadi
perpecahan di tubuh umat Islam. Setelah mempertimbangkan usulan para
sahabat, Amirul Mukminin memutuskan untuk membentuk sebuah dewan yang
bertanggung jawab atas penunjukan Khalifah pengganti beliau.
Dewan yang dibentuk oleh Khalifah beranggotakan enam orang sahabat
nabi yang mula-mula masuk Islam; Ali bin Abi Thalib, Utsman bin Affan,
Abdurrahman bin Auf, Talhah bin Ubaidillah, Sa’ad bin abi Waqos dan
Zubair bin Al-Awwam. Adapun diantara enam orang anggota majlis syuro,
Abdurrahman bin Auf ditunjuk sebagai ketua yang bertanggung jawab
mengambil keputusan terakhir jika musyawarah diantara mereka menemui
jalan buntu.
Setelah melalui perdebadan panjang, akhirnya terpilih dua orang calon
khalifah; Ali bin Abi Thalib dan Utsman bin Affan. Abdurrahman bin Auf
melakukan konsultasi kepada para sahabat nabi, peteran perang dan
masyarakat luas mengenai siapa diantara dua orang calon yang paling
layak diangkat menjadi khalifah ketiga pengganti Amirul Mukminin Umar
bin Khattab. Berdasarkan suara mayoritas Abdurrahman bin Auf menunjuk
Utsman bin Affan untuk menggantikan Khalifah Umar bin Khattab.
Utsman bin Affan sebagai khalifah terpilih dihadapkan kepada sebuah
perkara yang tidak bisa dianggap mudah. Kekuasaan negara Islam yang
terbentang luas memerlukan perhatian yang ekstra sedangkan dirinya sudah
cukup tua. Utsman bin Affan telah memasuki usia 70 tahun pada hari
pelantikan sebagai khalifah.
Khalifah yang sudah tua mendapat tantangan dari beberapa daerah yang
sebelumnya tunduk dibawah kedaulatan negara Islam. Diantara daerah yang
memberontak adalah Azarbaijan, Armenia dan Iskandariah. Azerbaijan
adalah wilayah Persia paling Barat yang terakhir kali ditaklukan pada
masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab. Untuk meredam pemberontakan
Azerbaijan, Khalifah Utsamn bin Affan mengirim pasukan yang dipimpin
oleh Walid bin Uqbah. Pasukan Walid berhasil menumpas pemberontak, dan
Azerbaijan kembali tunduk dibawah perjanjian damai dengan pihak
Muslimin.
Untuk menumpas pemberontakan yang dilakakukan penduduk Armenia,
Utsman bin Affan mengutus Habib bin Maslamah dengan membawa 6000
pasukan. Pasukan Islam ternyata mendapat perlawanan yang sangat keras
dari penduduk Armenia yang dibantu oleh pihak Romawi. Menyadari
pasukannya tidak mungkin mampu mengalahkan lawan, Habib mengirim surat
kepada khalifah meminta tambahan pasukan. Walid bin Uqbah yang masih
berada di Azerbaijan, daerah paling dekat ke Armenia mengirim 8000 orang
bala bantuan. Dari Kufah sebanyak 6000 tentara dibawah komando Salman
bin Rabiah bergabung bersama Habib di Armenia. Pasukan gabungan muslimin
berhasil mengalahkan pasukan Armenia.
Sementara pemberontakan Azerbaijan dan Armenia bisa ditanggulangi,
Romawi melakukan perjalanan laut menuju Iskandariah untuk merebut
kembali Mesir dari tangan Islam. Sebanyak 300 kapal lengkap dengan
tenaga manusianya berhasil berlabuh di Iskandariah pada tahun 25
Hijriah. Menyambut kedatangan pasukan Romawi, Amr bin Ash membawa 15.000
orang prajurit yang berhasil memukul mundur mereka sehingga Mesir
menjadi aman kembali.
Selain berhasil mempertahankan wilayah kedaulatan negara Islam,
khalifah Utsman bin Affan juga berhasil memperluas wilayah muslimin
sampai ke Afrika Utara dari Tunisia sampai Tangier di Maroko. Pada masa
pemerintahan beliau juga untuk pertama kali negara Islam memiliki armada
laut yang dibentuk oleh Muawiyah bin Abi Sofyan. Aksi pertama dari
armada laut Islam adalah menaklukan pulau Cyprus yang dipimpin oleh
laksamana Arab pertama, Abdullah bin Qais.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar