Sumber : http://www.newworldencyclopedia.org/entry/Interstellar_medium
Diketahui
bahwa materi utama penyusun gas antarbintang adalah hidrogen dan sedikit helium,
dengan kerapatan sekitar 1 atom/cm3. Tetapi di beberapa tempat,
kerapatannya bisa mencapai 105 atom/cm3. Kerapatan sebesar
ini masih jauh lebih rendah dibanding kerapatan gas di Bumi, yaitu 1019
atom/cm3.
Awan gas
atau nebula ini terdiri atas dua daerah, yaitu H I dan H II. Disebut daerah H I (awan hidrogen netral)
yaitu daerah
tidak ada sumber gelombang ultraviolet yang dapat mengionisasi
hidrogennya. Awan ini gelap, dingin dan
transparan, sehingga pengamatan objek ini bergantung pada sifat yang dimiliki
oleh inti atom hidrogennya.
Sedangkan daerah H II (nebula
emisi) yaitu daerah bintang muda dan panas (golongan B dan O) yang terletak
dekat dengan nebula gas. Akibatnya pancaran ultraviolet dari bintang tersebut
akan mengionisasi gas hidrogen yang terkandung di dalam nebula itu.
Berdasarkan
pengamatan radio ditemukan bahwa ada molekul antarbintang, yaitu sejumlah
senyawa dalam sebuah awan gas. Hal ini diketahui dari sifat energi
elektromagnetik yang dipancarkan maupun diserap oleh awan gas tersebut, yaitu
molekul-molekul organik yang menjadi dasar kehidupan, di antaranya hidroksil
radikal, amonia, air, metil alkohol, metil sianida, formaldehid, hidrogen
sianida, dan karbon monoksida. Hanya saja, molekul-molekul ini jauh lebih kecil
dibanding hidrogen.
Hal
yang sangat menarik, meskipun materi antarbintang ini baru diketahui pada tahun
1920, tapi 15 abad yang lalu Al-Qur’an telah menarik perhatian manusia terhadap
keberadaannya dengan menggambarkan partikel-partikel ini. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
“Kepunyaan-Nyalah
semua yang ada di langit, semua yang di bumi, semua yang di antara keduanya,
dan semua yang di bawah tanah.” (QS. Thaha (20) : 6)
“Dan tidaklah Kami
ciptakan langit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya dengan
bermain-main.” (QS. Al-Anbiyaa’ (21) : 16)
Ini menunjukkan bahwa substansi yang begitu halus sehingga
dianggap sebagai debu, asap, atau gas dalam medium antarbintang ini sebagai maa baynahuma, yang diterjemahkan sebagai ‘segala
apa yang ada di antara keduanya’.
By Kalman (http://Mawasangka-bagea.blogspot.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar