China tengah berencana membangun
stasiun luar angkasa sendiri. Ini dalam rangka mengeksplorasi tempat
tinggal alternatif bagi manusia selain planet bumi.
“Perjalanan luar angkasa sangat penting bagi umat manusia, program kami selanjutnya adalah membuat stasiun luar angkasa sendiri,” ujar Zhigang pada konferensi pers di Jakarta, Kamis, 14 Oktober 2010. Jumpa pers itu berlangsung di atas geladak kapal pelacak satelit China, Yuanwang 5, yang merapat di Pelabuhan Tanjung Priok.
Zhai mengatakan stasiun luar angkasa yang akan dibangun China akan melakukan uji coba sel dan kondisi di luar angkasa. Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat sebuah kondisi atau tempat yang memungkinkan manusia dapat bertahan hidup di luar angkasa. Hal ini didasarkan pada kenyataan semakin padatnya bumi oleh manusia dan perlu adanya tempat lain yang dapat ditinggali selain bumi.
“Penduduk Bumi semakin banyak dan suatu saat tidak ada lagi ruang yang cukup untuk hidup. Karena itulah umat manusia harus mencari tempat tinggal baru di luar angkasa,” lanjut Zhai, yang keluar angkasa dengan menggunakan pesawat Shenzou 7 pada 2008.
China merupakan negara dengan teknologi antariksa tercanggih setelah Amerika Serikat dan Rusia. Namun, menurut Nie, ini bukan persaingan yang akan menimbulkan permusuhan. Semua negara di dunia memiliki kewajiban untuk bekerja sama dalam eksplorasi luar angkasa.
“Diperlukan kerja sama semua negara secara damai dalam memanfaatkan luar angkasa untuk keperluan ekplorasi dan eksploitasi demi kepentingan, keuntungan, ketentraman dan kesejahteraan umat manusia,” ujar Nie.
Ditanya mengenai pengalamannya di luar angkasa, kedua astronot mengaku berada di ruang tanpa gravitasi sangat menyenangkan dan nyaman sekali. Pada gravitasi nol, tubuh manusia seperti tanpa massa dan dapat melayang di udara.
“Yang tersulit mungkin adalah harus menyesuaikan diri dengan kondisi luar angkasa. Ketika tubuh sudah bisa menyesuaikan diri, kita harus kembali ke bumi, dan kita harus kembali menyesuaikan diri kita dengan kondisi bumi,” ujar Zhai.
“Luar angkasa adalah tempat impian yang ingin dikunjungi semua orang, kondisinya sangat berbeda dengan bumi. Namun, kami sangat bangga dapat mewakili tanah air kami, ini merupakan penghargaan setinggi-tingginya dari kami bagi China,” timpal Nie, yang pernah mengorbit selama empat hari pada 2005.
Kedatangan kedua astronot diiringi oleh merapatnya kapal pelacak satelit China Yuan Wang 5. Kapal berteknologi canggih dengan panjang 222 meter dan berat 25ribu ton ini bertugas untuk memantau dan melacak keberadaan satelit milik China. Kapal ini telah mengawal kesuksesan misi luar angkasa seperti penerbangan kapal luar angkasa Shenzou dan peluncuran satelit Chang'e.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar