Voyager dalah satelit luar angkasa milik NASA yang diterbangkan dengan beberbagai tujuan, satelit ini ada 2 yaitu Voyager 1 dan Voyager 2, kedua satelit ini adalah satelit nirawak atau satelit yang tak berawak.
Voyager 1 diterbangkan pada tanggal 5 September 1977 dan memiliki
kecepatan luncur 61.000 KM/jam, dari awal satelit ini terbang hingga
sekarang sudah mencapai 15 miliar KM dari bumi atau 9,3 miliar mill
menurut Astronomical Unit pada tanggal 17 Agustus 2006. Sedangkan
Voyager 2 diterbangkan pada tanggal 20 Agustus 1977 dengan menggunakan
pesawat luar angkasa Titan III. Voyager 2 ini tidak secepat Voyager 1,
Voyager 2 mengikuti lintasan atau trajektori yang lebih lambat sehingga
dapat bertahan pada jalur ekliptik.
Setelah lebih dari 30 tahun meninggalkan Bumi, dua satelit kembar
Voyager milik NASA kini sudah tiba di ujung tata surya. Kedua satelit
yang misi utamanya sebenarnya telah berakhir pada tahun 1980 dan 1989
lalu itu, kini siap memasuki ruang antar bintang (interstellar space).
“Sangat luar biasa,” kata Ed Stone, Voyager Project Scientist asal
California Institute of Technology yang telah memantau misi Voyager
sejak tahun 1972, seperti dikutip dari Cosmosmagazine, 2 Mei 2011.
“Selama ini, Voyager 1 dan 2 selalu menghasilkan penemuan baru. Setiap
temuan mengubah cara pandang kita terhadap dunia lain,” ucapnya.
Sejumlah temuan yang diungkapkan oleh Voyager adalah ditemukannya
gunung berapi di Io dan bukti-bukti adanya samudera di bawah permukaan
es bulan Europa (keduanya milik planet Jupiter) adanya hujan metana di
Titan (bulan milik Saturnus), kutub magnet yang aneh milik Uranus dan
Neptunus, air mancur mengandung es di Triton, bulan milik Neptunus,
serta angin planet yang bertiup makin kencang ketika planet menjauh dari
matahari.
Tidak ada yang mengetahui pasti berapa jarak yang harus ditempuh
Voyager untuk tiba di ruang antar bintang. Namun sejumlah peneliti yakin
bahwa ujung tata surya sudah dekat.
“Ketebalan heliosheath (kawasan di heliosphere di posisi setelah
titik termination shock di mana kecepatan angin turun ke bawah kecepatan
suara) diperkirakan mencapai 4,8 sampai 6,5 juta kilometer,” kata
Stone. “Artinya, Voyager akan keluar dari tata surya dalam 5 tahun ke
depan,” ucapnya.
Untungnya, masih ada cukup energi untuk melakukan perjalanan
tersebut. Kedua satelit Voyager masih mendapatkan pasokan daya dari
peluruhan panas radioaktif dari Plutonium 238. “Baterai” tersebut
diperkirakan cukup untuk menyediakan energi setidaknya hingga tahun
2020. Setelah itu, kata Stone, Voyager akan menjadi planet Bumi di
antara bintang-bintang.
Sebagai informasi, setiap satelit Voyager dilengkapi dengan Golden
Record, sebuah rekaman fonograf tembaga berlapis emas. Rekaman itu
mengandung 118 foto planet Bumi, rekaman musik terbaik dunia berdurasi
90 menit, esai audio yang terdiri dari berbagai suara yang ada di Bumi
mulai dari letupan lumpur, gonggongan anjing, sampai suara keberangkatan
roket Saturn 5, salam perkenalan dari 55 bahasa manusia, sebuah bahasa
ikan paus, skema gelombang otak dari wanita yang sedang jatuh cinta, dan
sambutan dari Kurt Waldheim, Sekjen PBB ketika itu.
“Miliaran tahun dari sekarang, saat planet Bumi dan benua yang ada
sudah berubah total, ketika seluruh spesies makhluk hidup telah
bermutasi atau punah, rekaman Voyager akan tetap ‘berbicara’ untuk
kita,” sebut pesan di rekaman Voyager.
Namun, sejumlah pengamat menyebutkan, kemungkinan alien menemukan
Golden Record itu sangatlah kecil. Pasalnya, satelit Voyager tidak akan
mencapai jarak beberapa tahun cahaya dari bintang lain hingga 40 ribu
tahun mendatang.
Meski tak diketahui pasti jaraknya, peneliti yakin bahwa ujung tata surya sudah dekat.
Sumber : (teknologi.vivanews.com/ humasristek)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar